Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PADA PERSALINAN


FISIOLOGIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Stase 4 Praktik Asuhan Kebidanan
Persalinan Fisiologis yang berpusat pada perempuan

Dosen Pembimbing:

Bayu Irianti, SST,M.Keb

Disusun Oleh:

KANIA AMBARWATI
NIM:P20624822061

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny.R Usia 20 Tahun bersalin fisiologis


dengan Aromaterapy Lavender
Diwilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Purwaharja 2

Disetujui di Banjar

Mahasiswa

Kania Ambarwati

NIM.P07224420061

Dosen Pembimbing Institusi Preceptor Lahan

Bayu Irianti, SST,M.Keb Yulan Setiawati,Amd.Keb


NIP.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, dan dengan segenap usaha serta kemampuan yang ada penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan studi kasus asuhan kebidanan Persalinan . Tak lupa shalawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga beserta
sahabatnya dan sampai kepada kami selaku umatnya. Laporan ini ditulis dalam rangka
Praktik Kebidanan Stase 4 di Puskesmas Purwaharja 2.
Berhasilnya kegiatan laporan studi kasus dan penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas
dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada yang terhormat.
1. Hj. Ani Radiati, S.Pd, M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Nunung Mulyani,APP,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Dr.Meti Widiya Lestari,SST M,Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan dan selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Bayu Irianti, SST,M.Keb selaku Dosen Pembimbing


5. Endang Astriyani, SST,M.Keb selaku Dosen Penguji
6. Seluruh staf Dosen Program Studi Profesi Bidan yang telah banyak memberikan
bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan
7. Enjang Suryana,SST selaku Kepala Puskesmas Purwaharja 2
8. Nurlenni Sembiring, Amd,Keb selaku Bidan Koordinator
9. Yulan Setiawati, Amd.Keb selaku Pembimbing Lapangan
10. Bidan Desa Raharja dan Mekarharja serta Keluarga Binaan yang telah bekerjasama
membantu saya dalam menyelesaikan makalah studi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa makalah studi kasus ini masih terdapat banyak
kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
studi kasus ini dapat lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga studi kasus ini membawa
manfaat bagi kami.

Banjar, Desember 2022

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan dan persalinan masih merupakan sesuatu yang berisiko dan dapat
mengancam nyawa bagi ibu dan bayi di Indonesia. Menurut World Health Organization pada
tahun 2017 sekitar 810 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan
dan proses kelahiran. Sekitar 94% dari semua kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah, dimana 75% dari penyebab semua kematian ibu akibat komplikasi
utama yaitu, perdarahan hebat, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan, komplikasi
dari persalinan dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2019). Sementara tahun 2015 angka
kematian ibu di Indonesia adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab utama
kematian ibu adalah tekanan darah tinggi dalam kehamilan (32%) dan perdarahan setelah
persalinan (20%) (Media Indonesia, 2018). Penurunan AKI dan angka kematian bayi baru
lahir (AKB) merupakan prioritas utama pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2015-2019 dan merupakan target Sustainable Development Goals
yang harus dicapai pada tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Pada kala I persalinan berkaitan dengan nyeri persalinan dimana terdapat beberapa aspek
yang berkaitan dengan nyeri persalinan yang mempengaruhi proses persainan itu sendiri.
Pengaruh utama yang terjadi adalah karena terpicunya sistem simpatis dimana terjadi
peningkatan kadar katekolamin terutama epineprin yang dapat menyebabkan gangguan pada
kontraksi (Maryunani, 2018). Sejalan dengan pendapat Manuaba (2010) kondisi psikologis
yang tidak adekuat membuat seseorang menjadi cemas. Dengan kecemasan yang meningkat
menyebabkan ambang batas nyeri menjadi menurun sehingga ibu hamil mengalami
kesakitan yang lebih besar. Mengadopsi pendapat Mender (2004) yang dikutip oleh Astuti &
Bangsawan (2019), rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik dengan menggunakan metode
farmakologik maupun nonfarmakologik yang terkait dengan tiga tujuan dasar pengurangan
nyeri persalinan yaitu mengurangi perasaan nyeri dan tegang, menjaga agar pasien dan
janinnya sedapat mungkin tetap terbebas dari efek depresif yang ditimbulkan oleh obat, dan
mencapai tujuan ini tanpa menggangu kontraksi rahim. Salah satu upaya non farmakologis
untuk menurunkan kecemasan diantaranya adalah dengan memberikan relaksasi aromaterapi.
Aromaterapi adalah minyak essensial yang diekstrak dan unsur kimianya diambil dengan
utuh. Penggunaan relaksasi aromaterapi dengan minyak essensial dapat menyebabkan
perasaan nyaman dan tenang, dengan perasaan seperti ini, ibu hamil dapat melalui
persalinannya lebih mudah. Penelitian oleh Vakilian & Keramat (2013) mengenai pengaruh
teknik pernafasan dalam dengan dan tanpa aromaterapi pada kala I fase aktif dan kala II
persalinan.
Penelitian ini semua ibu inpartu menggunakan teknik pernafasan dalam, dengan satu
kelompok diberi aromaterapi lavender yang dihirup melalui nebulizer dan satu lagi tidak.
Didapatkan hasil perbedaan panjang persalinan yang signifikan, sehingga disimpulkan
bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan untuk memperpendek lama persalinan. Pada

4
penelitian ini peneliti akan menggunakan alat ultrasonic diffuser untuk aromaterapi karena
penggunaannya yang praktis, mudah, tidak merepotkan petugas. Selain itu diharapkan efek
relaksasi juga dapat dirasakan tidak hanya oleh pasien, petugas tapi juga dirasakan oleh
keluarga pasien. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh relaksasi aromaterapi lavender dengan menggunakan ultrasonic
diffusher terhadap kemajuan proses persalinan pada ibu primigravida di Puskesmas
Purwaharja 2.

B. Tujuan
Mengetahui pengaruh teknik relaksasi aromaterapi lavender terhadap lama proses
persalinan pada ibu primigravida di Puskesmas Purwaharja 2.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Persalinan adalah proses keluarnya bayi, plasenta, dan selaput ketuban dari uterus
ibu (JNPK, 2008). Menurut Sarwono, persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Berdasarkan
caranya, partus terbagi menjadi 2 yaitu persalinan (partus) normal dan partus abnormal.
(Eniyati, 2012).

B. Tanda-tanda inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Seperti telah ditemukan terdahulu, faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah:
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
a. His (kontraksi uterus)
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma
d. Dan ligamentous action terutama lig. Rotundum
2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir (Sofian, 2012 : 70)

C. Tahapan Persalinan
Sondakh (2013 : 5) membagi tahapan persalinan atas empat kala yaitu:
1. Kala I (Kala pembukaan)
Kala I dimulai dari persalinan (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
a. Fase laten, berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.
b. Fase aktif, berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase:
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
cm menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi : pembukaan menjadi lembat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi lengkap.

6
JNPK-KR (2014 : 38) menyatakan bahwa fase aktif pada kala satu persalinan akan
menunjukkan frekuensi dan lama kontraksi uterus yang akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan akan terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Sondakh (2013:111) menyatakan bahwa kemajuan yang cukup baik
pada persalinan kala I ditandai dengan:
1. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
2. Selama fase aktif dalam persalinan, kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm
per jam (dilatasi serviks berlangsung atau ada di sebelah kiri garis waspada).
3. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

2. Kala II (Kala pengeluaran janin)


Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:
a. HIS semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat
tertekannya pleksus Frankenhauser.
d. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
- Kepala membuka pintu
- subocciput bertindak hipomoglion, kemudian secara berturutturut lahir ubun-ubun besar,
dahi, hidung, dan muka, serta kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu: penyesuaian kepala pada
punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan cara:
- Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, kemudian ditarik dengan
menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang.
- Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
- Bayi lahir diikuti sisa air ketuban (Sondakh, 2013:5) Tanda pasti kala II yang ditentukan
dengan pemeriksaan dalam (informasi obyektif) menurut JNPK-KR (2014:76( adalah:
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. Menurut Sofian (2012:73) pada
kala pengeluaran janin, his akan terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kala II pada primi: 1 – 2 jam, pada multi 1/2 – 1 jam.

3. Kala III (Kala pelepasan plasenta)


Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan
mempertahankan tanda-tanda dibawah ini:
a. Uterus menjadi bundar

7
b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Terjadi semburan darah secara tiba-tiba.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Sofian, 2012)

4. Kala IV (Kala pengawasan)


Kala IV dimulai dari saatnya lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Kala ini
terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering
terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakat sebaik-
baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat
pelepasan plasenta dan robekan serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang
dikatakan normal adalah 250cc, biasanya 100-300cc. Jika lebih dari 500cc, maka dianggab
abnormal (Sondakh, 2013)

D. Definisi Nyeri Persalinan


Menurut Cunningham, dalam Judha dkk, 2015, Nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-
masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman
persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry & Bobak, dalam Judha
dkk, 2015)
Rasa nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim.
Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke
arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan
adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan. (Judha dkk, 2015)

E. Penyebab Nyeri Persalinan


Maryunani (2015) mengatakan ada beberapa uraian yang menyebabkan nyeri selama
persalinan:
1. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.
2. Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari
pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokonstriksi akibat aktivitas
berlebihan dari sarfa simpatis.
3. Adanya peradangan pada otot uterus.
4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu
aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis.
5. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri persalinan kala I terutama
disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi,

8
peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.
6. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen saraf yang berbeda-beda.
Nyeri pada kala I terutama berasal dari uterus.
7. Berkurangnya suplai oksigen otot uterus akibat kontraksi yang semakin sering
8. Peregangan leher rahim/dilatasi serviks (penipisan dan pelebaran).
9. Bayi menekan persarafan di dan sekitar leher rahim dan vagina
10. Jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan tegang akibat kontraksi uterus
dan gerakan bayi yang mulai turun dalam rahim.
11. Tekanan pada uretra, kandung kemih dan anus.
12. Peregangan otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina.
13. Rasa takut dan cemas, yang akan meningkatkan pelepasan hormon stres sehingga
persalinan semakin lama dan semakin nyeri.

F. Penyebab Nyeri Persalinan Kala I


Nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik dimana nyeri ini menyertai proses
fisiologis normal. Meskipun persepsi nyeri dalam persalinan berbeda-beda diantara wanita,
terdapat suatu dasar fisiologis terhadap rasa tidak nyaman/nyeri selama persalinan. Nyeri
selama kala I persalinan berasal dari:
1. Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang utama.
2.Peregangan segmen uterus bawah.
3. Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan.
4. Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi (Wesson, 2000)
5.Area nyeri meliputi dinding abdomen bawah dan area-area pada bagian

G. Metode pengurangan rasa nyeri


1. Metode Farmakologi
Rasa nyeri persalinan dapat dihilangkan dengan menggunakan beberapa metode atau
pemberian obat-obatan penghilang rasa nyeri, misalnya pethidine, anastesi epidural, entonox,
TENS atau ILA (Intrathecal Labour Analgesia). Namun, belum semua metode dan obat
tersebut ada di Indonesia. (Maryunani, 2015)
a. Pethidine
Pemberian penthidine akan membuat tenang, rileks, malas bergerak dan terasa agak
mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2-3
jam dan biasanya diberikan pada kala I. Obat ini biasanya disuntikkan dibagian paha luar
atau bokong. Penggunaan obat ini juga menyebabkan bayi mengantuk, tetapi pengaruhnya
akan hilang setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan secara rutin, tetapi diberikan pada
keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat.
b. Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit
tanda tidur. Obat anastesi disuntukkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantaranya
tulang punggung bagian bawah. Spesialis anastesi akan memasang kateter untuk

9
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama sekitar 2
jam, sehingga rasa nyeri tidak terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada
pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan mengedan lebih lama.
c. Entonox
Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous oxida, dapat menghilangkan rasa
sakit, efeknya lebih ringan daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi
mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa nyeri akan
berkurang dan kepala terasa lebih ringan.

2. Metode Non-Farmakologi
a. Metode panas dingin
Metode panas dingin memang tidak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya
memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelupkan ke air
dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung. Menaruh handuk
dingin diwajah juga bisa mengurangi ketegangan.
b. Gerakan
Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung berkurang, dan perhatian
teralih dari rasa nyeri. Cobalah berbagai posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga
sampai diperoleh posisi paling nyaman.
c. Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa meredakan ketegangan otot serta
memberi rasa relaks. Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
d. Teknik bernafas yang benar
Metode ini menekankan teknek bernapas yang benar selama kontraksi. Berkonsentrasi pada
napas dapat mengalihkan ibu dari nyeri, membuat otot-otot relaks serta ketegangan
mengendur. Tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh ahli/dbantu dengan terapis.
e. Akupuntur
Dalam filosofi Cina, rasa nyeri terjadi akibat ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh.
Keseimbangan itu dikendalikan dengan menusukkan jarum-jarum kecil atau menggunakan
tekanan jari tangan ke titik tertentu di tubuh. Banyak wanita hamil yang merasakan
manfaatnya untuk mengatasi keluhan selama hamil, seperti mual atau sakit kepala. Metode
ini kemudian juga dipakai untuk meringankan nyeri persalinan.
f. Refleksiologi
Menekan titik dikaki untuk mengurangi nyri. Pijatan lembut di kaki juga membuat nyaman.
Pikiran dari penderita rasa nyeri akan teralihkan kepada pijatan tersebut.
g. Hypnobirthing
Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti lewat relaksi pikiran ibu. Dengan
dibimbing terapis hipnotis, ibu akan dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang.
h. Aromatherapy
Menghirup aroma minyak esensial dapat mangurangi ketegangan, terutama pada persalinan
tahap awal. Dapat juga untuk mengarumkan ruang persalinan karena dapat memberikan efek

10
menenteramkan.

H. Aromaterapi Lavender
a. Defenisi Aromaterapi
Aromaterapi merupakan bagian dari sekian banyak metode pengobatan alami yang telah
dipergunakan sejak berabad-abat. Aromaterapi bersal dari kata aroma yang berarti harum dan
wangi, dan terapi yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga
aromaterapi dapat diartikan sebagai satu cara perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit
dengan menggunakan minyak esensial. (Jaelani, 2009). Aromaterapi menggunakan minyak
lavender dipercaya dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang
(carminative) setalah lelah beraktivitas. (Dewi, 2013)
b. Bunga Lavender
Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya adalah lavandula
angustifiola, lavandula lattifolia, lavandula stoechas (Fam. Lamiaceac). Asal tumbuhan ini
adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai India.
Lavender juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan Timur, Eropa Selatan dan
Mediterania, Arabia, dan India (Dewi, 2013). Nama Lavender berasal dari bahasa Latin
“lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai
parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Manfaat bunga lavender adalah dapat
dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan
manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi yang sangat membantu pada orang yang
mengalami insomnia (Dewi, 2013).
c. Manfaat Aromaterapi Lavender
Lavender secara tradisional diduga memiliki berbagai sifat terapeutik dan kuratif, mulai
dari mengurangi stress. Ada bukti yang berkembang yang menunjukkan bahwa minyak
lavender bisa menjadi obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan neurologis.
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif,
hypnotic, dan anti-neurodepresive pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi
rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam
minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem
kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang (Yamada, et al, 2005). Selain itu, beberapa
tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood
seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan
tentunya dapat memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi. Aromaterapi lavender menurut
Tarsikah dalam Susilarini (2017) merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang
mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena
yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis
monoterpena digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandung 30-50% linalil
asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui penggabungan asam
organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan

11
tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum,
khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender akan
menstimulasi talamus untu mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit
alami. Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri
fisiologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J. Gedney, Psyd., Toni L. Glover, MA., RN., dan
Roger B, Fillingim, PhD. dengan judul “Sensory and Affective Pain Discrimination After
Inhalation of Esensial Oils”. Metode penelitian yang digunakan adalah randomized crossover
design dengan melakukan penelitian 26 orang sehat, tidak merokok, dan tidak dalam
pengobatan (13 laki-laki dan 13 wanita belum menopause). Dalam studi ini
didemonstrasikan bahwa inhalasi dari minyak esensial lavender dan rosemary tidak
menemukan hasil adanya efek analgesik. Tetapi evaluasi subjek secara retrospektif dari
pengaruh aroma terhadap perubahan intensitas nyeri dan nyeri yang tidak mengenakkan
menunjukkan mereka memperoleh manfaat yang menguntungkan, khususnya untuk
lavender. Jadi dalam evaluasi klinis secara retrospektif tentang efektivitas treatment,
aromaterapi dapat menimbulkan perubahan hubungan klinis pada laporan pasien mengenai
rasa nyeri. Oleh karena itu kecenderungan efek samping yang diperoleh dari penelitian ini
adalah bahwa aroma terapi dapat membantu dalam terapi yang berhubungan dengan nyeri
dan adanya kerusakan jaringan (Dewi, 2013).
Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa minyak
esensial dari bunga lavender dapat memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif,
mengurangi tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang. (Dewi, 2013)

12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
NY.R G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU

DI PONED PUSKESMAS PURWAHARJA 2

Anamnesa oleh : Kania Ambarwti


Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Desember 2022
Waktu : 20.00 WIB

Quick Check :
1. Nyeri kepala hebat : tidak
2. Penglihatan kabur : tidak
3. Bengkak pada ekstremitas dan wajah : tidak
4. Gerakan janin berkurang : tidak
5. Nyeri epigastrium : tidak
6. Keluar darah pervaginam : Ya, darah bercampur lendir
7. Keluar air-air : tidak
8.
KALA I (Pukul 20.00 WIB)

SUBJEKTIF (S)
A. Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. T
Umur : 20 tahun 20 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Buruh
Alamat : RT 01 Rw 01, Randegan 1, Desa Raharja

B. Alasan kunjungan : Ibu ingin bersalin

C. Riwayat keluhan : Ibu datang ke Poned Puskesmas Purwaharja 2 pada


tanggal 10 Desember 2022 pukul 20.00 WIB, mengeluh perutnya mulas dan sakit
menjalar ke pinggang sejak pukul 06.00 WIB, dan sudah keluar lendir dari
bercampur darah jalan lahir.

D. Riwayat Reproduksi

13
a) Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lama : 6-7 hari
Volume : 80 cc
Siklus : 28 hari
Sifat darah : Cair
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 04 Maret 2022
HPL : 11 Desember 2021
Usia kehamilan : 40 minggu
b) Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : Sah Lama
Perkawinan : 1 tahun
c) Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan ke 1
Periksa pertama kali usia kehamilan : 10 minggu
Imunisasi TT : TT2
Keluhan selama hamil
Trimester I
Tempat : KIA Puskesmas Purwaharja 2
Keluhan : Pusing, mual
Trimester II
Tempat : KIA Puskesmas Purwaharja 2
Keluhan : Tidak ada
Trimester III
Tempat : KIA Puskesmas Purwaharja 2
Keluhan : Tidak ada

Terasa ada gerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 18 minggu, sekarang
inigerakan janin terasa masih aktif sekitar >10 kali

E. Obat yang diminum selama hamil adalah Riwayat kesehatan


a) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit menular : Tidak ada
Penyakit Menurun : Tidak ada
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit menular : Tidak ada
Penyakit Menurun : Tidak ada
Pernah dirawat di RS atau menjali operasi apapun : Tidak pernah
c) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit menular : Tidak ada
Penyakit Menurun : Tidak ada
Riwayat kehamilan kembar : Tidak ada

F. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a) Pola nutrisi
Frekuensi makan : 4-5x sehari
Jenis makanan : 1 piring nasi, 1-2 sendok sayur dan lauk

14
seperti ayam, ikan, daging, tahu serta makan
buah-buahan seperti pisang, apel, jeruk
Terakhir makan pukul : 16.00 WIB
b) Pola minum
Jenis : Air mineral dan susu
Frekuensi : 7-8 gelassehari

G. Aktivitas sehari-hari
Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu lantai dan mencuci
piring. Ibu mengatakan suka jalan-jalan pagi hari.

H. Pola eliminasi
a) BAB
Frekuensi :1 kali sehari
Konsistensi :Lunak Keluhan
: Tidak ada
Terakhir BAB tanggal 10 Desember 2022, jam 07.00 WIB.
b) BAK
Frekuensi :5-6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Keluhan :Tidakada
Terakhir BAK tanggal 10 Desember 2022 jam 19.30.00 WIB

I. Pola istirahat
a) Tidur malam : 7-8 jam
b) Tidur siang : 2-3 jam
c) Tidur terakhir pukul : 14.00 WIB

J. Personal hygiene
a) Mandi : 2x sehari
b) Keramas : 1x sehari
c) Gosok gigi : 2x sehari
d) Ganti baju dalam : 2x sehari
e) Ganti baju : 2x sehari

K. Aktivitas seksual
a) Frekuensi : 1-2x dalam seminggu
b) Keluhan : Tidak ada

L. Kebiasaan : Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum


minuman keras dan jamu-jamuan

15
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 100/70 mmHg P : 21 x/m N
: 80 x/m S : 36.60C
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 40 kg
BB sekarang : 52 kg
Kenaikan BB : 12 kg

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Bentuk : Simetris
b. Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, dan
berwarna hitam
c. Muka : Simetris
d. Mata : Konjungtiva berwarna merah muda, sclera
anikterik

e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret


f. Hidung : Tidak terdapat pengeluaran sekret
g. Mulut : Gusi berwarna merah muda, gigi tidak ada caries
2. Leher :
a. Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
b. Kelenjarlymfe : Tidak ada pembesaran
c. Vena jugularis : Tidak ada bendungan
3. Dada
a. Payudara :Simetris kanan dan kiri, tidak ada retrasi, putting
susu menonjol
4. Abdomen
Inspeksi:
a. Bekas luka operasi : Tidak ada

16
b. Linea : Ada
c. Striea : Ada
5. Ekstremitas atas : Tidak ada oedema
6. Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema pada bagian tungkai, tidak
ada varises, reflek patella kanan kiri (+)
7. Anogenital
a. Perineum : Tidak ada luka parut
b. Vulva dan vagina : Merah
c. Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
d. Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
e. Anus : Tidak terdapat haemorroid

C. Pemeriksaan Khusus Kebidanan


Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm, pada bagian fundus teraba satu bagian
besar, agak lunak, dan tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas janin). Pada bagian kiri perut ibu

teraba satu tahanan yang keras, memanjang seperti


papan (punggung janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian keras,
bulat (kepala janin). Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen.
Penurunan : 3/5
Mc. Donald : 28 cm
- TBJ (Johnson-Thaussack) : (TFU-n) x 155 gram
: (24-11) x 155 gram
: 17 x 155 = 2,635 gram

His (+), frekuensi 4x/10 menit, lamanya 35 detik.


Kandungkemih : Kosong
Auskultasi
DJJ : (+), frekuensi 145 x/m
Punctum Maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
Periksa dalam : Pukul 20.30 WIB
Indikasi : Untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki
masa inpartu atau belum
a. Dinding vagina : Tidak ada sistokel, rektokel, benjolanatau tumor
b. Portio : - Arah : searah jalan lahir
- Keadaan : tipis dan lunak
- Konsistensi : terabalunaksepertibibir
c. Pendataranserviks : >30%
d. Pembukaan : 4 cm

e. Presentasi : Belakang kepala


f. Penunjuk : Belum jelas

17
g. Posisi : Belum jelas
h. Penurunan : Hodge II (setinggi spina ischiadika)
i. Molase : Belum teraba
j. Keadaanketuban : (+) utuh

D. PemeriksaanPenunjang

Golongandarah :B
Hb :12 gr%
Hepatitis : (-)
Malaria : (-)
HIV : (-)
Protein urine : (-)
Glukosa urine : (-)

ANALISA DATA (A)


Diagnosa : - Ibu : Ny.R 20 tahun G1P0A0 Gravida 40 minggu inpartu Kala I
fase aktif
- Janin : Tunggal, hidup intra uterin, presentasi kepala

PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital ibu setiap 2 jam sekali, kontraksi dan
DJJ setiap 30 menit sekali dan pemeriksaan dalam ulang.
Evaluasi : Sudah dilakukan observasi
3. Memberikan motivasi/semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri ibu.
Evaluasi : Ibu merasa senang
4. Memberitahu ibu bahwa proses persalinan adalah proses alamiah yang akan
terjadi pada setiap wanita hamil.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti
5. Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung ibu.
Evaluasi : Ibu merasa senang
6. Memberikan penerapan teknik Aromaterapy Lavender dengan menggunakan
diffuser
Evaluasi : Ibu merasa lebih nyaman
7. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman seperti roti
dan teh hangat kepada ibu di sela-sela kontraksi untuk asupan tenaga ibu.
Evaluasi : Ibu bersedia
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dan memilih posisi senyaman mungkin serta
menganjurkan ibu miring kekiri. Ibu mengerti dan melakukannya
Evaluasi : Ibu bersedia
9. Mengajarkan kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik nafas dalam melalui
hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terdapat kontraksi untuk
relaksasi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan melakukannya
10. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu kedua kaki dibuka dan ditekuk
kemudian kedua tangan merangkul paha, kepala diangkat mata melihat perut,
usahakan jangan bersuara. Memberitahu ibu bahwa meneran dilakukan saat
pembukaan sudah lengkap.

18
E v a l u a s i : Ibu mengerti cara meneran yang baik dan penjelasan yang telah
diberikan.
11. Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi segera lahir
pakaian ibu, dan perlengkapan bayi.
Evaluasi : Semua perlengkapan telah disiapkan.
12. Melakukan observasi : memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan
janin.
Evaluasi : Sudah dipantau
13. Melakukan informed consent pada pihak keluarga agar terdapat bukti
persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga.

19
KALA II (Pukul 00.30 WIB)
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan rasa mulas dan nyeri pada pinggang yang menjalar ke perut
terasa semakin sering dan kuat.
2. Ibu merasakan ada dorongan ingin meneran.

OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 100/70 mmHg P : 23 x/m
N : 81 x/m S : 36.70C
His (+), frekuensi 4x/10 menit, lamanya >40 detik.
DJJ (+), 140 x/m.
Penurunan kepala : 1/5
Kandungkemih : Kosong
Inspeksi : Terlihat tanda-tanda persalinan kala II, seperti vulva
membuka, perineum menonjol, anus mengembang, dan ibu
ingin meneran
Periksa dalam : Pukul 00.30 WIB
a. Portio : Tidak teraba
b. Pendataran serviks : >80%
c. Pembukan : 10 cm
d. Presentasi : Belakang kepala
e. Penunjuk : Ubun- ubun kecil
f. Posisi : Kiri depan
g. Penurunan : Hodge IV (sejajar oscoccygis)
h. Keadaan ketuban : (-), warna jernih pecah spontan pada pukul 00.30
WIB
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : - Ibu : Ny.R 20 tahun G1P0A0 Hamil 40 Minggu inpartu Kala II
- Janin : Tunggal, hidup intra uterin, presentasi kepala

PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberi motivasi/semangat pada ibu agar dapat mengurangi kecemasan ibu dan
memunculkan rasa percaya diri ibu.
Evaluasi : Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
(10cm) dan ibu sudah diperbolehkan untuk meneran saat ada his dengan dipimpin
oleh penolong.
Evaluasi : Ibu mengerti
3. Membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin
Evaluasi : Ibu sudah merasa senang
4. Memantau DJJ saat tidak ada his untuk mengetahui keadaan janin.
DJJ: 148 x/m
5. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN.
6. Memantau perdarahan kala II. Bayi lahir spontan hidup pukul 01.15 WIB, JK :
perempuan , BB : 3200 gram, PB : 50 cm. Perdarahan ±50 cc
7. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam

20
KALA III (Pukul 01.15 )
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan merasa lemas dan masih sedikit mulas.

OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
Keadaan emosional : Stabil

TTV : TD : 100/70 mmHg P : 22 x/m


N : 80 x/m S : 36.70C
TFU : Sepusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong

ANALISA DATA (A)


Diagnosa : Ny.R 20 tahun P1A0 Kala III Normal
Masalah : Tidak ada

PENATALAKSANAAN (P)
1. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin kedua atau
tidak.
2. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memberikan suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan bagian luar secara
intramucular
b. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
c. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu. Setelah uterus
berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati
d. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat
semakin memanjang dan adanya semburan darah secara tiba-tiba.
e. Membantu melahirkan plasenta dengan cara menegangkan dan mengarahkan
tali pusat sejajar dengan lantai mengikuti poros jalan lahirnya
f. Pada saat plasenta pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengakat
tali pusat keatas dan menompang plasenta dengan tangan lainnya kemudian
lakukan putar pilin searah jarum jam dengan lembut dan perlahan lahan untuk
mencegah tertinggalnya selaput ketuban dijalan lahir. Kemudian meletakkan
plasenta dalam wadah plasenta.
3. Setelah plasenta lahir lengkap, melakukan massase uterus hingga kontraksi baik,
dan mengajarkan ibu atau pendamping untuk membantu melakukan massase
uterus.
4. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaput dan
kotiledonnya. Panjang tali pusat 50 cm, diameter 18 cm, berat 500 gram, tebal 2,5
cm, insersitalipusat lateralis.
5. Memantau perdarahan kala III. Plasenta lahir lengkap pukul 01.30 WIB,
perdarahan ±150 cc.
6. Memeriksa jalan lahir untuk memastikan ada laserasi atau tidak, tidak terdapat
laserasi pada perineum.

21
22

KALA IV (Pukul 01.30 WIB)


SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan perut terasa mulas, dan ibu merasa lemas.

OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg P : 20 x/m
N : 79 x/m S : 36.70C
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Perineum : Tidak tedapat laserasi
Plasenta lahir lengkap pukul 01.30 WIB
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ny.R usia 20 tahun P1A0 Kala IV Normal
Masalah : Tidak ada

PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa mulas yang dirasakannya
adalah hal yang wajar, rasa mulas yang timbul karena pergerakan otot-otot uterus
atau kontraksi yang mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan massase uterus
yaitu dengan cara tangan ibu melakukan gerakan memutar searah jarum jam
diatas fundus uterus sampai rahim teraba keras kembali untuk mencegah
perdarahan pasca persalinan. Ibu dan keluarganya telah mengerti dan bias
melakukan massase uterus
4. Memberikan rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk vulva dan
vagina dari darah dengan air DTT, memakaikan pembalut, kain, serta
menggantikan pakaian bersih.
5. Memberikan ibu untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu yang
berkurang selama proses persalinan dan ibu telah makan dan minum.
6. Memberikan therapy obat vitamin A 1 kapsul 200.000 IU, Fe dengandosis 60 mg
1x1, paracetamol 500 mg 3x1, amoxcilin 500 mg 3x1.
7. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa terjadwal (on
demand) dan tetap memberikan ASI tanpa makanan tambahan lainnya sampai
bayi usia 6 bulan.
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan ibu sudah dapat miring kekanan dan
kekiri.
9. Melakukan pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu.
10. Melakukan pendokumentasian dengan partograf.

22
23

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


BY NY R UMUR 0 HARI BAYI BARU LAHIR SPONTAN
DI PONED PUSKESMAS PURWAHARJA 2

Tanggal Pengkajian : 10 Desember 2022


Jam : 01.15 WIB
Tempat Pengkajian : PONED Puskesmas Purwaharja 2
Nama Mahasiswa : Kania Ambarwati
NIM : P20624822061

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama Bayi : By. Ny. R
b. Umur Bayi : 0 hari
c. Tanggal Lahir/Jam : 10 Desember 2022/01.15 WIB
d. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama Ayah/Ibu : Ny. R
b. Umur Ayah/Ibu : 20 tahun
c. Agama : Islam
d. Suku/Bangsa : Indonesia
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : RT 01 Rw 01, Randegan 1, Desa Raharja

B. Alasan Datang/Kunjungan
ibu mengatakan bayi baru lahir normal pukul 01.15 WIB

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Maternal
a. Penyakit Jantung : tidak ada
b. Diabetes Militus : tidak ada
c. Penyakit Ginjal : Tidak ada
d. Penyakit Hati : Tidak ada
e. Hipertensi : Tidak ada
f. Penyakit Kelamin : Tidak ada
g. RH Atau Isoimunisasi : Tidak ada
h. Riwayat Abortus : Tidak ada
2. Riwayat Kesehatan Prenatal
a. HPHT :
b. Ante Natal Care : 8 kali
c. Imunisasi TT : lengkap
d. BB Ibu : 52 kg

23
24

e. Keluhan TM I-III : TM I : mual muntah, TM II : tidak ada, TM III :


Sering
buang air kecil
f. Perdarahan : Tidak ada
g. Pre Eklampsi : Tidak ada
h. Gestasional Diabetes : Tidak ada
i. Kelainan Ketuban : Tidak ada
j. Infeksi : Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Intra Natal
a. Tanggal Lahir : 10 Desember 2022
b. Tempat : Poned Puskesmas Purwaharja 2
c. Penolong : Bidan
d. Jenis Persalinan : Spontan
e. Lama Persalinan : 5 jam
f. Ketuban Pecah : 00.30 WIB
g. Penyulit : Tidak ada
h. Penggunaan Obat Selama Persalinan : Vit A, tablet fe,asam folat,kalsium,vit
C
4. Riwayat Post Natal
a. Usaha Nafas Dengan Bantuan Atau Tanpa Bantuan
Tanpa bantuan
b. APGAR Score
No Kriteria 1 Menit 5 Menit 10 Menit
1 Denyut Jantung 2 2 2
2 Usaha Nafas 2 2 2
3 Tonus Otot 1 2 2
4 Reflek 1 1 2
5 Warna Kulit 2 2 2
Total 8 9 10

c. Kebutuhan Resusitasi (-) Jenis (-)Lama (-)


d. Trauma Lahir : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-Tanda Vital :-
4. Antropometri : :
a. Berat Badan : 3200 gr
b. Panjang Badan : 50 cm
c. Lingkar Kepala : 32 cm
d. Lingkar Dada : 31 cm
e. Lingkar Lengan : 11 cm

24
25

B. Pemeriksaan Fisik Atau Status Pasien-Pasien


1. Kepala
a. Ubun-Ubun : berdenyut
b. Sutura, Molase : Tidak ada
c. Caput Sucsedaneum Atau Cephal Hematom: Tidak ada
2. Muka : simetris
3. Mata : simetris
4. Hidung : simetris, normal
5. Telinga : normal
6. Mulut
a. Bibir / Palatum : tidak ada
b. Pemeriksaan Bibir Sumbing: tidak ada
7. Leher : tidak teraba benjolan abnormal
8. Dada
a. Bentuk : simetris, tidak ada tarikan dinding dada
b. Puting Susu : simetris, normal
c. Bunyi Nafas : normal
d. Bunyi Jantung : normal
9. Bahu, Lengan, Dan Tangan : normal
10. Abdomen : normal, tidak ada pembengkakan.
a. Bentuk : simetris
b. Penonjolan Sekitar Tali Pusat Pada Saat Menangis: normal: normal
c. Perdarahan Tali Pusat, Jumlah Pembuluh Darah Tali Pusat :normal
d. Benjolan : tidak ada benjolan
11. Genetalia /Alat Kelamin
a. Laki-Laki :
1) Testis Berada Dalam Scrotum :-
b. Penis Berlubang Dan Ujungnya Penis: -
c. Perempuan :
1) Vagina Berlubang : ya
2) Uretra Berlubang : ya
3) Labia Mayora Dan Minora: ya
12. Ekstremitas Atas :
Tangan Dan Jari : normal
13. Ekstremitas Bawah :
Tungkai Dan Jari : normal
14. Punggung/Spina : normal, tidak ada pembengkakan abnormal
15. Kulit :
a. Verniks : ada
b. Warna : kemerahan
c. Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
d. Tanda-Tanda Lahir : tidak ada

25
26

16. Reflek Fisiologis :


a. Reflek Moro : Untuk Mengetahui Adanya Paralise Tangan Atau Kaki Saat Bayi
Lahir Menghilang Usia 2-3 Bulan : Ada
b. Reflek Rooting : Bila Di Colek Dari Salah Satu Pinggir Pipi Atau Mulut Bayi
Akan Menoleh Untuk Menyusui : Ada
c. Reflek Sucking : Reflek Menghisap : Ada
d. Reflek Grasping: Pada Jari Tangan Jika Diletakkan Benda Didalamnya Maka
Akan Reflek Menggenggam : Ada
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah: tidak ada
b. R/O Foto Dll : tidak ada

III. Assesment
By. Ny. R umur 0 hari bayi baru lahir spontan

IV. Penatalaksanaan
1. Menghangatkan bayi (bayi telah dihangatkan)
2. melakukan IMD (IMD telah dilakukan)
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan (ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, bayi
lahir spontan, BB 3200 g, PB 50 cm, jenis kelamin Perempuan )
4. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar (ibu mengerti dengan tindakan yang akan
dilakukan)
5. Melakukan pemberian Vitamin K (pemberian Vitamin K telah dilakukan)
6. melakukan pemberian salep mata (pemberian salep mata telah dilakukan)
7. melakukan pemberian imunisasi Hb0 setelah 6 jam persalinan

26
27

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari data subyektif menurut (Metha, 2019) data subjektif menggambarkan


pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan ini, data subjektif yang ditemukan pada pengkajian ini sesuai dengan
tinjauan dimana dalam subjektif tersebut terdapat informasi tentang Ny. R mengatakan usia
20 tahun, mengatakan ingin bersalin pengkajian terakhir Ny. R mengatakan perutnya
kencang-kencang dan kontraksi. Dari data Obyektif pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medis dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai
data penunjang (Metha,2019). Data objektif dari asuhan pada Ny. R keadaan umum ibu baik,
tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 80x/i, pernapasan 21x/i dan suhu 36,6ºc. Pada
pemeriksaan fisik penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
Assessment pada kasus ini sesuai dengan teori menurut (Metha, 2019) bahwa diagnosis yang
ditegakkan berdasarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi yaitu diagnosis/masalah, antisipasi masalah potensial dan
perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter. Diagnosis yang dapat ditegakkan pada
asuhan kebidanan ini adalah Ny.R 20 tahun G1P0A0 Gravida 40 minggu inpartu Kala I fase
aktif.
Menurut (Metha, 2019) planning menggambarkan pendokumentasian tindakan dan
evaluasi perencanaan, implementasi berdasarkan pengumpulan data subjektif, objektif, dan
assessment sesuai kebutuhan pasien. Planning pada kasus ini penulis memberikan teknik
relaksasi pada kala I persalinan untuk mengurangi rasa cemas dan sakit saat kontraksi
dengan aromaterapy Lavender melalui difuser. Menurut (Cholifah & Nuriyanah, 2019)
Pengobatan yang bisadiberikan secara non farmakologiatau terapi komplementer yang
mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah satu terapi
yang aman dan bisa diberikan pada ibu bersalin untuk mengurangi kecemasan dan sakit saat
persalinan kala I dengan aromaterapi Lavender. Aromaterapi menggunakan minyak
lavender dipercaya dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang
(carminative) setalah lelah beraktivitas. (Dewi, 2013) Setelah kurang lebih 4 jam diberikan
aromaterapy lavender pada kala I persalinan ibu terlihat lebih tenang dan ibu mengatakan
merasa lebih nyaman saat kontraksi.

27
28

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Setelah mendapatkan persetujuan pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan,
dapat mengumpulkan data subjektif dan data objektif. Saat melakukan pengumpulan
data tidak mengalami kesulitan karena ibu bersedia untuk bekerja sama. Penulis tidak
menemukan kesenjangan pada hasil data subjektif dan data objektif. Sehingga semua
data terkumpul dapat disimpulkan analisis sesuai dengan data yang telah
dikumpulkan. Assasment pada pemeriksaan pertama yaitu Ny.R 20 tahun G1P0A0
Gravida 40 minggu inpartu Kala I fase aktif.. Setelah dilakukan asuhan kebidanan
dengan memberikan aromaterapy lavender selama kurang lebih 4 jam, ibu bersalin
merasa lebih nyaman dan tenang dalam menghadapi persalinan

2. Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus pada
pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan promotif dan
preventif dalam asuhan kebidanan pada persalinan untuk mewujudkan generasi yang
sehat cerdas, dan mandiri. Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam
perbaikan kesehatan diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.

28
29

DAFTAR PUSTAKA

Appleton, Jeremy. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression. Natural Medicine
Journal. 4(2): 2157-6769

Aprilia. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta:
Gagas Media Buckle J. 2001. Aromatherapy and Diabetes. Diabetes Spectrum. 4(3): 124-126

Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. E-Jurnal Medika Udayana, 2(1), 21–53.

Cunningham, et al. (2014). Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Dewi, a. P. (2013).

Dewi, IGA. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Farmasi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. 2(1): 21-53

Eniyati dan Melisa. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Jones. Leanne. 2012. Pain Management for Women in Labour: an Overview of Systematic
Reviews.
Journal of Evidence-Based Medicine. : 101-102 Judha, Mohamad, dkk. 2015. Teori
Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika

Manuaba, I. (2010). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Mclain DE. 2009. Chronic Health Effect Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney
and Associates. 1-18

Yani, Hilda, dkk. 2017. Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy As An


Alternative

Treatment In Reducing Pain In Primiparous Mothers In The Active First Stage Of Labor.
Belitung Nursing Journal. 3(4): 420-424 Z,

Alipour, et al. 2012. Anxiety and Fear of Childbirth as Predictors of Postnatal Depression in
Nulliparous Women. Pubmed. 25(3): 37-4

29
30

30
31

31
32

32
33

33

Anda mungkin juga menyukai