Anda di halaman 1dari 12

ANALISA EVIDENCE BASED NURSING

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI


TERHADAP PENINGKATAN BBLR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Ners Stase Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing : Dr. Ns. Meira Erawati, M.Si.Med

Disusun oleh :

Nama : Idrus Anas


Nim : 22020120220117

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXVII


DEPARTMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021

A. Ilustrasi Kasus
Judul Artikel: Studi kasus: Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat
badan bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau
(Irva et al., 2016)
Bayi (Laki-kaki) berusia 13 hari dengan diagnosa NKB (34-36 minggu) KMK +
BBLR (1650 gram). Bayi dirawat di ruang special care neonatus (SCN 1),
mendapatkan nutrisi asi dan pasi. Bayi ini juga mendapatkan satu kali nutrisi parenteral
di hari pertama observasi (pemijatan).

B. Resume Artikel
1. Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan BBLR di RSUD Dr Doris Sylvanus
Palangkaraya (Natalina, 2019)

Nama jurnal : Mahakam Midwifery Journal


Volume :3
Nomor :1
Halaman : 51-66
Tahun : 2019
Penulis : Riny Natalina
Latar belakang
Bayi Berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat utama pada bayi baru lahir yang mempengaruhi bayi baru lahir dengan
banyak gangguan kesehatan, seperti hipoglikemia, hipotermia, keterbelakangan
mental, fisik, dan masalah perkembangan saraf. Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kejadian bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) sehingga
diperlukan banyak telaah literatur untuk menganalisis faktor risiko yang akan
meningkatkan kejadian. Namun secara umum terdapat 3 faktor yang dapat
meningkatkan kejadian BBLR meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor
lingkungan. Pijat adalah metode penyembuhan yang sangat akrab bagi masyarakat.
Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa secara umum masih dipegang peranannya
oleh dukun bayi. Pijat bayi dapat dilakukan pada bayi yang sakit begitu juga pada
bayi yang sehat atau dilakukan sebagai rutinitas setelah bayi lahir.
Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode
Quasy Eksperiment dengan pre test dan post test control group design. Terapi pijat
bayi diberikan selama 4 minggu dan diamati perkembangan berat badan bayi.
Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap


peningkatan BBLR

Sampel

Sampel terdiri dari 59 bayi dengan BBLR yang terdiri dari 27 bayi laki-
laki dan 32 bayi perempuan, sebanyak 29 bayi (49,2) diberikan terapi pijat bayi dan
sebanyak 30(50,8%) bayi BBLR tidak diberikan terapi pijat.
Hasil

Pada penelitian ini didapatkan hasil, pemberian terapi pijat bayi


memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan berat badan pada bayi
BBLR. Bayi yang diberlakukan terapi pijat mengalami kenaikan berat badan yang
signifikan 3,2 kali dibandingkan bayi yang tidak dilakukan terapi pijat.
Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang bermakna antara terapi pijat yang dilakukan pada
bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kenaikan berat badan bayi BBLR.

2. Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi usia 0-3 bulan
(Elya, Ridwan, & Anggraeni, 2018)
Nama jurnal : Jurnal kesehatan metro Sai Wawai
Volume : 11
Nomor :1
Halaman : 15-19
Tahun : 2018
Penulis : Dersy Elya, M. Ridwan, dan Yetty Anggraeni
Latar belakang
Salah satu masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui ialah mereka
merasa berat badan anaknya tidak naik-naik atau begitu-begitu saja. Masalah ini bisa
muncul kapan saja selama periode pemberian ASI. Ketika orang tua mengalami
kondisi tersebut, biasanya mereka mengambil jalan pintas dengan cara memberi
makanan tambahan kepada anaknya seperti susu formula karena merasa bahwa
pemberian ASI yang ia lakukan tidak mampu meningkatkan berat badan anaknya.
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.
Pijat bayi memiliki banyak sekali manfaat salah satunya adalah
meningkatkan berat badan bayi, hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, dengan
demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik itulah sebabnya mengapa
berat badan bayi yang dipijat akan meningkat lebih banyak dari pada yang tidak di
pijat.
Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pra


eksperiment, non equivalen control group design. Perlakuan atau intervensi kepada
responden dengan memberikan pemijatan pada bayi rutin setiap 3 hari sekali
masing-masing 15 menit. Pemijatan dilakukan dengan berkunjung ke rumah
Responden. Pengukuran dilakukan setelah pemijatan bayi selama 1 bulan. Hasil
pengukuran dilakukan analisis data univarit menggunakan nilai mean (rerata).
Sedangkan, analisis bivarit menggunakan uji paired t dengan tingkat kepercayaan
95% dan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Tujuan
Rancangan penelitian digunakan untuk mengetahui peningkatan berat
badan bayi sesudah diberikan perlakuan pijat bayi yang dilakukan pada bulan April
2018.
Sampel
Populasi penelitian berjumlah 67 bayi yang berusia 0-3 bulan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian
ini, yaitu bayi dengan berat badan >2500 gram dan bayi masih diberikan ASI
eksklusif. Sedangkan, kriteria eksklusi penelitian terdiri atas bayi demam dengan
suhu tubuh > 37,5 dan bayi ada cacat bawaan.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan berat badan bayi setelah
diberikan pemijatan selama 30 hari. Rerata berat badan bayi sebelum diberikan
perlakuan adalah sebesar 4,484 kg dan setelah diberikan perlakuan terjadi
peningkatan dengan rerata berat badan bayi menjadi 5,400 kg atau terjadi
peningkatan rerata berat badan bayi 0,916 kg (SD0,1214) setelah diberikan pijat.
Kesimpulan
Pijat bayi sangat efektif untuk meningkatkan berat badan bayi. Terdapat
kenaikan berat badan bayi setelah diberikan pemijatan dengan rerata 0,916 kg.

3. Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR (Mariyani &
Winarsih, 2018).
Nama jurnal : Jurnal Antara Kebidanan
Volume :1
Nomor :1
Halaman : 29-35
Tahun : 2018
Penulis : Mariyani dan Wiwik Winarsih
Latar belakang
Sejak hari pertama kelahirannya bayi sebenarnya sudah mulai
melaksanakan tugas perkembangannya. Stimulasi perkembangan anak adalah
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar berkembang secara
optimal. Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia.
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi
sentuh karena melalui pijat bayi inilah terjadi komunikasi yang nyaman dan aman
antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini perlu diketahui oleh seorang ibu karena
dengan sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi pada saat pemijatan
akan mampu mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang antara keduanya yang
merupakan dasar komunikasi untuk menumpuk cinta kasih secara timbal balik,
mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri.
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgG dan IgM.
Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimendenga


rancangan One Group Pretest- Post Test. Dimana rancangan ini tidak ada kelompok
pembanding(kontrol),tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama(pretest)
yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan setelah dilakukan eksperimen.
Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi
terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR
Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah
responden sebanyak 30 yang berusia 1 sampai 12 bulan.
Hasil
Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan terdaat pengaruh pijat bayi
terhadap kenaikan berat badan bayi usia 1- 12 bulan di Klinik Pratama Prawira di
Jakarta Pusat
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan
antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Klinik Pratama Mangku
Prawira.
C. Pembahasan
Intervensi pemijatan pada bayi merupakan sarana pemenuhan kebutuhan
stimulasi dalam merangsang sistem kerja sensorik dan motoriknya serta
meningkatkan frekuensi asupan nutrisi yang buktikan dengan rata-rata bayi yang
dilakukan stimulasi pijat bayi mengalami peningkatan berat badan dalam waktu 15
hari pemijatan. Pemijatan sedini mungkin dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal terutama kasus bayi dengan BBLR (Ulfa,
Munir, & Kholisotin, 2019). Bayi yang di pijat mengalami peningkatan tonus
Nervus Vagus (saraf otak 10), ini membuat kadar enzim pada penyerapan gastrin
dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan
yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering
menyusu, akibatnya produksi ASI meningkat lebih banyak dan berat badan bayi
naik (Roesli, 2001).
Pemijtan juga akan meningkatkan aktivitas Neurotransmiter serotonin,
yaitu meningkatnya sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocoticoid
(adrenalin,suatu hormon stress) proses ini akan menyebabkan penurunan kadar
hormon stress.Penurunan kadar hormon stress akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Pijat bayi juga akan mengubah gelombang otak,perubahan terjadi dengan cara
menurunkan gelombang Alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha,yang
membuat bayi tidur lelap dan meningkatkan kesiagaan. Semua bayi bayi akan
mengalami kenaikan berat badan, tetapi bayi yang di pijat dengan sistematis dan
teratur dengan frekuensi 2-3 kali dalam 1 minggu selama 1 bulan akan mengalami
kenaikan berat badan yang lebih signifikan, hal ini dikarenakan adanya teori Nervus
Vagus. sedangkan pada bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan bayi
secara signifikan dapat disebabkan karena bayi tidak mendapatkan pijatan yang
sistematis dan teratur (Mariyani & Winarsih, 2018).
D. Prosedur pelaksanaan pijat bayi

Langkah-langkah dalam melakukan pijat bayi BBLR menggunakan protokol Field


Rad, Haghshenas, Javadian, Hajiahmadi, & Kazemian (2016), sebagai berikut:
1. Setiap sesi pijat terdiri dari 5 menit stimulasi taktil dalam posisi tengkurap, 5
menit stimulasi kinestetik pada posisi terlentang, dan 5 menit periode stimulasi
taktil lagi.
2. Menghangatkan dan melumasi tangan dengan 1 cc minyak kelapa/zaitun
sebelum memulai pijatan.
3. Diam atau tidak bersuara selama melakukan pijatan.
4. Pada sesi simulasi taktil:
a. Bayi ditempatkan di tempat yang hangat dalam posisi tengkurap dan
diberikan pijatan lembut dengan jari-jari pada kedua tangan.
b. Setiap bagian dilakukan selama 1 menit dan dilakukan sebanyak 12x
gerakan masing-masing 5 detik
c. Pertama dari atas kepala bayi, turun dari belakang kepala ke leher
d. Kedua dari bagian belakang leher melewati bahu
e. Ketiga dari atas punggung ke pinggang
f. Keempat secara serentak dari pinggul kemudian ke arah belakang kedua
kaki;
g. Terakhir dari bahu ke kedua pergelangan tangan tangan
5. Pada fase simulasi kinestetik:
a. Masing-masing 5 gerakan dilakukan selama 1 menit dengan total 6 kali
gerakan dan setiap gerakan berlangsung selama 10 detik.
b. Gerakan "mirip sepeda" ini pada anggota tubuh dilakukan dengan urutan
berikut:
1) Lengan kanan
2) lengan kiri
3) kaki kanan
4) kaki kiri
5) kedua kaki serempak.
c. Bayi dipantau secara terus menerus untuk detak jantung, laju pernapasan,
dan saturasi oksigen perkutan selama pijatan dengan set pemantauan.
6. Kembali ke fase simulasi taktil

E. Waktu Pemijatan

Waktu pemijatan bayi dapat dilakukan pada waktu:


1. Pagi hari, Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa
minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari
memberikan nuansa ceria bagi bayi.
2. Malam hari, Pemijatan malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan
biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna utuk membantu bayi
tidur lebih nyenyak.
3. Pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan Pemijatan segera setelah
makandapat menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan muntah. Hal ini
terjadi karena lambung masih belum siap diguncang dan gerak peristaltik masih
berlangsung untuk mengantar makanan kesaluran pencernaan
F. Tempat Pemijatan Bayi

1. Ruangan yang hangat tapi tidak panas


2. Ruangan kering dan tidak pengap
3. Ruangan tidak berisik
4. Ruangan yang peneranganya cukup
5. Ruangan tanpa aroma meyengat dan mengganggu
6. Suasana yang tenang saat pemijatan. Agar suasana menjadi tenang saat
pemijatan, mka lebih baik dilakukan saat si kecil ceria dan saat kondisi perut
yang sudah terisi makanan (1jam sesudah makan), saat suasaana hati pemijat
tenang , dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang serta
dengan memutar musik klasik (Akademi kebidanan Griya Husada, 2013)
G. Persiapan Sebelum Memijat

1. Tangan bersih dan hangat


2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
4. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
5. Sediaka waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan
seluruh tahap-tahap pemijatan
6. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
7. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/ lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara (Akademi kebidanan
Griya Husada, 2013).
H. Hal-hal Yang Dianjurkan dan Yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan Bayi

Hal-hal Yang Dianjurkan : Ciptakan suasana yang tenang atau lembut selama
pemijatan (Akademi kebidanan Griya Husada, 2013)
1. Memandang mata bayi selama pemijatan dengan disertai pancaran kasih sayang
2. Melakukan sentuhan ringan pada awal pemijatan, kemudian secara bertahap
tambahkanlah tekanan pada sentuhan tersebut.
3. Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama
pemijatan
4. Melakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi muka
bayi atau mengusap rambutnya dengan mengajak bicara
5. Dianjurkan melakukan gerakan urutan dari bagian kaki, karena umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki
6. Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada saat
pemijatan
7. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil
8. Memandikan bayi segera pemijatan agar merasa segar dan bersih.
Hal-hal Yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijata Bayi (Akademi kebidanan Griya
Husada, 2013)
1. Memijat bayi langsung setelah makan. Waktu terbaik pemijatan adalah 2 jam
setelah makan makanan padat. Pada jam tersebut diasumsikan bayi tidak dalam
kondisi terlalu lapar ataupun kelewat kenyang
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat
4. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
Daftara Pustaka

Akademi kebidanan Griya Husada. (2013). Modul ketrampilan klinik pijat bayi.
Surabaya.
Elya, D., Ridwan, M., & Anggraeni, Y. (2018). Efektifitas Pijat Bayi terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, 11(1), 15. https://doi.org/10.26630/jkm.v11i1.1763
Irva, T. S., Hasanah, O., Ginting, R., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (2016).
Studi kasus : Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
berat lahir rendah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 1–8.
Mariyani, & Winarsih, W. (2018). Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat
badan bblr. Antara Kebidanan, 1(1), 29–35.
Natalina, R. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Bblr Di Rsud Dr Doris
Sylvanus Palangkaraya. Mahakam Midwifery Journal (MMJ), 4(2), 51–66.
https://doi.org/10.35963/midwifery.v4i2.129
Rad, Z., Haghshenas, M., Javadian, Y., Hajiahmadi, M., & Kazemian, F. (2016). The
effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates. Journal of
Clinical Neonatology, 5(2), 96. https://doi.org/10.4103/2249-4847.179900
Roesli, U. (2001). Pedoman pijat bayi prematur dan bayi 0-3 bulan (Ketiga). Jakarta:
PT Trubus.
Ulfa, R. B., Munir, Z., & Kholisotin, K. (2019). Efektifitas stimulasi pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 0-4 bulan dengan riwayat BBLR. Jurnal Ilmiah
STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 3(2), 155–162.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Link vidio pijat BBLR: https://youtu.be/xrgve2CejRw

Anda mungkin juga menyukai