MANUSCRIPT
i
A. Latar Belakang
Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa
bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang
bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu
sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk
Usia toddler disebut juga usia food jag, yaitu anak hanya mau makan
makanan yang disukai sehingga terkesan terlalu pilih-pilih dan sulit makan.
kembang anak, salah satunya adalah penurunan berat badan dan hal ini dapat
membuat anak menjadi kurang gizi. Penurunan nafsu makan ini akan berdampak
pada penurunan asupan makanan dan dapat berakibat pada penurunan berat
badan. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di
makan sendiri merupakan gangguan klinis yang penting namun sering kali
diabaikan4.
Dampak yang terjadi pada balita yang mengalami kesulitan makan yaitu
daya ketahanan pada anak. Pada balita mempunyai peluang besar untuk
sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya5. Status gizi kurang pada
1
balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat fisik, mental
pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak sudah menjadi besar, anak
mengalami perbaikan yaitu dari tahun 2013 sebesar 19,6% turun pada tahun 2018
menjadi 17,7%7. Kendati sudah ada perbaikan gizi balita di Indonesia yang
ditandai dengan penurunan stunting (balita yang menderita tubuh pendek) dari
37,2% menjadi 29%, Indonesia masih menjadi negara dengan anak berstatus gizi
buruk. Sebab, saat ini gizi balita di Indonesia berada di bawah standar yang
kasus gizi buruk di Propinsi Jawa Tengah tahun 2017 sebanyak 1.352 kasus9.
penyediaan air bersih dan sanitasi. Program tersebut meliputi peningkatan derajat
kesehatan ibu dan anak, sosialisasi dan edukasi untuk pemberian air susu ibu
(ASI) secara eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga usia dua tahun
2
dengan pemberian makanan pendamping ASI, dan mengupayakan peningkatan
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa usia toddler
karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
pertumbuhan yang optimal, maka diperlukan suatu bentuk perawatan yang lebih
biokimia dan efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan
secara benar dan teratur pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam
proses tumbuh kembang bayi12. Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus
makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus
makanan maksimal. Disisi lain pijat juga dapat memperlancar peredaran darah
dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi
akan meningkat13.
dengan frekuensi menyusu pada bayi dengan nilai P (0,000)14. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Evira dan Azizah (2017) didapatkan hasil ada perbedaan
3
yang signifikan antara rerata kenaikan berat badan bayi yang diberikan modern
baby massage dan yang tidak diberikan pijat umur 0-6 bulan di BPS Bunda15.
pendahuluan yang peneliti lakukan Puskesmas Bulu Lor terdiri dari 5 kelurahan,
jumlah anak usia toddler tahun 2018 di Puskesmas Bulu Lor adalah 1246 anak,
dan 63 anak usia toddler mengalami gizi buruk pada tahun 2018. Peneliti
didapatkan hasil bahwa 3 ibu menyatakan cemas karena nafsu makan anaknya
berkurang dan mengalami penurunan berat badan, sedangkan 2 ibu yang lain
mengatakan nafsu makan yang normal. Anak dengan nafsu makan yang kurang
memainkan makanan di dalam mulut, anak lebih suka jajanan instan dan
Makan pada Anak Usia Toddler di Puskesmas Bulu Lor Tahun 2019”.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
modern baby massage terhadap nafsu makan pada anak usia toddler di
Puskesmas Bulu Lor tahun 2019.
4
B. Tinjauan Teori
1. Modern baby massage adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada
seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan
punggung bayi. Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana
saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung
meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk
makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup.
2. Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk memuaskan
keinginannya untuk makan selain rasa lapar.
4. Anak usia toddler adalah anak yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan
merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha
mencari tahu bagaimana semua terjadi. Usia toddler disebut juga usia food
jag, yaitu anak hanya mau makan makanan yang disukai sehingga terkesan
terlalu pilih-pilih dan sulit makan.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional yaitu
metode penelitian dengan melakukan observasi pada kelompok yang diteliti.
D. Desain Penelitian
E. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode Quasi
Eksperiment. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
design yaitu cara pengukuran dengan dilakukan satu kali pengukuran didepan
5
pengaruh modern baby massage dengan aromaterapi minyak serai terhadap
O1 X O2
Bagan 1
Desain Penelitian Quasy Eksperiment dengan metode Nonequivalent
Without Control Group Design
Keterangan:
O1 = Kelompok sebelum dilakukan intervensi
O2 = Kelompok sesudah dilakukan intervensi
X = Pemberian pijat bayi dengan aromatherapy minyak sereh
F. Teknik Sampling
Notoatmodjo (2015) menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dalam
sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebagai berikut :
N
n=
1+ N ( d )
2
6
sumber informasi yang dicari38. Data primer dalam penelitian ini di
dapat dari hasil pengisian kuesioner pada anak usia toddler untuk
mengetahui nafsu makan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia 38. Dalam penelitian ini,
bagi yang bersedia menjadi responden penelitian yang diwakili oleh ibu
7
g. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.
pembahasan.
H. Analisis Data
I. Analisis Univariat
J. Analisis bivariat
8
1. Wong, D. 2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
3. Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC
4. Grilo, C.M. & Mitchell J.E. 2010. The Treatment of Eating Disorders: a
Clinical Handbook, The Guildford Press, New York
5. Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
7. Depkes RI. 2019. Status Gizi Indonesia Alami Perbaikan, diakses dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/19013100001/status-gizi-indonesia-
alami-perbaikan.html
8. Moeloek, N.F. 2017. Gizi Anak Indonesia Masih Dibawah Standar WHO,
diakses dari : http://mediaindonesia.com/read/detail/85547-gizi-anak-
indonesia-masih-di-bawah-standar-who
9. Dinkes Prop Jateng. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2017. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
10. Indriyani, A. 2017. Pemerintah Serius Menangani Gizi Buruk, diakses dari:
http://mediaindonesia.com/read/detail/117844-pemerintah-serius-menangani-
gizi-buruk
12. Astuti, L.Y. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tetang Pijat Bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta Tahun 2013, diakses dari :
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/9/01-gdl-liayuliana-428-1-
liayuli-9.pdf
13. Hady, A. 2014. Pengaruh pemijatan pada bayi terhadap peningkatan berat
badan di wilayah kerja Puskesmas Weoe Kecamatan Wewiku Kabupaten
Belu, diakses dari :
http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/634
9
14. Farida, Y., Mardianti & Komalasari L. 2018. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Frekuensi dan Durasi Menyusu Pada Bayi Usia 1 – 3 Bulan,
Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 61-68, diakses dari: http://jurnal.unimus.ac.id/
index.php/jur_bid/
15. Elvira, M., & Azizah, S. 2017. Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terhadap
Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan di BPS Bunda Bukittinggi,
Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017: 85-94, diakses
dari: https://ejournal.sumbarprov.go.id/index.php/jpn/article/view/16/14
10