SATRIA
BT 08214
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Satria
Nim : BT 08214
Program studi : D.III Kebidanan
Telah diperiksa oleh pembimbing serta dinyatakan layak untuk diajukan dalam sidang Karya
Tulis Ilmiah Program studi D.III Kebidanan Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji pada Ujian Akhir
Program Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone pada Hari Kamis Tanggal 28 Juli 2011
Tim Penguji
Mengetahui
Plt. Direktur
PERNYATAAN
ABSTRAK
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
Untuk mengetahui Gambaran Angka Kejadian Molahidatidosa berdasarkan Umur dan
Paritas Ibu di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab.Bone Tahun 2008-2010. Penelitian ini
mempunyai rancangan Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
Berdasarkan hasil penelitian dari 68 kehamilan molahidatidosa, frekuensi
molahidatidosa terbanyak pada ibu yang berumur 20-35 tahun sebanyak 39 orang (57,4%)
dan umur <20 atau >35 tahun sebanyak 29 orang (42,6%).sedangkan dari 68 kehamilan
molahidatidosa, terdapat kasus molahidatidosa terbanyak pada ibu dengan paritas >3 dengan
frekuensi 35 orang (51,5%) dan kasus terendah pada ibu dengan paritas 1-3 dengan frekuensi
33 orang (48,5%)
Bagi ibu disarangkan untuk tidak hamil pada usia <20 dan >35 mengingat akan
tingginya resiko kehamilan pada usia tersebut dan dianjurkan kepada ibu untuk membatasi
kehamilan dengan ikut program KB.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Adapun
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada program Diploma III kebidanan Universitas Yayasan Makassar Indonesia
(YMI) Batari Toja Watampone.
Penulis sadar sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan kelemahan penulis miliki,
maka tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan hasil
penulisan ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada institusi
pendidikan Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone yang sudah mendidik penulis
selama ini. Dan juga ucapan terima kasih kepada ibu St.Malka, SKM selaku pembimbing
yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan
bimbingan kepada penulis sampai selesainnya hasil penelitian ini.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Andi Bachtiar, selaku Ketua Umum Yayasan Makassar Indonesia (Akademi
Kebidanan Batari toja Watampone).
2. Bapak H. Andi Ahmad Anshari, SE, selaku Plt Direktur Akademi Kebidanan Batari Toja
Watampone
3. Ibu Dudun nuriyanti, S.ST, SKM, M.Keb selaku penguji I dan Ibu Husni, SKM, M.kes
selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya memberikan kritik, saran dan masukan
kepada penulis.
4. Pudir I, Pudir II dan Pudir III yang selalu mendidik, membimbing dan memberi nasehat
kepada penulis
5. Bapak / Ibu Dosen beserta seluruh Staf Akademi kebidanan Batari Toja Watampone yang
telah mendidik dan membimbing penulis selama proses pendidikan.
6. Ibu dr. Hj. Arfiah arabe, MARS, selaku direktur RSUD Tenriawaru Kelas B Kab.
Bone.beserta seluruh Staf yang telah memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis
butuhkan
7. Orang Tua Tercinta dan saudara beserta keluarga terdekat yang telah membesarkan,
mengasuh, mendidik, dan berkorban dengan penuh kasih sayang serta member dukungan
selama ini.
8. Sahabat-sahabat dekat dan orang-orang dekat penulis yang selama ini member motivasi dan
dukungan kepada penulis.
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan buat orang tua,saudaraku, keluarga
terdekat,seseorang dan sahabat-sahabat terdekat yang selalu memberikan support kepada
penulis. Hanya terima kasih dan penghormatan setinggi-tinginya yang dapat penulis lakukan
atas semuanya. Akhirnya kepada Allah SWT penulis memanjatkan syukur dan doa yang
sedalam-dalamnya, semoga tulisan ini dapat memberi berkah dan manfaat bagi setiap yang
membacanya, khusunya bagi penulis sendiri.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... iii
PERNYATAAN........................................................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................................. vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian............................................................... 4
1.3.1 Maksud Penelitian....................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4
1.4.1 Manfaat Ilmiah............................................................................ 4
1.4.2 Manfaat Institusi.......................................................................... 4
1.4.3 Manfaat peneliti........................................................................... 5
Tabel l :. Distribusi Frekuensi Jenis Kehamilan di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tahun 2008-
2010 23
Tabel 2 :. Distribusi Frekuensi Kejadian Molahidatidosa Menurut umur ibu di RSUD Tenriawaru
Kelas B Kab. Bone Kab Bone Tahun 2008-2010................................................................... 24
Tabel 3 :. Distribusi Frekuensi Kejadian Molahidatidosa Menurut umur ibu di RSUD Tenriawaru
Kelas B Kab. Bone Kab Bone Tahun 2008-2010................................................................... 25
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Gambaran Molahidatidosa Berdasarkan Umur Ibu Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
Tahun 2008-2010................................................................................................. 26
Grafik 2 : Gambaran Molahidatidosa Berdasarkan Paritas Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
Tahun 2008-2010................................................................................................. 28
DAFTAR LAMPIRAN
1. Master Tabel
2. Lembar usulan judul Karya Tulis Ilmiah
3. Lembar konsul Karya Tulis Ilmiah
4. Surat Izin penelitian dari Kantor Penelitian dan Pengembangan
5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel
6. Surat Keterangan telah melakukan penelitian di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
7. Nota persetujuan Ujian
8. Kartu Bebas Perpustakaan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Pada trimester ini disebut sebagai periode menyenangkan. selama trimester ini wanita
umumnya merasa sehat dan terutama bebas dari ketidak nyamanan dari kehamilannya. Pada
trimester ini ibu sudah dapat merasakan gerakan bayinya dan mulai merasakan kehadiran
bayinnya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman pada trimester pertama.
c. Kehamilan Triwulan III antara 28-40 minggu
Trimester ketiga sering disebut periode menunggu dan waspada karena wanita
tersebut sadar terhadap kehadiran bayinya yang terpisah, ia menjadi tidak sabar menunggu
kedatangan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala
persalinan.1.9.10
2) Tanda dan gejala kehamilan
(1) Tanda-tanda mungkin hamil
a. Amenorea
b. Mual dan muntah
c. Mengidam
d. Tidak tahan suatu bau-bauan
e. Pingsan
f. Tidak ada selera makan
g. Lelah
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
i. Sering miksi
j. Konstipasi/Obstipasi
k. Perubahan pigmentasi pada kulit.
l. Epulsi
m. Varices.9.10
(2) Tanda- tidak pasti
a. Pembesaran perut / uterus
b. Teraba bentuk / bagian janin
c. Ballottement dan pergerakan janin
d. Tanda Chadwick
e. Piscaseck
f. Tanda hegar
g. Tanda goodell
h. Tanda Braxton hicks
i. Tes kehamilan positif.9.10
(3) Tanda pasti
a. Denyut jantung janin
b. Pergerakan janin
c. Bagian janin terlihat dengan USG.1.2.9.10
2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Mola Hidatidosa
1) Pengertian Mola Hidatidosa Menurut Beberapa Ahli :
(1) Mola Hidatidosa adalah kehamilan dimana setelah terjadi fertilisasi tidak berkembang
menjadi embrio, tetapi terjadi proliferasi tropoblast, dan ditemukan villi korialis yang
mengalami perubahan degenerasi hidropik, janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus
yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah
sebagai segugus buah anggur.4
(2) Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah
anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan.11
(3) Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari villi koriales disertai dengan
degenerasi hidropik.12.13
(4) Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.14
(5) Mola Hidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal, yang muncul
dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta.15
2) Etiologi
Mola Hidatidosa berasal dari plasenta dan/atau jaringan janin sehingga hanya
mungkin terjadi pada awal kehamilan (3-4 minggu). Massa biasanya terdiri dari bahan-bahan
plasenta yang tumbuh tak terkendali. Sering tidak ditemukan janin sama sekali / tidak ada
buah kehamilan (agenesis). Penyebab Mola hidatidosa belum diketahui, namun faktor-faktor
yang dapat menyebabkan antara lain:
(1) Umur
Mola Hidatidosa lebih banyak ditemukan pada wanita hamil berumur dibawah 20
tahun dan diatas 35 tahun.
(2) Paritas
Mola Hidatidosa kejadiannya lebih besar pada ibu yang paritas tinggi.hal ini
disebabkan karena semakin sering wanita tersebut mengalami kehamilan maka potensi untuk
terjadinya molahidatidosa semakin besar.
(3) Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Mola Hidatidosa banyak ditemukan pada sosial ekonomi rendah. Dalam masa
kehamilan keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang
rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga
mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
(4) Kekurangan protein
Penyebab terjadinya Mola Hidatidosa bersumber dari kekurangan protein. ibu hamil
dengan protein dalam darah yang rendah (Hipoproteinemia) sangat rentang dengan penyakit
Mola hidatidosa karena sel telur kosong bisa terjadi karena rendahnya kadar protein dalam
tubuh ibu hamil, sehingga sel telur normal yang siap dibuahi tidak pernah terbentuk. Terus
berlangsungnya aliran atau sirkulasi darah tanpa adanya bakal janin mengakibatkan
penimbunan cairan dalam jaringan masenkin dari villi sehingga terjadi peningkatan produksi
cairan sel trofoblas dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.4.16.3
3) Patogenesis
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
Trofoblast :
(1) Teori missed abortion.
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi gangguan peredaran
darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung.
(2) Teori neoplasma dari park
Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi
reabsorbsi cairan yang berlebihan kedalam villi sehingga timbul gelembung.
(3) Studi dari Hertig
a) Mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau
tidak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan kelima.
b) Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblas
berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan..4.14
4) Klasifikasi
(1) Mola Hidatidosa klasik / komplet
Tidak terdapat janin atau bagian tubuh janin. Ciri histologik, ada gambaran proliferasi
trofoblas, degenerasi hidropik villi chorialis dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam
stroma.
(2) Mola hidatidosa parsial / inkomplet
Terdapat janin atau bagian tubuh janin. Ciri histologik, terdapat jaringan plasenta
yang sehat dan fetus. Gambaran edema villi hanya fokal dan proliferasi trofoblas hanya
ringan dan terbatas pada lapisan sinsitiotrofoblas. Perkembangan janin terhambat akibat
kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama.11.14
5) Gejala Klinik
Gejala yang dapat ditemukan pada mola hidatidosa :
(1) Amenore.
(2) Mual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah
(3) Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12; bercak darah atau perdarahan hebat
mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas bercampur darah, cenderung berwarna
merah dari pada coklat, yang terjadi secara intermiten atau terus menerus.
(4) Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
(5) Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar
(6) Tidak ada denyut jantung janin
(7) Tidak ada aktifitas janin
(8) Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin
(9) Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.
(10) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada), yang merupakan
diagnosa pasti.15.13.17
6) Diagnosis
Kehamilan Molahidatidosa dapat diperkirakan bila ditemukan hal-hal sebagai
berikut :
(1) Amenorea
(2) Perdarahan pervaginam
(3) Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan
(4) Kadar β-hCG yang tinggi.18.15
Diagnosis molahidatidosa yang paling tepat bila kita telah melihat gelembung yang
menyerupai buah anggur.tetapi bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya
sudah terlambat karena pengeluaran gelembung umumnya disertai dengan perdarahan yang
banyak dan keadaan umum pasien telah menurun.14
7) Diagnosis Banding
(1) Abortus
(2) Kehamilan biasa/normal
(3) Kehamilan kembar/gamely
(4) Kehamilan dengan mioma uteri.18.
8) Pemeriksaan Penunjang
(1) Darah lengkap, Urine lengkap
(2) Pemeriksaan β-hCG urine dan serum
(3) Pemeriksaan Ultrasonografi.18
9) Komplikasi
Komplikasi Mola Hidatidosa meliputi :
(1) Perdarahan hebat
(2) Anemia
(3) Syok
(4) Infeksi
(5) Keganasan.19.4
10) Terapi
Terapi Mola Hidatidosa terdiri dari 3 tahap :
(1) Perbaiki keadaan Umum
Yang termasuk usaha ini misalnya pemberian transfuse darah untuk memperbaiki
syok atau anemia dan menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti preeklamsia.
(2) Pengeluaran jaringan mola
Pengeluaran jaringan mola ada 2 yaitu:
a) Kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan kuretase tanpa pembiusan,Untuk
memperbaiki kontraksi diberikan pula uterotonika. kemudian dilanjutkan dengan sendok
kuret biasa yang tumpul. Tindakan kuret cukup dilakukan satu kali saja, asal bersih, Kuret
kedua hanya dilakukan bila ada indikasi. Sebelum tindakan kuret sebaiknya disediakan darah
untuk menjaga kemungkinan perdarahan yang banyak.
b) Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada wanita yang telah cukup umur dan mempunyai anak.
Alasan untuk melakukan histerektomi ialah karena umur tua dan paritas tinggi merupakan
faktor predisposisi untuk terjadinya keganasan.
(3) Terapi profilaksis dengan sitostatika
Terapi profilaksis diberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya
keganasan misalnya umur tua dan paritas tinggi yang menolak untuk dilakukan histerektomi.
Dosis yang diberikan adalah :
a) Methotrexate : 20 mg/hari IM selama 5 hari
b) Actinomycin D : 1 vial (0,5 mg)/hari IV selama 5 hari.14.15.2
11) Pengamatan lanjut
(1) Lama pengawasan
Pengamatan dilanjutkan untuk kemungkinan keganasan pasca Mola Hidatidosa
selama 1-2 tahun dengan jadwal sebagai berikut
a) 1 x 1 minggu pertama selama 1 bulan (4 x)
b) 1 x 2 minggu selama 2 bulan (4 x)
c) 1 x 1 bulan selama 4 bulan (4 x)
d) 1 x 3 bulan selama 1 tahun (4 x).dilakukan sampai 2 x pemeriksaan berturut-turut
negative.4.19
(2) Jenis pemeriksaan selama pengawasan :
Pemeriksaan klinik dan HCG setiap kali datang, sedang foto thoraks pada bulan ke-6
dan ke-12 setelah keluar dari perawatan.11
(3) Akhir pengawasan
Bila selama satu tahun setelah keluar dari perawatan, kadar HCG pasien dalam batas
normal, atau penderita hamil lagi dengan normal.11
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Molahidatidosa Berdasarkan Jenis Kehamilan
di RSUD Tenriawaru Kelas B. Kab.Bone
Tahun 2008-2010
Berdasarkan tabel diatas, dari 2.472 kehamilan di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab.
Bone tahun 2008-2010 terdapat 1.558 orang (63,0%) kehamilan Normal, Abortus sebanyak
803 orang (32,5%), KET sebanyak 43 orang (1,7%) dan Molahidatidosa sebanyak 68 (2,8%)
4.1.2 Distribusi Molahidatidosa Menurut Umur Ibu
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kejadian Molahidatidosa menurut umur ibu
di RSUD Tenriawaru Kelas B. Kab.Bone
Tahun 2008-2010
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kejadian Molahidatidosa Menurut Paritas Ibu
di RSUD Tenriawaru Kelas B. Kab.Bone
Tahun 2008-2010
Berdasarkan tabel diatas, dari 68 kehamilan molahidatidosa, terdapat kasus
molahidatidosa terbanyak pada ibu dengan paritas tinggi >3 dengan frekuensi 35 orang
(51,5%) dan kasus terendah pada ibu dengan paritas rendah 1-3 dengan frekuensi 33 orang
(48,5%)
4.2 Pembahasan
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.6
Berdasarkan hasil penyajian data yang telah dilakukan, maka penelitian ini
menunjukan bahwa selama tahun 2008-2010 terdapat kasus Molahidatidosa sebanyak 68
orang (2,8%) dari 2.472 ibu yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Tenriawaru kelas B
Kab. Bone, Untuk itu diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinnya
molahidatidosa yang akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut :
4.2.1 Umur Ibu
Grafik 4.1
Grafik 4.2
Gambaran Molahidatidosa Berdasarkan Umur Ibu
Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
Tahun 2008-2010
Berdasarkan variabel pada penelitian ini, dari sampel yang didapatkan kasus
Molahidatidosa pada tahun 2008 yang tertinggi berada pada ibu dengan paritas tinggi >3 kali
yaitu sebanyak 14 orang (53,8%) dan yang terendah berada pada ibu dengan paritas rendah
2-3 kali sebanyak 12 orang (46,2%), tahun 2009 yang tertinggi berada pada ibu dengan
paritas rendah 1-3 kali yaitu sebanyak 14 orang (51,9%) dan yang terendah berada pada ibu
dengan paritas tinggi >3 kali sebanyak 13 orang (48,1%) dan tahun 2010 yang tertinggi
berada pada ibu dengan paritas tinggi >3 kali yaitu sebanyak 8 orang (53,3%) dan yang
terendah berada pada ibu dengan paritas rendah 2-3 kali sebanyak 7 orang (46,7%).
Paritas adalah Jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. Paritas resiko rendah (1-
3) merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari kehamilan dan persalinan. Paritas resiko
tinggi (>3). resiko pada paritas rendah dapat ditangani dengan asuhan obstetrik, sedangkan
resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB (keluarga berencana).18.17
Jumlah paritas yang tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang
banyak, dapat menyebabkan berbagai resiko kehamilan termasuk Molahidatidosa, semakin
banyak jumlah kelahiran yang dialami seorang ibu semakin tinggi resikonya untuk
mengalami komplikasi. 17
Dari data diatas menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang mengalami
molahidatidosa adalah ibu dengan paritas >3 dibanding dengan paritas 1-3. Karena paritas >3
merupakan paritas tinggi. Hal ini disebabkan karena secara fisik jumlah paritas yang tinggi
mengurangi kemampuan uterus sebagai media pertumbuhan janin.
Ibu dengan paritas tinggi memiliki kemungkinan terjadinya abnormalitas pada kehamilan
berikutnya, sehingga kehamilan berkembang menjadi molahidatidosa.17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone tahun 2008-
2010 tentang gambaran angka kejadian molahidtaidosa berdasarkan umur dengan paritas
maka dapat ditarik kesimpulan :
1) Gambaran angka kejadian Molahidatidosa terbanyak pada umur resiko rendah 20-35 tahun
dengan frekuensi sebanyak 39 orang , dan umur resiko tinggi <20 atau >35 tahun sebanyak
29 orang.
2) Gambaran angka kejadian Molahidatidosa terbanyak pada paritas tinggi >3 kali yaitu
sebanyak 35 orang dan yang terendah berada pada ibu dengan paritas rendah 2-3 kali
sebanyak 32 orang.
5.2 Saran
1) Bagi Ibu Hamil
Bagi ibu disarangkan untuk tidak hamil pada usia <20 dan >35 mengingat akan tingginya
resiko kehamilan pada usia tersebut dan dianjurkan kepada ibu untuk membatasi kehamilan
dengan ikut program KB.
2) Bagi pihak institusi pendidikan
31
Seiring dengan tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan
masyarakat akan informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan
lebih banyak ilmu dan materi-materi kepada mahasiswa khusunya tentang kehamilan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayi
3) Bagi peneliti lainnya
Bagi peneliti lainnya yang ingin membuat penelitian serupa diharapkan dapat
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada penelitian ini.
MASTER TABEL
GAMBARAN ANGKA KEJADIAN MOLAHIDATIDOSA
DI RSUD TENRIAWARU KELAS B KAB. BONE
No Nama Umur Paritas Alamat
1 Ny. H 25 III Tellusiattingge
2 Ny. I 37 V Lamuru
3 Ny. N 40 V Cina
4 Ny. S 34 IV Pattiro
5 Ny. M 39 IV Matuju
6 Ny. M 22 II Barebbo
7 Ny. N 20 I Bengo
8 Ny. R 28 IV Taddagae
9 Ny. I 22 I Masumppu
10 Ny. H 20 I Ajjalireng
11 Ny. M 30 IV Jl. S. Tangka
12 Ny. H 28 IV Cinnong
13 Ny. R 29 V Bulu dua
14 Ny. N 39 V Amali
15 Ny. T 27 III Patimpeng
16 Ny. M 23 II Jl. Pisang Baru
17 Ny. K 24 II Pappolo
18 Ny. S 27 IV Waetuwo
19 Ny. S 38 V Maccedde
20 Ny. K 25 I Mare
21 Ny. M 37 IV Ureng
22 Ny. A 36 II Usa
23 Ny. S 45 IV Jl. Kh. Sulaemang
24 Ny. H 36 IV Apala
25 Ny. Y 27 II Pallime
26 Ny. M 23 I Lea
27 Ny.H 36 IV Bulukanase
28 Ny. M 28 II Jl. A. Mangenre
29 Ny. H 25 I Sibulue
30 Ny.H 18 I Polewali
31 Ny. A 18 I Cenrana
32 Ny. W 18 I Cenrana
33 Ny. M 19 I
Simpangminangae
34 Ny. J 25 I Pattirosompe
35 Ny. S 31 IV Karella
36 Ny. S 19 I Dua Boccoe
37 Ny. S 27 IV Jl. Flores
38 Ny. I 32 IV Kajuara
39 Ny. M 25 III Maroanging
40 Ny. S 31 IV Ulaweng
41 Ny. F 26 IV Mare
42 Ny. M 25 II Tellusiattingge
43 Ny. N 44 V Barebbo
44 Ny. H 42 VI Apala
45 Ny. S 37 V Bene
46 Ny. S 18 I Amali
47 Ny. S 32 IV Jl. Hos Cokroaminoto
48 Ny. E 23 II Bajoe
49 Ny. N 31 IV Dua boccoe
50 Ny. H 19 I Tipulue
51 Ny. R 42 V Toro
52 Ny. R 42 VI Jl. Kesehatan
53 Ny.M 28 III Kamppubbu
54 Ny. S 19 I Kmp baru
55 Ny. A 35 IV Malajena
56 Ny. N 40 V Walimpong
57 Ny. S 28 II Palakka
58 Ny. S 36 V batulepang
59 Ny. S 20 I Camming
60 Ny. M 18 I Waempubbu
61 Ny. A 40 VI Jl. S. Musi
62 Ny. W 20 I Cappa Ujung
63 Ny. S 35 IV Awaru
64 Ny. R 38 IV Watu
65 Ny. S 22 I Lattekko
66 Ny. R 19 I itterung
67 Ny. M 28 IV Lamurukung
68 Ny. F 30 IV Jl. Pepaya
DAFTAR PUSTAKA
1. Winkjosastro H. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta;
2007
2. Winkjosastro S. Ilmu Kebidanan.Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo;2005.
3. Bobak L. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC; 2005
4. Taufan N. Kasus Emergency Kebidanan. Jakarta; 2010.
5. Farrer H. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC; 2001
6. Fitri. Asuhan Keperawatan molahidatidosa. 2009 (diunduh pada tanggal 12 mei 2011)
www.nengshietie.blogspot.com
7. Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar. 2008-2010
8. Dinas Kesehatan Kab. Bone. 2008-2010
9. Husna.Asuhan Kebidanan I. Makassar. 2009
10. Mardiana A. Asuhan Kebidanan Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Palopo; 2011
11. Wahyu. Molahidatidosa.2009 ( diunduh pada tanggal 30 mei 2011) www.frendster .com
12. Sarwono P. Buku Acuan Nasional. Pelayanan kesehatan Maternal dan neonatal. Jakarta. 2006
13. Manuaba I. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC; 2008
14. Winkjosastro S. Ilmu Kebidanan.Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo;2007.
15. Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. . Edisi 4. Jakarta: EGC; 2007
16. Niken J. Faktor Penyebab Molahidatidosa.2010 ( diunduh tanggal 29 Mei 2011)
www.klikdokter .com
17. Sastrawinata S. Obstetri Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC;2005
18. Chrisdiono M. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta; 2004
19. Taufan T. Buku Ajar Obstetri. Jakarta ;2010
20. Rumpak K. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta;2001
21. Lasman Amrih Wibowo. KTI Molahidatidosa; 2009 (Diunduh pada tanggal 19 mei 2011)
www. uswah-unipdu.blogspot.com/2009/12/mola-hidatidosa.html
22. H. Kamus Kedokteran. Jakarta; 2002
Notoatmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.Rineka Cipta. Jakarta;
2003.