Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

A. Definisi
Menurut Prabawani (2021) Antenatal care (ANC) atau pelayanan antenatal
adalah pelayanankesehatan untuk ibu hamil yang sesuai dengan standar pelayanan
antenataldan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimaksud
harus kompeten dan profesional di bidang kesehatan, seperti dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, pembantu bidan atau perawat bidan.
Menurut (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016) Antenatal Care / ANC sering
disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam
proses kehamilan terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari
mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan
plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm
Menurut (Madriwati, 2013) Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang
diajukan kepada ibu hamil sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi
secara dini masalah kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan dan perencanaan persalinan
Menurut (Kemenkes, 2016) Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa antenatal
adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.

B. Tujuan Antenatal Care


Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu: mengumpulkan
informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun
membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi
komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia
kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan ibu (Istri Bartini, 2012).
Menurut Rukiyah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
Tujuan dari asuhan antenatal yang terfokus, Peningkatan kesehatan dan
kelangsungan hidup, melalui hal-hal sebagai berikut: (Paramek, 2018)
a. Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:
b. Pembuatan rencana persalinan, termasuk kesiapan menghadapi komplikasi.
c. Penyediaan TT
d. Penyediaan mikronutrisi profilaksik termasuk zat besi dan folat. Hal ini
bergantung pada bukti-bukti epidemiologis setempat mengenai kekurangan
mikronutrisi, vitamin A, yodium, dan kalsium.
e. Penyedian IPT dan SP, terutama bagi primigravida dan multigravida pada
wilayah-wilayah yang terlanda malaria edemik secara berselang.
f. Penyedian pengobatan anhelminth (pemberantasan penyakit cacingan)
diwilayah-wilayah yang secara signifikan investasi cacing gelang selalu
merajalela.
g. Pemberian kemudahan untuk pemebrdayaan klien agar bisa secara aktif terlibat
dalam situasi dirinya, terutama dengan kaitannya gizi serta kesiapan
menghadapi kelahiran
h. Pendeteksian secara dini tanda-tanda penyakit atau komplikasi yang bisa
mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir.
1) Anemia parah
2) Proteinuria
3) Hipertensi
4) Syphilis dan PMS lainnya tergantung pada tingkat keberadaanya pada
populasi setempat.
5) HIV
6) Malpresentasi janin setelah minggu ke 36.
7) Kegiatan janin (DJJ dan pergerakan yang terlihat atau dilaporkan).

C. Kunjungan Antenatal Care


Kunjungan dalam pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit empat kali yaitu:
1. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu)
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 25 sampai melahirkan)
Untuk lebih rincinya kunjungan antenatal terbagi menjadi 2 yaitu kunjungan awal
(K1) dan kunjungan ulang (K4).
1. `Kunjungan Awal (K1) Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil
yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan (Saifuddin AB, 2012).
Tujuan dari kunjungan awal yaitu:
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu.
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati.
c. Mencegah masalah dari praktek tradisional yang merugikan.
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku sehat.(Ika Pantikawati & Saryono, 2010).
2. Kunjungan Ulang (K4) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak
ibu yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat :
a. Minimal 1 kali dalam trimester pertama ( usia kehamilan 0 – 12 minggu)
b. Minimal 1 kali dalam trimester kedua ( usia kehamilan 13 minggu -27
minggu)
c. Minimal 2 Kali dalam trimester ketiga ( usia kehamilan 28 minggu – 40
minggu
d. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu. (Saifuddin AB,
2012)
Tujuan dari kunjungan ulang ini yaitu:
a) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
b) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
c) Pemeriksaan fisik terfokus

D. Standar Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal sesuai standar yang termasuk dalam fokus program
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu maternal adalah melalui ANC terpadu.
Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Implementasi pelayanan ANC terpadu telah
diperkuat dengan dikeluarkannya kebijakan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam
pasal 6 ayat 1 huruf b Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak,
dimana salah satunya dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan janin dalam kandungan
dilaksanakan melalui pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan terhadap
ibu hamil tersebut dilakukan secara berkala sesuai standar yaitu paling sedikit 4
(empat) kali selama masa kehamilan (K1-K4).
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu
minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh
dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12
minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26
minggu) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40
minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu
hamil dengan memenuhi kriteria 10T yaitu : (Permenkes, 2016)
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM
II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul
2. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan
dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan
atau proteinuria).
3. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu
hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
4. Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )
Pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT
5. Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan adanya gawat janin
6. Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.
Pemberian Imunisasi TT Imunisasi harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-
4.
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. (Ai Yeyeh.
(2011).
8. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah ( Hb),
pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya ),
pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan
9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.
10. Temu wicara ( konseling )
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan
E. Manfaat Antenatal
Asuhan antenatal memberikan manfaat yaitu dengan menemukan berbagai
kelainan yang menyertai ibu hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah –langkah dalam penolong persalinannya. Diketahui bahwa janin
dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi,
sehingga kesehatan ibu dan perkembangan janin berkaitan ( Manuaba,2008).

REFERENSI :
Asgalina Prabawani, (2021) Karakteristik Ibu Hamil Dan Kepatuhan Anc Selama Pandemi
Covid-19 Di Puskesmas Minggir Sleman Tahun 2021. Skripsi Thesis, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika
Kementerian Kesehatan RI (2016). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Mandriwati. (2013). Asuhan Kebidanan Antenatal Ed.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Manuaba, Ida Bagus Manuaba .2008. Ilmu. Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB.Jakarta:EGC
Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhn Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika. 
Paramek, Cincin. 2018. Perbedaan Keikutsertaan Pemeriksaan Laboratorium (Tes Darah
Lengkap) Pada Ibu Hamil Antara Yang Diberi Penyuluhan Dengan Media Poster
Dengan Media Leaflet Di Puskesmas Sisir Kota Batu. Skripsi Thesis, Poltekkes
Kemenkes Malang.
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info
Saifuddin AB. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono.
Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi Ibu Hamil. In Suzana Anna, editor. Gizi dalam daur
kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai