Pembimbing Akademik
Tiyas Kusumaningrum,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Oleh:
Arlesiane Bida ndjurumbaha
132023143016
A. Definisi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Ibu KEK
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
(lubis, 2015).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi atau keadaan
patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Stephani dan
Kartika,2016).
Kekurangan Energi Kronik adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan
kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK
merupakan gambaran status gizi ibu di masa yang lalu,kekurangan zat gizi pada masa kecil
akan menyebabkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek (stunting). (Satiya, 2018).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki dampak
buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan
KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Lubis, 2015).
B. Etiologi
Kristandyo,dkk, (2016) mengatakan, keadaan KEK pada ibu hamil dilatar belakangi oleh
Selain hal tersebut terdapat faktor lainnya yang dapat menyebabkan KEK, antara lain
faktor sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, faktor pola konsumsi, faktor
perilaku), faktor biologis (usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas, berat badan saat hamil).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah asupan
makanan, penyakit infeksi, pendidikan, pengetahuan, ekonomi, umur ibu hamil, jarak
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK, hal ini
untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang
pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status
2. Asupan makanan
Asupan makanan adalah sejumlah makanan yang dikonsumsi seseorang dengan tujuan
untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tiap zat gizi yang
masuk akan memberikan fungsi yang penting bagi tubuh, misalnya sebagai
sumber tenaga yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas. Asupan makanan
juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang
baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.
3. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat
4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin atau anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu.Ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin atau bayi yang dikandung.
5. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat
keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya
pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang mengandung zat besi
(Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat
menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko
7. Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang
C. Manifestasi klinis
5. sering kesemutan
6. wajah pucat
9. penurunan kalori yang terbakar pada saat istirahat (resting metabolic rate/RMR)
D. Patofisiologi
lingkungandan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan
ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Bila
status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi
E. Pemeriksasaan Penunjang
Menurut (Stephanie dan Kartikasari, 2016) pemeriksaan penunjang pada hamil KEK sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) < 23,5
cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester pertama,
kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga
2. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah atau
3. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0 (kurang),
3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml) wanita hamil 5,5
4. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan
gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar
tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal
ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.
5. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan jangka panjang
(kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif untuk mereka wanita usia
subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil dengan dengan KEK menurut Depkes RI (2016) yaitu
dengan cara penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dimana PMT yang
dimaksudkan adalah berupa makanan tambahan bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari hari.
Makanan tambahan pemulihan ibu hamil dengan KEK adalah makanan bergizi yang
diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi, mkanan
tambahan ibu hamil diutamakan berupa sumber protein hewani maupun nabati misalnya seperti
ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahan seperti temped an tahu. Makanan
tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut, berbasis makanan lokal dapat
Adapun Penatalakasanaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis menurut para ahli
lainnya, yaitu :
a. Tambahan Makanan
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan sumber gizi
yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan tubuhnya sendiri
(Notoadmojo, 2015).
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan yang
Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan
sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain
Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera
dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karena
akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami daging atau ikan sebelum
dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan
terlalu panas.
c. Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan menurut
A. Pengkajian
1. Biodata : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, status pendidikan, pekerjaan,
3. Riwayat kesehatan sekarang :kaji pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bias
darah merupakan salah satu factor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung
6. Riwayat kehamilan: biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda dan kehamilan
yang berdekatan
7. Riwayat menstruasi: adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah
mengalami :
B. Pemeriksaan Fisik:
a. Breath ( B1):
b. Blood (B2):
c. Brain (B3):
d. Bladder (B4):
e. Bowel (B5):
- Palpasi abdomen : Tidak teraba jelas bagian janinnya, terdapat nyeri tekan atau
tidak
f. Bone (B6):
1. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energi d.d dispnea, penggunaan otot bantú
pengisian kapiler > 3 detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat (D. 0009)
8. Defisit Pengetahuan tentang penyakit anemia b.b kurang terpapar informasi d.d
9. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d merasa bingung, merasa khawatir dengan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana (Intervensi) Keperawatan Rasional
(P-E-S)
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Dukungan Ventilasi (I.01002) 1. Mengetahui frekuensi, kedalaman, bunyi
b.d penurunan energi d.d keperawatan selama 1x24 jam Observasi nafas tambahan, saturasi oksigen dalam batas
Edukasi
dalam
Kolaborasi
perlu
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen Cairan (I.03098) 1. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda
efektif b.d penurunan keperawatan selama 1x24 jam Observasi dehidrasi dan mencegah syok hipovolemik
kulit menurun)
Terapeutik
Edukasi
(mis anemia) maka tingkat perdarahan menurun 2. Anemia akibat perdarahan dapat terjadi
1. Monitor tanda & gejala perdarahan
dengan kriteria hasil :(L.02017) 3. Memberikan pemahaman mengenai tanda &
2. Monitor nilai Ht atau Hb sebelum dan
1. Perdarahan vagina menurun gejala perdarahan
setelah kehilangan darah
2. Perdarahan pasca operasi 4. Obat pengontrol perdarahan dapat mencegah
Edukasi
menurun perdarahan yang leih hebat
3. Jelaskan tanda & gejala perdarahan
3. Hb membaik(12-15.8 g/dl) 5. Menambah komponen darah yang tidak
Kolaborasi
4. Ht membaik(38%-46%) mencukupi untuk mencegah terjadinya
4. Kolaborasi pemberian obat pengontrol
anemia
perdarahan
Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Ibu Hamil diProvinsi Papua dan Papua Barat
[Jurnal] Volume 8 Nomor 1. Jakarta :Program Studi Ilmu Gizi Politeknik Kesehatan Depkes.
Lubis, Lili, Angriani. (2015).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa[Skripsi]. Medan:
Satya, Y. (2017). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bungus. Padang: Poltekkes Kemenkes RI Padang.
TIM Pakja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia: Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat
TIM Pakja SIKI DPP PPNI. 2017. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia: Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat
TIM Pakja SLKI DPP PPNI. 2017. Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat