Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA

KONTRASEPSI PIL KOMBINASI


Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan KB dan
Kesehatan Reproduksi

Dosen Pembimbing : Susanti Pratamaningtyas, M.Keb

Semester IV / Kelas 2A

Kelompok 4

Disusun oleh :

Alif Ajeng M.J. (P17321171005)


Nur Dina Elviana D. (P17321171011)
Priti Emawati (P17321172015)
Titin Dwi rahayau (P17321173024

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dalam Kontrasepsi Pil
Kombinasi
Pada : ………………………………………………………………………
Di : ………………………………………………………………………
Periode tanggal : ………………………………………………………………………

Telah disetujui oleh pembimbing

Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa

…………………………. ………………………….

NIP. NIM.

Mengetahui

Pembimbing Akademik

………………………….

NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tempat Praktik :
Tanggal :

A. Konsep Teori
- Definisi, Etiologi, Fisiologi/Patofisiologi, Tanda Gejala, Penatalaksanaan, dll
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
C. Daftar Pustaka

Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa

…………………………. ………………………….

NIP. NIM.

Mengetahui

Pembimbing Akademik

………………………….

NIP.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Keluarga Berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20.
Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan
kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari
120 juta wanita di negara berkembang tidak memiliki cara mencegah
kehamilan(Glassier,2005).
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum. Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB
menyebabkan hormon yang terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan
maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan.
Permasalahan tentang rendahnya pendidikan wanita Indonesia mengakibatkan rasa
tidak ingin tahu tentang penggunaan pil KB sehingga dapat menyebabkan mayarakat
tidak teratur mengkonsumsi pil KB. Oleh karena itu, kami menyusun Laporan
Pendahuluan ini seraya bertujuan untuk memeberikan pengetahuan mengenai alat
kontrasepsi terutama pil kombinasi dan sebagai acuan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada masyarakat yang membutuhkan alat kontrasepsi.
1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan Umum.
Mahasiswa mampu melaksanakan perawatan dan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada ibu yang akan menggunakan kontasepsi khususnya
kontrasepsi pil kombinasi dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus.
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus ibu.
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada ibu.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.

1.3 Metode Pengumpulan Data.


Menejemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
a) Wawancara.
Merupakan metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti
metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b) Observasi.
Merupakan cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang telah diteliti.
c) Pemeriksaan fisik.
Merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien
secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, austkultasi dan perkusi untuk mendapatkan
data yang obyektif.
d) Studi dokumentasi.
Merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari
dokumen asli. Dengan melihat data dan riwayat ibu direkam medik.
e) Studi Kepustakaan.
Merupakan pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku
serta makalah-makalah yang ada hubungannya dengan kasus.
1.4 Sistematika Penulisan.
Halaman Judul.
Lembar Pengesahan.
Format Laporan Pendahuluan.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan Umum.
1.2.2 Tujuan Khusus.
1.3 Metode Pengumpulan Data.
1.4 Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar.
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan.
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney.
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP.
2.2.3 Bagan dan Alur berfikir Varney dan Dokumentasisian secara SOAP.
BAB III TINJAUAN KASUS
Menggunakan Dokumentasi SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V PENUTUP.
5.1 Kesimpulan.
5.2 Saran.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar
2.1.1. Definisi KB
Menururt WHO (World Health Organization) Expert Commite 1970) : adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1. Mendapatkan objektif-objrktif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang memang tidak diinginkan
3. Mengatur kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan
Kependudukan/KB yang dapat diberikan saebagai berikut:
1. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan kontrasepsi (PK)
4. Pelayanan infertilitas
5. Pendidikan seks (sex education)
6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetic
8. Test keganasan
9. Adopsi

2.1.2. Etiologi KB
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang memang tidak diinginkan
3. Mengatur kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2.1.3. Pil Kombinasi
a. Pengertian
Alat Konstrasepsi Pil Kombinasi merupakan salah satu bentuk
kontrasepsi Hormonal. Sebagian besar wanita dapat enerima tanpa
kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta dirasi antara 4 sampai 6
hari. Disamping durasi 4 sampai 6 hari, masih terdapat patrun menstruasi
wanita :
 Wanita tergolong durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan
pil KB dengan efek esterogen tinggi.
 Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil KB
dengan efek esterogen yang rendah.
b. Jenis
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif esktrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
2. Bifasik : pil yang tersdia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Memilih di antara 3 kadar/ dosis estrogen dalam Pil OraL Kombinasi:
1. POK dengan Estrogen 80-100 mcg
Merupakan POK dengan dosis estrogen paling tinggi.
Pada keadaan apapun jangan mulai POK dengan dosis estrogen >50
mcg. Telah diakui dan diterima bahwa POK dengan dosis estrogen
80-100 mcg harus dihindari karena apat menimbulkan komplikasi
yang serius. Hanya pada keadaan-keadaan tertentu saja pemberian
POK dengan estrogen 80-100 mcg dapat diberikan dan dibenarkan,
misalnya:
a. Ketika sulit sekali mengontrol perdarahan bercak (spotting) atau
pada keadaan dimana tidak terjadi perdarahan withdrawal, pada
peamkaian POK dosis rendah, sehingga perlu beralih ke POK
dengan dosis estrogen 80-100 mcg.
b. Acne, perdarahan disfungsional uterus, kista ovarium dengan
diameter <6 cm dan endometriosis kadang diobati dengan
menggunakan POK yang berisis estrogen >50 mcg.
c. Jarang-jarang, dapat etrjadi gejala-gejala seperti pada menopause,
dimana kadar estrogennya rendah. Gejala tersebut dapat
dihilangkan dengan POK dengan dosis 8-100 mcg.
d. Akseptor yang memakai POK dengan dosis estrogen 30-50 mcg
dan memakainya dengan benar dan tetap mengalami kegagalan,
mungkin dapat beralih ke POK dosis estrogen lebih tinggi. Atau
cara kedua mengurangi hari-hari bebas Pil-oral misalnya dari 7
menjadi 5-6 hari saja, sehingga akseptor minum pil oral aktif
selama 21 hari diikuti hanya 5-6 hari bebas pil oral.
e. Akseptor yang memerlukan Rifampisin atau phenytoin (dilantin),
dimana kedua obat tersebut mempercepat pemecahan estrogen
dalam POK, mungkin perlu memilih ke POK dengan dosis
estrogen 50-100 mcg.
2. POK dengan Dosis Estrogen <30 mcg
Merupakan dosis estrogen paling rendah dalam POK.
Umumnya kurang disukai karena menjadi perdarahan bercak
(spotting), dan pil-pil oral yang lupa diminum dapat memperbesar
resiko timbulnya ovulasi dan spotting.
Rasa mual, nyeri payudara, retensi air dan nyeri tungkai (tetapi
bukan berhubungan dengan trombophlebitis) dapat menyebabkan
peralihan ke POK dengan dosis 20 mcg Ethinyl, estradiol, dan bila
beralih ini tidak menolong gejala-gejala tersebut, dapat
dipertimbangkan untuk beralih ke Pil oral yang hanya berisi progestin
saja.
3. POK dengan Dosis Estrogen 30-5- mcg
Saat ini kebanyakan akseptor muli dengan POK yang berisi 30
aau 35 mcg estrogen. Esthinyl estradiol yang dipakai pada POK <50
mcg).
Catatan:
Satu hal sangat penting yang harus diingat yaitu pemberian POK
dosis rendah dapat menyebabkan spotting san amenore. Maka calon
akseptor harus diberitahu tentang kemungkinan tersebut, karena
perdarahan ireguler dapat menyebabkan akseptor menghentikan Pil-
oralnya dan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
c. Cara kerja
1. Menekankan ovulasi
2. Mencegah implantasi

d. Indikasi Pil KOmbinasi


Pada prinsipnya semua ibu boleh menggunkan pil kombinasi, seperti:
1. Usia produksi
2. Telah memiliki anak maupun yang belum memiliki anak
3. Gemuk atau kurus
4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif,
sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi
ibu tersebut
7. Pascakeguguran
8. Anemia karena haid berlebihan
9. Nyeri haid hebat
10. Siklus haid haid tidak teratur
11. Riwayat kehamilan ektopik
12. Kelainan payudara jinak
13. Kencing manis tanpa kompilakasi pada ginjal, pembuluh darah, mata
dan saraf
14. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor
ovarium jinak.
15. Menderita TBC (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
16. Varises vena
e. Kontraindikasi Pil Kombinasi
1. Hamil atau dicurigau hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
5. Perokok dengan usia > 35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
7. Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis > 20
tahun
8. Kenker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Migraine dan gejala neurologic fokal ( epilepsy/riwayat epilepsy)
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
Secara singkat dapat disebutkan bahwa Kontra Indikasi POK adalah
sebagai berikut:
1. Kontra Indikasi Absolut:
a. Trombophlebitis,penyakit-penyakit tromboembolik, penyakit
serebrovaskuler, oklusi koroner, atau riwayat pernah menderita
penyakit-penyakit tersebut.
b. Gangguan fungsi hepar.
c. Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma payudara.
d. Neoplasma yang estrogen dependen atau diduga menderita
neoplasma yang estrogen ependen.
e. Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui penyebabnya.
f. Kehamilan atau diduga hamil.
g. Ikterus obstruktif dalam kehamilan.
h. Hiperlipidemia kongenital/familial.
2. Kontraindikasi relatif:
a. Sakit kepala migraine.
b. Hipertensi.
c. Leiomyoma uteri.
d. Epilepsi, sebabnya yaitu karena adanya retensi uair (karena pil
oral) dapat memicu aktivitas tas serangan pada pendrita epilepsi.
e. Varises, pil oral ini dapat mengurangi kecepatan aliran darah dan
menambah koagulabilitas, sehingga risiko mendapatkan
trombophlebitis pada wanita dengan varises.
f. Diabetes gestational.
g. Bedah elektif.
h. Wanita berumur >35 tahun.

f. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi


1. Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil.
2. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke-14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan
paket pil tersebut.
1) Setelah melahirkan:
2) Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
3) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
4) Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
4. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa
perlu menunggu haid

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan.


2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney.
Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya :
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien.
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnose.
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera.
5. Perencanaan.
6. Implementasi.
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk
mengkaji pasien.
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien. Data dasar
tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta
tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas.
Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti dan Objektif
 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi dat menentukan
diagnose.
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada beberapa
masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai dianosa, tetapi perlu
dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan komprehensif.
 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa
lain.
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini penting
untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan guna keamanan
pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan dan persiapan
kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.
 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/ identifikasi
kebutuhan segera.
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan prenatal
tetapi tetap berlangsung sampai ketika pada masa nifas. Pengkajian untuk
mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap dilakukan.
 Langkah ke V (lima): Perencanaan.
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan terdahulu
(langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah serta
diagnosa. Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh atau
tambahan informasi data dasar.

2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP


Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri
dari empat langkah yaitu;
 S : Data Subjektif
Ibu ingin mendapatkan KB Pil, lama haid 8-10 hari, HPHT haid hari
pertama, jumlah darah haid 4-6 softex/hari, tidak ada flour albus.
 O : Data Objektif /
Hasil pemeriksaan fisik, KU: baik, kesadaran composmentis, Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, Nadi: 60-100x/menit, RR: 20x/menit. Tidak sedang
hamil, setelah menyusui eksklusif.
 A : Analisa/Assessment
Interpretasi data dasar ditemukan :
P.. A.. calon akseptor/akseptor pil dengan ..
 P : Penatalaksanaan
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
2) Memberikan konseling awal KB kepada Ibu yaitu menjelaskan
informasi mengenai KB.
3) Memberikan Konseling serta memberikan pil kepada ibu KB pil
kombinasi.
4) Memberikan informed consent kepada ibu
5) Mempersiapkan pasien dan lingkungan.
6) Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu apabila ada keluhan
dan pil habis atau jika ingin mengganti alat kontrasepsi
7) Dokumentasi semua tindakan.
2.2.3 Bagan dan Alur berfikir Varney dan Dokumentasisian secara SOAP.

Bagan Alur Berfikir Varney Dan Pendokumentasian SOAP

VARNEY STANDAR ASUHAN DOKUMENTASI


KEBIDANAN
Kerangka Fikir Akuntabilitas profesi
Kerangka kerja
( How to think) (How to write)
( How to do)
Pengkajian Pengkajian S : Subjektif data

O: Objektif data
Perumusan diagnose dan Diagnosa A: Analisa
masalah
Diagnosa/Masalah
Rumusan tindakan Perencanaan P : Penatalaksanaan
antisipasi

Tindakan segera

Perencanaan komprehensif
Intervensi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
Pencatatan Asuhan
Kebidanan
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN KB


PENGKAJIAN

Tanggal : 27 September 2019 Pukul : 18.00


No. RM :
Cara Masuk :
Nama : Ny. E Nama : Tn. L
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Kauman RT/RW 02/03 Alamat : Jl. Kauman RT/RW 02/03
Ds. Melatisendiri
Datang Kec. Rejomulyo Kota Kediri Ds. Melati dari
Rujukan Kec. Rejomulyo
: Kota Kediri

Diagnosa :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama : Ibu ingin mendapatkan KB pil.
2. Riwayat menstruasi
Usia menarche : 12 tahun
Lama haid : 8-10 hari
HPHT : haid hari pertama
Jumlah darah haid : 4-6 softex/hari
Fluor albus : tidak
Keluhan saat haid :
Dismenorhoe Spoting Menorrhagia Premenstrual
syndrome
Dll..........
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
P 1 A 0 Hidup 1
Keadaan
Tgl,th Tempat Umur Jenis Penolong Anak
No Penyulit anak
partus partus kehamilan persalinan persalinan JK/BB
sekarang
1 20- BPM 6 bulan 7 Spontan Bidan Tidak L/3200 Sehat
03- Suparmi hari ada
2019 penyulit

4. Riwayat KB dan rencana KB


Metode yang pernah dipakai : - Lama : - bulan/tahun
Komplikasi dari KB : - Rencana KB selanjutnya : KB Pil
5. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas Infeksi virus PMS Endometriosis
Polip serviks Kanker kandungan Opersai kandungan Perkosaan
DUB dll,....

B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB/TB : 55kg/160cm
- Tekanan darah : 120/80mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5o C
- Pernafasan : 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Sklera : ikterik/tidak
Pandangan kabur adanya pemandangan dua
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis/tidak, adanya pembesaran kelenjar
tyroid/tidak.
- Payudara : benjolan
- Sistem cardio : nyeri dada murmur palpitasi
- Abdomen : Pembesaran

C. ANALISA/INTERPRETASI DATA
P1A0 calon akseptor pil.

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 27 September 2019
Pukul : 18:00
Jam 18.00 : Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu jelas dan dapat
mengulangi apa yang disampaikan bidan.
Jam 18.10 : Memberikan konseling awal KB kepada Ibu yaitu menjelaskan informasi
mengenai KB. Ibu jelas dan dapat mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.15 : Memberikan Konseling serta memberikan pil kepada ibu KB pil
kombinasi. Ibu mengerti dan dapat mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.20 : Memberikan informed consent kepada ibu, bu menandatangani informed
consent.
Jam 18.25 :Mempersiapkan pasien dan lingkungan.
Jam 18.30 :Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu apabila ada keluhan dan
pil habis atau jika ingin mengganti alat kontrasepsi. Ibu bersedia datang
kembali.
Jam 18.35 : Dokumentasi semua tindakan.

Kediri,............................

Pembimbing Praktik Mahasiswa

.................................................... ......................................................
NIP. NIM.
Dosen Pembimbing

....................................................
NIP.
FORMAT DOKUMENTASI KEBIDANAN (SOAP)

TANGGAL SUBYEKTIF OBYEKTIF ANALISIS DATA PENATALAKSANAAN


27 Ibu ingin mendapatkan KB Hasil pemeriksaan fisik, KU: Ibu P1A0 Hidup 1 Jam 18.00 : Memberitahukan hasil
September Pil, lama haid 8-10 hari, baik, kesadaran composmentis, Ny. E akseptor baru KB pil pemeriksaan kepada ibu, ibu jelas dan
2019 HPHT haid hari pertama, Tekanan Darah : 120/80 kombinasi. dapat mengulangi apa yang disampaikan
jumlah darah haid 4-6 mmHg, Nadi: 80 x/menit, RR: bidan.
softex/hari, tidak ada flour 20x/menit, BB/TB: 55kg/ 160 Jam 18.10 : Memberikan konseling awal
albus. cm. Tidak sedang hamil, KB kepada Ibu yaitu menjelaskan
setelah menyusui eksklusif. informasi mengenai KB. Ibu jelas dan
dapat mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.15 : Memberikan Konseling serta
memberikan pil kepada ibu KB pil
kombinasi. Ibu mengerti dan dapat
mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.20 : Memberikan informed
consent kepada ibu, bu menandatangani
informed consent.
Jam 18.25 :Mempersiapkan pasien dan
lingkungan.
Jam 18.30 :Menganjurkan ibu untuk
kontrol sewaktu-waktu apabila ada
keluhan dan pil habis atau jika ingin
mengganti alat kontrasepsi. Ibu bersedia
datang kembali.

Mengetahui ................, ……………….


Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik Mahasiswa

NIP …………………………. NIP…............................................


BAB IV

PEMBAHASAN

Ny. E P1A0 dengan usia 24 tahun merupakan akseptor baru menggunakan alat
kontrasepsi hormonal berupa Pil Kombinasi. Cara kerja dari kontrasepsi ini adalah:
- Menekan ovulasi.
- Mencegah implantasi.
- Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
- Pergerakan tuba terganggu sehingga tranportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu pula.
Metode ini memiliki keefektivitasan yang tinggi namun sangat bergantung dengan
kedisiplinan ibu meminum pil, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengganggu
hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur, mencegah anemia, mudah dihentikan setiap
waktu, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, dapat digunakan oleh perempuan usia remaja
sampai menopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,
menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit
radang panggul, mencegah disminore. Namun metode ini tidak dapat digunakan oleh ibu
menyusui dan dapat menimbulkan rasa mual, pening nyeri payudara, serta perdarahan bercak
(spotting) pada 3 bulan pertama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum. Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Metode kontrasepsi ini dapat digunakan
oleh perempuan usia remaja sampai menopause dapat digunakan ibu setelah melahirkan
dan tidak menyusui anaknya, setelah 3 bulan dan tidak menyusui serta ibu pasca
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).
Disamping hal iti metode kontrasepsi KB kombinasi mempunyai keterbatasan seperti
harus diminum setiap hari, pada waktu yang sama, terdapat beberapa efek samping
seperti rasa mual, pening nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) pada 3 bulan
pertama. Oleh karena itu, sebelum ibu menggunakan metode ini sebainya diberikan
konseling, dan diharapkan ibu mengerti dan memahami bagaimana cara kerja dan efek
samping yang dapat timbul pada ibu.
5.2 Saran.
Semoga dengan adanya laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan pada Keluarga
Berencana dengan metode pil kombinasi ini bisa menjadi semoga menambah
pengetahuan dan dapat memberikan acuan dalam asuhan kepada masyarakat yang
membutuhkan metode kontrasepsi pil kombinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Glasier, Anna, dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Edisi 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. KB Keluraga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan

Anda mungkin juga menyukai