Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.

S DENGAN
PERSALINAN PERVAGINA DI KLINIK LMT SIREGAR TAHUN 2020
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. Andi Sahputra (200202002) 11. Nanda Simah Bengi (200202041)
2. Andriyansyhah (200202004) 12. Radinova Hulu (200202044)
3. Asri Mirdani Hia (200202008) 13. Saroka E Tumanggor (200202052)
4. Debora Anzelina Sirait (200202011) 14. Septyana Ndaha (200202053)
5. Dwi Utari (200202014) 15. Swasti Telaumbanua (200202059)
6. Emmi D Tinambunan (200202017) 16. Trisna Widya Santri (200202062)
7. Endang R Pakpahan (200202018) 17. Yohana O Purba (200202066)
8. Hafizuddin (200202022)
9. Ilham Wahyu (200202002)
10. Mutia Mislika (200202040)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada peneliti dan atas berkah rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Ny.S Dengan Persalinan Pervagina Di Klinik
LMT Siregar Tahun 2020 ”
Penyelesaian makalah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia. Selama proses
penyusunan skripsi penelitian ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan bimbingan
yang peneliti terima demi kelancaran penelitian ini. Dengan segala kerendahan hati,
pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat
Bapak/Ibu :
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp.Kep.J, selaku Ketua koordinator Profesi
Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan banyak arahan serta masukan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ns. Rosetty Sipayung, M.Kep selaku Koordinator Stase Keperawatan Maternitas
yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan banyak arahan
serta masukan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Ns. Lasma Rina Efrina Sinurat, M.Kep selaku Dosen pembimbing dan penguji
Stase Keperawatan Maternitas yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Ns. Agnes Silvina Marbun, M.Kep selaku Dosen pembimbing dan penguji Stase
Keperawatan Maternitas yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
8. Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep selaku Dosen pembimbing dan penguji Stase
Keperawatan Maternitas yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
9. Ns. Adventy Riang Bevy Gulo, M.Kep selaku Dosen pembimbing dan penguji
Stase Keperawatan Maternitas yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan
memberikan banyak arahan serta masukan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
10. Christina Ross Etty Nainggolan, ST, M.Kes selaku Dosen pembimbing dan
penguji Stase Keperawatan Maternitas yang telah meluangkan waktu untuk
menguji dan memberikan banyak arahan serta masukan kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
11. Para dosen dan staf di lingkungan Program Studi Ners Fakultas Farmasi Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
12. Ibu Ronni Naudur Siregar, SKM., Mkes. selaku Kepala Klinik LMT SIREGAR
yang telah memberikan izin dinas dan memberikan data yang diperlukan penulis.
13. Teman dan sahabat seperjuangan program studi ners yang telah mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Medan, Desember 2020
Penyusun
( Mahasiswa/i Klinik LMT SIREGAR)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pembangunan kesehatan di indonesia sudah mengalami peningkatan lima
tahun terakhir. Meskipun begitu, perkembangan ini masih belum sebanding dengan
kualitas kesehatan indonesia yang ideal bagi seluruh rakyat indonesia. Oleh karena
itu, indonesia terus berusaha untukmengembangkan kualitas kesehatan masyarakat,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara
keseluruhan dan merata. Usaha teebut tertuang dalam Visi dan Misi Rencana Strategi
Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019, diantaranya yaitu meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, baik masyarakat swasta maupun masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan,meningkatkan pelayanan yang merata, terjangkau,
bermutu dan berkeadilan serta meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan
sumber daya manusia dalam bidang kesehatan yang merata dan bermutu. Untuk dapat
mewujudkan hal teebut, dibutuhkan petugas kesehatan yang kompeten dalam bidang
kesehatan serta memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan diri dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (Depkes RI,2014).
Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia dalam
mencapai peningkatan produktivitas dan kesejahteraan umum maka untuk mencapai
hal teebut pembangunan kesehatan pada dewasa ini diajukanpadapeningkatan
pemerataan mutu pelayanan dengan memberikan pelayananyang profesional dapat
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu bealin dan anak
(Prawirohardjo,2013).
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara- negara berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal
terjadi dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. Sebenarnya
sebagian besar kematian teebut masih dapat dicegah apabila mendapat pertolongan
pertama yang adekuat (Prawirohardjo, 2013).
Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong
tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi 226
per 100.000 kelahiran hidup. Dari data teebut didapatkan penurunan angka 2
kematian ibu di Indonesia antara penyebab kematian ibu post partum di Indonesia
dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan pervaginam. Semua itu dapat terjadi, jika
ibu post partum tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang masalah informasi yang
diperoleh ibu nifas kurang.
Masalah yang sering muncul dalam masa nifas adalah gangguan rasa nyaman
nyeri yang berhubunhan dengan nyeri di area perineum. Dalam mengatasi nyeri
dapat dilakukan beberapa teknik diantaranya adalah relaksasi nafas dalam, distraksi,
hipnotis 5 jari dan dengan kegiatan spiritual. Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan salah satu cara untuk mnegurangi rasa cemas, dengan menarik nafas
dalam0dalam pada saat ada kontraksi atau merasa cemas melalui hidung sambil
menggembungkan perut dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan
sambil mengempeskan perut.
Relaksasi nafas dalam merupakan teknik non farmakologi,yaituteknik relaksasi
dengan cara melakukan nafas dalam, lambat (inspirasi secara maksimal dengan
perlahan) dangan menghembuskan nafas secara perlahan. Low Deep Breathing
adalah bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan
purse lips breathing.
Relaksasi napas dalam dapat mengatasi kecemasan, mengurangi rasa nyeri,
insomnia, dan stress. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi
nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
dalam darah. Relaksasi napas dalam juga dapat memunculkan keadaan tenang dan
rileks yaitu gelombang otak perlahan-lahan akan melambat yang dapat membuat
seseorang dapat beristirahat dengan tenang.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan
keperawatan pada ibu nifas dengan masalah nyeri.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menggambarkan “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada
Ny.S Dengan Persalinan Pervagina Di Klinik LMT Siregar” secara
komprehensif meliputi aspek biopsiko-sosio-spritual pada klien dengan
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian status kesehatan klien dengan benar
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan post
partum spontan presentasi bokong
c. Membuat rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien dengan post partum spontan
presentasi bokong
d. Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun kolaboratif pada
klien post partum spontan presentasi bokong
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan dan perkembangan klien baik
tindakan mandiri maupun kolaboratif
f. Mendokumentasikan proses keperawatan yang telah dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS MEDIS

2.1 Konsep Fisiologi Peralinan


2.1.1 Pengertian
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiroraharjo, 2010). Persalinan merupakan suatu
diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur yaitu kontraksi uterus yang
frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat serta dilatasi dan
pembukaan serviks secara progresif (Nortwitz, 2007).

2.1.2 Klasifikasi Persalinan


1. Menurut Cara Persalinan
a. Partus Normal
Partus normal atau partus spontan adalah proses lahirnya bayi
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.
b. Partus Abnormal
Partus abnormal adalah pealinan pervagimnam dengan bantuan alat-
alat atau dengan menggunakan tindakan seperti ekstrasi foep dan
ekstrasi vacuum serta melalui dinding perut dengan tindakan operasi
sesar.

2.1.3 Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan


Terdapat beberapa teori yang memungkinkan proses persalinan yaitu :
1. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,
keadaan uterus dan dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta mengalami degenerasi.
2. Teori Penurunan Progesterone
Penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu kehamilan dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, villi koriales mengalami perubahan
sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang akan menimbulkan kontrasi rahim.
3. Teori EksitosinMaternal
Menurunya kontraksi progesterone akibat tuanmya kehamilan maka
ositosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga pealinan dimulai.
4. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua.
5. Teori Hipotalamus-Pituitari Dan GlandulaSuprarenalis
Prostaglandin, hipotalamus serta grandula suprarenal dianggap dapat
merupakan pemicu terjadinya pealinan.
6. Teori Berkurangnya Nutrisi
Bila nutrisi dalam janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan, factor lain yang digunakan adalah tekanan pada ganglion
servikal dari fleksus frankerhauser yang terletak dibelakang servik, bila
ganglion ini tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

2.1.4 Tanda-Tanda Persalinan


Tanda-tanda permulaan persalinan :
a. Kepala turun memasuki pintu atas panggul
b. Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteriturun
c. Perasaan sering susah kencing atau sering kencing karena kandung
kemih tertekan oleh bagian paling bawahjanin
d. Perasaan sakit perut dan punggung oleh adanya kontraksi uterus
lemah dariuterus
e. Servik menjadi lembel, mulai mendatar dan sekresinya bila
dicampur darah
Tanda-tanda inpartu :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang kuat, sering dan teratur
b. Keluar lender bercampur darah ( blood show ) yang lebih banyak
karena robekan pecah dengan sendirinya
c. Pada pemeriksaan dalam terjadi pembukaan serviks

2.1.5 Tahap Persalinan


a. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
mencapai lengkap. Lama kala I pada primigravida 18 jam
sedangkan pada multigravida 10 jam. Kala I dibagi menjadi, yaitu:
1. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.Pembukaan 1-3 lamanya 8
jam.
2. Fase aktif
Terjadi penurunan bagian terbawah janin, frekuensi dan lama
kontraksi uterus meningkat (kontraksi uterus dianggap adekuat
bila terjadi 3x lebih dalam 10menit lama40 detik atau lebih).
Fase ini dibagi menjadi 3 yaitu fase akselerasi (pembukaan 3-4,
lama 2 jam), fase dilatasi maksimal (pembukaan 4-9, lama 2
jam), fase deselerasi ( pembukaan 9- 10 lama 2 jam).
b. Kala II
Dimulai sejak pembukaan dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala
II pada primigravida 1,5 jam, pada multigravida 0,5 jam. Tanda
dan gejala kala II yaitu dorongan meneran ( doran ), tekanan pada
anus ( teknus ), vulva vagina dan spingter ani membuka,
peningkatan pengeluaran lender darah.
c. Kala III
Dimulai dari lahirnya bayi hingga pengeluaran plasentas. Setelah
lahir biasanya his berhenti sebentar, dan kemudian muncul lagi
yang disebut his pelepasan uri. Lama kala III pada primigravida
dan multigravida 6-25 menit. Perdarahan kala uri baik sebelum
dan sesuah lahirnya plasenta tidak lebih dari 400 ml, jika lebih
berarti patologis.
d. Kala IV
Dimulai dari pengeluaran uri sampai 2 jam kemudian. Observasi
post partum pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua. Observasi harus dilakukan pada kala IV
yaitu :
1. Kontraksiuterus
2. Tidak adaperdarahan
3. Plasenta dan selaput janin lahirlengkap
4. Luka perineum sudah dirawat dengan baik dan tidak ada
hematoma
5. Kandung kemih haruskosong
6. Keadaan umum ibu baik (TD, nadi, napas, normal) dan tidak
ada rasa mual muntal/sakit kepala
7. Bayi lahir dalam keadaan sehat
e. Lama pealinan pada primigravida dan multigravida

Kala Primigravida Multigravida


Kala I Kala II Kala III Kala 12,5jam 7 jam 20 menit
IV 60menit 30 menit
(Hutahaean, 2009) 10menit 8,5 menit
14 jam 8 jam
2.1.6 Mekanisme Persalinan
Faktor-faktor penting pada pealinan :
a. Passage
1. Fetus : umur kehamilan, ukuran kepala, posisi dan sikap.
2. Letak plasenta
b. Passage way: bentuk dan diameter pelvis, peregangan segmen
bawah uterus, dilatasi serviks, vagina danintroitus.
c. Power
1. Primer: kontraksiuterus
2. Sekunder:mengedan
d. Posisi: posisi ibu sewaktumelahirkan
e. Psikologi : pengalaman ibu sebelumnya
1. Kesiapan emosi
2. Persiapan persalinan: teknik relaksasi dan tehnik pengaturan
nafas
3. Support system
4. Lingkungan
5. Mekanis mekoping
6. Budaya
7. Sikap terhadap kehamilan
His adalah gelombang kontraksi retmis otot polos dinding
uterus mulai dari fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki
dinding uterus, awal gelombang teebut didapat dari pacemaker
yang terdapat di dinding uterus (hutahaean,2009).
Konsep Fisiologi Nifas
2.2 Periode Post Partum
Periode post partum Sarwono, 2010 yaitu :
a. Immediate Post Partum
1 jam setelah melahirkan, penting untuk memonitori adanya tanda-tanda
syok hipovolemik atau perdarahan, kontraksi uterus, keadaan luka
episiotomy, warna dan jumlah, perdarahan pervagina, keadaan perinemum,
jumlah darah pada pembalut.
b. Early Post Partum
Keadaan terjadi pada permulaan puce perineum waktu 1 hari sesudah sampai
7 hari, minggu pertama setelah melahirk
c. Late Post Partum
Keadaan yang terjadi minggu ke-2 sampai minggu ke-6 setelah melahirkan.

2.3 Adaptasi Fisiologi


Adaptasi fisiologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean, 2009
yaitu :
a. Tanda-tanda vital
1. Suhu badan pasca pealinan dapat naik lebih dari 0,50c dari keadaan
normal tapi tidak lebih dari 39 0c. sesudah 12 jam pertama melahirkan,
umumnya suhu badan kembali normal bila lebih dari 380c mungkin
adainfeksi.
2. Nadi umumnya 60-80 kali permenit dan segera setelah partus dapat
terjadi takikardi bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin
ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhubadan.
3. Tekanan darah tetap stabil, penurunan sistolik 20 mmHg ketika pasien
berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk, peningkatan sistolik 30
mmHg dan diastolic 15 mmHg, adanya sakit kepala, perubahan
penglihatan.
b. Kandung kemih
Pasien dapat BAK secara spontan dalam 8-12 jam post partum menyebabkan
BB berkurang 2,5 kg pada early post partum. Kandung kemih biasanya cepet
terisi karena dieresis post partum dan cairan IV. Selama proses persalinan,
kandung kemih mendapatkan trauma yang mengakibatkan edema dan
kehilangan sensitivitas terdapat cairan sehingga menyebabkan tekanan
berlebihan dan pengosongan tidak sempurna sehingga dapat terjadi hematuria
dan infeksi saluran kemih.
c. Pencernaan
Pemulihan system pencernaan merupakan waktu kurang lebih 1 minggu,
karrena penurunan mortilitas suhu, gangguan kenyamanan perineum, hukna
kala 1, penurunan kekenyalan otot abdomen. Ambulasi dan asupan nutrisi
serta cairan yang adekuat membantu mengembalikan regulasi BAB.
d. Endokrin
Lahirnya plasenta menurunkan estrogen dan human plasenta lectogen (hpl)
e. Pada klien menyusui kadar plolaktip menigkat karena rangsangan dari
penghisapan bayi.
f. Pasien yang telah menyusui kadar estrogen meningkat secara bertahap
g. Payudara
Payudara bengkak, hangat dan sakit, sel yang menghasilkan ASI mulai
berfungsi pada hari ke-3 post partum.
h. Musculoskeletal
Penurunan kekenyalan otot : musculus rectus abdominalis kembali normal
setelah 6 minggu post partum dengan latikan senam.
i. Uterus
Tingkat Involusio Uteri

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Uri lahir Setinggi pusat 1000 gram


1minggu 2 jari dibawah pusat Pertengahan pusat 750 gram
2minggu simpisis Tidak teraba di atas simpisis 500 gram 350
6minggu Bertambah kecil 50 gram
8minggu Sebesar normal (sebesar telur bebek ) 30 ram

(Saleha, 2010).
j. Lochea
Lochea adalah cairan sekreet yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masanifas. Macam-macam lochea :
1. Lochea Rubra(Cruenta)
Berasal dari cavum uteri berisi darah segar dari sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks koseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari
pasca pealinan
2. Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kekuning-kuningan berisi darah dan lender dari hari ke
3- 7 pasca pealinan
3. LocheaSerosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
4. Lochea Alba
Berwarna cairan kuning putih setelah 2 minggu.Tanda bahaya jika setelah
lochea rubra berhenti warna darah tidak muda, bau seperti menstruasi.
(Saleha, 2010).
k. Vagina
1. Dinding vagina mengalami kongesti dalam beberapahari
2. Perubahan progesterone dan estrogen menyebabkan mukosa vagina
menjadi tipis
3. Penurunan progesteron menyebabkan lubrikasi pada vagina
4. Labia minora tampak teregang
l. Serviks
Serviks melunak dan kembali memendek dalam waktu 18 jam post partum.
Bentuk servik berubah menjadi mulut ikan (mouth pish). Dalam waktu 2
minggu.
m. Otot pelvic
Kekuatan otot pelvic akan kembali setelah 6 minggu di perlukan kegel
exertise.
n. Perineum
Bila ada episiotomy maka akan lambat pemulihannya, tanpa atau dengan
episiotomy perineum mengalami edema dan kelihatan agak memar pada early
post partum
o. Afterpain
Umunya terjadi pada multipara oleh karena tonus otot yang kurang baik atau
pada hamil kembar sehingga uterus meregang pada saat hamil dan otot-otot
uterus menjadi kurang baik setelah melahirkan
1. Terjadi kontraksi yang intermiten seperti kram pada saat menstruasi
2. Biasanya tidak dialami oleh primipara
3. Meningkat saat menyusui
4. Kompres panas tidak dilakukan karena dapat meningkatkan
perdarahan.

2.4 Adaptasi Psikologis Post Partum


Adaptasi psikologis yang terjadi pada masa post partum menurut Hutahaean,
2009 terdapat 5 fase yaitu :
1. Fase honeymoon
Suatu proses/fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi kontak yang
lama antara ayah, ibu, anak, dimana fase ini tidak memerlukan hal- hal
romantic secara biologis :
a. Membicarakan tentang peran dan tanggung jawab yang barudidepa
orangtua
b. Menyesuaikan kembali hubungan antara keluarga
c. Mengenali bayi yang baru lahir
2. Fase Taking-In
a. Merupakan fase ketergantungan dimana fase ini perhatian klien hanya
berfokus pada dirinyasendiri
b. Klien cenderung pasif dan aktivitas terhadap perawat/oranglain
c. Berlangsung 1-2hari
d. Klien belum menginginkan kontak dengan bayinya tapi hanya terbatas
pada informasi tentang keadaanbayinya
e. Klien lebih seneng mengenang peristiwapealinanya
f. Perlu istirahat dan nutrisi yang cukup untuk pemulihan
3. Fase Taking Hold
a. Periode antara tingkah laku mandiri danketergantungan
b. Pasien mulai berinisiatif dan berusaha untukmandiri
c. Perhatian pasien lebih kepada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya
d. Kepercayaan diri pasien masih kurang
e. Berlangsung 10 hari
4. Fase Letting Go
a. Periode kemandirian dalam peranbaru
b. Merasakan keterikatan antara klien danbayinya
c. Menyadari adanya peran dan tanggung jawab baru, serta adaptasi
terhadap peranbaru
d. Peningkatan kemandirian dalam keperawatan terhadap dirinya maupun
bayinya
5. Post Partum Blues
a. Terjadi karena factor hormonal dan perantransisi
b. Klien merasa tertekan danmenangis
c. Kadang klien merasakankekecewaan
d. Nafsu makan dan pola tidurterganggu
e. Mudah tenggung danterluka
f. Merasa tidak nyaman, kelelahan yang sangat, merasa kehabisan tenaga
g. Bila klien sebagai orang tua kurang mengerti, depresi post partum
h. Terjadi 2-3 minggu
i. Dimulai dari minggu/bulan pertama sejakkelahiran

2.5 Konsep Nyeri


2.5.1 Pengetian Nyeri
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack,
1984) di kutip oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005). 15 Sedangkan menurut
(Varney, 2002), Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir
denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada
umumnya dimulai dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan
progresif pada servik, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim,
Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi
penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan
perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda pada setiap individu
karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi
berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan
2.6 konsep Relaksasi Nafas Dalam
2.6.1 Pengertian Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk
mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis dengan
menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi melalui hidung sambil
menggembungkan perut dan menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan sambil mengempeskan perut. Teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalan aktifitas saraf simpatik
dalam sistem saraf otonom. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri
dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin
dan kortisol yang menyebabkan ibu cemas dan takut akan menurun, ibu dapat
meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu
untuk mengatur pernafasa.

2.6.2 SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


a. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi nyeri pada pasien yang
mengalami cemas. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh, dan nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
2 Posisikan pasien dengan tepat
3 Pikiran beristirahat
4 Lingkungan yang tenang
b. .Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa cemas. Untuk meningkatkan
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, meningkatkan efisiensi batuk,
mengurangi stress fisik maupun emosional yaitu dapat menurunkan intensitas nyeri
dan mengurangi nyeri
Indikasi :Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri
c. .Prosedur pelaksanaan
1. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Tahap Kerja
a. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau jika
tidak mampu dapat berbaring di tempat tidur.
b. Instruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung
sehingga rongga paru-paru terisis oleh udara melalui hitungan 1, 2, 3, 4
kemudian ditahan sekitar 3-5 detik.
c. Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas, hitung sampai tiga secara
perlahan melalui mulut.
e. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yang dirasakan
bisa berkurang, bisa dengan memejamkan mata
f. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga kecemasan pasien berkurang.
Ulangi sampai 10kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
3. Tahap Terminasi
Evaluasi hasil kegiatan
a. Dokumentasi
TINJAUAN
TEORITIS KEPERAWATAN

A. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN POSTNATAL CARE (PNC)
KEPERAWATAN MATERNITAS

Tgl. Pengkajian : No. Register :


Jam Pengkajian : Tgl. MRS :
Ruang/Kelas :

A. IDENTITAS
a. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Jenis Kelamin : Jenis Kelamin :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pekerjaan :
Pekerjaan : Alamat :
Gol. Darah : Hubungan dengan Klien :
Alamat :

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Kompikasi
persalinan kelamin lahir bayi saat nifas
lahir

Pengalaman Menyusui : YA/Tidak berapa lama ...............


RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
Berapa kali diperiksa hamil : ........................................................................
Masalah kehamilan : .......................................................................

RIWAYAT PERSALINAN RIWAYAT GiNOKOLOGI


Jenis persalinan : spontan ( let kep/let su)
Tindakan (forceps/ekstrasi vakum)
SC a.i (atas indikasi) : .............................................
Tanggal/jam ............................................................
Jenis kelamin bayi : L/P, BB ........... gr PB...........CM, A/S............
Perdarahan :
Masalah dalam persalinan : ..............................................................................

Riwayat ginekologi
Masalah ginekologi : ............................................................................................
Riwayat KB : .............................................................................................

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetri : P…….. A……… H……… bayi rawat gabung :
Ya/tidak
Jika tidak, Alasannya :…………………………………………………………

KEADAAN UMUM………………………kesadaran………………………..
BB……………….kg TB…………….Cm
Tandai vital : TD: ……mmHg Nadi: ………….x/menit
S: ……………OC RR: ……………X/menit
KEPALA LEHER
Kepala : ……………………………………………………….
Mata : ……………………………………………………….
Hidung : ……………………………………………………….
Mulut : ……………………………………………………….
Telinga : ……………………………………………………….
Leher : ……………………………………………………….
Masalah khusus : ……………………………………………………….

DADA
Jantung : ……………………………………………………….
Paru : ……………………………………………………….
Payudara putting susus : ……………………………………………
Pengeluaran ASI : ……………………………………………………….
Masalah khusus : ……………………………………………………….

ABDOMEN
Involusi uterus : ……………………………………………………….
Kandung kemih : PENUH/KOSONG
Diastasis rektus abdominis : ……………………………………………
Fungsi pencernaan : ……………………………………………………….
Masalah khusus : ……………………………………………………….

PERENIUM DAN GENITAL


Vagina : integritas kulit :………………. Edema: ……………….
Memar : ……………………… Hematom: ………………..
Perineum : utuh/episiotomy/rupture
Tanda REEDA :R: : Ya/tidak
E: : Ya/tidak
E: : Ya/tidak
D: : Ya/tidak
A: : Ya/tidak
Kebersihan :
Lokia
Jumlah : ……………………………………………………….
Jenis/warna : ……………………………………………………….
Konsistensi : ……………………………………………………….
Hemoroid
Derajat berapa lama : ……………………lokasi : ………………
Masalah khusus : …………………… Nyeri/tidak : …………………..

EKSTREMITAS
Ekstremitas atas : Edema : Ya/tidak
Ekstremitas : Nyeri : Ya/tidak
Varies : Ya/tidak, lokasi
Tanda human ( haman’s sign) : +/-
Masalah khusus : ……………………………………………

ELIMINASI
Urine : kebiasaan BAK : ……………………………………
BAK saat ini : ……………………………………………………….
BAB : kebiasaan BAB : …………………………………….
BAB saat ini : ………………………… konstipasi : Ya/tidak

ISTRAHAT DAN KENYAMANAN


Pola tidur : kebiasaan ……… .lama :………….jam, frekuensi ……..
Pola tidur saat ini :
Ketidaknyamanan : Ya/tidak, lokasi :…………………………………….
Sifat : ………………………… intensitas :……………………….
MOBILITAS DAN LATIHAN
Tingkat mobilitas
Latihan senam
Masalah khusus

NUTRISI DAN CAIRAN


Asupan Nutrisi
Asupan Cairan
Masalah khusus

KEADAAN MENTAL
Adaptasi Psikologis
Penerimaan terhadap bayi
Masalah khusus

KEMAMPUAN MENYUSUI
OBAT-OBATAN
KEADAAN UMUM IBU
Tanda vital : TD :………….mmHg Nadi :……….x/menit
S : ………………oC RR :…………x/menit

JENIS PERSALINAN :…………………………………………..


Proses persalinan : Kala I : ………………. Jam
Kala II : ……………… menit
Kala III : ……………. Menit

KOMPLIKASI PERSALINAN: ibu :………………… Janin :…………….


Lamanya ketuban pecah : kondisi ketuban :…………………………………….

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : ………………………………………………………….
Kelahiran : tunggal/gemeli
Tindakan resusitasi : …………………………………………………………..
Plasenta : berat : …………… gr tali pusat panjang : ……… cm
Ukuran : ………….. jumlah pembuluh darah: ……
Kelainan : ………………………………………………….

NILAI APGAR
Tanda Nilai jumlah
0 1 2
Denyut ( )Tidak ( ) <100 ( ) <100
jantung ada
Denyut ( )Tidak ( ) lumpuh ( )
jantung ada menangis
kuat
Tonus otot ( ) ( ) ( )
Lumpuh ekstremitas gerakan
fleksi aktif
sedikit
Reflex ( ) tidak ( ) gerakan ( )
bereaksi sedikit relaksasi
melawan
warna ( ) tubuh ( ) tubuh ( )
kemeraha kemerahan kemeraha
n n

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
PERENCANAAN PULANG

.................................................................................................................................

................................................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perinium;
luka episiotomi; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.
5. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang cara merawat bayi.
6. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristik payudara.

C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perinium;
lika episiotomi; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakanpayudara.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien
menunjukan tidak adanya nyeri. Dengan kriteria hasil: TTV dalam batas
normal, klien menunjukan peningkatan aktifitas, keluhan nyeri terkontrol.
Intervensi:
1. Kaji lokasi dan karakteristik dari tingkat ketidaknyamanan/nyeri
Rasional : Untuk menentukan intervensi keperawatan sesuai skala nyeri
2. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pasca pealinan adalahfisiologis
Rasional : Nyeri yang dirasakan ibu pasca melahirkan adalah fisiologis
3. Instruksikan ibu dalam melakukan teknik relaksasi tarik napas dalam.
Rasional : Mengalihkan perasaan nyeri dan
menurunkan ketidaknyamanan.
4. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan mengalihkannyeri
Rasional : Dapat membantu dalam menurunkan ketidaknyamanan.
b. Berikan kompres hangat lokal menggunakan handukkecil
Rasional : Kompres hangat membantu meningkatkan sirkulasi pada
area yang sakit dan meningkatkan kenyamananlokal.
c. Kolaborasi pemberian analgetik atauantipireutik
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan akibat nyeri.

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang


berlebihan; diuresis; keringatberlebihan
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien dapat
menunjukan status cairan membaik dengan kriteria hasil: tidak ada
manifestasi dehidrasi, haluran urine diatas 30 ml/jam turgor kulit elastis
Intervensi:
1. Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam, warna urine, berat badan setiap hari,
serta keadaan umum setiap 8jam
Rasional : Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
2. Pantau cairan masuk dan cairan keluar setiap 8jam
Rasional : Mengidentifikasi keseimbangan cairan pasien secara adekuat
dan teratur
3. Beri tahu dokter bila: haluran urine <30 ml/jam, haus, takikardia, gelisah,
TD dibawah rentang normal, urine gelap atauencer
Rasional : Temuan-temuan ini menandakan hipovolemia dan perlunya
peningkatan cairan
4. Konsultasi dengan dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi Rasional
: Mencegah pasien jatuh dalam kondisi kelebihan cairan yang beresiko
terjadinya oedemaparu.
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan
Tujuan : Setelah diberikan asuhankeperawatandiharapkankelemahan dan
kelelahan berkurang, dan kebutuhan ADL terpenuhi secara mandiri.
Intervensi:
1. Kaji toleransi klien terhadap aktifitas menggunakan parameter berikut ini
nadi 20/menit diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan TD,
dispnea, nyeri dada, kelelahan berat, pusing ataupingsan
Rasional : Parameter teebut menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap
stres aktifitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jantung
2. Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri/respon hemo dinamik,
berikan aktifitas senggang yang tidakberat
Rasional : Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan
resiko komplikasi
3. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: penurunan
kelemahan/kelelahan, TD/frekuensi nadi stabil,peningkatan aktifitas dan
perawatandiri
Rasional : Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk menunjukkan
tingkat akitifitas indifidu
4. Dorong kemajuan aktifitas/toleransi perawatandiri
Rasional : Konsumsi oksigen miokard selama aktifitas dapat meningkatkan
jumlah oksigen, kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba-
tiba pada kerja jantung
5. Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien
Rasional: Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhanoksigen
6. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh: posisi duduk
ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat
tibun danberdiri
Rasional: Aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan
regangan dan mencegah aktifitas berlebihan
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jalanlahir
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi tidak
terjadi dengan kriteria hasil: tidak ada tanda infeksi, luka episiotomi kering
dan beh, takut berkemih dan BAB tidak ada
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital dan tandainfeksi
Rasional: Mengidentifikasi penyimpangan dankemajuan sesuai
intervensi yang dilakukan
2. Kaji pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlah
Rasional : mengidentifikasi kelainan pengeluaran lochea secara dini
3. Kaji luka perinium dan keadaanjahitan
Rasional : Keadaan luka perinium berdekatan dengan daerah basah
mengakibatkan kecendrungan luka untuk selalu kotor dan mudah terkena
infeksi
4. Anjurkan pasien membasuh vulva setiap habis berkemih dengan cara
yang benar dan mengganti PAD tiga kali perhari atau setiap kali
pengeluaran locheabanyak
Rasional : Mencegah infeksi secara dini
5. Pertahankan teknik septik dan aseptik dalam merawat pasien (merawat
luka perinium, merawat payudara, merawat bayi)
Rasional : Mencegah kontaminasi silang terhadapinfeksi

5. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang cara merawatbayi
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan gangguan proses
parenting tidak ada dengan kriteria hasil: ibu dapat merawat bayi secara
mandiri (memandikan, menyusui, merawat talipusat)
Intervensi :
1. Beri kesempatan ibu untuk melakukan perawatanbayi secara mandiri
Rasional : Meningkatkan perawatan ibu dalam perawatan bayi
2. Libatkan suami dalam perawatanbayi
Rasional : Keterlibatan bapak/suami dalam perawatan bayi akan
membantu meningkatkan keterikatan batin ibu dengan ibu
3. Latih ibu untuk perawatan payudara secara mandiri dan teratur
Rasional : Perawatan payudara secara teratur akan mempertahankan
produksi ASI secara kontinyu sehingga kebutuhan bayi akan ASI
tercukupi
4. Motifasi ibu untuk meningkatkan intake cairan dan diet TKTP
Rasional : Meningkatkan produksi ASI
5. Lakukan rawat gabung segera mungkin bila tidak terdapat komplikasi
pada ibu ataubayi
Rasional : Meningkatkan hubungan ibu dan bayi sedini mungkin

6. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,


pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristikpayudara.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat
mencapai kepuasan menyusui dengan kriteria hasil : ibu mengungkapkan
proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervensi :
1. Kaji ulang tingkat pengetahuan ibu tentang menyusui sebelumnya
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar
memberikan intervensi yangtepat
2. Berikan penkes tentang teknik menyusui dan perawatan puting dan
payudara
Rasional : Membantu klien menjamin suplai susu adekuat, mencegah
puting pecah dan luka, memberikan kenyamanan
3. Libatkan keluarga dalam proses penyuluhan
Rasional : Keluarga merupakan orang terdekat yang akan membantu
sepenuhnya.
4. Demonstrasikan teknik-teknik menyusui yang baik dan benar
Rasional : Posisi yang tepat mencegah luka pada puting, tanpa
memperhatikan lamanya menyusui.
5. Evaluasi teknik menyusui yang telahdiajarkan
Rasional : Sebagai indikator keberhasilan penyuluhan yang telah
diberikan

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN POSTNATAL CARE (PNC)


KEPERAWATAN MATERNITAS

Tgl. Pengkajian : 16 Desember 2020 No. Register :


Jam Pengkajian : 14.00 Tgl. MRS : 15 Desember 2020
Ruang/Kelas :

B. IDENTITAS
b. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.K Nama : Tn.S
Umur : 21 tahun Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin :Pr Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pekerjaan :Pegawai swasta
Pekerjaan : IRT Hubungan dengan Klien : Suami
Gol. Darah :A Alamat : Jl. Sekolah
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Kompikasi
persalinan kelamin lahir bayi saat nifas
(L/P) lahir

Pengalaman Menyusui : YA/Tidak berapa lama ...............

RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


Berapa kali diperiksa hamil : 4 kali selama kehamilan klien memeriksakan
kehamilannya pada bidan.
Masalah kehamilan :-
RIWAYAT PERSALINAN RIWAYAT GiNOKOLOGI
Jenis persalinan : spontan ( let kep/let su)
Tindakan (forceps/ekstrasi vakum)
SC a.i (atas indikasi) : .............................................
Tanggal/jam ............................................................
Jenis kelamin bayi : L/P, BB 2800 gr PB 55 cm, A/S............
Perdarahan :
Masalah dalam persalinan :-

Riwayat ginekologi
Masalah ginekologi :-
Riwayat KB :-

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetri : P1 A0 H1 bayi rawat gabung : Ya/tidak
Jika tidak, Alasannya :-

RIWAYAT PERSALINAN RIWAYAT GiNOKOLOGI


Jenis persalinan : spontan ( let kep/let su)
Tindakan (forceps/ekstrasi vakum)
SC a.i (atas indikasi) : .............................................
Tanggal/jam ............................................................
Jenis kelamin bayi : L/P, BB 2800 gr PB 55CM, A/S............
Perdarahan :
Masalah dalam persalinan : Nyeri pada perineum

Riwayat ginekologi
Masalah ginekologi :-
Riwayat KB :-
DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status obstetri : P1A0H1 bayi rawat gabung : Ya/tidak
Jika tidak, Alasannya :…………………………………………………………

KEADAAN UMUM………………………kesadaran Composmentis


BB 58kg TB 148Cm
Tandai vital : TD: 110/70mmHg Nadi: 80x/menit
S: 36,7OC RR: 20x/menit
KEPALA LEHER
Kepala : Kepala tampak bersih, (-) ketombe, (-) oedema pada kulit
kepala
Mata : kongjungtiva pucat, sklera putih tidak ikterik, tidak ada nyeri
tekan , fungsi penglihatan baik dan tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
Hidung : tidak ada polip, fingsi penciuman baik dan tidak ada nyeri
tekan
Mulut : bibir pucat, tidak ada sariawan, mulut dan gigi bersih
Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan.
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
tidak ada tumor, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Masalah khusus :-

DADA
Jantung : ……………………………………………………….
Paru : Warna kulit simetris, RR=20 x/i, nyeri tekan(-), sonor
Payudara putting susu: Tidak ada pembengkakan pada mamae, tidak ada tumor,
simetris kanan dan kiri, areola hiperpigmentasi, putting susu
bersih dan menonjol
Pengeluaran ASI : Kolostrum/ASI sudah keluar
Masalah khusus :-
ABDOMEN
Involusi uterus : ……………………………………………………….
Kandung kemih : PENUH/KOSONG
Diastasis rektus abdominis : ……………………………………………
Fungsi pencernaan : baik
Masalah khusus :-

PERENIUM DAN GENITAL


Vagina : integritas kulit :Lembab Edema:tidak
Memar : Tidak ada Hematom:Tidak ada
Perineum : utuh/episiotomy/rupture
Tanda REEDA :R: : Ya/tidak
E: : Ya/tidak
E: : Ya/tidak
D: : Ya/tidak
A: : Ya/tidak
Kebersihan :
Lokia
Jumlah : ……………………………………………………….
Jenis/warna : ……………………………………………………….
Konsistensi : ……………………………………………………….
Hemoroid
Derajat berapa lama : ……………………lokasi : ………………
Masalah khusus : …………………… Nyeri/tidak : …………………..

EKSTREMITAS
Ekstremitas atas : Edema : Ya/tidak
Ekstremitas : Nyeri : Ya/tidak
Varies : Ya/tidak, lokasi
Tanda human ( haman’s sign) : +/-
Masalah khusus : ……………………………………………

ELIMINASI
Urine : kebiasaan BAK : sering
BAK saat ini : sering
BAB : kebiasaan BAB : 1x1 hari
BAB saat ini :1x1 hari konstipasi : Ya/tidak

ISTRAHAT DAN KENYAMANAN


Pola tidur : kebiasaan ……… .lama :5jam, frekuensi 2
Pola tidur saat ini : sekitar 6 jam per hari
Ketidaknyamanan : Ya/tidak, lokasi :…………………………………….
Sifat : ………………………… intensitas :……………………….
MOBILITAS DAN LATIHAN
Tingkat mobilitas
Latihan senam
Masalah khusus

NUTRISI DAN CAIRAN


Asupan Nutrisi
Asupan Cairan
Masalah khusus

KEADAAN MENTAL
Adaptasi Psikologis
Penerimaan terhadap bayi : Klien sangat bahagia dengan kehadiran bayi
Masalah khusus

KEMAMPUAN MENYUSUI
OBAT-OBATAN
KEADAAN UMUM IBU
Tanda vital : TD :110/70mmHg Nadi : 80x/menit
S : 36,7oC RR :20x/menit

JENIS PERSALINAN : Normal/Spontan


Proses persalinan : Kala I : 12,,5 Jam
Kala II : 60 menit
Kala III : 10 Menit

KOMPLIKASI PERSALINAN: ibu :………………… Janin :…………….


Lamanya ketuban pecah : kondisi ketuban :…………………………………….

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : 16 Desember 2020
Kelahiran : tunggal/gemeli
Tindakan resusitasi : …………………………………………………………..
Plasenta : berat : …………… gr tali pusat panjang : ……… cm
Ukuran : ………….. jumlah pembuluh darah: ……
Kelainan : ………………………………………………….

NILAI APGAR
Tanda Nilai jumlah
0 1 2
Denyut ( )Tidak ( ) <100 ( √ ) <100 2
jantung ada
Denyut ( )Tidak ( ) lumpuh (√ ) 2
jantung ada menangis
kuat
Tonus otot ( ) ( ) (√ ) 2
Lumpuh ekstremitas gerakan
fleksi aktif
sedikit
Reflex ( ) tidak ( ) gerakan (√) 2
bereaksi sedikit relaksasi
melawan
warna (√ ) tubuh ( ) tubuh ( ) 0
kemeraha kemerahan kemeraha
n n

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

PERENCANAAN PULANG

.................................................................................................................................

................................................................................................................................

AnalisaData

No. Data Masalah Etiologi


1 DS : Proses persalinan Nyeri
- Klien mengatakan nyeri
perut seperti diremas- Kontraksi uterus
remas
- Klien mengatakan nyeri Fase kontraksi pembuluh
abdomen/ uterus darah
semakin sering, lama
dan kuat Nyeri
-
DO :
- K/U lemah
- Wajah tampak meringis
- Wajah tegang
- Gelisah
- Skala nyeri 7
DiagnosaKeperawatan

1. Nyeri b.d proses persalinan ditandai dengan Ny.K mengatakan nyeri area
perineum

Intervensi Keperawatan
RencanaKeperawatan

No. Hari/ Tuj Intervensi Rasional


Dx. tanggal uan
1 Rabu/ 16 Setelah dilakukan teknik 1. Lakukan 1. Meningkatkan hubungan
Desember relaksasi napas dalam pendekatan diri saling percaya
2020 diharapkan: pada pasien agar 2. Mengurangi nyeri
a. Nyeri hilang pasien nyaman
b. Tidak tampak gelisah 2. Lakukan teknik
relaksasi nafas
dalam

Impementasi
No. Hari/ Implementasi Evaluasi
Dx. tanggal
1 Rabu/ 16 3. Melakukan S : Ny.K mengatakan sudah bisa melakukan cara teknik
Desember pendekatan diri relaksasi nafas dalam
2020 pada pasien agar O : Ny.K mampu mempraktekkan cara teknik relaksasi
pasien nyaman nafas dalam
4. Melakukan teknik A : Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri area
relaksasi nafas perineum
dalam P : Hentikan Intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Di dalam bab IV ini penulis akan membahas tentang tinjauan teori dan kasus
yang mendukung dan menghambat pada pelaksanaan pengambilan kasus di
lapangan. Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan persalinan spontan dengan
masalah nyeri perineum.
1. Pengkajian
Pengkajian di lakukan pada tanggal 16 desember 2020. pasien mengatakan
daerah perineum terasa nyeri, P: profokatif: nyeri terasa ketika ingin eliminasi.
Paliatif: nyeri berkurang saat Q: nyeri terasa sedikit berdenyut denyut, R: nyeri
pada daerah perineum S: skala nyeri 8, T: nyeri timbul saat ingin eliminasi dan
banyak pergerakan 20-30 detik setiap 20 menit. Saat dikaji pasien tampak tidak
begitu semangat. Ditemukan dari hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri pada
luka jalan lahir, seperti ditusuk tusuk, dengan skala 5, dan dirasakan hilang
timbul, dan wajah pasien tampak meringis saat nyeri.
Menurut SDKI (2017) Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3bulan. Tanda dan gejala nyeri menurut teori terdiri dari data
subjektif yaitu mengeluh nyeri dan data objektifnya yaitu tampak meringis,
bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur. (SDKI,
2017).

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka adalah nyeri akut berhubungan
dengan intensitas kontraksi, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyebab dan akibat dari persalinan, ansietas berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada persalinan.
Pada tinjauan kasus terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang muncul,
antara lain Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan
perinium; luka episiotomi; infolusi uteri; hemoroid; pembengkakan
payudara.Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.Gangguan pemenuhan ADL
berhubungan dengan imobilisasi; kelemahan.Resiko infeksi berhubungan dengan
trauma jalan lahir.Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang cara merawat bayi. Ketidakefektifan menyusui berhubungan
dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan,
karakteristik payudara.
Diagnosa yang muncul pada tinjauan pustaka disesuaikan dengan kondisi
patologis pasien secara umum, sedangkan diagnose keperawatan pada tinjauan
kasus disesuaikan dengan keadaan pasien secara langsung
Pada tinjauan kasus didapatkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
perineum; episiotomy karena pasien mengeluh nyeri pada area perineum.. Hal ini
tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada pasien
persalinan normal.
Penulis mengangkat dengan problem nyeri karena saat dilakukan pengkajian
didapatkan data subjektif : klien mengatakan nyeri pada bagian perineum

3. Intervensi keperawatan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan. Pada tinjauan pustaka perencanaan menggunakan kriteria hasil
yang mengacu pada pencapaian tujuan. Sedangkan pada tujuan kasus
perencanaan menggunakan sasaran dalam intervensinya dengan tujuan penulis
ingin meningkatkan kemandirian klien dan keluarga dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (kognitif), perubahan tingkah
laku klien (asektif) dan keterampilan mengenai masalah (psikomotor).
Pada intervensi tinjauan pustaka dilakukan intervensi yang sama pada tinjauan
kasus. Alasannya karena data yang didapat : Pasien mengatakan nyeri seperti di
tusuk-tusuk, bagian bawah, dengan skala nyeri 5, nyeri tersa jarang (hilang
timbul). Dengan data objektif yang mendukung pasien tampak meringis.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit, diharapkan nyeri


pasien dapat berkurang / teratasi dengan kriteria hasil : Pasien dapat menjelaskan
kembali tentang nyeri dan penyebab nyeri, Pasien mau melakukan nafas dalam
saat nyeri, Pasien dapat mempraktekkan kembali teknik relaksasi dan distraksi,
Tingkat kesadaran baik, Tanda-tanda vital dalam batas normal. Dilakukan
intervensi menjelaskan pada pasien tentang nyeri dan penyebab dari nyeri,
menganjurkan pasien untuk nafas dalam saat nyeri, mengajarkan teknik relaksasi
dan distraksi, mengobservasi tingkat kesadaran pasien, mengobservasi tanda-
tanda vital pasien.
Tindakan yang dilakukan penulis untuk mengurangi rasa nyeri adalah
menjelaskan pada pasien tentang nyeri dan penyebab dari nyeri, rasional :dengan
menjelaskan tentang nyeri dan penyebab nyeri dapat menambah pengetahuan
pasien tentang nyeri dan penyebab dari nyeri. Anjurkan pasien untuk nafas dalam
saat nyeri, rasional : tehnik nafas dalam diyakini dapat membantu mengurangi
nyeri. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, rasional : untuk mengalihkan rasa
nyeri pasien. Observasi tingkat kesadaran pasien, rasional : untuk mengetahui
keadaan pasien. Observasi tanda-tanda vital pasien, rasional : untuk mengetahui
keadaan umum klien secara keseluruahan.

4. Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dan rencana keperawatan
yang telah disusun dan ditetapkan pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Pelaksanaan pada tinjauan pustaka belum dapat direalisasikan karena hanya
membuat teori asuhan keperawatan. Sedangkan pada tinjauan kasus telah disusun
dan direalisasikan pada klien dan ada pendokumentasian serta intervensi
keperawatan.
Pada implementasi tinjauan pustaka sama seperti tinjauan kasus. Dilakukan
tindakan seperti menjelaskan pada pasien tentang nyeri dan penyebab dari nyeri,
menganjurkan pasien untuk nafas dalam saat nyeri, mengajarkan teknik relaksasi
dan distraksi, mengobservasi tingkat kesadaran pasien, mengobservasi tanda-
tanda vital pasien.

6. Evaluasi
Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat terlaksana karena merupakan kasus
semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat
diketahui keadaan pasien dan masalahnya secara langsung
Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan
perineum;episiotomy sudah dilakukan dalam waktu 1 x 30 menit karena tindakan
yang tepat, pasien juga melakukan apa yang penulis ajarkan untuk nyerinya dan
telah berhasil dilaksanakan dan tujuan kriteria hasil telah tercapai.

Menurut penulis, dari hasil evaluasi akhir pada tanggal 16 desember 2020 pukul
08:05 WIB, masalah keperawatan Nyeri akut teratasi, sekala nyeri klien
berkurang menjadi 3, klien tampak bersemangat dan tidak pucat, walaupun
keadaan klien sudah mulai membaik tetap harus dilakukan pemantauan keadaan
klien untuk mencegah komplikasi lain dan menghentikan intervensi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan
keperawatan secara langsung pada klien dengan kasus Persalinan Normal di klinik
LMT SIREGAR, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran
yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan klien dengan
Persalinan Normal.
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan Persalinan Normal, maka penulis dapat mengambil simpulan nyeri akut
berhubungan dengan persalinan d/d Ny.K mengatakan nyeri area perineum, setelah
dilakukan asuhan keperawatan dengan tujuan nyeri dapat berkurang. Kriteria hasil
keaadaan umum baik, TTV normal (TD : 120/80 mmHg, N : 80x/ menit, S : 36,5°C,
RR : 18x/ menit), wajah tampak rileks, tingkat nyeri berkurang, skala nyeri berkurang
3-1

5.2 Saran
Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan
yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
2. Perawat sebagai petugas kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan,
ketrampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim kesehatan
lainnya dengan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
persalinan normal.
3. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang professional
alangkah baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang
membahas tentang masalah kesehatan pada klien.
4. Pendidikan atau pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu
ditingkatkan baik secara formal maupun informal khususnya dalam bidang
pengetahuan.
5. Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep
manusia secara komprehensif, sehingga mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, A., Mustafa, A., Emil, S. A. V., Amekah, E., Engmann, C., Adanu, R., et
al. (2013). “Social Support During Delivery In Rural Central Ghana : A Mixed
Methods Of Women’s Preferences For and Against Inclusion Of A Lay Companion
In The Delivery Room”. Journal Of Biosocial Science. Cambridge University Press.
(http://journals.cambridge.orgS002193201300041 diakses tanggal 08 Agustus 2019
jam 16:15 WIB).
Anwar, Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonata. Yogyakarta : Pustaka Pelajar ; 2014.
Arif, Ulfa., dkk. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kecemasan pada
Ibu Hamil Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Kemis Tanggerang Tahun
2014. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 49-56, Desember 2014. ISSN : 2086-9266
Cunninghsm, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L., &
Wenstrom, K. D. (2014). Pregnancy Hypertension. Dalam F. G. Cunningham, K. J.
Leveno, S. L. Bloom, J. C. Hauth, L. Gilstrap, & K. D. Wenstrom (Penyunt.),
Williams Obstetrics (24th Edition ed.). New York : The McGraw-Hill Companies
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2016).
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2016/15_jatim_2016.pdf
Elzahra, A. 2012. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Ketuban Pecah Dini.
Available online at :http://thynha.blogspot.com/2012/12/asuhan- keperawatan-pada-
nys-dengan.html. Diakses tanggal 08 Agustus 2019
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP
%20PERSALINAN/laporan- pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal
19 Agustus 2019)
103
Irmayanti., 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dan Pemeriksaan Kehamilan
dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Medan
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi edisi 2. EGC :
Jakarta
Normanita, nita, dkk. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 : cetakan 3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Saswono Prawirohardjo.
Rukiyah, A. Y, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : CV. Trans
Info Media
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika
Saifuddin, A.B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009; 115.
Sulistyawati A, Nugraheny E. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : Salemba
Medika ; 2010
Sulistyawati, A. & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Shodiqoh, E.R., & Syahrul, F. (2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal Berkala
Epidemiologi. 2(1), 141-150. Diterima dari http://www.journal.unair.ac.id/download-
full/JBE8534- d73df33709fullabstract.pdfpada tanggal 05 September 2019
Tasnim et all. (2011).http://eprints.ums.ac.id/30133/2/BAB_I.pdf
104

Taufan. (2014). Askep Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika


WHO. (2014) http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf
Wijaya, D.E., Rillyani, Wandini, R., & Wardiyah, A. (2015). Pengaruh
Pendampingan Suami Terhadap Lamanya Persalinan Kala II di Ruang Delima RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Jurnal Keperawatan, 6, 6- 14.
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009; 523-529

Anda mungkin juga menyukai