Disusun Oleh:
I PUTU SUPARLIKA
11194692010072
Menyetujui,
Menyetujui,
Mengetahui,
NIK. 1166102012053
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012)
b. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia
terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan
yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na
dan air dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer
penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan
berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
a. Vasospasmus menyebabkan :
• Hypertensi
• Pada otak (sakit kepala, kejang)
• Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
• Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
• Pada hati (icterus)
• Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia yaitu :
• Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
• Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
• Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
• Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan
koma.
c. Factor Perdisposisi Preeklamsi
• Molahidatidosa
• Diabetes melitus
• Kehamilan ganda
• Hidrocepalus
• Obesitas
• Umur yang lebih dari 35 tahun
c. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Preeklamsi Ringan :
d. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi
dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan
penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit.
Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre
eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah
dan timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan
karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre
eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh
yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu
timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat
terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.15).
e. Manifestasi Klinis
a penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
f. Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi
antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP
(Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi
retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya
insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat
dan prematuritas.
g. Pemerikasaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
pre eklamsia yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah Sumber
Lengkap :dan Apusan
Doengs Darah
Marilyn 2015
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150.000-450.000/mm3)
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi Hati
a) Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dL).
b) LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 uL.
d) Serum Glutamat Pirufat Transaminase (SGPT) meningkat
(N= 15-45 u/ml)
e) Serum Glutamat Oxaloacetic transaminase (SGOT)
meningkat (N= < 31 u/ml)
f) Total protein serum menurun (N= 6,7 – 8,7 g/dL)
4) Tes Kimia Darah
Asam urat meningkat > 2,7 mg/dL, dimana nilai normalnya
yaitu 2,4 – 2,7 mg/dL b. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonografi (USG).
Hasil USG menunjukan bahwa ditemukan retardasi
perteumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
2) Kardiotografi
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan kardiotografi
menunjukan bahwa denyut jantung janin lemah
h. Penatalaksanaan
1 Pengobatan medis :
a. Diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5%
sebanyak 500cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4: dosis
awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram perjam drip
infus (80ml/jam atau 15-20 tetes/menit)
b. Obat antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih
dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 110 mmHg
c. Obat nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10mg oral. Bila dalam 2
jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi
(Rohan,2013).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di
daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani
aktif bila ada satu atau lebih kriteria ini.
- Ada tanda-tanda impending eklampsia
- Ada hellp syndrome
- Ada kegagalan penanganan konservatif
- Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
- Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 :
dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80
ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : – frekuensi
napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada tanda-tanda gawat napas –
diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya – refleks patella
positif. MgSO4 dihentikan bila : – ada tanda-tanda intoksikasi – atau
setelah 24 jam pasca persalinan – atau bila baru 6 jam pasca persalinan
sudah terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu
Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena
dalam 3 menit).Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik
lebih dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 110
mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10
mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg
lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan
induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau
prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak
terpenuhi atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan
pervaginam kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik (pembedahan,
trauma jalan lahir,episiotomy).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efekanestesi.
3. Defisiensi kurang pengetahuan perawatan payudara
berhubungan dengan kurangnya informasi
II. Rencana Tindakan Keperawatan
Purwoastusti, Walyani, Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial untuk Kebidanan, 2015
Sumiati & Dwi F. (2012). “Hubungan obesitas terhadap pre eklamsia pada kehamilan di
RSU Haji Surabaya”. Embrio, Jurnal Kebidanan, Vol 1, No.2, Hal. 21-24.