Anda di halaman 1dari 51

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP BERAT

BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI PMB


RIKA JAMBE TANGERANG

SKRIPSI

OLEH
ARINA
195401426239

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
JAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa awal setelah kelahiran merupakan masa emas dalam pemberian

tindakan guna mendukung tumbuh kembang anak adalah masa bayi. Masa bayi

adalah masa keemasan sekaligus masa kritis pertumbuhan dan perkembangan

(Sulung & Gayatri, 2015). Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hal

yang berhubungan dengan segala upaya menjaga dan mengoptimalkan tumbuh

kembang anak baik fisik, mental, sosial serta kelainan tumbuh kembang yang

kemungkinan penanganannya tidak efektif, serta mencari penyebab dan mencegah

keadaan tersebut. Manifestasi pertumbuhan salah satunya adalah berat badan yang

salah satunya dapat dipengaruhi oleh makanan dan nutrisi (Chamidah 2009).

Peningkatan dan penurunan berat badan harus diperhatikan pada saat

proses pertumbuhan bayi, karena pada proses pertumbuhan oksigen dan nutrisi

akan diangkut agar sel-sel dapat tumbuh untuk menjalankan fungsinya dengan

normal. Berat badan yang meningkat mengindikasikan status gizi yang baik.

Status gizi yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang

adekuat, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik (Irva et al 2014).

Berdasarkan data WHO tahun 2017 terdapat 51 juta anak dibawah usia 5

tahun (7,5%) terlalu ringan untuk tinggi badannya. Sedangkan berdasarkan profil

kesehatan Indonesia tahun 2016 prevalensi gizi buruk dan gizi kurang terdapat

28,9% terdiri 11,1% gizi buruk dan 17,8% gizi kurang (Kemenkes, 2018).

1
Berdasarkan data Kemenkes (2017) prevalensi gizi buruk dan gizi kurang

di Provinsi Banten tahun 2017 terdapat 19,7% terdiri 4,0% gizi buruk % dan

15,7% gizi kurang. Sedangkan berdasarkan Kemenkes Kota Tangerang tahun

2017 prevelensi gizi buruk dan gizi kurang terdapat 15,5% terdiri 3,6% gizi buruk

dan 11,9% gizi kurang.

Dampak berat badan kurang dapat menghambat masalah kesehatan dan

gangguan pertumbuhan diantaranya mudah sakit, terkena infeksi dan

pertumbuhan fisik terlambat (Suhardjo, 2010). Salah satu penyebab permasalahan

berat badan adalah mengatur pola makan atau pemberian gizi dan nafsu makan

anak yang turun (Roesli, 2013).

Pemberian gizi tentu saja paling berpengaruh dan bisa terlihat pada

pengukuran berat badan. Status gizi yang optimal pada bayi dua tahun kehidupan

pertama merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya pada masyarakat

sehingga penanganan tepat pada awal pertumbuhan akan mencegah gangguan gizi

yang dapat muncul saat dewasa (Andriani dan Bambang, 2012).

Program pemerintah dalam pengatasi gizi buruk dan gizi kurang berupa

pemeriksaan klinis, pengobatan, pengukuran antropometri, pemberian makanan

terapi (F100, F-75 dan mineral mix) dan pendamping makanan tambahan (PMT)

serta penyuluhan. Namun belum optimal karena tidak didukung dengan

ketersediaan input berupa makanan terapi (F100, F-75 dan mineral mix) dan TPG

belum mendapat pelatihan gizi buruk. Selain itu kendala lain karena TPG yang

terlatih ada diantaranya di mutasi, pengadaan makanan terapi tidak dilakukan

lebih awal sehingga suplainya terlambat hampir mendekati akhir tahun, dan

2
penggantian makanan terapi dengan makanan tambahan lain yang tidak sesuai

pedoman (Lamid et al, 2018).

Menurut Heath Bainbridge (2017) salah satu upaya untuk meningkatkan

berat badan bayi adalah dengan melakukan pijat bayi. Pijat bayi merupakan

stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini

akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung meningkat

dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap

dalam jumlah yang cukup. Disisi lain pijat bayi juga dapat memperlancar

peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel pada bayi sehingga berat

badan bayi akan meningkat (Dewi, 2016).

Menurut Roesli (2013) pijat bayi memberikan banyak manfaat salah

satunya adalah meningkatkan berat badan bayi. Peningkatan berat badan bayi ini

disebabkan karena bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus

(saraf otak ke 10) yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin

meningkat sehingga penyerapan sari makanan menjadi lebih baik. Penyerapan

makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar karena itu bayi

sering menyusu sehingga meningkatkan berat badan bayi.

Menurut penelitian Choi et al (2015) terhadap 20 subjek yang dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu 10 kelompok kontrol dan 10 kelompok ekperimen yang

dilakukan terapi pijat 2 kali sehari 15 menit selama 14 hari. Hasil penelitian

menujukan terapi pijat memiliki efek potensial pada peningkatan pertumbuhan

fisik dan pada fungsi pencernaan bayi prematur.

Menurut hasil penelitian Elya et al (2018) terhadap 25 bayi menunjukkan

3
bahwa pijat bayi efektif untuk meningkatkan berat badan bayi. Terdapat kenaikan

berat badan bayi dengan rerata 0.916 kg setelah diberikan pemijatan rutin setiap 3

hari sekali masing masing 15 menit selama 30 hari.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 07 April 2020

terdapat 32 bayi di PBM Rika Jambe Tangerang. Hasil wawancara pada 10 ibu

yang mempunyai bayi 0-6 bulan, 4 mengatakan melakukan pijat bayi dan ibu

merasakan bayi tidur lebih nyenyak, menyusu lebih sering. Sedangkan 6

mengatakan tidak melakukan pijat bayi dan ibu merasakan bayinya rewel, berat

badannya kurang dan ada yang berat badannya turun.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Berat Badan Bayi Usia 0-6

Bulan Di PMB Rika Jambe Tangerang 2020”.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pijat bayi terhadap

berat badan bayi usia 0-6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang 2020.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata pretest dan posttest pada kelompok

perlakuan bayi usia 0-6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang 2020

b. Untuk mengetahui rata-rata pretest dan posttest pada kelompok

kontrol bayi usia 0-6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang 2020

c. Untuk mengetahui efektivitas pijat bayi terhadap berat badan bayi usia

4
0-6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang 2020

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pijat bayi terhadap berat badan pada

bayi usia 0-6 bulan di PMB Rika Tangerang?”

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada responden, tentang manfaat pijat bayi dan keuntungan melakukan pijat

bayi agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayinya karena

pijat bayi bermanfaat sekali baik pada bayi maupun ibunya.

1.4.2 Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan dan

meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan memberikan pijat bayi

beserta prakteknya sehingga dapat mencetak tenaga kesehatan yang professional.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana ilmiah dan

menambah pengetahuan serta wawasan dalam kebidanan terutama dalam

melakukan pijat bayi terhadap berat badan pada bayi usia 0-6 bulan.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kualitas, wawasan dan

informasi ilmiah tentang efektivitas pijat bayi terhadap berat badan bayi usia 0-6

5
bulan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Konsep Dasar Pijat Bayi

2.1.1.1 Pengertian

Pijat merupakan salah satu bentuk dari terapi sentuh yang berfungsi

sebagai salah satu teknik pengobatan penting. Bahkan menurut penelitian modern,

pijat bayi secara rutin akan membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi,

disamping mempertahankan kesehatannya (Kusmini, 2018).

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan

halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi

terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap

syaraf otot, dan system pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah (Roesli,

2013).

2.1.1.2 Fisiologi Pijat Bayi

Menurut Dewi (2016) fisiologi pijat bayi antara lain :

a. Beta endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan

Beta Endorphin adalah teknik pemijatan yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari Duke

University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus dan

ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat) ibu tikus kepada bayinya

terganggu akan menyebabkan penurunan enzim ODC (ornithine

7
decarboxylase) dimana enzim ini menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan

sel dan jaringan. Hal lain yang akan terjadi adalah penurunan pengeluaran

hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan

pengeluaran suatu neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi

pembentukan hormone pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan

aktivitas ODC jaringan.

b. Aktivitas nervus vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan

Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukan bahwa pada bayi

yang dimassage mengalami peningkatan tonus nervus vagus menyebabkan

(saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim

penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan

menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat

meningkat lebih banyak dari pada yang tidak dipijat.

c. Aktivitas nervus vagus meningkatkan volume ASI

Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan

aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih

sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi.

Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak

diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan

hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.

d. Produksi serotonin meningkatkan daya tahan tubuh

Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin,

yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat

8
glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan

terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres). Penurunan

kadar hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM

dan IgG.

e. Pijatan dapat mengubah gelombang otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan

kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat

mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan

gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat

dibuktikan dengan menggunakan EEG (elctro encephalogram ).

2.1.1.3 Manfaat Pijat Bayi

Menurut Roesli (2011) manfaat pijat bayi antara lain :

a. Melancarkan sistem peredaran darah.

b. Menstrimulasi saraf otak.

c. Meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imun.

d. Meningkatkan nafsu makan dan berat badan.

e. Mengurangi stress dan tekanan.

f. Mengurangi nyeri.

g. Memperbaiki gangguan tidur.

h. Memperbaiki pencernaan.

i. Meningkatkan kenyamanan psikologis.

j. Meningkatkan kesadaran bayi akan tubuhnya.

k. Meningkatkan kemampuan sensoris.

9
l. Meningkatkan massa otot.

m. Meningkatkan ASI.

n. Memperbaiki gangguan belajar dan meningkatkan konsentrasi.

o. Meningkatkan nafsu makan dan berat badan bayi.

p. Memperbaiki pernapasan.

q. Membuat rasa nyaman dan mengurangi emosi.

2.1.1.4 Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi

a. Usia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-

usapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidakdilakukan

pemijatan di daerah perut.

b. Usia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan

ringan dalam waktu yang singkat.

c. Usia 3 bulan-3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan

tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Mahayu Puri, 2016).

2.1.1.5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Pemijatan

Menurut Sembiring (2019) hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

pemijatan antara lain :

a. Persiapan sebelum memijat antara lain :

1. Tangan harus dalam keadaan bersih.

2. Jangan gunakan perhiasan diarea tangan dan pergelangan tangan atau

daerah yang terkena kontak saat pemijatan.

3. Ruangan hangat dan tidak pengap

4. Bayi dalam keadaan tenang

10
5. Luangkan waktu 15 menit, jangan diganggu oleh aktivitas yang lain.

6. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang

7. Berbaringkanlah bayi diatas permukaaan kain yang rata, lembut dan bersih

8. Siapkan peralatan yang dibutuhkan, antara lain : minyak kelapa atau baby

oil, handuk, baju ganti.

9. Meminta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

10. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan

yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yag cocok adalah

minyak zaitun, minyak telon atau baby oil. Jangan menggunakan minyak

aromateri karena terlalu keras untuk kulit bayi.

b. Tindakan yang tidak dianjurkan selama pemijatan :

1. Memijat bayi langsung setelah selesai makan.

2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.

4. Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat.

5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

c. Selama pemijatan dianjurkan melakukan hal–hal berikut :

1. Memandang mata bayi disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan

berlangsung.

2. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu–lagu yang tenang atau lembut, guna

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

3. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara

11
bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan khususnya

apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan

yang sedang terjadi.

4. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis,

cobalah untuk menenangkanlah sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi

menangis lebih keras hentikan pemijatan karena mungkin bayi

mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah mengantuk dan saat

ingin tidur.

5. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar

dan bersih setelah terlumur minyak atau baby oil

6. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

7. Hindarkan mata bayi dari dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil.

2.1.1.6 Urutan Pijat Bayi

Menurut Dewi (2016) urutan pijat bayi antara lain:

a. Kaki

1. Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul

softball. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian, seperti memerah

susu.

12
Gambar 2.1 Perahan cara India
2. Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan. Peras dan putar kaki bayi denagn lembut dan dimulai dari

pangkal paha searah mata kaki.

Gambar 2.2 Peras dan putar

3. Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,

dimulai dengan tumit kaki menuju jari – jari diseluruh telapak kaki.

Gambar 2.3 Telapak kaki

13
4. Tarikan lembut jari

Pijatlah jari–jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi

telapak kaki, diakhiri denga tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung

hari.

Gambar 2.4 Tarikan lembut jari

5. Gerakan peregangan (stretch)

Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki

mulai dari batas jari–jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan

dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit.

Gambar 2.5 Gerakan peregangan

6. Titik tekan

Tekan–tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan

telapak kaki dari arah tumit ke jari–jari.

14
Gambar 2.6 Titik tekan
7. Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah

punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari–jari secara bergantian.

Gambar 2.7 Punggung kaki

8. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan

jari–jari lainnya dipergelangan kaki bayi.

Gambar 2.8 Peras dan putar pergelangan kaki

15
9. Perahan cara Swedia

Peganglah pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan anda secara

bergantian dari pergelangan tangan.

Gambar 2.9 Perahan cara Swedia

10. Gerakan menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda. Buatlah gerakan

menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

Gambar 2.10 Gerakan menggulung

11. Gerakan akhir

Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri

rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan

pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan

lembut dari paha kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir

bagian kaki.

16
Gambar 2.11 Gerakan akhir

b. Perut

1. Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,

dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

Gambar 2.12 Mengayuh sepeda

2. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan

yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari–jari kaki.

Gambar 2.13 Gerakan sepeda kaki diangkat

17
3. Gerakan ibu jari ke samping

Dengan cara meletakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar,

lalu gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kiri dan kanan.

Gambar 2.14 Gerakan kedua ibu jari

4. Bulan Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari

perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian kembali

kearah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M)) beberapa

kali.

Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran

mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi

(seolah membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini

bersama–sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah melingkar

(bulan).

18
Gerakan 2.15 Bulan Matahari

5. Gerakan I – Love – U

I, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari–jari tangan kanan membentuk huruf “I”.

Love, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.

You, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari

kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian ke kiri, kebawah dan

berakhir diperut kiri bawah.

Gambar 2.16 Gerakan I Love U

6. Gelembung atau jari–jari berjalan (walking fingers)

Letakkan ujung jari–jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.

Gerakan jari–jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri

guna mengeluarkan gelembung–gelembung udara.

19
Gambar 2.17 Gelembung

c. Dada

1. Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan

ujung–ujung jari kedua telapak tangan anda ditengah dada bayi atau di ulu

hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian di samping

diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke

ulu hati.

Gambar 2.18 Jantung besar

2. Kupu–kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambar kupu–kupu, dimulai dengan

tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau

ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri

ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

Gambar 2.19 Kupu-kupu

d. Tangan

20
1. Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu

diingat, kalau dapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya

gerakan tidak dilakukan.

Gambar 2.20 Memijat ketiak

2. Perahan cara India

Arah pijatan cara India adalah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna

pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah

lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang

pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.

Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan

tangan, kemudian gerakkan tangan kri dari pundak ke arah pergelangan

tangan.

Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara

bergantian dan berulang–ulang seolah memerah susu sapi.

Gambar 2.21 Perahan cara India

21
3. Peras dan putar

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke

pergelangan tangan.

Gambar 2.22 Peras dan putar

4. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke

arah jari–jari.

Gambar 2.23 Membuka tangan

5. Putar jari–jari

Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan

gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap

ujung jari.

22
Gambar 2.24 Putar jari–jari

6. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan. Usap punggung

tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari–jari dengan lembut.

Gambar 2.25 Punggung tangan

7. Peras dan putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

Gambar 2.26 Peras dan putar pergelangan tangan

8. Perahan cara Swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru–
27

23
paru.

a) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari

pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

b) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

Gambar 2.27 Perahan cara Swedia

9. Gerakan menggulung

Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan.

Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah

pergelangan tangan atau jari–jari.

Gambar 2.28 Gerakan menggulung

e. Muka

1. Dahi: menyetrika dahi (open book)

Letakkan jari–jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekankan

jari–jari dengan lembut jari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri

24
seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.

Gerakan kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran–lingkaran kecil

didaerah pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui daerah pipi dibawah

mata.

Gerakan 2.29 Menyetrika dahi

2. Alis: menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu

jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan dibatas kelopak mata,

mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

Gerakan 2.30 Menyetrika alis

3. Hidung: senyum I

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari

pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan

25
membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

Gerakan 2.31 Senyum I

4. Mulut bagian atas : senyum II

Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung.

Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi

seolah membuat bayi senyum.

Gerakan 2.32 Senyum II

5. Mulut bagian bawah: senyum III

Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada

dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah

pipi seolah membuat bayi senyum.

26
Gerakan 2.33 Senyum III

6. Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran–lingkaran kecil di daerah

rahang bayi.

Gerakan 2.34 Lingkaran kecil di rahang

7. Belakang telinga

Dengan mempergunakan ujung–ujung jari, berikan tekanan lembut

pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan kearah pertengahan

dagu dibawah dagu.

Gambar 2.35 Belakang telinga

f. Punggung

27
1. Gerakan maju mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan kepala di sebelah kiri

dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan

gerkan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher

sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

Gambar 2.36 Gerakan maju mundur

2. Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah

mulai dari leher kebawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang

menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

Gerakan 2.37 Gerakan menyetrika

3. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

28
Gerakan 2.38 Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

4. Gerakan melingkar

Dengan jari–jari kedua tangan, buatlah gerakan–gerakan melingkar

kecil–kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan

kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran–lingkaran

kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah

pantat.

Gerakan 2.39 Gerakan melingkar

5. Gerakan menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari–jari tangan kanan anda pada

punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai

kepantat bayi.

29
Gerakan 2.40 Gerakan menggaruk

2.1.2 Berat Badan Bayi

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling

sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi – balita , berat

badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.

Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan dalam ukuran fisik tubuh secara

keseluruhan atau sebagai peningkatan dalam setiap bagiaannya, berkaitan dengan

suatu peningkatan dalam jumlah atau ukuran sel (Supariasa, 2012).

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti

pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau

lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar

memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini

mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan

yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks

riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang

terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,

2012)

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan,bila anak

mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara :

30
Usia bayi (bulan) Berat badan (gram)
0 2700-3000
1 3400-4000
2 4000-4700
3 4500-5400
4 5000-6000
5 5500-6500
6 6000-7000
7 6500-7500
8 6800-8200
9 7300-8500
10 7600-9000
11 8000-9500
12 8200-9700
Tabel 2.1 Panduan Pertumbuhan Berat Badan Anak Usia 0-1 Tahun
Menurut Kemenkes RI 2012

Dapat pula digunakan rumus untuk memperkirakan berat badan anak adalah :

Umur Berat Badan


Lahir 3,25 kg
3-12 bulan Umur (bulan)+9 dibagi 2
1-6 tahun Umur (tahun) x 2 +8
Tabel 2.2 Rumus Perkiraan Berat Badan Dalam Kilogram
Menurut Soetjiningsih 2013

2.1.2.1 Faktor- Faktor  yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Menurut Armini et al (2017) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang dalam 2 golongan, yaitu :

a. Faktor Internal

1. Perbedaan ras/etnik atau bangsa

Bila seseorang dilahirkan sebagai ras Eropa, maka tidak mungkin dia

memiliki faktor herediter orang Indonesia atau sebaliknya. Pada umumnya

orang kulitputih memiliki ukuran tungkai lebih panjang dari pada ras

orang Mongol.

2. Keluarga

31
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi atau keluarga yang

gemuk-gemuk.

3. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4. Jenis kelamin

Wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki. Pada masa

pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat dari pada anak laki-laki.

Dan kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki lebih cepat

tumbuh dibanding anak perempuan.

5. Kelainan genetik

Sebagai salah satu contoh : Achondroplasia yang menyebabkan

dwarfisme,sedangkan sindrom Marfan dapat menyebabkan pertumbuhan

tinggi badan yang berlebih.

6. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan sepertipada sindrom Down’s dan Sindroma Turner’s.

b. Faktor eksternal/lingkungan

1. Faktor pranatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

32
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

c) Toksin / zat kimia

Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan

congenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasiadrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janinseperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggotagerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi seperti TORCH dan Penyakit Menular Seksual atau virus

lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu,

tuli, mikrosefali,retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

g) Kelainan imunologi

Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah

antara janin dan ibu sehingga membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin,kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran

darah janin dan akan menyebabkan hemolusis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernicterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

33
h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku salah / kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

2. Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

3. Pasca natal

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit Kronis / Kelainan Kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasipertumbuhan jasmani.

4. Lingkungan fisik dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dan lain-

lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

5. Psikologis

34
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak selalu tertekan akan mengalami

hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

6. Endokrin

Gangguan hormon misalnya penyakit hipotiroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangannya.

7. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidak tahuan, akan menghambat pertumbuhan

anak.

8. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak.

9. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan,demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

10. Stimulasi

35
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam

keluarga misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. Perlakuan ibu

terhadap perilaku anak

Berbagai macam stimulasi yaitu:

a) Stimulasi visual (penglihatan)

b) Stimulasi verbal (bicara)

c) Stimulasi auditif (pendengaran)

d) Stimulasi taktil (sentuhan)

2.2 Kerangka Teori

Pijat Bayi

Peningkatan Tonus
Nervus Vagus

Peningkatan
Kadar Enzim

Penyerapan Gastrin
dan Insulin

Penyerapan
zat nutrient
lebih baik

36
Berat Badan
Bayi

Gambar 2.1. Kerangka Teori

37
2.3 Kerangka Konseptual

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan

halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi

terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap

syaraf otot, dan system pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah. Jadi pijat

bayi yang dilakukan pada bayi usia 0-6 bulan untuk merangsang berat badan bayi

kurang.

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Penggukuran berat badan digunakan untuk

menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,

misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat

diketahui status gizi atau keadaan tumbuh kembang anak.

Dengan demikian, dapat disebutkan kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Berat badan bayi


Pijat Bayi
usia 0-6 bulan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

38
2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hasil dari penelitian pada hakekatnya adalah suatu jawaban

atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan (Natoatmodjo, 2012). Hipotesis

dalam penelitian ini jika Ho di tolak Ha diterima Jika P Value < 0,05 yang berarti

sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan pijat bayi antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.

Ha : Ada perbedaan pijat bayi sebelum dan sesudah intervensi.

39
BAB III

METODE PENELITIAN

c.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen berupaya mengungkap

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen tetapi pilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak

(Nursalam, 2016). Pendekatan penelitian ini dengan pretest-posttest with control

group design. Digunakan untuk mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap berat

badan bayi usia 0-6 bulan dengan cara melihat hasil berat badan sebelum diberi

perlakuan (pre) dan sesudah diberi perlakuan (post) selama 30 hari pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang kemudian akan dilihat hasil

efektifitas dari perlakuan yang didapatkan kedua kelompok tersebut.

Rancangan penelitian quasy eksperiment pretest-posttest with control

group pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pretest Intervensi Posttest


Q1 X1 Q2
Q3 X2 Q4
3.1 Tabel Quasi Eksperimen

Keterangan :

O1 : Kelompok bayi saat awal penelitian pada kelompok intervensi

O2 : Kelompok bayi saat akhir penelitian pada kelompok intervensi

O3 : Kelompok bayi saat awal penelitian pada kelompok kontrol

O4 : Kelompok bayi saat akhir penelitian pada kelompok kontrol

X1 : Perubahan berat badan bayi dari awal penelitian hingga akhir penelitian

40
pada kelompok intervensi

X2 : Perubahan berat badan bayi dari awal penelitian hingga akhir penelitian

pada kelompok kontrol.

c.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia : klien) yang

memenuhi kriteria yang telah di tetapkan. Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya.

(Natoadmodjo, 2012)

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 0 - 6 bulan di

PMB Rika Jambe Tangerang CANTUMKAN JUMLAH POPULASINYA

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi yang terjangkau yang dapat di gunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Sugiono,

2013). CANTUMKAN JUMLAH SAMPEL

Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah Non Probability

Sampling yaitu Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik penetapan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoadmodjo, 2012).

41
Sampel memenuhi kriteria yang dikehendaki, sample yang dikehendaki

merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung,

kelompok ini meliputi subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bayi usia 0-6 bulan

2. Cukup bulan (kehamilan 37 minggu sampai 40 minggu)

3. Bayi yang mendapat ASI eksklusif

4. Bayi yang belum pernah dipijat

5. Orang tua bayi bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bayi dengan kelainan bawaan

2. Bayi dalam keadaan sakit

3. Bayi dengan ibu yang mempunyai riwayat mengkonsumsi obat-obatan

kortikosteroid dan perangsang terhadap susunan saraf.

c.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PMB Rika Jambe Tangerang

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2020.

c.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

42
terhadap sesuatu (benda, mausia dan lain-lain). Variabel penelitian merupakan

ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang

berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel merupakan sesuatu

yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh

suatuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Nursalam, 2016).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas (Independent Variable) yaitu variable bebas, risiko atau

sebab, dan mempengaruhi. Variable independent dalam penelitian ini adalah pijat

bayi (Nursalam, 2016).

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel bebas (Dependent Variable) yaitu variable tergantung, terikat,

akibat atau efek, terpengaruh. Variable dependent dalam penelitian ini adalah berat

badan bayi usia 0 - 6 bulan.

c.5 Definisi Operasional Penelitian

Definisi opersional adalah mendefinisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diteliti (Notoadmodjo, 2012). Berdasarkan definisi

tersebut maka definisi operasional tentang efektivitas pijat bayi terhadap berat

badan bayi 0 – 6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang.

DO TABEL TERBUKA. KOLOM VARIABEL DEPENDEN DULU, BARU

INDEPENDEN

43
Definisi Cara Ukur/
Variabel Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional alat ukur
Variabel Independen
Pijat bayi Pijat bayi adalah 1.Lembar obsevasi 1.sebelum Nominal
pemijatan yang 2. SOP diberikan
dilakukan lebih Pijat bayi dilakukan 3 intervensi
mendekati usapan- hari sekali dengan 2.Sesudah
usapan halus atau duruasi waktu diberikan
rangsangan raba pemijatan 15 menit intervensi
(taktil) untuk selama 30 hari.
menghasilkan efek
terhadap syaraf otot,
dan system
pernafasan serta
memperlancar
sirkulasi darah.
Variabel Dependen

Berat Badan Berat badan Timbangan berat badan Nilai satuan gram Rasio
Pada Bayi. merupakan salah
satu ukuran yang
memberikan
gambaran massa
jaringan, termasuk
cairan tubuh.
Penggukuran berat
badan digunakan
untuk menilai hasil
peningkatan atau
penurunan semua
jaringan yang ada
pada tubuh.
Tabel 3.2. Definisi Operasional LIHAT PANDUAN CARA PENULISAN JUDUL TABEL!

c.6 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel

independen yaitu pijat bayi menggunakan lembar observasi dan SOP (Standar

Perating Prosedur).

3.6.1 Alat dan bahan

44
Penelitian ini adapun bahan dan alat yang akan dipakai, yaitu minyak

kelapa atau baby oil, popok, ganti baju.

c.7 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam peroses pengumpulan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh diantaranya:

3.7.1 Sumber Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer

(Natoatmodjo, 2018). Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data primer diperoleh langsung dari

hasil observasi.

3.7.2 Cara Pengumpulan Data

Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan materi

dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian kemudian melakukan studi

pendahuluan sekitar bulan Januari sampai April di PMB Rika Jambe Tangerang

tahun 2020. Setelah itu melakukan konsultasi dengan pembimbing terkait

penelitian yang akan dilakukan.

Selanjutnya peneliti mengurus peijinan untuk kelancaran dalam penelitian

yang akan peneliti lakukan, selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data

yang didahului dengan pemilihan sampel atau responden yang sesuai dengan

kriteia inklusi dan eksklusi.

Penelitian menggunakan dua kelompok untuk penelitian ini. Pada saat

penelitian berlangsung, penelitian meminta persetujuan kepada orang tua yang

akan diberikan terapi pijat bayi.

45
Setelah itu peneliti datang kerumah kelompok eksperiment untuk

melakukan pijat bayi 3 hari sekali dengan duruasi waktu pemijatan 15 menit

selama 30 hari.

Sebelum dilakukan pijat bayi, bayi di timbang berat badan terlebih dahulu

kemudian diobservasi kembali berat badan setelah 30 hari.

c.8 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan kemudian dilakukan

pengolahan data sebagai berikut (Ariani, 2014).

3.8.1 Editing (Penyuntingan Data)

Hasil yang dikumpulkan disunting terlebih dahulu. Jika masih ada data

yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan ulang, maka harus dikeluarkan.

3.8.2 Coding (Membuat Kode)

Kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di setiap

instrument penelitian.

3.8.3 Scoring

Mengisi kolom - kolom lembar kode sesuai dengan jawaban masing –

masing pertanyaan.

3.8.4 Tabulating

Membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

3.8.5 Cleaning (Pemberihan Data)

Yaitu mengecek kembali kebenaran hasil entri data dan membuang data –

data yang tidak akurat, tidak lengkap atau meragukan.

46
3.8.6 Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah teknik analisa univariat dan bivariat,

yaitu suatu data untuk mengetahui melihat efektivitas pijat bayi terhadap berat

badan pada bayi di PBM Rika Jambe Tangerang. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak komputer. Mencari makna penelitian tidak hanya

menjelaskan hasil penelitian tetapi juga melakukan inferensi atau generalisasi dari

data yang diperoleh melalui penelitian tersebut. Tujuan dari analisis data yang

memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan, memperoleh

kesimpulan secara umum dari penelitian, merupakan kontribusi dalam

pengembangan ilmu yang bersangkutan. Jenis data terdiri dari (Notoadmodjo,

2018).

3.8.7 Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karateristik setiap variable penelitian, pada umumnya pada analisis univariat

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentse dari tiap variabel

(Natoadmodjo, 2018).

Analisis univariat dalam ini untuk melihat efektivitas pijat bayi terhadap

berat badan bayi 0 – 6 bulan di PMB Rika Jambe Tangerang 2020.

3.8.8 Analisis Bivariat

Anilisa yang dilakukan terhadap dua varibel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2018). Untuk mengetahui variabel independen

(pijat bayi) terhadap variabel dependen (terhadap berat badan pada bayi usia 0-6

bulan) dengan menggunakan uji statistik wilcoxon dengan tingkat kesalahan α :

47
0,05 dengan bantuan software SPSS. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui

perbandingan kenaikan berat badan bayia sebelum dan sesudah di pijat, jika nilai

P (velue) < α (0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada perbedaan

terhadap berat badan bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat

bayi. Pakai uji apa ?? cantumkan.

c.9 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak penelitian, dan yang diteliti

(Nursalam, 2016).

Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti

terhadap subyek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi

masyarakat. Hal ini berarti bahwa ada hubungan timbal balik antara orang sebagai

peneliti dan orang sebagai yang diteliti (Natoadmodjo, 2018).

Macam – macam etika umum penelitian yaitu :

c.9.4 Hak dan Kewajiban Responden

a. Hak untuk di hargai privasi

Privasi adalah hak setiap orang. Semua orang mempunyai hak

memperoleh imbalan atau kompensasi untuk memperoleh privasi atau

kebebasan pribadinya.

b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan

c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari

informasi yang diberikan.

48
c.9.5 Hak dan Kewajiban Peneliti atau Pewawancara

a. Hak peneliti

Bila responden bersedia diminta informasinya (menyetujui inform

consent), peneliti mempunyai hak memperoleh informasi yang

diperlukan sejujur-jujurnya dan selengkap-lengkapnya dari responden

atau informan

b. Kewajiban peneliti

c. Menjaga privasi responden

d. Menjaga kerahasiaan responden

e. Memberikan kompensasi (Natoatmodjo, 2018).

Adapun prinsip-prinsip etika penelitian adalah:

a. Prinsip manfaat (beneficence)

Tulisan manfaat yang didapatkan melalui keikutsertaan dalam

penelitian secara spesifik. Bagian-bagian dari prinsip beneficiece

antara lain bebas dari bahaya (non maleficiece). Penelitian ini sudah

disertakan dengan surat ijin penelitian yang dilakukan tidak

membahayakan jiwa dan membahayakan responden atau orang sekitar

lingkungan yang terkait dalam penelitian ini. Perlakuan yang

dilakukan sudah mengalami uji etik yang sesuai dengan prosedur

penelitian. Kemudian responden bebas dari ekploitasi, memperoleh

manfaat dari penelitian, mempertimbangkan risiko dan manfaat

penelitian.

b. Prinsip menghormati hak reponden

49
Peneliti akan menghormati hak responden yang terlibat dalam

penelitian, termasuk diantaranya yaitu hak untuk membuat keputusan

untuk terlibat atau tidak terlibat dalam penelitian ini, hak untuk dijaga

kerahasiaannya berkaitan dengan data yang diperoleh selama

penelitian. Responden akan mengisi sebuah surat Informend Consent

sebagai surat pernyataan dalam keikutsertaan pada penelitian ini.

c. Prinsip keadilan (justice)

Penelitian akan memperlakukan semua yang terlibat dalam penelitian

secara adil dan tidak membeda-bedakan berdasarkan ras, agama atau

status ekonomi dan social. Penelitian memperlakukan responden

sesuai dengan desain penelitian dan tujuan penelitian, antara lain hak

untuk mendapat perlakuan yang sama dan hak dijaga privasi.

50

Anda mungkin juga menyukai