Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MODERN BABY MASSAGE TERHADAP NAFSU

MAKAN PADA ANAK USIA TODDLER DI PUSKESMAS BULU


LOR TAHUN 2019

MANUSCRIPT

Nama : Kania Ambarwati


NIM : 1804069

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019

i
A. Latar Belakang

Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa

eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu

bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang

bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu

sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk

mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak1.

Usia toddler disebut juga usia food jag, yaitu anak hanya mau makan

makanan yang disukai sehingga terkesan terlalu pilih-pilih dan sulit makan.

Keadaan sulit makan yang berkepanjangan akan memengaruhi proses tumbuh

kembang anak, salah satunya adalah penurunan berat badan dan hal ini dapat

membuat anak menjadi kurang gizi. Penurunan nafsu makan ini akan berdampak

pada penurunan asupan makanan dan dapat berakibat pada penurunan berat

badan. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di

Indonesia2. Nafsu makan merupakan keadaan yang mendorong seseorang untuk

memuaskan keinginannya untuk makan selain rasa lapar 3. Gangguan nafsu

makan sendiri merupakan gangguan klinis yang penting namun sering kali

diabaikan4.

Dampak yang terjadi pada balita yang mengalami kesulitan makan yaitu

anak mengalami gangguan gizi, menurunnya daya intelegensi dan menurunnya

daya ketahanan pada anak. Pada balita mempunyai peluang besar untuk

menderita kurang gizi (underweight) karena makanan dikonsumsi dalam jumlah

sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya5. Status gizi kurang pada

1
balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat fisik, mental

maupun kemampuan berfikir yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan

kerja balita dalam aktivitasnya. Kekurangan gizi dapat menimbulkan kekacauan

struktur dan metabolisme sedemikian rupa, sehingga pertumbuhan dan

perkembangan untuk melaksanakan tugas saraf menjadi sangat terbatas. Jika

pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak sudah menjadi besar, anak

tidak dapat melaksanakan tugas- tugas intelektual yang seharusnya dapat

dilakukan bila perkembangan normal tidak terganggu oleh rusaknya

perkembangan otak karena kurang gizi6.

Status gizi di Indonesia mengalami perbaikan yang signifikan. Berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi Gizi Kurang (Underweigth)

mengalami perbaikan yaitu dari tahun 2013 sebesar 19,6% turun pada tahun 2018

menjadi 17,7%7. Kendati sudah ada perbaikan gizi balita di Indonesia yang

ditandai dengan penurunan stunting (balita yang menderita tubuh pendek) dari

37,2% menjadi 29%, Indonesia masih menjadi negara dengan anak berstatus gizi

buruk. Sebab, saat ini gizi balita di Indonesia berada di bawah standar yang

ditetapkan World Heatlh Organization (WHO) yakni di bawah 10%8. Sedangkan

kasus gizi buruk di Propinsi Jawa Tengah tahun 2017 sebanyak 1.352 kasus9.

Upaya pemerintah dalam percepatan penurunan prevalensi kurang gizi

adalah dengan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), di antaranya

penyediaan air bersih dan sanitasi. Program tersebut meliputi peningkatan derajat

kesehatan ibu dan anak, sosialisasi dan edukasi untuk pemberian air susu ibu

(ASI) secara eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga usia dua tahun

2
dengan pemberian makanan pendamping ASI, dan mengupayakan peningkatan

usia pernikahan di atas 19 tahun untuk perempuan10.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa usia toddler

karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Agar anak dapat mencapai

pertumbuhan yang optimal, maka diperlukan suatu bentuk perawatan yang lebih

intensif diantaranya berupa sentuhan dan stimulasi yang terus-menerus. Salah

satunya adalah dengan pemberian pijat11.

Modern baby massage merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek

biokimia dan efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan

secara benar dan teratur pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam

proses tumbuh kembang bayi12. Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus

vagus, dimana saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus sehingga

pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu

makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus

vagus juga dapat memacu produksi enzim pencernaan sehingga penyerapan

makanan maksimal. Disisi lain pijat juga dapat memperlancar peredaran darah

dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi

akan meningkat13.

Penelitian yang dilakukan oleh Farida et.al (2018) di Puskesmas Cikampek

Kabupaten Karawang menunjukkan ada pengaruh antara modern baby massage

dengan frekuensi menyusu pada bayi dengan nilai P (0,000)14. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Evira dan Azizah (2017) didapatkan hasil ada perbedaan

3
yang signifikan antara rerata kenaikan berat badan bayi yang diberikan modern

baby massage dan yang tidak diberikan pijat umur 0-6 bulan di BPS Bunda15.

Puskesmas Bulu Lor merupakan puskesmas tertinggi balita yang

mengalami gizi burukd ibandingkan puskesmas lainnya di kota Semarang. Studi

pendahuluan yang peneliti lakukan Puskesmas Bulu Lor terdiri dari 5 kelurahan,

jumlah anak usia toddler tahun 2018 di Puskesmas Bulu Lor adalah 1246 anak,

dan 63 anak usia toddler mengalami gizi buruk pada tahun 2018. Peneliti

melakukan wawancara terhadap 5 ibu yang mempunyai anak usia toddler

didapatkan hasil bahwa 3 ibu menyatakan cemas karena nafsu makan anaknya

berkurang dan mengalami penurunan berat badan, sedangkan 2 ibu yang lain

mengatakan nafsu makan yang normal. Anak dengan nafsu makan yang kurang

berdasarkan informasi dari ibu, anak sering menyembur-nyemburkan makanan,

memainkan makanan di dalam mulut, anak lebih suka jajanan instan dan

memilih-milih makanan yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Modern baby massage Terhadap Nafsu

Makan pada Anak Usia Toddler di Puskesmas Bulu Lor Tahun 2019”.

A. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
modern baby massage terhadap nafsu makan pada anak usia toddler di
Puskesmas Bulu Lor tahun 2019.

4
B. Tinjauan Teori
1. Modern baby massage adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada
seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan
punggung bayi. Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana
saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung
meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk
makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup.
2. Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk memuaskan
keinginannya untuk makan selain rasa lapar.
4. Anak usia toddler adalah anak yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan
merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha
mencari tahu bagaimana semua terjadi. Usia toddler disebut juga usia food
jag, yaitu anak hanya mau makan makanan yang disukai sehingga terkesan
terlalu pilih-pilih dan sulit makan.

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional yaitu
metode penelitian dengan melakukan observasi pada kelompok yang diteliti.

D. Desain Penelitian
E. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode Quasi

Eksperiment. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mencari pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pre-tes--Post-test

design yaitu cara pengukuran dengan dilakukan satu kali pengukuran didepan

(pre-tes) sebelum adanya perlakuan (experimenal treatment) dan setelah itu

dilakukan pengukuran lagi (post-test)33. Penelitian ini menganalisis tentang

5
pengaruh modern baby massage dengan aromaterapi minyak serai terhadap

nafsu makan anak usia toddler.

O1 X O2
Bagan 1
Desain Penelitian Quasy Eksperiment dengan metode Nonequivalent
Without Control Group Design
Keterangan:
O1 = Kelompok sebelum dilakukan intervensi
O2 = Kelompok sesudah dilakukan intervensi
X = Pemberian pijat bayi dengan aromatherapy minyak sereh

F. Teknik Sampling
Notoatmodjo (2015) menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui besar sampel adalah

sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( d )
2

(Slovin dalam Notoatmodjo, 2015)

G. Teknik pengumpulan data


1. Jenis pengumpulan data
a. Data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran data langsung pada subyek sebagai

6
sumber informasi yang dicari38. Data primer dalam penelitian ini di
dapat dari hasil pengisian kuesioner pada anak usia toddler untuk
mengetahui nafsu makan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung

diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. Biasanya berupa data

dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia 38. Dalam penelitian ini,

data sekunder diperoleh dari tempat penelitian untuk mengetahui jumlah

anak usia toddler yang mengalami penurunan nafsu makan.

2. Teknik Pengumpulan Data


Tahap-tahap pengumpulan data yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
anak usia toddler. Langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat ijin kepada institusi STIKES Karya Husada

Semarang untuk melakukan penelitian.

b. Setelah mendapatkan ijin dari institusi pendidikan, peneliti mengajukan

ijin penelitian ke kantor KESBANGPOL Kota Semarang.

c. Peneliti mengajukan surat ijin melakukan penelitian kepada Dinas

Kesehatan Kota Semarang.

d. Setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

meminta ijin penelitian di Puskesmas.

e. Peneliti melakukan penapisan terhadap calon sampel untuk memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan

f. Peneliti meminta responden menandatangani lembar informed consent

bagi yang bersedia menjadi responden penelitian yang diwakili oleh ibu

anak usia toddler.

7
g. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.

h. Peneliti melakukan observasi nafsu makan anak usia toddler sebelum

pemberian modern baby massage.

i. Setelah diketahui anak mengalami penurunan nafsu makan kemudian

peneliti melakukan modern baby massage yang dilakukan oleh terapi

yang sudah mempunyai sertifikat melakukan modern baby massage.

j. Setelah dilakukan pemijatan peneliti akan mengobservasi nafsu makan

pada anak usia toddler 3 hari setelah dilakukan pemijatan

k. Melanjutkan olah data penelitian, dan menyusun hasil penelitian dan

pembahasan.

H. Analisis Data
I. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Penelitian ini akan menggunakan

analisis univariat yang disajikan dalam bentuk mean, median, standar

deviasi, minimum dan maksimum berdasarkan variabel.

J. Analisis bivariat

Setelah dilakukan analisis univariate akan diketahui karakteristik atau


distribusi dari setiap variable, kemudian dilanjutkan dengan analisis
bivariate. Dalam penelitian dilakukan uji normalitas menggunakan uji
shapiro-wilk apabila sampel kurang dari 50, dan menggunakan kolmogrov
apabila sampel lebih dari 50. Jika data normal ( > 0,05) menggunakan uji
Paired T Test, jika data tidak normal (< 0,05) menggunakan uji Wilcoxon.
I. Daftar Pustaka

8
1. Wong, D. 2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

2. Renny, F. 2017. Madu Temulawak Meningkatkan Berat Badan Anak Usia


Toddler, diakses dari : https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/
3923/2653

3. Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC

4. Grilo, C.M. & Mitchell J.E. 2010. The Treatment of Eating Disorders: a
Clinical Handbook, The Guildford Press, New York

5. Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

6. Supariasa, I.D.N. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

7. Depkes RI. 2019. Status Gizi Indonesia Alami Perbaikan, diakses dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/19013100001/status-gizi-indonesia-
alami-perbaikan.html

8. Moeloek, N.F. 2017. Gizi Anak Indonesia Masih Dibawah Standar WHO,
diakses dari : http://mediaindonesia.com/read/detail/85547-gizi-anak-
indonesia-masih-di-bawah-standar-who

9. Dinkes Prop Jateng. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2017. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah

10. Indriyani, A. 2017. Pemerintah Serius Menangani Gizi Buruk, diakses dari:
http://mediaindonesia.com/read/detail/117844-pemerintah-serius-menangani-
gizi-buruk

11. Restiana, R. 2012. Pengaruh Pijat Bayi Dengan Aromaterapi Terhadap


Frekuensi Tidur Bayi Usia 0-4 Bulan, diakses dari :
http://eprints.ums.ac.id/18449/

12. Astuti, L.Y. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tetang Pijat Bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta Tahun 2013, diakses dari :
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/9/01-gdl-liayuliana-428-1-
liayuli-9.pdf

13. Hady, A. 2014. Pengaruh pemijatan pada bayi terhadap peningkatan berat
badan di wilayah kerja Puskesmas Weoe Kecamatan Wewiku Kabupaten
Belu, diakses dari :
http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/634

9
14. Farida, Y., Mardianti & Komalasari L. 2018. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Frekuensi dan Durasi Menyusu Pada Bayi Usia 1 – 3 Bulan,
Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 61-68, diakses dari: http://jurnal.unimus.ac.id/
index.php/jur_bid/

15. Elvira, M., & Azizah, S. 2017. Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terhadap
Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan di BPS Bunda Bukittinggi,
Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017: 85-94, diakses
dari: https://ejournal.sumbarprov.go.id/index.php/jpn/article/view/16/14

16. RESTIANA, R. 2012. Pengaruh Pijat Bayi Dengan Aromaterapi Terhadap


Frekuensi Tidur Bayi Usia 0-4 Bulan, diakses dari :
http://eprints.ums.ac.id/18449/
17. Saryono. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia Offset
18. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto
19. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
: Alfa Beta
20. Sugiyono. 2016. Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta
21. Wong, D. 2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

10

Anda mungkin juga menyukai