Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Pembimbing Akademik: Dr. Meidiana Dwidiyanti, M.Sc.

Disusun oleh:
Idrus Anas : 22020120220117

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXVII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
A.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif, berupa mengkritik diri
sendiri, dimana seseorang memiliki fikiran negatif dan percaya bahwa mereka
ditakdirkan untuk gagal.1 Harga diri rendah merupakan perasaan negatif
terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga,
tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.2
2. Faktor penyebab harga diri rendah kronis
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah kronis meliputi faktor
Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu:3
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari
orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu
mengekang, sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna
lagi serta merasa rendah diri
2) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri
seperti dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah,
sehingga anak kehilangan rasa percaya diri.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya
ada salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga
merasa malu dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat
menimbulkan harga diri rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan
yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan pemasangan
alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap trauma umumnya
akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi dan denial.
3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah Kronis
Manifestasi yang biasanya muncul pada klien skizofrenia dengan
masalah harga diri rendah kronis:
a. Data Subjektif :
1) Pasien mengungkapkan hal negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
2) Pasien mengungkapkan perasaan tidak mampu.
3) Pasien mengungkapkan pandangan hidup yang pesimis.
4) Pasien mengungkapkan penolakan terhadap kemampuan diri.
5) Pasien mengungkapkan evaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi.
Data Objektif :
1) Adanya penurunan produktivitas.
2) Pasien cenderung tidak berani menatap lawan bicaranya.
3) Pasien lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi dengan orang
lain
4) Berbicara lambat dengan nada suara lemah
5) Bimbang, menunjukkan perilaku non-asertif.
6) Mengekspresikan diri tidak berdaya dan tidak berguna
4. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Harga diri rendah kronis
merupakan lanjutan dari gangguan pada diri klien yang terjadi akibat harga diri
rendah situasional yang tidak terselesaikan atau ketidakadaan feed back (umpan
balik) yang positif dari lingkungan terhadap perilaku klien sebelumnya. Respon
negatif dari lingkungan juga memiliki peran terhadap gangguan harga diri
rendah kronis.Pada awalnya klien dihadapkan dengan stresor (krisis) dan
berusaha untuk menyelesaikannya tetapi tidak tuntas. Ketidaktuntasan itu
menimbulkan evaluasi diri bahwa ia tidak mampu atau gagal menjalankan peran
dan fungsinya. Evaluasi diri yang negatif karena merasa gagal merupakan
gangguan harga diri rendah situasional yang berlanjut menjadi harga diri rendah
kronis akibat tidak adanya respon positif dari lingkungan pada klien.
5. Rentang Respon Harga Diri Rendah Kroni
Adapun rentang respon harga diri rendah kronis.3

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri rendah Keracunan Depersonalisasi


diri positif identitas
6.
7. Mekanisme Koping
Seseorang dengan harga diri rendah kronis memiliki mekanisme koping jangka
pendek dan jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak
memberikan hasil yang telah diharapkan individu, maka individu dapat
mengembangkan mekanis koping jangka panjang.3 Mekanisme tersebut
mencakup sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
1) Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.
2) Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik).
3) Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
b. Jangka Panjang: Penutupan identitas :
1) terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang disukai dari orang-orang
yang berarti tanpa memperhatikan keinginan atau potensi diri sendiri.
2) Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-nilai
dan harapan masyarakat.

Daftar Pustaka
1. Rahayu S, Mustikasari M, Daulima NH. Perubahan tanda gejala dan kemampuan
pasien harga diri rendah kronis setelah latihan terapi kognitif dan psikoedukasi
keluarga. J Educ Nursing(Jen). 2019;2(1):39–51.
2. Purwasih R, Susilowati Y. Penatalaksanaan pasien gangguan jiwa dengan
gangguan konsep diri: harga diri rendah di ruang Gathotkoco RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. J profesi keperawatan. 2016;3(2):44–50.
3. Wuryaningsi E wuri, Windarwati HD, Dewi E ikhtiarini, Deviantori F,
Kusniawan EH. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa 1. D NW, Fahriza R,
Rokim F, editors. Jember: UPT Percetakan dan penerbitan Universitas Jember;
2018. 67–83 p.

C.
D. Strategi Komunikasi

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp 1)


Masalah Harga Diri Rendah
Pertemuan Pertama

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
DS:
Klien mengatakan “Saya tidak mampu, tidak bisa, , bodoh/ tidak tahu apa-apa,
saya malu dengan diri saya sendiri, dan saya rasa bersalah terhadap sesuatu/
seseorang”
DO:
Klien menunduk, malu, tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, produktifitas menurun, cemas dan takut
b. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
c. Tujuan khusus
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang
dimiliki
3) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
6) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
d. Rencana Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4) Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
2. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Tahap Orientasi
1) Salam Teraupetik
Perawat : “Selamat pagi, Assalamualaikum, boleh saya kenalan dengan
Mas? Nama saya Idrus Anas bisa panggil saya Idrus. Saya
Mahasiswa Keperawatan UNDIP. Nama mas siapa dan biasa
dipanggil siapa?
Pasien : “Waalaikumsalam, saya Harun, biasanya saya dipanggil
Harun”
Perawat : “Oh iya Mas, saya sedang praktik di sini selama 7 hari
kedepan, dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00
siang. Apa kabar hari ini mas?”
Pasien : “Alhamdulillah saya baik Mas”

2) Evaluasi validasi
Perawat : ”Bagaimana perasaaan Mas hari ini dan Bagaimana
tidurnya semalam, apakah nyeyak ?”
Pasien : ”Alhamdulillah baik mas,, semalam saya tidurnya nyenyak
Mas”

3) Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)


Perawat : “Bagaimana Mas apakah kita bisa bercakap-cakap tentang
kemampuan dan kegiatan yang pernah Mas lakukan? Setelah
itu, kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, nanti kita akan
pilih satu kegiatan untuk kita latih hari ini, bagaimana Mas
apakah Mas Harun bersedia?”
Pasien : “Iya Mas Idrus, saya bersedia”
Perawat : “Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana
kalau di ruang tamu?
Pasien : “Iya Mas, boleh”
Perawat “Mau berapa lama kita berbincang-bincangnya Mas?
Bagaimana kalau 15 menit?”
Pasien : “Iya Mas”
b. Tahap Kerja
(Pelaksanaan rencana tindakan sesuai dengan tujuan SP yang akan
dicapai)
Perawat : “Mas, sekarang saya ajak ngobrol-ngobrol ya, Mas tidak usah
malu sama saya, ungkapkan saja apa yang Mas rasakan ya?”
Pasien : “Saya malu Mas Idrus, saya ini tidak bisa apa-apa, saya
bodoh, saya bersalah dengan keluarga. Rasanya saya hidup
saya sudah tidak berguna.”
Perawat : “Jangan berkata seperti itu Mas, tidak baik. Baiklah kalau
begitu sekarang Mas bisa duduk yang nyaman sambil
menundukkan kepala dengan mata tetap terbuka, pikirkan
kembali kesalahan apa yang telah Mas alami, yang paling
mengganggu pikiran, Mas lalu tulis di kertas putih ini.
Setelah itu, pilih 1 solusi yang bisa merubah diri Mas untuk
memperbaiki masalah tersebut. Mas Harun muslim kan?
Pasien : “Iya Mas, saya Muslim”
Perawat : “Nah, kalau begitu mari sekarang sambil beristighfar
Astaghfirullahaladzim… dengan mengucapkan dalam hati
“Saya niat untuk berubah”, ucapkan lagi
Astaghfirullahaladzim… sambil menyebut solusi yang telah
Mas pilih untuk merubah diri agar tidak terulang lagi
kesalahan yang telah diperbuat. Istighfar lagi
Astaghfirullahaladzim… lalu ucapkan dalam hati Saya ingin
berubah menjadi lebih baik, menjadi orang yang bermanfaat,
dan orang yang bahagia. Lalu istighfar lagi
….Astaghfirullahaladzim… pikirkan bahwa Allah
menyayangi saya, Allah memaafkan kesalahan yang pernah
saya perbuat, Allah memeluk saya, dan Allah lebih dekat
dengan urat nadi saya yang mengendalikan hidup dan mati
saya. Ucapkan istighfar berkali kali sampai hati Mas merasa
ada perubahan. Bagaimana, ada yang Mas rasakan?”
Pasien : “Iya Mas ada, rasanya lebih tenang.”
Perawat : “Baik kalau begitu, sekarang Mas bisa ceritakan kepada saya,
kalau saya boleh tau, apa saja kemampuan yang Mas H
miliki?
Pasien : “Saya suka berolahraga, sebelum saya sakit, saya selalu rajin
berolahraga Mas”
Perawat : “Bagus sekali, olahraga apa saja yang disukai Mas?
Pasien : “Main futsal, dan foly Mas”
Perawat : “Bagus sekali, selain itu apa lagi? Ini saya buat daftarnya ya!
Terus untuk kegiatan rumah tangga yang biasa Mas H lakukan
apa aja Mas?”.
Pasien : “Iya saya kalau dirumah paling suka merapikan tempat tidur,
membersihkan ruangan, memcuci pakaian dan memasak,
Mas”
Perawat : “Wah, bagus sekali ada enam kemampuan dan kegiatan yang
Mas H miliki”.
“Mas dari enam kegiatan kemampuan ini, kira-kira mana
yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit?
Mari kita lihat, yang pertama main futsal, kedua main foly,
ketiga merapikan tempat tidur, keempat membersihkan
ruangan, kelima memcuci pakaian dan ke lima adalah
memasak”
Pasien : “Sepertinya merapikan tempat tidur, dan menyapu Mas”
Perawat : ”Ya baik sekali Mas H, kita tambahkan denga mencuci
pakaian ya, jadi berarti ada tiga kemampuan yang mas bisa
lakukan disini ya?.
Pasien : “iya mas Idrus”
Perawat “Ini daftar kemampuan yang Mas miliki yang telah kita
bicarakan. Baiklah apa menurut Mas H masih ada yang
belum ditulis?”
Pasien : ”Saya rasa itu saja Mas.”
Perawat : “Bagus sekali Mas, ada tiga kegiatan yang masih bisa Mas
kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Mas pilih satu dari tiga kegiatan yang bisa
dilakukan hari ini”.
Pasien : “merapikan tempat tidur mas”
Perawat : “Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur ya? Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan
tempat tidur Mas”.
“Mari kita lihat tempat tidurnya Mas”. (Bersama-sama
pasien menuju kamar pasien)
Perawat : “Coba kita lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
(Bersama pasien, merapikan tempat tidur dengan
memberikan contoh)
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya. bagus! Sekarang kita
rapiakan spreinya dengan melipat ujungnya pada bagian
bawah kasurnya. Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan
di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah kaki, bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali.
Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan?”
Pasien : “Iya Mas, beda, tadi kurang rapi, sekarang sudah rapi tempat
tidurnya”
Perawat : “Coba Mas lakukan setiap hari dan catat dalam jadwal
hariannya ya, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau Mas lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan, dan T bila (tidak) melakukan.

c. Tahap Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
- Evaluasi Subyektif
Perawat : “Bagaimana perasaan Mas H setelah kita berbicang-
bincang dan latihan merapikan tempat tidur tadi?
Pasien : “Rasanya senang Mas Idrus, saya bisa merapikan tempat
tidur saya sendiri”
Perawat : “Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini, salah satunya adalah
merapikan tempat tidur, yang sudah Mas lakukan dengan
baik sekali tadi”

- Evaluasi Obyektif
Perawa : “Coba Mas H jelaskan kembali bagaimana cara
t merapikan tempat tidur?”
Pasien : “Kalau kita mau merapikan tempat tidur, kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Kemudian memasang mulai
dari atas terus sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan lagi dibawah kasur. ambil
bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. lipat
selimut, dan diletakkan sebelah bawah kaki.”
Perawa : “Bagus sekali Mas H”
t “Sekarang, mari kita masukkan dalam jadwal hariannya
ya.
Mas H, ingin berapa kali sehari merapikan tempat tidur?”
Pasien : “Dua kali Mas, yaitu waktu pagi dan sore”
Perawa : “Bagus, dua kali ya Mas, yaitu pagi-pagi setelah bangun
t tidur dan sehabis istirahat ya, jam 16.00 WIB”

2) Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “Coba besok Mas lakukan kembali dan jangan lupa memberi
tanda M (mandiri) bila Mas melakukan tanpa disuruh, tulis B
(bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan”
“Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk latihan
kemampuan yang kedua mas?”
Pasien : “Baik mas, saya bersedia besok”

3) Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)


Perawat : ”Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Besok
pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas H
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di
rumah sakit selain merapikan tempat tidur?
Pasien : ”menyapu ruangan Mas”
Perawat : “Ya bagus sekali mas, jadi kemampuan keduanya adalah
menyapu ruangan ya Mas. Kalau begitu kita akan latihan
menyapu ruangan besok ya, jam 08.00 pagi di ruang
kamar setelah merapikan tempat tidur, bagaimana Mas H?”
Pasien : “Baik Mas Idrus, saya setuju”
Perawat : “Sampai ketemu besok ya Mas. Terimakasih,
Assalamu’alaikum
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp 2)
Masalah Harga Diri Rendah
Pertemuan Kedua

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
DS:
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya, klien
mengatakan sudah bisa melakukan kegiatan yang diajarkan sebelumnya
(merapikan tempat tidur)

DO:
Klien tampak tenang, tampak bersemangat, sudah mau berinteraksi dan
menghargai dirinya sendiri.

b. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah

c. Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
yang lain (yang belum dilakukan)

d. Tindakan Keperawatan
- Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
2) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3) Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
4) Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
5) Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
2. STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tahap Orientasi
4) Salam Teraupetik
Perawat : “Assalamualaikum Mas H, masih ingat dengan saya?”
Pasien : “Waalaikumsallam, iya saya masih ingat, dengan Mas Idrus?”
Perawat : “Iya benar sekali, saya Idrus perawat yang kemarin
berbincang-bincang dengan Mas H.”

5) Evaluasi validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan Mas H pagi ini?
Pasien “Alhamdulillh baik Mas”
Perawat “Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore
kemarin dan pagi ini?”
Pasien : “Saya baru selesai rapikan tempat tidur Mas, kemarin sore
jam 16.00 saya juga sudah rapikan kamar.”
Perawat : “Wah Mas H tampak gembira hari ini ya, bagus sekali Mas H
kemarin dan hari ini sudah melakukan apa yang kita pelajari
bersama kemarin ya, tetap semangat ya Mas H.”

6) Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)


Perawat : “Baiklah Mas, sesuai kontrak kita yang kemarin, Sekarang
kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan
kita sesui rencana kita kemarin?”
Pasien : “Latihan membersihkan ruangan ya Mas Idrus?”
Perawat : “Ya benar sekali Mas, hari ini kita akan latihan
membersihkan ruangan kamar ya”
“Mau berapa lama pertemuan hari ini Mas, bagaimana kalau
20 menit?
Pasien : “Iya Mas Idrus, saya setuju” (Bersama-sama ruang tempat
tidur)

b. Tahap Kerja
Perawat : “Mas, sebelum kita membersihkan ruangan kita perlu siapkan
dulu perlengkapanya, yaitu sapu dan sekop sampah ya”
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah perlengkapannya tersedia, Mas biasa melakukan
pembersihan ruangan dari sudut dan kotorannya dikumpulkan
dan kita gunakan sekopn sampah untuk menampung
sampahnya, dan selanjutnya kita buang ke tempat sampah yang
telah disediakan.
“sekarang coba Mas lakukan”
Pasien : (mempraktekan membersihkan ruangan)
Perawat : “Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan membersihkan
ruangan dengan baik, sekarang sudah selesai dan kita harus
mencuci tangan”

c. Tahap Terminasi
7) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
- Evaluasi Subyektif
Perawa : “Bagaimana perasaannya Mas setelah latihan
t membersihkan ruangan?”
Pasien : “Saya senang sekali, bisa melakukan latihan salah satu
kebiasaan saya dirumah Mas.”
Perawa : “Bagus sekali Mas H, mas dapat melakukannya kapan pun
t Mas H mau.”

- Evaluasi Obyektif
Perawa : “Coba sekarang Mas H jelaskan kembali bagaimana cara
t membersihkan ruangan.”
Pasien : (klien menjelaskan kembali cara membersihkan ruangan
seperti yang telah di ajarkan)
Perawa : “Bagus sekali Mas H.”
t

8) Rencana Tindak Lanjut

Perawat : “Bagaimana kalau kegiatan membersihkan ruangan ini


dimasukan menjadi kegiatan sehari – hari Mas. Kira-kira mau
berapa kali Mas membersihkan ruangan?
Pasien : “Iya Mas saya setuju, 2 kali ya Mas Idrus.”
Perawat : “Bagus sekali, jadi Mas H, membersihkan ruangan 2 kali tiap
pagi dan sore ya”
Pasien : “Iya Mas”.

9)
10) Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)

Perawat : ”Saya kira, cukup sampai disini dulu perbincangan kita hari
ini. Besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah
merapikan tempat tidur dan membersihkan ruangan. masih
ingat kegiatan apakah itu?
Pasien : ”Apa ya, oh iya mencuci pakaian ya Mas”
Perawat : “Ya benar kita akan latihan mencuci pakaian besok”
“Baik, besok kita ketemu lagi waktunya sama dengan
sekarang ya, sampai jumpa ya Mas H, Assalamualaikum.”
Pasien : “Iya Mas Idrus, Waalaikumsalam.”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp 3)


Masalah Harga Diri Rendah
Pertemuan Ketiga

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan hari ini sudah melakukan kegiatan yang telah diajarkan
kemarin dan telah mencatat dalam jadwal hariannya.

DO :
Klien tampak tenang, tampak semangat, kooperatif, mencatat kegiatan yang
telah dilakukan dalam jadwal hariannya.

b. Diagnosa Keperawatan.
Harga Diri Rendah

c. Tujuan khusus
- Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
- Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif (evaluasi) yang
dimiliki (kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya)
- Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki yang lain (yang belum dilakukan)
- Klien mampu memasukkan kegiatan yang dilakukan dalam jadwal
kegiatan pasien.

d. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi kegiatan sebelummnya yang telah dilakukan (Sp1 dan 2)
2) Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
3) Beri pujian atas keberhasilannya.
4) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
2. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Tahap Orientasi
 Salam Teraupetik
Perawat : “Assalamulaikum Mas H, kita ketemu lagi hari ini saya
datang untuk menepati janji kita yang kemarin Mas.”
Pasien : “Waalaikumsalam, iya Mas Idrus.”

 Validasi
Perawat : “Bagaimana perasaannya Mas H hari ini?”
Tadi pagi sudah melakukan apa saja mas, sesuai nggak
dengan jadwal yang telah dibuat?”
Pasien : “Alhamdulillah baik Mas, tadi saya sudah rapikan kamar,
setelah makan pagi, saya juga sudah membersihkan kamar.
saya juga mencatat dijadwal saya Mas.”
Perawat : ‘Wah bagus sekali Mas H.” saya ikut senang mendengarnya.”

 Kontrak
Perawat : “Baiklah, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, hari ini
kita akan latihan kegiatan selanjutnya, masih ingat apa yang
akan dilakukan hari ini Mas H?”
Pasien : “Hari ini kita latihan mencuci pakaian ya Mas.”
Perawat : “Iya benar sekali Mas H, hari ini kita akan latihan kegiatan
yang telah dijadwalkan yaitu latihan mencuci pakaian.”
”Mau berapa lama pertemuan kita hari ini Mas H, Bagaimana
kalau 20 menit kedepan?”
“Bagaimana kalau kita langsung saja ke ruang tamu Mas?”
Pasien : “Iya Mas, saya setuju.” (Bersama-sama pasien menuju
ruang tamu)

b. Tahap Kerja
Perawat : “Baiklah Mas H, sebelum kita nenyapu kita perlu siapkan
dulu peralatannya, yaitu sabun cuci, ember dan sikat pakaian.
“Setelah semua perlengkapan tersedia, Mas H bisa
mengumpulkan semua pakaian kotor dan bisa melakukan
kegiatan mencucinya. Mulailah mencuci dengan mengalirkan
air secukupnya pada pakaian yang telah ditampung pada
wadah/ ember, kemudian tuangkan sabun sampai airnya
berbusa. Kemudian kita bisa mulai mencuci dengan cara
menyikat satu persatu hingga pakaiannya bersih.
“Sekarang coba Mas H lakukan”
Pasien : (mempraktekan mencuci pakaian)
Perawat : “Bagus sekali, Mas sudah mencuci dengan cara yang benar,
setelah melakukan tindakan mencuci pakaian jangan lupa
langsung dijemur ya Mas”

c. Tahap Terminasi
 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
- Evaluasi Subyektif
Perawa : “Bagaimana perasaannya Mas H setelah latihan mencuci
t pakaian tadi?”
Pasien : “Saya senang sekali mba, bisa mencuci pakaian sendir”
Perawa : “Bagus sekali Mas H, Mas sudah mencuci dengan bersih
t tadi.”

- Evaluasi Obyektif
Perawa : “Coba sekarang Mas H jelaskan kembali bagaimana cara
t mencuci pakaian yang benar?”
Pasien : (Klien menjelaskan kembali cara mencuci pakaian
yang benar seperti yang telah di ajarkan)
Perawa : “Bagus sekali mas, Mas H sekarang sudah mampu
t menjelaskan kembali dan melakukan kegiatan yang telah
kita jadwalkan hari ini”
 Rencana Tindak Lanjut
Perawat : “Baiklah Mas H, Kegiatan yang telah kita susun dalam jadwal
harian mas sudah kita latih semua, untuk selanjutnya Mas H
tetap melaksanakan kegiatan yang telah dibuat ya, yaitu dari
merapikan tempat tidur, menyapu ruangan dan mencuci
pakaian. Jangan lupa selalu mencatatnya dalam jadwal
kegiatan harian ya”
“Bagaimana kalau setelah pulang nanti, apa saja yang telah
kita jadwalkan tersebut, tetap Mas lakukan di rumah ya.
“Kalau ada kesulitan selama disini, saya siap membantu Mas
H.”
Pasien : “Iya mas Idrus, saya akan selalu melakukan apa yang telah
saya tulis dan melakukannya sesuai jadwal yang telah dibuat”
Perawat : “Bagus sekali Mas H, tetap semangat ya Mas.”

 Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)

Perawat : ”Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi Mas? Besok kita
bahas tentang manfaat sistem pendukung, baik yang ada pada
Mas H dan keluarga Mas H.”
Pasien : ”Iya Bisa Mas.”
Perawat : ”Menurut Mas H besok kita bincang-bincang jam berapa dan
Mau dimana Mas?, Bagaimana kalau di ruang tamu ini lagi ?
untuk waktunya bagaimana kalau pagi selama 15 menit?”
Pasien : ”Iya Mas, besok pagi dan tempatnya diruangan ini saja”.
Perawat : ”Baiklah Mas, sampai ketemu besok ya, Assalamualaikum..”
Pasien : “waalaikum salam Mas Idrus”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp 4)
Masalah Harga Diri Rendah
Pertemuan Keempat

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan bahwa keluarganya selalu merawat dan ada didekat
klien selama ini
- Keluarga mengatakan hanya membawa klien ke RS jika kambuh dan hanya
melanjutkan pemberian obat sesuai instruksi jika sudah di rumah.
DO :
- Klien tampak ceria mendapat kunjungan dari keluarganya
- Keluarga klien kooperatif dalam merawat klien

b. Diagnosa Keperawatan.
Harga Diri Rendah

c. Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

d. Tindakan Keperawatan
1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai cara merawat
klien dengan masalah harga diri rendah.
2) Membantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3) Membantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

2.
3. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Tahap Orientasi
 Salam Teraupetik
Perawat : ”Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu, apa benar ini dengan
keluarga Mas H?”
Keluarga : ”Waalaikumsalam iya benar Mas, ada apa ya?”
Perawat : “Perkenalkan Bu, saya Idrus Anas, mahasiswa keperawatan Undip,
saat ini saya sedang magang disini, dan sudah 3 hari ini saya selalu
bersama Mas H Bu, untuk melatih kegiatan yang biasa
dilakukan sebelum sakit.”
Perawat : ”Oh iya Mas, saya Ibu Ani, terimakasih Mas Idrus sudah
membantu anak saya.

 Validasi
Perawat : ”Sama-sama Bu Ani, menurut pendapat ibu setelah dirawat
beberapa hari disini, bagaimana kondisi Mas H?”
Keluarga : ”Saya lihat hari ini Mas H sudah kelihatan ceria ya Mas”
Perawat : ”Benar sekali bu, saat ini Mas H, tampak lebih baik dan
mampu malakukan kegiatan yang sudah kami susun dan
melakukannya dengan baik.”

 Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)


Perawat : ”Baiklah bu, Apakah ibu bersedia mendiskusikan masalah
Mas H dengan saya?”

”Menurut ibu kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana


kalau disini aja ya, selama 15 menit kedepan?
Keluarga : ”Iya Mas Idrus,boleh dan saya bersedia.”

b. Tahap Kerja
Perawat : ”Jadi gini Bu, sebelumnya saya jelaskan dulu apa itu Harga
Diri Rendah ya.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak
berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Penyebabnya
adalah pengalaman masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan, karena tuntutan pekerjaan, tekanan dari
kelompok sebaya, sedangkan tanda dan gejalanya yaitu
menarik diri dari lingkungan, merasa diri bersalah, mengurung
diri, cemas, sikap negatif terhadap diri sendiri dsb.”
”Masalah yang dialami Mas H selama ini adalah Mas H merasa
malu dengan dirinya, merasa tidak mampu berbuat sesuatu dan
merasa bersalah, jadi kami berharap kepada keluarga terutama
Ibu untuk selalu memberikan kesempatan dan kepercayaan dan
dukungan kepada Mas H dalam melakukan kegiatan seperti
yang telah dilatih disini ketika pulang nanti.”
”Ini saya akan perlihatkan beberapa kegiatan yang telah
disusun oleh Mas H dan sudah di buat jadwal kegiatan harian.
”Bagaimana Ibu, apakah bisa ibu dan keluarga memberikan
dukungan kepada Mas H apabila sudah pulang nanti?”
Keluarga : “Iya Mas, akan kami upayakan”
Perawat ”Apakah ada yang ingin Ibu tanyakan dan kita diskusikan
bersama?”
Keluarga : ”Baik Mas Idrus, Insyaallah saya akan selalu mendukung demi
kesembuhan anak saya.”
”Jadi selain merawat, memberikan obat, kami juga akan
memberikan kesempatan kepada Mas H untuk melakukan
kegiatan yang sudah dilatih disini ya jika pulang nanti?”
Perawat : ”Iya benar sekali bu, saya yakin ibu dan keluarga pasti bisa
melakukannya.”
”Ibu dan anggota keluarga yang lain harus tetap semangat
memberikan dukungan kepada Mas H agar segera cepat
sembuh, karena untuk saat ini Mas H masih nurut dan
kooperatif bila diberikan tanggungjawab.”
”Jadi, peran keluarga adalah meningkatkan kembali
kepercayaan diri Mas H sehingga harga dirinya kembali
meningkat Bu, disaat seperti ini hanya keluargalah tempat Mas
H mendapatkan dukungan dan perhatian. Untuk itu kami
harapkan agar keluarga dapat melanjutkan program yang telah
Mas H buat ya Bu”

c. Tahap Terminasi
 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
- Evaluasi Subyektif
Perawat : “Bagaimana perasaannya Bu setelah kita berdiskusi
tentang kondisi Mas H?”
Keluarga : “Alhamdulillah saya lega Mas melihat perkembangan
kondisinya yang semakin membaik.”
- Evaluasi Obyektif
Perawat : “Baik Bu, Coba sekarang ibu jelaskan kembali, apa
penyebab dan tanda gejala gangguan konsep diri harga
diri rendah, yang telah kita bahas tadi?”
Keluarga : (Menjelaskan kembali terkait penjelasan yang dijelaskan
oleh perawat)
Perawat : “Bagus sekali Bu, jadi sekarang Ibu sudah paham
bagaimana kondisi Mas H dan cara merawat Mas H nanti
setelah kembali ke rumah.”

 Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “Baiklah, berhubung Ibu sudah mengerti tentang
perawatan Mas H, jadi Mulai sekarang, ibu harus
mengingatkan dan mendukung kegiatan yang dilakukan
Mas H ya”

 Kontrak (waktu, tempat dan tujuan)


Perawat : ”Kami berharap jika sudah pulang nanti jangan lupa
untuk rutin kontrol kesehatannya Mas H ya bu, selalu
pantau dan mengingatkan untuk Minum obat secara
teratur. Jika ada yang masih ingin Ibu sampaikan atau
diskusikan, untuk kunjungan berikutnya, ibu bisa ketemu
saya disini, saya siap untuk membantu bu.”
”Kalau begitu, saya pamit keruangan perawat dulu ya bu.
Silahkan Ibu kembali ketemu Mas H diruangannya ya,
Assalamualikum Bu.....”
Keluarga : ”Waalaikum salam, terimakasih Mas Idrus, atas
penjelasannya dan perawatan anak saya selama di RS
ini”
Perawat : “Sampai nanti ya Bu, semoga Mas H segera sembuh”..

Anda mungkin juga menyukai