Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AFRILIA NUR DIANA

PRODI : D3 KEBIDANAN TK 2

NIM : 30721001

KELOMPOK IPE :3

NAMA TUTOR : ELLATYAS RAHMAWATI T. SST. , MH.

NARESWARI DISKA N. M.Keb.

HIPERTENSI DAN PREEKLAMSIA KEHAMILAN

A. HIPERTENSI KEHAMILAN
1. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya kehamilan mulai dari
ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu). Kehamilan 40 minggu ini di sebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila
kehamilan lebih dari 43 minggu maka di sebut kehamilan post matur. Kehamilan antara
28 dan 36 minggu di sebut kehamilan premature (Prawirohardjo, 2009) .

2. PENGERTIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


Menurut Khosravi dkk, hipertensi dalam kehamilan adalah keadaan tekanan darah
sistolik yang meningkat lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi ini dibagi dalam empat kelompok,
(1) hipertensi gestasional yaitu keadaan tekanan darah ibu 140/90 mmHg atau lebih pada
kehamilan 20 minggu ke atas,
(2) hipertensi kronis yaitu hipertensi yang sudah ada sebelum masa kehamilan atau
terjadi sebelum kehamilan 20 minggu,
(3) preeklamsia/eklampsia yaitu kondisi meningkatnya tekanan darah disertai oedem dan
proteinuria,
(4) preeklamsia disertai hipertensi kronis. Selain membahayakan ibu, hipertensi ini juga
berbahaya pada janin yang ada dalam kandungan yaitu terjadinya transfer oksigen
plasenta yang tidak adekuat, intrauterine growth restriction (IUGR), kelahiran prematur,
solusio plasenta, lahir mati, dan kematian neonatal.

3. DAMPAK HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


Hipertensi dalam kehamilan akan mempengaruhi pada ibu dan janin seperti abruptio
placenta ,gagal organ (Akut Renal Failure ) .Koagulasi
intravaskuler,preeklampsia ,superimposed pra eklampsi samapi dengan eklampsia .
Resiko perkembangan intrauterine ,prematuritas ( kelahiran premature kurang dari 37
minggu ) dan kematian intrauterine sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta dan
terjadi penurunan terhadap janin (Basri et al., 2018).

4. PENYEBAB HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


menurut Marmi (2014) terdapat beberapa faktor risiko penyebab hipertensi dalam
kehamilan yaitu hamil di usia tua (di atas 35 tahun), obesitas (kegemukan), pengentalan
darah saat hamil, berlebihan dalam mengonsumsi kafein, kurang olahraga, mengonsumsi
garam berlebihan, merokok, kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol, stres berlebihan,
kurangnya asupan nutrisi, memiliki riwayat hipertensi kronis, mengidap gangguan ginjal
dan faktor genetik. Nutrisi merupakan salah satu faktor risiko penyebab hipertensi dalam
kehamilan.

5. TANDA GEJALA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Ibu hamil harus waspada dengan tanda dan gejala hipertensi kehamilan sebagai berikut,
ditemukannya  kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda tambahan
masalah ginjal, sakit kepala yang parah, perubahan penglihatan, penglihatan menjadi
kabur atau sensitivitas cahaya,nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang
rusuk Anda di sisi kanan, mual atau muntah, urin dari buang air kecil menurun,
penurunan kadar trombosit dalam darah, gangguan pada fungsi hati, sesak napas, hal ini
disebabkan oleh cairan di paru-paru, kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan
pembengkakan (edema), khususnya di wajah dan tangan, sering menyertai preeklampsia.
Tapi hal-hal ini juga terjadi di banyak kehamilan normal, sehingga kadang tidak dianggap
sebagai tanda-tanda preeklampsia.
6. PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Strategi yang dilakukan guna mencegah hipertensi dalam kehamilan meliputi upaya
nonframakologi dan farmakologi,
a. Upaya nonfarmakologi dapat dilakukan denganDietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH) yaitu melakukanolahraga atau aktifitas fisik, mengurangi
asupan natrium, hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok, dan hindari stress
(Kuswadi, 2019). Adapun cara untuk mengelola stres dengan baik, agar tidakmenjadi
masalah dan menimbulkan hipertensi pada kehamilandiantaranya: senam hamil,
terapi musik, aromaterapi, dll (Sumakriah, 2019). Sedangkan menurut Sukmariah
(2019) pendekatan non-farmakologi yang dapat digunakan untuk mencegah hipertensi
pada kehamilan yaitu denganmencukupi kebutuhan vitamin E, kalsium serta
menghindari pemicuradikal bebas. Adapun sumber vitamin E diantaranya yaitu:
alpukat, kuning telur, asparagus, ubi jalar, berbagai jenis kacang-kacangan, pisang,
strawberry dan buncis. Sumber kalsium diantaranya yaitu: keju, yoghurt, brokoli,
bayam, kacang kedelai, dan kurma. Merokok/terpapar asaprokok, konsumsi alkohol
ataupun junk food haruslah dihindari karenadapat memicu radikal bebas didalam
tubuh. Selain itu deteksi penyakit secara dini serta mengadakan pengobatan yang
cepat dan tepat jugapenting dilakukan, bagi ibu hamil dapat melakukan
pemeriksaanantenatal care secara teratur yaitu minimal 4 kali kunjungan yaitumasing-
masing 1 kali pada trimester I dan II , serta 2 kali pada trimester III. Antenatal care
merupakan cara penting untuk memonitoring danmendukung kesehatan ibu hamil.
ANC merupakan langkah antisipasi danpencegahan adanya komplikasi dan penyulit
saat menjalani kehamilantermasuk hipertensi.
b. Upaya upaya farmakologi mencakup pengontrolan tekanan darah pada ibu hamil
menggunakan antihipertensi penting untuk menurunkan insidensi perdarahanserebral
dan mencegah terjadinya stroke maupun komplikasi serebrovaskular. Perawat dapat
melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian obat antihipertensi yang aman untuk
ibu hamil seperti Metildopa, Clonidine, CCB, Betablocker, Labetalol,
Hydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB (Kuswadi, 2019).
B. PREEKLAMPSIA
1. DEFINISI PREEKLAMPSIA
Preeklampsia yaitu penyakit yang terjadi di dalam kehamilan dan muncul setelah
umur kehamilan 20 minggu festasi, ditandai dengan gejala hipertensi, edema,
proteinuria. Preeklampsia disebabkan oleh banyak faktor dan jika tidak segera
ditangani akan menimbulkan eklamsia atau kejang (Wahyuni, 2013).

2. PENGERTIAN PREEKLAMPSIA
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan,
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik. (Sudhaberta, 2001). Di
Indonesia, preeklampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian ibu yang
berkisar 15% - 25%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya preeklampsia, yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes
mellitus, ginjal kronis dan hioperplasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multipel,
bayi besar).

3. KLASIFIKASI DAN TANDA GEJALA PREEKLAMPSIA


Klasifikasi preeklampsia menurut Mitayani (2013) dibagi menjadi dua golongan yaitu
:
a. Preeklampsia Ringan, dengan tanda-tanda :
1) Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmHg
atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
2) Edema pada kaki, jari tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 Kg atau lebih
per minggu.
3) Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih perliter =, kualitatif 1+ atau 2+
pada urine kateter atau mid steam.
b. Preeklampsia Berat, dengan tanda-tanda :
1) Tekanan darah 160/110mmHg atau lebih.
2) Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
3) Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrum.
5) Ada edema paru dan sianosis.
4. PENGOBATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA
Dari 9 artikel mengenai penatalaksanaan farmakologi pada ibu hamil dengan
preeklamsia terdapat 3 intervensi yang ditemukan yaitu berdasarkan prosedur
tetap/SOP penanganan preeklampsia, jenis obat untuk preeklampsia (obat
antihipertensi seperti nifedipine, metildopa, hidralazin, labetalol, aspirin, captropil,
amplodipin, clonidine, nikardipin, jenis obat diuretik yaitu furosemide, dan obat
untuk antikejang yaitu MgSO4) dan efektifitas biaya obat antihipertensi untuk
preeklampsia (amlodipine).

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan khusus berupa ECG ( eko kardiografi ),
pemeriksaan mata, dan pemeriksaan USG ginjal. Pemeriksaan laboratorium lain ialah
fungsi ginjal, fugsi hepar, Hb, hematokrit, dan trombosit.
b. Pemeriksaan janin Perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi janin. Bila dicurigai
IUGR, dilakukan NST dan profil biofisik.
c. Pemeriksaan urin protein Dilakukan untuk mendeteksi protein sampai berapa dan
apakan menuju tanda-tanda pre eklamsia berat atau bahkan eklamsia. Protein uria
adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan lebih
besar sama dengan 1+ dipstick ( Sarwono Prawiroharjo, 2008,h: 558).
C. DAFTAR PUSTAKA

A A I E Christanti, (2021). Konsep Hipertensi. Diakses pada 13 Januari 2023 , pukul


20.30 WIB. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7685/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf

Awalia, Annisya, et al. (2018). “PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI


PREEKLAMPISA PADA IBU HAMIL: LITERATURE REVIEW”, Fakultas Keperawatan,
Universitas Padjadjaran, Journal MCRH, Vol. 3 Issue (4), hlm. 227 – 242.

Evitasari, Desi & Rina Nuraeni. (2020). “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI GESTASIONAL PADA IBU HAMIL DI UPTD
PUSKESMAS DTP SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA”, STIKes YPIB
Majalengka, Jurnal PROSIDING SENANTAS, Vol.1 (1), hlm. 1203 – 1214.

Fatmawati, Erma. (2016). ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN, Fakultas Ilmu


Kesehatan UMP. Diakses pada 13 Januari 2023, pukul 21.55 WIB.
https://repository.ump.ac.id/5723/3/ERMA%20FATMAWATI%20BAB%20II.pdf

Istifadah, Nabila, et al. (2017). “GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB PRE EKLAMPSIA/


EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER”,
STIKES dr. Soebandi Jember, JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 3 (1), hlm.
176 – 183.

Primaya Hospital. (2020). Hipertensi Dalam Kehamilan Dan Preeklampsia. Diakases


pada 13 Januari 2023, pukul 20.10 WIB. https://primayahospital.com/kebidanan-dan-
kandungan/hipertensi-dalam-kehamilan/#:~:text=Gejala%20Hipertensi%20Dalam
%20Kehamilan&text=Sakit%20kepala%20yang%20parah.,Mual%20atau%20muntah
Putri, Dwi Marchelinda. (2021). Konsep Hipertensi Dalam Kehamilan. Diakses pada 13
Januari 2023, pukul 20.35 WIB. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5788/4/4.chapter
%202.pdf

Radjamuda, Nelawati & Agnes Montolalu. (2014). “Faktor-Faktor Risiko Yang


Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado”, Jurusan Kebidanan
STIKES Muhammadiah Manado & Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado,
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol. 2 (1), hlm. 33 – 40.

Safitri, Amalia & Djaiman, Sri Poedji Hastoety. (2021). “Hubungan Hipertensi dalam
Kehamilan dengan Kelahiran Prematur: Metaanalisis”, Bogor, Jawa Barat, Indonesia,
Journal Litbang Kemenkes, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Vol. 31 (1),
hlm. 27 – 38.

Widrarti, I. R & Rina Yulviana. (2021). “PENDAMPINGAN SENAM HAMIL PADA


IBU HAMIL TRIMESTER IIIUNTUKMENGURANGINYERIPUNGGUNG”, Program
Studi DIII KebidananSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru, Jurnal
Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal), Volume 01(02), hlm. 153 – 160.

Anda mungkin juga menyukai