Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN IBU

DENGAN (PEB) DIRUANG VK-BERSALIN


RS MOCH ANSARI SALEH

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Maternitas


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
I PUTU SUPARLIKA
11194692010072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : PERSALINAN IBU DENGAN (PEB)


NAMA MAHASISW : I PUTU SUPARLIKA
NIM : 11194692010072

Banjarmasin, November 2020

Menyetujui,

RS Moch Ansari Saleh Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Ns. Hj. Helmina, S.Kep Umi Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep


NIK. ..................... NIK. ......................
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : PERSALINAN IBU DENGAN (PEB)


NAMA MAHASISWA : I PUTU SUPARLIKA
NIM : 11194692010072

Banjarmasin, November 2020

Menyetujui,

RS Moch Ansari Saleh Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Ns. Hj. Helmina, S.Kep Umi Hanik Fetriyah, Ns., M.Kep


NIK. ..................... NIK. ......................

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan


Universitas Sari Mulia

Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM

NIK. 1166102012053
LAPORAN PENDAHULUAN

a. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012)

b. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti,tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia
terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan
yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na
dan air dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer
penyakit ini, akan tetapi vasospasmus  ini yang menimbulkan
berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,

a.         Vasospasmus menyebabkan :
• Hypertensi
• Pada otak (sakit kepala, kejang)
• Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
• Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
• Pada hati (icterus)
• Pada retina (amourose)
b.         Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia yaitu :
• Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
• Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
• Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
• Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan
koma.
c.         Factor Perdisposisi Preeklamsi
• Molahidatidosa
• Diabetes melitus
• Kehamilan ganda
• Hidrocepalus
• Obesitas
• Umur yang lebih dari 35 tahun

c. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
a.  Preeklamsi Ringan :

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada


posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg
atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak
periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.
2)  Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB
meningkat)
3) Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan
kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.
b.       Preeklamsi Berat
1) TD 160/110 mmHg atau lebih
2)  Proteinuria 5gr atau lebih perliter
3)  Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
4)   Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri
pada efigastrium
5)   Terdapat edema paru dan sianosis

d. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi
dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan
penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit.
Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre
eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah
dan timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan
karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre
eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh
yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu
timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat
terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.15).
e. Manifestasi Klinis
a   penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
b.   Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka.
c.  Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)

1) TD > 140/90 mmHg atau


2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3)  Diastolik>15 mmHg
4)  tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di
curigai sebagai preeklamsi
d.   Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kuwalitatif  +1 /  +2.

2)  Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan


kateter atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6
jam

f. Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi
antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP
(Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi
retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya
insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat
dan prematuritas.

g. Pemerikasaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
pre eklamsia yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah Sumber
Lengkap :dan Apusan
Doengs Darah
Marilyn 2015
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150.000-450.000/mm3)
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi Hati
a) Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dL).
b) LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 uL.
d) Serum Glutamat Pirufat Transaminase (SGPT) meningkat
(N= 15-45 u/ml)
e) Serum Glutamat Oxaloacetic transaminase (SGOT)
meningkat (N= < 31 u/ml)
f) Total protein serum menurun (N= 6,7 – 8,7 g/dL)
4) Tes Kimia Darah
Asam urat meningkat > 2,7 mg/dL, dimana nilai normalnya
yaitu 2,4 – 2,7 mg/dL b. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonografi (USG).
Hasil USG menunjukan bahwa ditemukan retardasi
perteumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
2) Kardiotografi
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan kardiotografi
menunjukan bahwa denyut jantung janin lemah

h. Penatalaksanaan
1 Pengobatan medis :
a. Diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5%
sebanyak 500cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4: dosis
awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram perjam drip
infus (80ml/jam atau 15-20 tetes/menit)
b. Obat antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih
dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 110 mmHg
c. Obat nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10mg oral. Bila dalam 2
jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi
(Rohan,2013).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di
daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani
aktif bila ada satu atau lebih kriteria ini.
- Ada tanda-tanda impending eklampsia
- Ada hellp syndrome
- Ada kegagalan penanganan konservatif
- Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr   
-  Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus
dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 :
dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80
ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : – frekuensi
napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada tanda-tanda gawat napas –
diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya – refleks patella
positif. MgSO4 dihentikan bila : – ada tanda-tanda intoksikasi – atau
setelah 24 jam pasca persalinan – atau bila baru 6 jam pasca persalinan
sudah terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu
Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena
dalam 3 menit).Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik
lebih dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 110
mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10
mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg
lagi. Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan
induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau
prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak
terpenuhi atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan
pervaginam kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik (pembedahan,
trauma jalan lahir,episiotomy).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efekanestesi.
3. Defisiensi kurang pengetahuan perawatan payudara
berhubungan dengan kurangnya informasi
II. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Kolaborasi Hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungansaling percaya


keperawatan selama 1x24 jam 2) Lakukan pengkajian 1. Agar klien percaya dan mudah
berhubungan nyeri dapat berkurang kriteria nyeri secara komprensif melakukan
dengan injury fisik hasil : termasuk lokasi, karakteristik, durasi, 2) Pengkajian yang spesifik
kriteria hasil : frekuensi,danfaktorpenyebab. Membantu intervensi yang tepat
(pembedahan, 1) Melaporkan bahwa nyeri 3) Observasi reaksi nonverbal dari 3) Untuk mengetahui tingkat nyeri
trauma jalan berkurang Ketidak nyamannan klien
2) Mampu mengenali skala 4) Mengajarkan tehnik distraksi dan 4) Agar nyeri dapat berkurang
lahir,episiotomy). nyeri (skala,intensitas, relaxsasi 5) Agar mengetahui pengalaman
frekuensi, dan tanda nyeri) 5) Gunakan tehnik komunikasi nyeri
3) Wajah rileks terapiutik untuk mengetahui 6) Untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan klien rasa nyeri
6) Perhatikan lingkungan 7) Untuk mengobati atau mengurangi
yang dapat mempengaruhi nyeri, suhu .
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan dll)
7) Kolaborasi pemberian analgesik
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Fluid Management 1) Agar klienpercaya dan mudah
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam 1) Kaji pegaruh aktivitas Terhadap kondisi Melakukan pengkajian
efekanestesi dapat melakukan mobilisasi luka dan kondisi tubuh klien 2) Aktivitas mempengaruhi kondisi
sesuai dengan kemampuan 2) Atur tempat tempat tidur semifowler luka
kriteria hasil : 3) Anjurkan untuk melakukan gerakan pos operasi
1) beraktivitas secara mandiri kaki 3) Pengaturan tempat tidur yang
2) Dapat melakukan mobilisasi 4) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan Nyaman mengurangi rasa nyeri
3) Klien mampu melakukan sehari-hari klien
perawatan diri 5) Evaluasi perkembangan 4) Gerakan kaki saat klien berbaring
klien dalam melakukan aktivitas secara Mengurangi rasa kekakuan
bertahap Seteah dilakukan operasi
6) Anjurkan klien untuk istirahat 5) Mengistirahat kan klien secara
optimal
6) Mengetahui kondisi umum
klien
7) Dapat meninggkatkan proses
Penyembuhan dan kemampuan
Defisiensi kurang Setelah dilakukan tindakan 1) Bina hubungan saling percaya 1) Agar klien percaya dan
pengetahuan perawatan keperawatan selama 1x24 jam 2) Jelaskan pentingnya perawatan Mudah melakukan pengkajian
payudara berhubungan kien mampu dapat melakukan Payudara 2) Agar tidak terjadi
dengan kurangnya perawatan payudara 3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi Bendungan ASI
informasi kriteria hasil : ibu menyusui 3) Agar membuat klien lebih rileks
1) Klien mampu melakukan 4) Ajarkan cara perawatan 4) Agar payudara klien tetap sehat
Perawatan payudara Payudara dengan benar dan tidak terjadi infeksi
sendiri 5) Memberikan posisi semi 5) Mempermudah saat klien
2) Meningkatkan produksi ASI fowler saat menyusui Memberikan ASI nya
3) Mencegah terjadinya
bendungan ASI
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H. (2012). Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014.


Jakarta:EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC

Nuratif, Kusuma, Nanda : Nic-Noc. 2015

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka


Cipta

Purwoastusti, Walyani, Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial untuk Kebidanan, 2015

Rohan, Soyoto, 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi

Sarwono, Wiknjosastro Hanifa . Pengantar Ilmu Kebidanan, Edisi 4, 2010. Yayasan


Pustaka

Sumiati & Dwi F. (2012). “Hubungan obesitas terhadap pre eklamsia pada kehamilan di
RSU Haji Surabaya”. Embrio, Jurnal Kebidanan, Vol 1, No.2, Hal. 21-24.

Widiastuti, N. P. A. (2012). “Asuhan keperawatan pre eklamsia”.


http://nursingisbeautiful.wordpress.com/2010/12/03/askep-preeklampsia/

Anda mungkin juga menyukai