DISUSUN OLEH:
NIM. P17312215062
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEBIDANAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Persepti,
Menyetujui,
Perseptor Akademik,
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif Penilaian Pertumbuhan
dan Perkembangan Pada Anak “A” Usia 36 Bulan, yang diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas Stase VII Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Kediri, ……………...
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
Kehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala-gejala yang jelas dank has
kalau sudah terganggu. Kehamilan ektopik yang muda dan masih utuh, gejala-
gejalanya sama dengan kehamilan muda intrauterine. Gejala-gejala terpenting dari
kehamilan ektopik terganggu ialah:
1. Nyeri perut
Gejala ini paling sering dijumpai dan terdapat pada hamper semua penderita.
Nyeri perut ini dating setelah mengangkat benda yang berat, buang air besar tapi
kadang-kadang juga saat pasien sedang beristirahat.
2. Amenore
Walaupun amenore sering dikemukakan dalam anamnesa, tidak boleh menarik
kesimpulan bahwa kehamilan tuba tidak mungkin kalau gejala ini tidak ada.
Lebih-lebih pada wanita Indonesia, yang kurang memperhatikan haidnya,
perdarahan patologis yang disebabkan oleh kehamilan ektopik dianggap haid
biasa.
3. Perdarahan pervaginam
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrosis dan
dikelurkan dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit,
perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus
biasa.
4. Syok hipovolemia
Tanda syok lebih jelas jika pasien duduk, juga terdapat oliguria. Kedua gejala ini
dapat dicari sebelum pasien memperlihatkan tanda gejala syok yang jelas.
5. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma).
6. Nyeri pada palpasi
Perut penderita biasanya agak tegang dan kembung.
7. Nyeri pada toucher
Terutama apabila serviks digerakkan atau pada perabaan kavum Douglass (nyeri
goyang).
8. Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormone-
hormon kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan
uterus dengan kehamilan intrauterine yang sama umurnya.
9. Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan
darah dituba dan sekitarnya.
10. Gangguan kencing
Kadang-kadang terdapat gejala sering kencing karena perangsangan peritoneum
oleh darah didalam rongga perut.
11. Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar hemoglobin turun pada kehamilan tuba yang
terganggu, karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.
(Sastrawinata, 1984).
D. Patofisiologi Kehamilan Ektopik Terganggu
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi tidak mungkin janin
tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu
pada umur kehamilan antara 6-10 minggu. Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat
beberapa kemungkinan yaitu:
a. Hasil kosepsi mati dan diresorbsi padaimplantasi secara kolumner, ovum yang
dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi
resorbsi total dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya
haidnya terlambat untuk beberapa hari.
b. Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaanpembuluh darah oleh villi koriales
pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding
tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat
terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan
yang timbul.
c. Rupture dinding tuba
Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya
ada kehamilan muda, sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada
kehamilan yang lebih lanjut factor utama yang menyebabkan rupture ialah
penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus
dan pemeriksaan vaginal (Prawirohardjo, 2011).
E. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosis banding tersering untuk kehamilan ektopik adalah abortus
imminens. Diagnosis banding lainnya adalah penyakit radang panggul baik akut
maupum kronis, kista ovarium (terpuntir atau rupture), dan apendisitis akut. Jika
tersedia, ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan abortus imminens atau
kista ovarium terpuntir dengan kehamilan ektopik (Saifuddin, 2014).
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak (akut) biasanya
tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan adalah haid yang terlambat untuk
beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah
dan tanesmus. Dapat terjadi perdarahan pervaginam. Yang menonjol ialah penderita
tampak kesakitan, pucat dan pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok serta
perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan serviks
yang nyeri bila digerakkan dan kavum Douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis atipik
atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas, demikian pula nyeri perut tidak nyata
dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila
perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam
keadaan demikian, alat bantu diagnostic amat diperlukan untuk memastikan
diagnosis.
Diagnosis kehamilan ektopik ada tiga komponen atau bentuk:
Pengangan selanjutnya:
Moussa, B., Serge, T. A. E., David, L., Adama, D., & Issa, O. (2022). Ectopic
Pregnancy: Epidemiological, Clinical, Therapeutical, Anatomopathological
Aspects and Prognosis at the Department of Obstetrics and Gynecology of the
Teaching Hospital Souro Sanou of Bobo-Dioulasso: About 79 Cases and
Literature Review. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 12(01), 1–10.
https://doi.org/10.4236/ojog.2022.121001
Nurul Azizah, & Rosyidah, R. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Obstetri Pathologi
(Pathologi Dalam Kehamilan). Umsida Press.
https://doi.org/10.21070/2019/978-602-5914-88-1