Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

“PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI, PERIODE PRAKTIK


23 MEI – 04 JUNI 2022 DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT AURA
SYIFA KABUPATEN KEDIRI”

DISUSUN OLEH:
NISA SHABRINAFI AMALIA
NIM. P17312215062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Stase Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Kolaborasi


pada Kasus Patologi dan Komplikasi dengan Judul Persalinan Dengan Ketuban
Pecah Dini di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri

Telah disetujui pada tanggal……………………….

Persepti,

(Nisa Shabrinafi Amalia)


NIM. P17312215062

Menyetujui,

Perseptor Akademik,

(Eny Sendra, S.Kep,Ns., M.Kes)


NIP. 19640414 198802 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan “Persalinan dengan
Ketuban Pecah Dini” yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan
Komplikasi

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Malang.
2. Herawati Mansur, SST.,M.Pd.,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan Pembimbing
3. Ika Yudianti, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
4. Eny Sendra, S.Kep,Ns., M.Kes, selaku Pembimbing Akademik
5. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih ada banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk
menyempurnakan. Semoga Laporan Asuhan Kebidanan ini berguna bagi semua
pihak yang memanfaatkan

Kediri, ……………...

Penulis
KETUBAN PECAH DINI

A. Pengertian Ketuban Pecah Dini


Definisi ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan/sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten)
(Nugroho, 2012).
Ketuban pecah dini/Early Prematur Rupture Of Membrane (PROM)
adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi
kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm (Maryunani & Puspita,
2013).
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami
ketuban pecah prematur (Prawirorahardjo, 2010). Ketuban yang pecah
spontan 1 jam sebelum dimulainya persalinan diartikan sebagai pecah dini.
Ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Penatalaksanaan pasien
bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan
RDS (Respiration Dystress Syndrome) (Prawirorahardjo, 2014).

B. Etiologi Ketuban Pecah Dini


Penyebab dari KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan
secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktok-faktor yang berhubungan
erat dengan KPD, namun faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD,
namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.
Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah
 Infeksi: infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
menyebabkan terjadinya KPD.
 Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh
karena kalainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).
 Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gamelli.
 Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
maupun amniosintesis menyebabkan terjadiya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
 Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi
tekanan terhadap membran bagian bawah.
 Keadaan sosial ekonomi
 Faktor lain:
- Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang
tidak sesuai dapat, menimbulkan kelemahan bawaan termasuk
kelemahan jaringan kulit ketuban.
- Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
- Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
- Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin C).
Beberapa faktor risiko dari KPD:
 Inkompetensi serviks (leher rahim)
 Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
 Riwayat KPD sebelumnya
 Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
 Kehamilan kembar
 Trauma
 Serviks (leher rahim) tang pendek (<25mm) pada usia kehamilan
23 minggu
 Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis.
(Nugroho, 2012)

C. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini


a. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
b. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah.
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi
(Maryunani & Puspita, 2013)

D. Patofisiologi Ketuban Pecah Dini


Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:
a) Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
b) Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
c) Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan
langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.
d) Infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau
dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin,
kemudian ke ruang intraamnion.
e) Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin
menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).
f) Tindakan iatrogenik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam
yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi.
g) Kuman yang sering ditemukan: Streptococus, Staphylococcus (gram
positif), E. Coli (gram negatif), Bacteroides Peptococcus (anaerob)
(Maryunani & Puspita, 2013).
E. Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Untuk mendiagnosa ketuban pecah dini yaitu dengan menentukan
pecahnya selaput ketuban di vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan
menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau
mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus
(nitrazin test) merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu
dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda
infeksi adalah bila suhu ibu ≥48°C serta air ketuban keruh dan berbau.
Leukosit darah > 15.000/mm3. Tentukan tanda-tanda persalinan, tentukan
adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan
penanganan aktif (terminasi kehamilan) (Prawirohardjo, 2014).
F. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini
Sebagai gambabaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini
dapat dijabarkan sebagai berikut: (Manuaba, 2010)

a. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas


paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang
sehat.
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi peicu
sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas.
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid,
sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
Kehamilan ≥37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 25µg – 50µg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
sesarea. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan (Prawirohardjo, 2014).
G. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
Komplikasi yang terjadi pada KPD meliputi mudah terjadinya infeksi intra
uterin, partus prematur, dan prolaps bagian janin terutama tali pusat .Terdapat
tiga komplikasi utama yang terjadi pada KPD yaitu peningkatan morbiditas
neonatal oleh karena prematuritas, komplikasi selama persalinan dan
kelahiran, dan resiko infeksi baik pada ibu maupun janin. Risiko infeksi
karena ketuban yang utuh merupakan penghalang penyebab infeksi
(Prawirohardjo, 2014).
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan
janin, serta hipoplasi pulmonal. Komplikasi akibat KPD kepada bayi
diantaranya adalah IUFD, asfiksia dan prematuritas. Sedangkan pada ibu
diantaranya adalah partus lama, infeksi intrauterin, atonia uteri, infeksi nifas,
dan perdarahan post partum (Mochtar, 2017).
H. Prognosis
Prognosis KPD menurut Prawirohardjo (2014) yaitu:
1. Terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu
terjadi (aminionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan, jadi
akan meninggikan mortalitas dan mobiditas perinatal. Dampak yang
ditimbulkan pada janin meliputi prematuritas, infeksi, mal presentasi,
prolaps tali pusat dan mortalitas perinatal.
2. Terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka,maka dapat terjadi infeksi
intrapartum,apa lagi terlalu sering diperiksa dalam, selain itu juga dapat
dijumpai infeksi peupuralis (nifas), peritonitis dan seftikamia, serta dry-
labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring ditempat tidur, partus akan
menjadi lama maka suhu tubuh naik,nadi cepat dan nampaklah gejala-
gejala infeksi. Hal-hal di atas akan meninggikan angka kematian dan
angka morbiditas pada ibu. Dampak yang ditimbulkan pada ibu yaitu
partus lama, perdarahan post partum, atonia uteri, infeksi nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, KB untuk Pendidikan


Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.
Jakarta : Trans Info Medika.
Mochtar, Rustam. 2017. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2 . EGC. Jakarta.
Nugroho, Taufan. 2012.Kasus Emergency Kebidanan.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono

Anda mungkin juga menyukai