Semester IV / Kelas 2A
Kelompok 4
Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEBIDANAN
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dalam Kontrasepsi Pil
Kombinasi
Pada : ………………………………………………………………………
Di : ………………………………………………………………………
Periode tanggal : ………………………………………………………………………
Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
…………………………. ………………………….
NIP. NIM.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
………………………….
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tempat Praktik :
Tanggal :
A. Konsep Teori
- Definisi, Etiologi, Fisiologi/Patofisiologi, Tanda Gejala, Penatalaksanaan, dll
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
C. Daftar Pustaka
Kediri, …………………………………
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
…………………………. ………………………….
NIP. NIM.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
………………………….
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Keluarga Berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20.
Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan
kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari
120 juta wanita di negara berkembang tidak memiliki cara mencegah
kehamilan(Glassier,2005).
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum. Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB
menyebabkan hormon yang terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan
maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan.
Permasalahan tentang rendahnya pendidikan wanita Indonesia mengakibatkan rasa
tidak ingin tahu tentang penggunaan pil KB sehingga dapat menyebabkan mayarakat
tidak teratur mengkonsumsi pil KB. Oleh karena itu, kami menyusun Laporan
Pendahuluan ini seraya bertujuan untuk memeberikan pengetahuan mengenai alat
kontrasepsi terutama pil kombinasi dan sebagai acuan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada masyarakat yang membutuhkan alat kontrasepsi.
1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan Umum.
Mahasiswa mampu melaksanakan perawatan dan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada ibu yang akan menggunakan kontasepsi khususnya
kontrasepsi pil kombinasi dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus.
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus ibu.
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada ibu.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.2. Etiologi KB
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang memang tidak diinginkan
3. Mengatur kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2.1.3. Pil Kombinasi
a. Pengertian
Alat Konstrasepsi Pil Kombinasi merupakan salah satu bentuk
kontrasepsi Hormonal. Sebagian besar wanita dapat enerima tanpa
kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta dirasi antara 4 sampai 6
hari. Disamping durasi 4 sampai 6 hari, masih terdapat patrun menstruasi
wanita :
Wanita tergolong durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan
pil KB dengan efek esterogen tinggi.
Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil KB
dengan efek esterogen yang rendah.
b. Jenis
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif esktrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
2. Bifasik : pil yang tersdia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Memilih di antara 3 kadar/ dosis estrogen dalam Pil OraL Kombinasi:
1. POK dengan Estrogen 80-100 mcg
Merupakan POK dengan dosis estrogen paling tinggi.
Pada keadaan apapun jangan mulai POK dengan dosis estrogen >50
mcg. Telah diakui dan diterima bahwa POK dengan dosis estrogen
80-100 mcg harus dihindari karena apat menimbulkan komplikasi
yang serius. Hanya pada keadaan-keadaan tertentu saja pemberian
POK dengan estrogen 80-100 mcg dapat diberikan dan dibenarkan,
misalnya:
a. Ketika sulit sekali mengontrol perdarahan bercak (spotting) atau
pada keadaan dimana tidak terjadi perdarahan withdrawal, pada
peamkaian POK dosis rendah, sehingga perlu beralih ke POK
dengan dosis estrogen 80-100 mcg.
b. Acne, perdarahan disfungsional uterus, kista ovarium dengan
diameter <6 cm dan endometriosis kadang diobati dengan
menggunakan POK yang berisis estrogen >50 mcg.
c. Jarang-jarang, dapat etrjadi gejala-gejala seperti pada menopause,
dimana kadar estrogennya rendah. Gejala tersebut dapat
dihilangkan dengan POK dengan dosis 8-100 mcg.
d. Akseptor yang memakai POK dengan dosis estrogen 30-50 mcg
dan memakainya dengan benar dan tetap mengalami kegagalan,
mungkin dapat beralih ke POK dosis estrogen lebih tinggi. Atau
cara kedua mengurangi hari-hari bebas Pil-oral misalnya dari 7
menjadi 5-6 hari saja, sehingga akseptor minum pil oral aktif
selama 21 hari diikuti hanya 5-6 hari bebas pil oral.
e. Akseptor yang memerlukan Rifampisin atau phenytoin (dilantin),
dimana kedua obat tersebut mempercepat pemecahan estrogen
dalam POK, mungkin perlu memilih ke POK dengan dosis
estrogen 50-100 mcg.
2. POK dengan Dosis Estrogen <30 mcg
Merupakan dosis estrogen paling rendah dalam POK.
Umumnya kurang disukai karena menjadi perdarahan bercak
(spotting), dan pil-pil oral yang lupa diminum dapat memperbesar
resiko timbulnya ovulasi dan spotting.
Rasa mual, nyeri payudara, retensi air dan nyeri tungkai (tetapi
bukan berhubungan dengan trombophlebitis) dapat menyebabkan
peralihan ke POK dengan dosis 20 mcg Ethinyl, estradiol, dan bila
beralih ini tidak menolong gejala-gejala tersebut, dapat
dipertimbangkan untuk beralih ke Pil oral yang hanya berisi progestin
saja.
3. POK dengan Dosis Estrogen 30-5- mcg
Saat ini kebanyakan akseptor muli dengan POK yang berisi 30
aau 35 mcg estrogen. Esthinyl estradiol yang dipakai pada POK <50
mcg).
Catatan:
Satu hal sangat penting yang harus diingat yaitu pemberian POK
dosis rendah dapat menyebabkan spotting san amenore. Maka calon
akseptor harus diberitahu tentang kemungkinan tersebut, karena
perdarahan ireguler dapat menyebabkan akseptor menghentikan Pil-
oralnya dan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
c. Cara kerja
1. Menekankan ovulasi
2. Mencegah implantasi
O: Objektif data
Perumusan diagnose dan Diagnosa A: Analisa
masalah
Diagnosa/Masalah
Rumusan tindakan Perencanaan P : Penatalaksanaan
antisipasi
Tindakan segera
Perencanaan komprehensif
Intervensi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
Pencatatan Asuhan
Kebidanan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Diagnosa :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama : Ibu ingin mendapatkan KB pil.
2. Riwayat menstruasi
Usia menarche : 12 tahun
Lama haid : 8-10 hari
HPHT : haid hari pertama
Jumlah darah haid : 4-6 softex/hari
Fluor albus : tidak
Keluhan saat haid :
Dismenorhoe Spoting Menorrhagia Premenstrual
syndrome
Dll..........
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
P 1 A 0 Hidup 1
Keadaan
Tgl,th Tempat Umur Jenis Penolong Anak
No Penyulit anak
partus partus kehamilan persalinan persalinan JK/BB
sekarang
1 20- BPM 6 bulan 7 Spontan Bidan Tidak L/3200 Sehat
03- Suparmi hari ada
2019 penyulit
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB/TB : 55kg/160cm
- Tekanan darah : 120/80mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5o C
- Pernafasan : 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Sklera : ikterik/tidak
Pandangan kabur adanya pemandangan dua
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis/tidak, adanya pembesaran kelenjar
tyroid/tidak.
- Payudara : benjolan
- Sistem cardio : nyeri dada murmur palpitasi
- Abdomen : Pembesaran
C. ANALISA/INTERPRETASI DATA
P1A0 calon akseptor pil.
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 27 September 2019
Pukul : 18:00
Jam 18.00 : Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu jelas dan dapat
mengulangi apa yang disampaikan bidan.
Jam 18.10 : Memberikan konseling awal KB kepada Ibu yaitu menjelaskan informasi
mengenai KB. Ibu jelas dan dapat mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.15 : Memberikan Konseling serta memberikan pil kepada ibu KB pil
kombinasi. Ibu mengerti dan dapat mengulangi apa yang disampaikan
bidan.
Jam 18.20 : Memberikan informed consent kepada ibu, bu menandatangani informed
consent.
Jam 18.25 :Mempersiapkan pasien dan lingkungan.
Jam 18.30 :Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu apabila ada keluhan dan
pil habis atau jika ingin mengganti alat kontrasepsi. Ibu bersedia datang
kembali.
Jam 18.35 : Dokumentasi semua tindakan.
Kediri,............................
.................................................... ......................................................
NIP. NIM.
Dosen Pembimbing
....................................................
NIP.
FORMAT DOKUMENTASI KEBIDANAN (SOAP)
PEMBAHASAN
Ny. E P1A0 dengan usia 24 tahun merupakan akseptor baru menggunakan alat
kontrasepsi hormonal berupa Pil Kombinasi. Cara kerja dari kontrasepsi ini adalah:
- Menekan ovulasi.
- Mencegah implantasi.
- Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
- Pergerakan tuba terganggu sehingga tranportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu pula.
Metode ini memiliki keefektivitasan yang tinggi namun sangat bergantung dengan
kedisiplinan ibu meminum pil, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengganggu
hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur, mencegah anemia, mudah dihentikan setiap
waktu, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, dapat digunakan oleh perempuan usia remaja
sampai menopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,
menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit
radang panggul, mencegah disminore. Namun metode ini tidak dapat digunakan oleh ibu
menyusui dan dapat menimbulkan rasa mual, pening nyeri payudara, serta perdarahan bercak
(spotting) pada 3 bulan pertama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum. Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah
ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Metode kontrasepsi ini dapat digunakan
oleh perempuan usia remaja sampai menopause dapat digunakan ibu setelah melahirkan
dan tidak menyusui anaknya, setelah 3 bulan dan tidak menyusui serta ibu pasca
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).
Disamping hal iti metode kontrasepsi KB kombinasi mempunyai keterbatasan seperti
harus diminum setiap hari, pada waktu yang sama, terdapat beberapa efek samping
seperti rasa mual, pening nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) pada 3 bulan
pertama. Oleh karena itu, sebelum ibu menggunakan metode ini sebainya diberikan
konseling, dan diharapkan ibu mengerti dan memahami bagaimana cara kerja dan efek
samping yang dapat timbul pada ibu.
5.2 Saran.
Semoga dengan adanya laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan pada Keluarga
Berencana dengan metode pil kombinasi ini bisa menjadi semoga menambah
pengetahuan dan dapat memberikan acuan dalam asuhan kepada masyarakat yang
membutuhkan metode kontrasepsi pil kombinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Glasier, Anna, dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Edisi 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. KB Keluraga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan