Disusun oleh :
Nim : 22020120220117
Judul Artikel: Studi kasus: Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat
badan bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau
(Irva et al., 2016)
Bayi (Laki-kaki) berusia 13 hari dengan diagnosa NKB (34-36 minggu) KMK +
BBLR (1650 gram). Bayi dirawat di ruang special care neonatus (SCN 1), mendapatkan
nutrisi asi dan pasi. Bayi ini juga mendapatkan satu kali nutrisi parenteral di hari
pertama observasi (pemijatan).
B. Resume Artikel
1. Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan BBLR di RSUD Dr Doris Sylvanus
Palangkaraya (Natalina, 2019)
Sampel
Sampel terdiri dari 59 bayi dengan BBLR yang terdiri dari 27 bayi laki-
laki dan 32 bayi perempuan, sebanyak 29 bayi (49,2) diberikan terapi pijat bayi dan
sebanyak 30(50,8%) bayi BBLR tidak diberikan terapi pijat.
Hasil
Terdapat pengaruh yang bermakna antara terapi pijat yang dilakukan pada
bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kenaikan berat badan bayi BBLR.
2. Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi usia 0-3 bulan
(Elya, Ridwan, & Anggraeni, 2018)
Nama jurnal : Jurnal kesehatan metro Sai Wawai
Volume : 11
Nomor :1
Halaman : 15-19
Tahun : 2018
Penulis : Dersy Elya, M. Ridwan, dan Yetty Anggraeni
Latar belakang
Salah satu masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui ialah mereka
merasa berat badan anaknya tidak naik-naik atau begitu-begitu saja. Masalah ini bisa
muncul kapan saja selama periode pemberian ASI. Ketika orang tua mengalami
kondisi tersebut, biasanya mereka mengambil jalan pintas dengan cara memberi
makanan tambahan kepada anaknya seperti susu formula karena merasa bahwa
pemberian ASI yang ia lakukan tidak mampu meningkatkan berat badan anaknya.
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.
Pijat bayi memiliki banyak sekali manfaat salah satunya adalah
meningkatkan berat badan bayi, hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, dengan
demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik itulah sebabnya mengapa
berat badan bayi yang dipijat akan meningkat lebih banyak dari pada yang tidak di
pijat.
Metodologi
3. Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR (Mariyani &
Winarsih, 2018).
Nama jurnal : Jurnal Antara Kebidanan
Volume :1
Nomor :1
Halaman : 29-35
Tahun : 2018
Penulis : Mariyani dan Wiwik Winarsih
Latar belakang
Sejak hari pertama kelahirannya bayi sebenarnya sudah mulai
melaksanakan tugas perkembangannya. Stimulasi perkembangan anak adalah
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar berkembang secara
optimal. Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia.
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi
sentuh karena melalui pijat bayi inilah terjadi komunikasi yang nyaman dan aman
antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini perlu diketahui oleh seorang ibu karena
dengan sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi pada saat pemijatan
akan mampu mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang antara keduanya yang
merupakan dasar komunikasi untuk menumpuk cinta kasih secara timbal balik,
mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri.
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgG dan IgM.
Metodologi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi
terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR
Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah
responden sebanyak 30 yang berusia 1 sampai 12 bulan.
Hasil
Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan terdaat pengaruh pijat bayi
terhadap kenaikan berat badan bayi usia 1- 12 bulan di Klinik Pratama Prawira di
Jakarta Pusat
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan
antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Klinik Pratama Mangku
Prawira.
C. Pembahasan
Intervensi pemijatan pada bayi merupakan sarana pemenuhan kebutuhan
stimulasi dalam merangsang sistem kerja sensorik dan motoriknya serta
meningkatkan frekuensi asupan nutrisi yang buktikan dengan rata-rata bayi yang
dilakukan stimulasi pijat bayi mengalami peningkatan berat badan dalam waktu 15
hari pemijatan. Pemijatan sedini mungkin dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal terutama kasus bayi dengan BBLR (Ulfa,
Munir, & Kholisotin, 2019). Bayi yang di pijat mengalami peningkatan tonus
Nervus Vagus (saraf otak 10), ini membuat kadar enzim pada penyerapan gastrin
dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan
yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering
menyusu, akibatnya produksi ASI meningkat lebih banyak dan berat badan bayi
naik (Roesli, 2001).
Pemijtan juga akan meningkatkan aktivitas Neurotransmiter serotonin,
yaitu meningkatnya sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocoticoid
(adrenalin,suatu hormon stress) proses ini akan menyebabkan penurunan kadar
hormon stress.Penurunan kadar hormon stress akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Pijat bayi juga akan mengubah gelombang otak,perubahan terjadi dengan cara
menurunkan gelombang Alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha,yang
membuat bayi tidur lelap dan meningkatkan kesiagaan. Semua bayi bayi akan
mengalami kenaikan berat badan, tetapi bayi yang di pijat dengan sistematis dan
teratur dengan frekuensi 2-3 kali dalam 1 minggu selama 1 bulan akan mengalami
kenaikan berat badan yang lebih signifikan, hal ini dikarenakan adanya teori Nervus
Vagus. sedangkan pada bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan bayi
secara signifikan dapat disebabkan karena bayi tidak mendapatkan pijatan yang
sistematis dan teratur (Mariyani & Winarsih, 2018).
D. Prosedur pelaksanaan pijat bayi
E. Waktu Pemijatan
Hal-hal Yang Dianjurkan : Ciptakan suasana yang tenang atau lembut selama
pemijatan (Akademi kebidanan Griya Husada, 2013)
1. Memandang mata bayi selama pemijatan dengan disertai pancaran kasih sayang
2. Melakukan sentuhan ringan pada awal pemijatan, kemudian secara bertahap
tambahkanlah tekanan pada sentuhan tersebut.
3. Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama
pemijatan
4. Melakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi muka
bayi atau mengusap rambutnya dengan mengajak bicara
5. Dianjurkan melakukan gerakan urutan dari bagian kaki, karena umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki
6. Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada saat
pemijatan
7. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil
8. Memandikan bayi segera pemijatan agar merasa segar dan bersih.
Hal-hal Yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijata Bayi (Akademi kebidanan Griya
Husada, 2013)
1. Memijat bayi langsung setelah makan. Waktu terbaik pemijatan adalah 2 jam
setelah makan makanan padat. Pada jam tersebut diasumsikan bayi tidak dalam
kondisi terlalu lapar ataupun kelewat kenyang
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat
4. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
Daftara Pustaka
Akademi kebidanan Griya Husada. (2013). Modul ketrampilan klinik pijat bayi.
Surabaya.
Elya, D., Ridwan, M., & Anggraeni, Y. (2018). Efektifitas Pijat Bayi terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, 11(1), 15. https://doi.org/10.26630/jkm.v11i1.1763
Irva, T. S., Hasanah, O., Ginting, R., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (2016).
Studi kasus : Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
berat lahir rendah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 1–8.
Mariyani, & Winarsih, W. (2018). Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat
badan bblr. Antara Kebidanan, 1(1), 29–35.
Natalina, R. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Bblr Di Rsud Dr Doris
Sylvanus Palangkaraya. Mahakam Midwifery Journal (MMJ), 4(2), 51–66.
https://doi.org/10.35963/midwifery.v4i2.129
Rad, Z., Haghshenas, M., Javadian, Y., Hajiahmadi, M., & Kazemian, F. (2016). The
effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates. Journal of
Clinical Neonatology, 5(2), 96. https://doi.org/10.4103/2249-4847.179900
Roesli, U. (2001). Pedoman pijat bayi prematur dan bayi 0-3 bulan (Ketiga). Jakarta:
PT Trubus.
Ulfa, R. B., Munir, Z., & Kholisotin, K. (2019). Efektifitas stimulasi pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 0-4 bulan dengan riwayat BBLR. Jurnal Ilmiah
STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 3(2), 155–162.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Abstract
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan penggunaan nesting dengan fiksasi yang digabung
dengan pijat bayiuntuk pencapaian berat badan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).Metode yang
digunakan adalah studi kasus dengan sampel sebanyak 3 bayi BBLR yang telah stabil di ruang Perinatologi
RSUD Arifin Achmad Propinsi Riauyang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Semua
sampel dilakukan pijat bayi 2 kali sehari yang disertai dengan pemasangan nesting dengan fiksasi. Data
observasi peningkatan berat badan bayi per hari dilihat dari catatan perkembangan pasien. Hasil dari studi
menunjukkan peningkatan berat badan bayi selama 11 hari pemijatan sebanyak 2 x sehari dan pemberian
posisi yaitu sebesar 39 gram perhari.Hasil pengamatan yang dirasakan oleh perawat ruangan Perinatologi
setelah dilakukan pemijatan terhadap tidur terjaga neonatus yaitu lebih cepat tertidur dan bangun lebih lama
dari neonatus yang tidak dipijat, dan neonatus tampak lebih tenang dan nyaman saat tertidur. Hasil dari studi
kasus ini dapat dijadikan terapi untuk membantu meningkatkan berat badan dan kenyamanan bayi BBLR.
1
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau
ekstensi, dan posisi (Benneth &Guralnick, 1991). hidup bayi berat lahir rendah. Namun selainsatu sisi
Pijat atau sentuhan (touch) merupakan hal yang dibutuhkan, pada kenyataannya diketahui bahwa
paling mendasar yang berhubungan dengan kulit fasilitas dan prosedur yang diberikan ini juga
manusia untuk mendapatkan rasa aman, nyaman sekaligus menjadi sumber stress karena memberikan
dan dicintai. Sentuhan merupakan hal pertama yang stimulasi yang berlebihan (Symington & Pinelli,
dirasakan oleh neonatus bahkan sebelum neonatus 2006). Stres tersebut berumber dari kebisingan yang
lahir. Sentuhan berdampak positif bagi pertumbuhan ditimbulkan oleh incubator, ventilator, peralatan
dan perkembangan neonatus (Field, 2004). monitoring, percakapan para staf diruang perawatan,
Pijat bayi memiliki banyak manfaat antara lain, prosedur invasive seperti pengambilan sampel darah,
pijat bayi dapat mengurangi perilaku stress pada penggantian popok, kegiatan membuka menutup
bayi prematur (Hernandes, Diego & Field, 2007). incubator, pencahayaan ruang perawatan serta
Sehingga tidur bayi akan bertambah tenang dan perpisahan dengan orang tua (Lissauer & Fanaroff,
meningkatkan kuantitas tidur bayi (Field, 1999; 2009).
Hayati, 2012). Selain itu, pijat bayi juga bermanfaat Oleh karenanya, strategi pengelolaan lingkungan
untuk meningkatkanbounding and attachment antara perawatan untuk meminimalkan pengaruh lingkungan
ibu dan bayi (Sari, 2013), serta meningkatkan berat perawatan yang memberikan stimulus yag berlebihan
badan bayi per hari sebesar 20%-47% lebih banyak sangat dibutuhkan. Strategi trsebut dapat tercapai
dari yang tidak dipijat (Field, 1986; Scafidi, 1990; melalui asuhan perkembangan atau Developmental
Daniati, 2010). care. Developmental care merupakan asuhan
Penelitian lainnya dilakukan oleh Lee (2005) keperawatan yang berfokus pada fasilitas pencapaian
tentang The effect of infant massage on weight perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan
gain, physiological and behavioral responses dan observasi perilaku individu, sehingga terjadi
in premature infants. Pemijatan dilakukan pada peningkatan stabilitas fisiologis tubuh dan penurunan
kelompok eksperimen sebanyak 2 kali sehari selama stress (Rick, 2006).
10 hari, didapatkan hasil pada kelompok eksperimen Pengelolaan lingkungan dalam developmental
terjadi peningkatan yang signifikan pada vagal tone, care tersebut diantaranya adalah meminimalisasi
aktifitas motorik dan berat badan. membuka dan menutup incubator untuk hal yang
Penelitian yang dilakukn oleh Irva (2014) tidak perlu, pengadaan jam tenang, fasilitasi
tentang pengaruh terapi pijat terhadap peningkatan kunjungan orang tua dan metode kangguru atau
berat badan bayi 1-3 bulan di wilayah kerja skin to skin contact (Manguire et al., 2008;
Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru dapatkan Lissauer & Fanaroff, 2009). Selain itu beberapa
peningkatan berat badan yang signifikan yaitu bentuk intervensi lainnya yang dilakukan dalam
sebesar 700 gram pada kelompok intervensi yang developmental care meliputi pemberian penutup
dilakukan pemijatan 2x15 menit oleh ibu bayi selama incubator untuk meminimalkan pencahayaan,
2 minggu. pemberian nesting atau sarang untuk meminimalkan
Berbagai macam hambatan yang dialami bayi pergrakan yang berlebihan dan memberi tempat yang
berat lahir rendah sebagai akibat ketidakmatangan nyaman bagi bayi, serta pengaturan posisi fleksi
organ yang dimiliki menjadi ancaman bagi untuk mempertahankan normalitas batang tubuh
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan dan mendukung regulasi diri (Kenner & McGrath,
selanjutnya (Manguire et al., 2008: Kosim et al, 2004). Menurut Luwiq, Steichen, Khoury, dan
2010). Hal ini menjadikan bayi berat lahir rendah Kreig (2008) meyatakan bahwa Developmental care
membutuhkan perawatan secara intensif, cermat, dapat mempercepat kenaikan berat badan pada bayi
dan tepat. Oleh karena itu, perawatan yang diberikan premature dan mempercepat kepulangan pasien.
dilengkapi dengan berbagai fasilitas peralatan dan Nesting merupakan penyanggah posisi tidur
prosedur tindakan yang dirancang untuk kelansungan bayi sehingga tetap dalam posisi fleksi, hal ini
2
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016
dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi yang digunakan adalah gulungan dari dua lapis
yang drastis pada bayi yang dapat mengakibatkan kain bedung yang terbuat dari phlanyl yang halus.
hilangnya banyak energi dari tubuh neonatus. Gulungan kain bedung ini diletakkan disekeliling
Nesting merupakan salah satu tindakan keperawatan bayi sebagai pelinding posisi bayi agar tetap fleksi
yang menerapkan prinsip konsep konservasi energy normal. Hasil wawancara dengan perawat ruangan
dimana manusia mempunyai kemampuan melakukan serta observsi di ruangan, posisi nesting ini selalu
adaptasi baik secara integritas struktur, integritas berubah karena gerakan bayi sehingga tidak mampu
personal, social dan energy akan menghasilkan untuk menyanggah posisi bayi agar tetap dalam
konservasi. Konservasi energy ini berkaitan dengan posisi fleksi. Hal ini mengganggu kenyamanan
integrias seluruh sitem tubuh yang ada (Toney & bayi saat istirahat tidur, bayi mudah terbangun,
Alligood, 2006). tidak nyaman dan tidak dapat menenangkan bayi,
Priya dan Biljani (2005) mengemukakan sehingga bayi banyak menangis dan terbuang energi
bahwa manfaat penggunaan Nesting pada neonatus karena ketidaknyamanan saat di dalam inkubator.
diantaranya adalah memfasilitasi perkembangan Namun untuk pelaksanaan pijat bayi ruangan belum
neonatus, pola posisi hand to hand dan hand to mouth optimal untuk melakukannya karena dihadapkan
pada neonatus sehingga posisi fleksi tetap terjaga, oleh beberapa kendala pekerjaan di ruangan. Oleh
meminimalisasi kecatatan yang diakibatkan karena karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan pijat
posisi yang tidak tepat dan mencegah komplikasi bayi dan penggunaan nesting dengan fiksasi agar
yang disebabkan karena pengaruh perubahan posisi posisi nesting tidak berubah walau neonatus banyak
akibat gaya gravitasi, serta mempercepat masa rawat bergerak, posisi fleksi bayi tetap terjaga sehingga
neonatus. bayi tetap nyaman. Peneliti ingin mengetahui dan
Nesting digunakan di ruang Perinatologi yang mengevaluasi bagaimana penggunaan nesting
diberikan pada bayi premature dan BBLR terbuat dengan fiksasi pada developmental care serta pijat
dari bahan phlanyl dengan panjang 120-130 cm yang bayi untuk pencapaian berat badan Bayi Berat Lahir
dapat disesuaikan degan panjang bayi, bertujuan rendah (BBLR) di RSUD Arifin Achmad Provinsi
untuk meminimalkan pergerakan bayi, bayi tetap Riau.
pada posisi fleksi sehingga mirip dengan posisi
seperti didalam rahim ibu. METODE
Studi pendahuluan yang dilakukan di ruang Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan
Perinatologi Rumah sakit Arifin Achmad Provinsi menggunakan 3 neonatus sebagai sampel yang
Riau yaitu ruangan khusus untuk merawat neonatus dipilih dengan menggunakan metode purposive
yang sakit. Menurut data rekam medis dari bulan sampling. Semua sampel diberikan perlakuan yang
Januari-Juni 2015 didapatkan jumlah neonatus sama dan diobservasi peningkatan berat badannya
sebanyak 416 bayi dengan kasus Berat lahir setelah dipijat selama 2 kali sehari selama dirawat
Rendah (BBLR) sebanyak 189 kasus, dimana di ruang perinatologi. Adapun kriteria inklusi yang
terjadi penurunan jumlah dari tahun 2014 yaitu telah ditetapkan adalah berat badan lahir rendah
314 kasus BBLR. Rumah sakit Arifin Achmad (>1500 gram), usia gestasi <37 minggu, kondisi
provinsi Riau merupakan rumah sakit rujukan yang stabil (tanpa atau menggunakan alat bantu nafas
telah mengaplikasikan intervensi developmental nasal kanul),klien tidak puasa, dan mendapatkan
careserta pijat bayiini dalam perawatan Bayi Berat minum asi ataupun pasi setiap harinya. Sedangkan
Lahir Rendah (BBLR) diruang Perinatologi. Adapun kriteria eksklusi yang telah ditetapkan adalah
developmental care yang telah dilakukan ruangan memiliki kelainan kongenital, sepsis, dan adanya
meliputi pemakaian pentup inkubator, pemberlakuan masalah pada sistem pencernaan.
jam tenang meminimalkan handling, dan kunjungan Pengambilan bayi I (Perempuan) berusia 13
orang tua, serta pemasangan nesting. Nesting hari dengan diagnosa NKB (32-34 minggu) SMK
3
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau
4
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016
5
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau
turun sebesar 60 gram pada hari ke 8 (hari ke-3 bayi pankreas, mukus, peningkatan aliran empedu hati
turun box) pemijatan karena bayi mengalami muntah dan merangsang motilitas lambung. Hormon gastrin
±10 cc. Bayi ke II juga mengalami peningkatan juga mempermudah relaksasi reseptif lambung
berat badan selama 7 hari pemijatan, dan terjadi (relaksasi sementara) sehingga lambung dapat
penurunan berat badan pada hari ke-8 sebesar 40 menambah volumenya dengan sangat mudah tanpa
gram, karena bayi mengalami sakit dan pemijatan peningkatan tekanan.
tidak dilakukan saat bayi sakit.Serta pada bayi III Pengeluaran insulinakan mempermudah untuk
mengalami peningkatan selama 5 hari pemijatan dan memetabolisme glukosa. Sekresi asam hidroklorida,
tidak didapatkan data penurunan berat badan bayi. pepsinogen, enzim pankreas, peningkatan aliran
Bayi usia gestasi <34 minggu memiliki empedu hati akan mempermudah pencernaan
kemampun pengosongan lambung lebih lambat makanan. Saat makanan sampai pada duodenum
dari bayi cukup bulan, dengan demikian fungsi maka akan merangsang pengeluaran cholecystokinin,
menghisp dan menelan (suck and swallow) masih hal ini akan merangsang motilitas usus. Sehingga
belum sempurna. Pada masa neonatus, nutrisi BBLR dengan adanya peningkatan motilitas lambung
merupakan kebutuhan paling besar dibandingkan dan usus akan mempermudah pencampuran,
kebutuhan pada masa manapun dalam kehidupan pendorongan makanan dan penyerapan nutrisi
untuk mencapai tumbuh kembang optimal. menjadi lebih baik (Guyton, 2012; Guyton & Hall,
Pertumbuhan BBLR yang direfleksikan per kilogram 2006).
berat badan hampir dua kali lipat bayi cukup bulan, Hal ini juga juga dibuktikan oleh Cahyanto
sehingga BBLR membutuhkan dukungan nutrisi (2008) kepada 20 responden selama 7 hari pemijatan
khusus dan optimal untuk memenuhi kebutuhan diperoleh 90% responden mengalami kenaikan
tersebut (Nasar, 2004). berat badan sebesar 6,5% dari berat badan lahir
Nesting yang digabung dengan pijat bayi dan 10% tidak mengalami perubahan. Sedangkan
dapat bisa membantu meminimalkan gerakan bayi, sebesar 40% responden yang tidak dipijat mengalami
meningkatkan waktu istirahat tidur bayi, sehingga kenaikan sebesar 2,1% dari berat badan lahir, 40%
membantu dalam proses meningkatkan berat badan responden mengalami penurunan berat badan sebesar
bayi BBLR. Dengan diberikan terapi pijat bayi, 1,7% dari berat badan lahir, 20 % tidak mengalami
pertumbuhan danperkembangan bayi semakin perubahan berat badan. Hasil perhitungan didapatkan
meningkat. Dimana dikemukakan oleh Kristanto significancy p value=0,000 (p value< 0,05)
(2008) didapatkan peningkatan yang signifikan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada panjang badan bayi (kelompok perlakuan dengan nilai p value pada neonatus dini yang tidak
pada minggu ke-4, kelompok kontrol pada minggu dipijat sebesar 0,662, berarti bahwa ada pengaruh
ke-5) dan juga terjadi peningkatan yang signifikan pemijatan terhadap berat badan neonatus dini
pada berat badan (kelompok perlakuan pada dirumah bersalin sehat Nhargoyoso Karangan.
minggu ke-5, kelompok kontrol pada minggu ke- Penelitian yang dilakukan oleh Irva (2014)
6). Kristanto menyimpulkan bahwa peningkatan dapatkan peningkatan berat badan bayi usia 1-3
panjang badan yang signifikan disebabkan oleh bulan yang signifikan yaitu sebesar 700 gram pada
adanya sekresi neurochemicalbeta-endorphine kelompok intervensi yang dilakukan pemijatan 2x15
akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang menit oleh ibu bayi selama 2 minggu serta penelitian
selanjutnya akan menyebabkan disekresikannya yang dilakukan oleh Andini (2014) menunjukkan ada
hormon pertumbuhan. Adanya peningkatan berat pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan neonatus
badan yang signifikan, disebabkan oleh adanya yang ditandai dengan perkembangan motorik kasar,
perangsangan nervus vagus yang kemudian motorik halus, bahasa dan personal sosial.
meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan Field TM (2004) mengemukakanbahwa
insulin, asam khidroklorida, pepsinogen, enzim perawatan bayi premature dan BBLR membutuhkan
6
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016
7
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau
Hernandez-Reif, M., Diego, M., Field, T. (2007). Mochtar, R. (2008). Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC.
Preterm infants show reduced stress behaviors Nasar, S.S. (2004). Tata laksana nutrisi pada bayi
and activity after 5 days of massage therapy. berat lahir rendah. Sari Pediatri. Diperoleh pada
Infant behav dev, 30(24): 557-561. Diperoleh tanggal 27 Juli 2015.
tanggal 25 Juli 2015 dari http://www.ncbi. Panduan Pengelolaan Persalinan Preterm Nasional.
nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2254497/pdf/ (2011). Jakarta: Himpunan Kedokteran
nihms33982.pdf. Fetomaternal POGI.
Irva, T.S. (2014). Pengaruh terapi pijat terhadap Priya, G. S.K., & Biljani, J. (2005). Low cost
peningkatan berat badan bayi. Skripsi. PSIK positioning device for nesting preterm and low
UR. Tidak Dipublikasikan. birth weight neonates. Pratical On Call Child
Kristanto, H. (2008). Pengaruh terapi sentuh Health Care, 5. Diperoleh pada tanggal 26
terhadap antropometri pada bayi diwilayah Juli 2015 di http://www.pediatriconcall.com/
kerja Puskesmas Pesantren I Kediri. Diperoleh fordoctor/conference.
tanggal 25 Juli 2015 dari http://eprints.uns. Saifuddin, A.B., 2006, Pelayanan Kesehatan
ac.id/10539/1/78721807200903211.pdf. Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
Kenner, C., & McGrath, J.M. (2004). Developmental Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
care of newborn & infant: A guid for health Sari, D. A. (2013). Pengaruh pijat bayi baru lahir
professionals. St. Louis: Mosby. terhadap bounding attachment. Skripsi. PSIK
Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., UR. Tidak dipublikasikan.
& Usman, A. (2010). Buku ajar neonatologi. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep keperawatan
Jakarta: Ikatan Dokter anak Indonesia. anak. Jakarta: EGCidyastuti, D & Widyani, R.
Lee, H. K. (2005). The effect of infant massage (2009). Panduan perkembangan anak 0-1 tahun.
on weight gain, physiological and behavioral Jakarta: Puspa Swara.
responses in premature infants. Journal of Symington, A., & Pinelli, J. Developmental care
korean academy nursing, vol. 35, 1451-1460. for promoting development and preventing
Diperoleh tanggal 22 Juli 2015 darihttp://www. morbidity in preterm infants. Diperoleh pada
kan.or.kr/new/kor/sub3/filedata/200508/1451. tanggal 27 Juli 2015 dari http://www.ncbi.nlm.
pdf nih.gov/pubmed/16625548?dopt=Abstract.
Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). At a galance: Toney, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing
Neonatologi. Jakarta: Erlangga. theory. Missauri: Mosby. Inc.
Ludwig, S., Steichen, J., Khoury, J., and Kreig, Wong, Hockenberry, Wilson, Perry., & Lowdermilk.
P. (2008). Quality improvement analysis of (2003). Maternal child nursing care. (3rded).
developmental care in infants less than 1500 Missouri: Mosby Elsevier.
grams at birth. Diperoleh pada tanggal 27 Juli Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D.,
2015 dari http://www.nainr.com/article/S1527- Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008).
3369%2808%2900038-X/fulltext. Buku ajar keperawatan anak. Vol. 1. (ed
Maguire, C.M., Zwieten, P.H., Le Cessie, S., 6).(A. Sutarna, N. Juniarti & H.Y Kuncara,
Wit, J.M., & Veen, S. (2008). Effect of basic Penerjemah.). Jakarta: EGC.
developmental care on neonatal morbidity,
neoromotor development, and growth at term
age of infant who where born at <32 weeks,
Pediatrics. 121, 239-254, diunduh pada tanggal
25 Juli 2015 dari www.pediatrics.org.
8
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
Riny Natalina1)
1
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Jl. G. Obos No. 30/32
Palangka Raya 73112
e-mail: riny.logos@gmail.com
Abstracs
Low birth weight babies (LBW) are one of the major public health problems in newborns that affect
newborns with many health problems, such as hypoglycemia, hypothermia, mental, physical retardation,
and neurodevelopmental problems. As a result, the risk of death is high in LBW infants. This research to
determine the effect of infant massage on weight gain in LBW infants. Methode research is a quantitative
study using the Quasy Experiment method with pre-test and post-test control group design. Based on the
results of the bivariate analysis it was found that weight gain occurred in both intervention groups with
massage and control groups without massage. However, the average increase for the intervention group
was higher than the average increase in the control group without massage. During a multivariate analysis
using logistic regression it was also found that massage therapy was shown to significantly increase the
weight gain of low birth weight infants (LBW) significantly. The conclusion is a significant effect
between massage therapy, gestational age and history of complications during pregnancy with LBW
weight gain.
Keywords: Baby massage, gestational age, pregnancy complications and Low Birth Weight.
Abstrak
Bayi Berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat utama pada bayi baru
lahir yang mempengaruhi bayi baru lahir dengan banyak gangguan kesehatan, seperti hipoglikemia,
hipotermia, keterbelakangan mental, fisik, dan masalah perkembangan saraf. Akibatnya, risiko kematian
tinggi pada bayi BBLR. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan
berat badan bayi BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode Quasy
Eksperiment dengan pre test dan post test control group design. Berdasarkan hasil analisis bivariat
ditemukan bahwa kenaikan berat terjadi pada kedua kelompok intervensi dengan pemijatan dan kelompok
kontrol tanpa pemijatan. Akan tetapi, kenaikan rata-rata untuk kelompok intervensi lebih tinggi
dibandingkan dengan kenaikan berat badan rata-rata kelompok kontrol tanpa pemijatan. Pada saat
dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik juga ditemukan bahwa terapi pijat
terbukti meningkatkan kenaikan berat badan bayi berat lahir rendah (BBLR) secara signifikan.
Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh yang bermakna antara terapi pijat, umur kehamilan
dan riwayat komplikasi selama kehamilan dengan kenaikan berat badan BBLR.
Kata Kunci : Pijat bayi, umur kehamilan, komplikasi kehamilan dan BBLR.
51
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
52
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
I →O1→Pijat
sebelum usia kehamilan 37 minggu atau Bayi →O2
bayi prematur. Selain itu bayi dengan P S
kelahiran cukup bulan, tetapi K →O1→Pijat
Bayi →O2
mempunyai berat badan kurang dari
2.500 gram (Dinkes Kota P.Raya, 2015) Keterangan:
Di Indonesia pijat adalah metode P = Populasi
penyembuhan yang sangat akrab bagi S = Sampel
masyarakat. Pelaksanaan pijat bayi di I = kelompok perlakuan
masyarakat desa masih dipegang K = kelompok kontrol
peranannya oleh dukun bayi. Pijat bayi 01= pre test bb bayi
dapat dilakukan pada bayi yang sakit 02=post test bb bayi
begitu juga pada bayi yang sehat atau
dilakukan sebagai rutinitas setelah bayi HASIL DAN PEMBAHASAN
lahir. Belakangan ini para ahli medis A. HASIL PENELITIAN
mulai memperhatikan manfaat pijat bayi 1. Karakteristik Sampel
yang ditinjau dari bidang kedokteran Penelitian
(Aminarti, 2013) Penelitian ini dilakukan
METODE PENELITIAN pada bayi dengan BBLR di
Penelitian ini merupakan penelitian Ruang Periantologi RSUD dr.
kuantitatif menggunakan metode Quasy Doris Sylvanus Palangka Raya
Eksperiment dengan pre test dan post dengan jumlah sampel sebanyak
test control group design 59 sampel bayi BBLR. Berikut
karakteristik sampel penelitian :
53
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
2. Berat Badan Bayi Sebelum berat badan bayi. Berikut data berat
dan Sesudah Pijat Bayi badan bayi sebelum dan sesudah
Terapi pijat bayi diberikan selama 4 diberikan terapi pijat bayi :
minggu dan diamati perkembangan
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Ya Tidak
BB Pre BB Post
54
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
55
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
56
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
57
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
antara orang tua dengan anak bayi BBLR yang diberikan terapi
lewat sentuhan pada kulit yang pijat terjadi peningkatan berat
berdampak sangat luar biasa badan bayi sebesar 2819 ± 279.8
(Maharani, 2009). gram. Sedangkan pada kelompok
Pemijatan dimaksudkan bayi BBLR yang tidak diberikan
juga untuk melatih ibu agar lebih terapi pijat, berat badan bayi
totalitas dalam berinteraksi meningkat menjadi 2581.7 ± 318
dengan bayinya. Semakin sering gram.
ibu menyentuh bayi, akan Perubahan berat badan
membuatnya semakin yakin pada BBLR mencerminkan
akan peran sebagai seorang ibu. kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
Ibu akan merasa semakin dekat erat kaitannya dengan daya tahan
dengan bayinya karena frekuensi tubuh.Pada BBLR akan
kontak mata, kontak kulit dan kehilangan berat badan pada
komunikasi. Pemijatan oleh ibu minggu pertama kehidupannya
kepada bayinya memungkinkan sebesar 10-15%. Dan akan
tangan ibu meraba dan kembali lagi pada usia10-14 hari
menyentuh seluruh tubuh bayi. sebesar 25-30 gr per hari selama 3
Mata ibu pun akan seluruh bulan. Sedangkan pada BBLSR
bagian tubuh bayinya. Ibu yang akan kehilangan berat badan
sering memijat bayinya akan selama 7-10 hari kehidupannya
mengetahui kelainan yang sebesar 10-15%, akan kembali lagi
dialami bayi sedini mungkin pada usia10-14 hari (Vij dkk,
(Subakti dan Anggraeni, 2008). 2009).
ASI merupakan asupan
2. Berat Badan Bayi Sebelum dan untuk bayi di kehidupan 6 bulan
Sesudah Pijat Bayi pertamanya. Bayi yang diberikan
Hasil Penelitan pada ASI eksklusif umumnya memiliki
responden didapatkan bayi yang berat badan ideal. Kecuali juka
dilakukan pijat dan tidak bayi tersebut menderita suatu
dilakukan pijat sama-sama penyakit atau nutrisi ibu kurang.
mengalami kenaikan berat badan. Jika ibu memperoleh nutrisi yang
58
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
59
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
60
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
61
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
Infant atau bayi cukup bulan pada ibu dengan usia kehamilan
(mature/aterm), yaitu bayi yang > 37 minggu.
dilahirkan pada umur kehamilan 5. Jenis nutrisi
37-42 minggu; c) Post Term Dari hasil penelitian
Infant atau bayi lebih bulan terhadap 59 sampel penelitian,
(posterm/postmature) yaitu bayi semua sampel penelitian diberikan
yang lahir pada usia kehamilan ASI secara eksklusif. Secara
sesudah 42 minggu. deskriptif, ditunjukkan bahwa
Penelitian Yuliva, 2009 pemenuhan nutrisi pada sampel
di RSUP DR. M. Djamil Padang bayi BBLR sudah terpenuhi
hasil penelitian ada hubungan dengan diberikan ASI eksklusif.
antara usia kehamilan dengan Tidak terdapat hubungan yang
berat lahir rendah. Semakin tua bermakna atau signifikan antara
usia kehamilan maka semakin pemenuhan nutrisi (jenis nutrisi)
berat bayi yang dilahirkan. Bayi yang diberikan dengan kenaikan
yang lahir dengan usia gestasi < berat badan bayi berat lahir rendah
37 minggu berpotensi kurang (BBLR).
sempurna pertumbuhan dan ASI Ekslusif adalah
perkembangannya sehingga perilaku dimana hanya
mempunyai pengaruh pada berat memberikan Air Susu Ibu (ASI)
badan bayi. Namun penelitian saja kepada bayi sampai umur 6
Jammeh, dkk (2011) hasilnya bulan tanpa makanan dan ataupun
berbeda, dimana bayi yang minuman lain kecuali sirup obat.
dilahirkan pada usia < 37 minggu ASI dalam jumlah cukup
tidak memberi pengaruh pada merupakan makanan terbaik pada
kejadian BBLR hal ini mungkin bayi dan dapat memenuhi
saja disebabkan komplikasi yang kebutuhan gizi bayi selama 6
dialami oleh ibu selama hamil bulan pertama. ASI merupakan
sehingga kejadian BBLR tidak makanan alamiah yang pertama
hanya pada usia kehamilan < 37 dan utama bagi bayi sehingga
minggu namun juga bisa terjadi dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal
62
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
63
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
64
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
65
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66
Nazari M, Zainiyah SYS, Lye MS, Profil Kesehatan Kota Palangka Raya
Zalilah MS, Heidarzardeh M. tahun 2015
Comparison of maternal
characteristics in low birth weight Sjahmien M,. 1992.Pemberian Asi
and normal birth weight infants. Ekslusif dan Faktor-Faktor Yang
East Mediterr Heal J. Mempengaruhinya Bagian Gizi
2018;19(9):775-81 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Nugraheni. (2013). Hubungan Tingkat Sumatera Utara. Ilmu Gizi,
pengetahuan dan Akses Informasi Bhratara, Jakarta.
Tentang Ibu tentang Pijat Bayi
dengan Perilaku Pijat Bayi Oleh Tefera MA, Belay GM, Endalamaw A,
Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Ekubagewargies DT, Engeda EH.
Purwojati Kabupaten Banyumas. Low birth weight and its associated
Cakrawala Galuh. (Vols.II) (06) factors in Ethiopia: a systematic
review and meta-analysis. Ital J
Oktafia, W. 2010. Makalah Asuhan Pediatr. 2018;44(1):1-12
Kebidanan Neonatus, Bayi dan
Balita Pijat Bayi. Jombang: Vij, P., Dhikav, V.,Nalgikar., Saxena,
Cendikia Medika D., Karmakar, G., Ahluwalla, C.
(2009). Post graduate medical
Pizon-rondon AM, Gutierrez-pinzon V, entrance examinations. India:
Madrinan-navia H, Amin J Elsevier
Aguilera-otalvaro P, Hoyos-
martinez. A low birth weight and Yakubu I, Salisu WJ. Determinants of
prenatal care in Colombia: a cross adolescents pregnancy in sub-
sectional study. BMC Pregnancy Saharan Africa: A Systematic
Childbirth. 2015;1-7 review. Reprod Health. 2018; 15(1)
66
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
Volume 11, No 1, Juni 2018, 15-19 W: https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM
15
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
Pendahuluan
Salah satu masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui ialah mereka merasa berat badan
anaknya tidak naik-naik atau begitu-begitu saja. Masalah ini bisa muncul kapan saja selama periode
pemberian ASI. Ketika orang tua mengalami kondisi tersebut, biasanya mereka mengambil jalan pintas
dengan cara memberi makanan tambahan kepada anaknya seperti susu formula karena merasa bahwa
pemberian ASI yang ia lakukan tidak mampu meningkatkan berat badan anaknya. Berat badan lahir
merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada
dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir meliputi faktor lingkungan
internal yaitu umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamilan faktor
penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) (Manuaba, 2010).
Salah satu faktor dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah dengan
memberikan stimulasi (Narendra & Soetjiningsih, 2008). Pijat bayi memiliki banyak sekali manfaat
salah satunya adalah meningkatkan berat badan bayi, hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih
baik itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat akan meningkat lebih banyak dari pada
yang tidak di pijat (Roesli, 2011).
Touch therapy atau massage (pemijatan) merupakan salah satu teknik yang mengombinasikan
manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bonding). Aktivitas pijat
menimbulkan suatu kontak antara anak dan orangtua. Anak akan merasa tenteram dan nyaman karena
dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan
dilakukan dengan memberi penghangat sehiggga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan
secara kejiwaan, hubungan anak dan orangtua bertambah intim (Pratyahara, 2012).
Pemijatan dapat mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi, yakni bayi-bayi
yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktor-faktor resiko yang dapat
mengganggu tumbuh kembangnya. Misalnya, berat lahir kurang dari 2000 gram. Pijat bayi dapat
digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan karena dalam pijat bayi terdapat unsur sentuhan berupa
kasih sayang, perhatian, suara, pandangan mata, gerakan dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang
perkembangan struktur dan fungsi sel-sel otak (Maharani, 2009).
Keuntungan pijat bayi adalah mampu menjalin kasih sayang dengan orang-orang terdekat yang
memijat, memacu sistem sirkulasi darah, jantung, pernafasan, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh
bayi dan anak, yaitu menurunkan adrenalin dan menaikkan corticosterois sehingga bayi akan tenang
dan kekebalan tubuhnya akan meningkat, melatih bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi stres, juga
mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturannya (Pratyahara, 2012).
Berdasarkan data yang didapatkan di Laporan bulanan Puskesmas Ganjar Agung bulan Juli -
Oktober 2016 didapatkan bahwa rerata bayi yang tidak naik berat badan sebesar 14,7%. Artikel ini dari
hasil penelitian yang bertujuan mengidentifikasi efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
pada bayi di wilayah Puskesmas Ganjar Agung Metro Barat Tahun 2016.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pra eksperiment, non
equivalen control group design. Rancangan penelitian digunakan untuk mengetahui peningkatan berat
badan bayi sesudah diberikan perlakuan pijat bayi yang dilakukan pada bulan April 2018. Populasi
penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-3 bulan berjumlah 67 bayi. Berdasarkan ketentuan besar
sampel sederhana dalam Sugiono (2010) jumlah sampel penelitian ini adalah 25 bayi (Sugiono, 2010).
Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sampel penelitian diseleksi dengan
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.Kriteria inklusi penelitian ini, yaitu bayi dengan berat badan
16
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
>2500 gram dan bayi masih diberikan ASI eksklusif. Sedangkan, kriteria eksklusi penelitian terdiri atas
bayi demam dengan suhu tubuh > 37,5 dan bayi ada cacat bawaan.
Pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan intervensi menggunakan cara observasi dengan
menimbang berat badan bayi. Perlakuan atau intervensi kepada responden dengan memberikan
pemijatan pada bayi rutin setiap 3 hari sekali masing-masing 15 menit. Pemijatan dilakukan dengan
berkunjung ke rumah Responden. Pengukuran dilakukan setelah pemijatan bayi selama 1 bulan atau 30
hari. Pemijatan bayi dibantu oleh 2 enumerator yang sebelumnya telah diberikan pelatihan. Hasil
pengukuran dilakukan analisis data univarit menggunakan nilai mean (rerata). Sedangkan, analisis
bivarit menggunakan uji paired t dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Hasil
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi
Hasil penelitian pada tabel 1 memperlihatkan bahwa rerata berat badan bayi sebelum diberikan
pijat bayi diperoleh 4,4 kg dengan 95% CI: 4,11-4,85 dengan standar deviasi 0,8. Berat Badan Bayi
minimal 3,2 kg dan maksimal 6,4 kg. Estimasi interval dapat terlihat bahwa 95% CI rerata berat badan
bayi adalah diantara 4,1 – 4,8 kg. Sedangkan, setelah diberikan pijat 30 hari rerata berat badan bayi
sesudah diberikan pijat bayi diperoleh 5,4 kg, dengan 95% CI: 5,40-5,02 dengan standar deviasi 0,9.
Berat badan bayi minimal 4,0 kg dan maksimal7,4 kg. Estimasi interval menunjukkan bahwa 95% CI
rerata berat badan bayi adalah diantara 5,4 – 5,0 kg.
Rerata kenaikan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi
Tabel 1 memperlihatkan rerata selisih berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat
pada bayi adalah sebesar 0,916 kg dengan standar daviasi 0,12. Hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan
terdapat perbedaan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi atau terdapat efektifitas pijat
bayi terhadap peningkatan berat badan bayi (p = 0,000; α = 0,05).
Tabel 1.
Distribusi Rerata Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah IntervensiPijat Bayi
Berat Badan Bayi n Mean SD Minimal-Maksimal 95% CI
Sebelum diberikan Pijat Bayi 25 4,484 0,886 3,2 – 6,4 4,118 – 4,850
Sesudah diberikan Pijat Bayi 25 5,400 0,912 4,0 – 7,4 5,400 – 5,023
Tabel 2.
Rerata Kenaikan Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah Intervensi Pijat Bayi
Pembahasan
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi
Pijat bayi merupakan aplikasi stimulasi sentuhan yang dapat merangsang perkembangan
struktur dan fungsi sel-sel otak dan meningkatkan berat badan (Maharani, 2009). Hasil penelitian ini
yang dilakukan terhadap 25 bayi usia 0-3 bulan menunjukkan peningkatan berat badan bayi setelah
diberikan pemijatan 30 hari. Rerata berat badan bayi sebelum diberikan perlakuan adalah sebesar 4,484
kg dan setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan dengan rerata berat badan bayi menjadi 5,400 kg
atau terjadi peningkatan rerata berat badan bayi 0,916 kg (SD0,1214) setelah diberikan pijat.
17
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
Sentuhan merupakan salah satu jenis stimulasi. Jenis-jenis stimulasi dapat berupa stimulasi
visual, pendengaran, kinetik dan sentuhan. Stimulasi sentuhan yang selama ini diberikan masyarakat
kepada anaknya adalah dengan sentuhan atau pijat. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan
lahir pada akhir 6 bulan pertama (Irva & Hasanah, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field dan Scafidi tahun 1986 dan 1990,
menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur berat badan 1.280 gram dan 1.176 gram, yang dipijat 3 x
15 menit selama 10 hari mengalami berat badan per hari 20% sampai 47% lebih banyak dari yang tidak
dipijat (Roesli, 2011). Terjadinya perbedaan peningkatan berat badan yang lebih tinggi pada bayi,
karena pemijatan pada bayi merangsang saraf vagus, yaitu saraf kranialis kesepuluh yang sebagian besar
saraf simpatis, mensyarafi organ dalam termasuk saluran pencernaan, yang meningkatan enzim
penyerapan nutrisi dan insulin. Sehingga nutrisi bisa lebih banyak diserap, hal ini menyebabkan
peningkatan berat badan bayi akan lebih cepat.
18
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
kelompok kontrol (Roesli, 2009). Pijat bayi pada dasarnya akan menciptakan bonding attachment dan
selain itu pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi.
Pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan risiko tinggi, yakni bayi-bayi
yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktor-faktor risiko yang dapat mengganggu
tumbuh kembangnya. Misalnya, berat lahir kurang dari 2.000 gram, tidak langsung menangis, biru,
kadar bilirubin tinggi, sering kejang, dan mengidap penyakit atau gangguan kesehatan lainnya (Narendra
& Soetjiningsih, 2008). Perlunya ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk melakukan pijat secara rutin yang
dapat bermanfaat untuk meningkatkan berat badan bayi secara optimal.
Referensi
Field, T, 2002. Preterm infant massage therapy studies: an American approach . Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ Doi.org/10.1053/siny.2002.0153 Copyright © 2002
Elsevier Science Ltd. All rights reserved.
Irva, T.S., Oswati, Rismadefi, H., Woferst. (2014). Pengaruh Terapi Pijat terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
2014. JOM PSIK. 1(2). 1-9.
Maharani, S. (2009). Pijat dan senam sehat untuk bayi. Yogjakarta: Katahati.
Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., & Manuaba, I.B.G., 2015. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mutmainah, M., Hartini, S., & Achmad, S. (2016). Efektivitas pijat bayi terhadap berat badan bayi usia 0-3 bulan
di SMC RS telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 8(2) 179-187.
Narendra M., Titi S., & Soetjiningsih., 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Pratyahara, D. (2012). Keajaiban terapi sentuh untuk bayi anda. Jakarta: PT Buku Kita.
Roesli, U., (2011). Pedoman pijat bayi. Jakarta: PT. Trubus Agriwidya.
Roseli, U., (2009).Pedoman pijat bayi. Jakarta: Penerbit Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Sugiono. (2010). Statistika Untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sunarsih, T. (2010). Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di BPS Saraswati
Sleman Yogyakarta. Retreived from Ejournal. respati.ac.id/ diperoleh tanggal 29 November 2014.
19
ISSN : 2656-9167
Mariyani1
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Email : mariyani_stikesabnus@yahoo.co.id
Wiwik Winarsih2
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta
ABSTRAK
Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur
dan sesuai dengan tata cara dan tekni pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat ) bisa
memberikan efek positif secara fisik , antara lain kenaikan berat badan bayi.Selama ini
memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus menerus
.Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam
perkembangan mental, fisik , system sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Tujuan dilakukan
penelitian untuk mengetahui Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat badan
BBLR bayi di Klinik Pratama HS Mangku Prawira. Metode penelitian yang digunakan
adalah quasi experiment,dengan menggunakan desain rancangan 0ne Group Pretest – Post
Test, dimana rancangan ini tidak ada kelompok pembanding control, tetapi paling tidak
sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan –
perubahan setelah dilakukan experiment.Penelitian menggunakan teknik sample total
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 1- 12 bulan di Klinik Pratama HS
Mangku Prawira. Analisa data menggunakan uji T dependent. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara stastitik antara pijat bayi dengan
kenaikan berat badan bayi umur 1- 12 bulan di KLINIK PRTAMA MANGKU PRAWIRA,
dengan uji statistik didapatkan nilai T= -9,872 dengan nilai signifikasi 0,000.Nilai P
tersebut kurang dari alpha 0,005.Artinya ada pengaruh pijat bayi dengan kenaikan berat
badan bayi. Bayi yang tidak di pijat mempunyai kenaikan berat badan lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dipijat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan
yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di KLINIK
PRATAMA MANGKU PRAWIRA.Berdasarkan hasil penelitian dapat diharapkan bidan
mampu memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pijat bayi dan manfaatnya kepada
orangtua yang mempunyai bayi,dan peneliti lebih mengembangakan penelitian tentang
manfaat pijat bayi yang lainnya.
Daftar Bacaan : 15 ( Tahun 2012 – 2016 )
Kata Kunci : Pijat Bayi, Kenaikan Berat Badan
merangsang kemampuan dasar anak 0-6
tahun agar berkembang secara optimal.
PENDAHULUAN Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin secara dini dan terus-menerus pada
Sejak hari pertama kelahirannya bayi
setiap kesempatan (Sulistyawati,2014)
sebenarnya sudah mulai melaksanakan
tugas perkembangannya. Stimulasi Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan
perkembangan anak adalah kegiatan terpopuler yang dikenal manusia . Pijat
29
bayi telah lama dilakukan hampir di daya tahan tubuh, terutama IgG dan IgM
seluruh dunia termasuk di Indonesia dan (Roesli, 2012)
diwariskan secara turun menurun
Dari data yang diambil di Klinik
(Aminati, 2013). Pijat bayi disebut juga Pratama HS Mangkuprawira tahun 2016
sevagai stimulus touch atau terapi ini terdapat 139 kelahiran bayi, dan
sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena jumlah kunjungan aktif bayi 0-12 bulan
melalui pijat bayi inilah terjadi sekitar 47 bayi. Berdasarkan studi
komunikasi yang nyaman dan aman pendahuluan yang dilakukan dengan
antara ibu dan buah hatinya (Riksani, cara wawancara kepada 17 ibu bayi
2012) tentang pijat bayi terdapat, 2 ibu bayi
yang mengerti dan mengetahui manfaat
Masalah dalam pelaksanaan pijat bayi tentang pijat bayi, 11 ibu yang
pada saat ini adalah masih adanya mengetahui manfaat pijat bayi tetapi
anggapan dari orangtua atau keluarga tidak tahu cara melakukannya, dan 4 ibu
yang mengganggap bahwa pijat bayi yang tidak mengetahui tentang pijat
bukanlah bentuk terapi sekaligus bayi.
alamiah bagi bayi yang bisa memberikan
banyak manfaat. Sementara sebagian Dari latar belakang diatas, peneliti
yang lain, mengganggap bahwa pijat tertarik untuk melakukan penelitian
bayi hanya dilakukan saat si kecil mengenai ” Pengaruh pijat bayi terhadap
mengalami sakit, seperti flu atau masuk stabilitas kenaikan berat badan BBLR
angin. Namun, sebenarnya teknik pijatan Bayi di Klinik Pratama HS
yang tepat dilakukan secara teratur Mangkuprawira Tahun 2017”.
kepada bayi dan balita bisa dila kukan
kapan pun dan baik juga dilakukan saat METODE PENELITIAN
si kecil dalam kondisi sehat. (Riksani,
Penelitian ini menggunakan metode
2012)
penelitian quasi experimen.Desain
Pijat bayi ini perlu diketahui oleh rancngan merupakan bentuk rancangan
seorang ibu karena dengan sentuhan dan yang digunakan dalam melakukan
pandangan mata antara orang tua dan prosedur penelitian (Hidayat
bayi pada saat pemijatan akan mampu 2011)Penelitian ini menggunakan
mengalirkan kekuatan jalinan kasih rancanganOne Group Pretest- Post
sayang antara keduanya yang merupakan Test.Dimana rancangan ini tidak ada
dasar komunikasi untuk menumpuk cinta kelompok pembanding(kontrol),tetapi
kasih secara timbal balik, mengurangi paling tidak sudah dilakukan observasi
kecemasan, meningkatkan kemampuan pertama(pretest) yang memungkinkan
fisik serta rasa percaya diri. (Aminati, menguji perubahan-perubahan setelah
2013). Pemijatan akan meningkatkan dilakukan eksperimen. Penelitian ini
aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu menggunakan teknik sampel total
meningkatkan kapasitas sel reseptor sampling.
yang berfungsi mengikat glucocorticoid
Penelitian dilaksanakan di Klinik
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses
Pratama HS Mangku Prawira Jakarta
ini akan menyebabkan terjadinya
pada bulan Maret – April 2017.
penurunan kadar hormon adrenalin
(hormon stress). Penurunan kadar Populasi dalam penelitian ini adalah
hormon stress ini akan meningkatkan seluruh ibu yang melakukan kunjungan
30
aktif bayi 1-12 bulan di Klinik Pratama Tabel 2 Distribusi Umur Bayi di
HS Mangkuprawira peneliti mengambil Klinik Pratama HS Mangkuprawira
sempel ibu yang melakukan kunjungan pada Bulan Maret – April 2017
aktif bayi umur 1-12 bulan di Klinik
Pratama HS Mangkuprawira, sampel
yang diambil adalah keseluruhan dari No Umur Jumlah Persentase
populasi yaitu 30 bayi.
1 1 Bulan 5 16,7
Cara Pengumpulan Data 2 2 Bulan 2 6,7
3 3 Bulan 6 20
Dalam pengumpulan data ini penelitian 4 4 Bulan 6 20
menggunakan data primer yaitu data 5 5 Bulan 4 13,3
yang diperoleh dari proses pengumpulan 6 6 Bulan 4 13,3
data yang dilakukan sendiri dari sumber 7 9 Bulan 1 3,3
8 12Bulan 2 6,7
datanya yaitu subyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini data primer Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner bahwa Responden penelitian lebih banyak
oleh responden. berada pada umur 3 dan 4 bulan dengan
HASIL PENELITIAN jumlah 6 bayi (20%). Sedangkan umur
bayi paling rendah adalah 1 Bulan dengan
1. Analisis Univariat jumlah 5 orang (16,7%) dan umur tertinggi
a. Jenis Kelamin adalah 12 bulan dengan jumlah 2 orang
(6,7%).
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis
Kelamin Bayi di Klinikn Pratama c. Analisis Bivariat
HS Mangkuprawira pada Bulan Tabel 3 Distribusi rata rata kenaikan
berat badan bayi antara sebelum dan
sesudah pijatan di Klinik Pratama HS
Mangkuprawira pada Bulan Maret –
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
April 2017
31
rata rata kenaikan berat badan bayi signifikan antara rata rata kenaikan berat
sesudah pemijatan adalah 956,7 gram. badan sebelum dan sesudah pemijatan.
Hasil uji statistik diddapatkan nilai T= -
9,872 dengan nilai signifikasi 0,000.Nilai Tabel 5 Distribusi rata rata kenaikan berat
p tersebut kurang dari alpha = 0,05, maka badan bayi antara sebelum dan sesudah
dapat disimpulkan terdapat perbedaan dengan pijatan Tidak sistematis di Klinik
yang signifikan antara rata-rata kenaikan Pratama HS Mangkuprawira pada Bulan
berat badan sebelum dan sesudah dipijat. Maret April 2017
Nilai
Berat
Min- T Nilai
badan N Mean SD
Tabel 4 Distribusi rata-rata kenaikan berat Max (t- p
bayi
test)
badan bayi antara sebelum dan sesudah
dengan pijatan sistematis di Klinik
Pratama Sebe 300- -
9 500,0 193,6 0,005
um 800 3,773
HS Mangkuprawira pada Bulan Maret – Pemijatan 500-
Sesu 900
April 2017 dah
9 744,4 150,9
Pemijatan
Min Nilai
Berat
Mea - T Nila
badan N SD
n Ma (t- i p
bayi
x test) Dari 9 subjek bayi yang dilakukan
pemijatan namun tidak secara sistematis
terlihat bahwa rata rata kenaikan berat
Sebelu 40
- badan bayi sebelum pemijatan adalah 500
m 2 504, 97, 0- 0,0 gram dan rata rata kenaikan berat badan
11,2
Pemijat 1 8 3 70 00 bayi sesudah pemijatan adalah 744,4 gram.
88
an 0 Hasil uji statistik didapatkan nilai p =
0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada
Sesuda 40
perbedaan yang signifikan antara rata rata
h 2 1047 177 0- kenaikan berat badan sebelum dan
Pemijat 1 ,6 ,8 13 sesudahpemijatan.
an 00
PEMBAHASAN
Bayi yang menjadi subyek penelitian di
Klinik Pratama Mangku Prawira berjumlah
Dari 21 subjek bayi dilakukan pemijatan 30 bayi. berdasarkan hasil penelitian pada
secara sistematis terlihat bahwa rata rata bulan Maret – April 2017 di Klinik Prtama
kenaikan berat badan bayi sebelum Mangku Prawira terdapat 21 bayi yang
pemijatan adalah 504,8 gram dan rata rata dipijat secara teratur dan sistematis
kenaikan berat badan bayi sesudah sebanyak 2 kali dalam 1 minggu dalam 1
pemijatan adalah 1047,6 gram. Hasil uji bulan ,sedangkan 9 bayi yang lain
statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti dilakukan pijat tetapi tidak sistematis.
pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang Sebagian bayi tersebut memiliki berat
antara 3000 -8000 gram.
32
Dan setelah dilakukan pemijatan secara dengan alasan bayi mendapatkan ASI
teratur dan sistematis dengan frekuensi 2 eksklusif.Sedangkan bayi yang di pijat
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan oleh cenderung mengalami kenaikan berat
para orangtua masing-masing didapatkan badan lebih banyak dikarenakan pemijatan
hasil bahwa sebagian besar bayi menyebabkan penyerapan makanan lebih
mengalami peningkatan berat badan baik,sehingga bayi cepat lapar dan sering
sebesar sama dengan atau lebih 1000 menyusu. Penelitian yang dilakukan oleh
gram. Prof.T.Field & Scafidi (1986 & 1990)
menunjukan bahwa pada 20 bayi
Sedangkan bayi yang dipijat 2 kali dalam premature ( berat badan 1.280 dan 1.176
1 minggu selama 1 bulan tetapi tidak gram ),yang di pijat 3x 15 menit selama 10
teratur dan sitematis mengalami hari,mengalami kenaikan berat badan per
peningkatan antara 700 – 900gram. Hal ini hari 20% - 47% lebih banyak dari yang
menunjukan bahwa bayi yang dipijat akan tidak di pijat.Penelitian pada bayi cukup
mengalami kenaikan berat badan, akan bulan yang berusia 1-3 bulan,yang di pijat
tetapi bayi yang dipijat teratur dan 15 menit,2 kali seminggu selama 6 minggu
sistematis akan mengalami kenaikan berat didapatkan kenaikan berat badan yang
badan lebih banyak dibandingkan bayi lebih dari control.
yang dipijat dengan tidak sistematis, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa antara Bayi yang di pijat mengalami peningkatan
pijat bayi dan kenaikan berat badan ada tonus Nervus Vagus (saraf otak 10), ini
hubungan yang signifikan. membuat kadar enzim pada penyerapan
gastrin dan insulin naik sehingga
Dari hasil uji t dependen ( berpasangan ) penyerapan makanan lebih
terlihat bahwa nilai signifikasi keabsahan baik.Penyerapan makanan yang lebih baik
sebesar 0,00. Keputusan uji statistik Ha akan menyebabkan bayi cepat lapar dan
diterima bila p < 0,005. Maka dapat karena itu lebih sering menyusu akibatnya
disimpulkan 0,00 < 0,05 ( nilai signifikasi produksi ASI meningkat lebih banyak dan
pada tabel kurang dari nilai signifikasi berat badan bayi naik (Roesli 2012).Pijatan
keputusan uji stastitik ) Artinya ada juga akan meningkatkan pertumbuhan dan
pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan perkembangan anak.Tahun 1989, Scanberg
berat badan bayi usia 1- 12 bulan di Klinik dari Duke Universty Medical School
Pratama Prawira di Jakarta Pusat melakukan penelitian pada bayi- bayi
tikus,pakar ini menemukan bahwa jika
Dari hasil penelitian dapat diketahui
hubungan taktil (jilatan-jilatan)ibu tikus ke
bahwa dari 30 responden, terdapat 21
bayinya terganggu menyebabkan
responden (90%) bayi yang dipijat secara
penurunan enzim ODC (ornithine
teratur dan sistematis dengan frekuensi 2
decarboxylase) yang menjadi petunjuk
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan dan
peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan
hanya sebagian kecil yaitu 9 responden (
dan penurunan pengeluaran hormon
10%) yang tidak mendapatkan pijat secara
pertumbuhan .Pengurangan sensasi taktil
teratur dan sistematis.
akan meningkatkan pengeluaran suatu
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Neurochemical beta-endorphine,yang akan
penelitian Astri Wahyuningsih .di Pondok mengurangi pembentukan hormon
Bersalin Balak Siaga Cawas Klaten (2012) pertumbuhan karena menurunan jumlah
didapatkan bahwa bayi yang tidak dipijat dan aktivitas ODC.
juga mengalami kenaikan berat badan
33
Selain hal tersebut diatas pemijtan akan Berdasarkan hasil penelitian tentang
meningkatkan aktivitas Neurotransmiter Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas
serotonin, yaitu meningkatnya sel reseptor kenaikan berat badan BBLR bayidi Klinik
yang berfungsi mengikat glucocoticoid Pratama HS Mangkuprawira pada bulan
(adrenalin,suatu hormon stress) proses ini Maret sampai April 2017, maka dapat
akan menyebabkan penurunan kadar disimpulkan sebagai berikut : Ada
hormon stress.Penurunan kadar hormon hubungan yang signifikan antara pijat bayi
stress akan meningkatkan daya tahan dengan kenaikan berat badan bayi di
tubuh. Klinik Pratama Mangku Prawira.Pada bayi
yang dipijat secara sistematis dan teratur
Pijat bayi juga akan mengubah gelombang dengan frekuensi 2 kali dalam 1 minggu
otak,perubahan terjadi dengan cara selama 1 bulan mengalami peningkatan
menurunkan gelombang Alpha dan berat badan lebih banyak di bandingkan
meningkatkan gelombang beta serta dengan bayi yang dipijat dengan tidak
tetha,yang membuat bayi tidur lelap dan sitematis. Pada bulan Maret – April 2017
meningkatkan kesiagaan. di Klinik Pratama Mangku Prawira
terdapat 30 bayi dipijat. Dari 30 bayi yang
Semua bayi bayi akan mengalami
dipijat terdapat 21 bayi yang dipijat secara
kenaikan berat badan, tetapi bayi yang di
sitematis dan teratur dengan frekuensi 2
pijat dengan sistematis dan teratur dengan
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan
frekuensi 2-3 kali dalam 1 minggu selama
didapatkan bahwa semua bayi mengalami
1 bulan akan mengalami kenaikan berat
kenaikan berat badan sebanyak sama
badan yang lebih signifikan, hal ini
dengan atau lebih dari 1000
dikarenakan adanya teori Nervus Vagus.
gram.Sedangkan bayi yang dipijat tidak
sedangkan pada bayi yang tidak
dengan sistematis mengalami kenaikan
mengalami kenaikan berat badan bayi
antara 700- 900 gram.
secara signifikan dapat disebabkan karena
bayi tidak mendapatkan pijatan yang SARAN
sistematis dan teratur. Hal ini dapat
disebabkan karena bayi yang sudah Berdasarkan dari kesimpulan penelitian
bergerak terlalu aktif, ibu yang masih diatas , maka dapat diberikan saran sebagai
belum mengerti teknik pijat bayi dengan berikut :
benar dan ibu yang tidak bisa menyediakan
waktu secara rutin dan teratur untuk 1.Bagi Klinik Pratama Mangku Prawira
memijat.
Diharapkan bidan dapat memberikan
Dari hasil penelitian tersebut dapat pendidikan dan pelatihan tentang pijat bayi
disimpulkan bahwa pijat bayi sangat dan manfaatnya kepada para orangtua
mempengaruhi kenaikan berat badan bayi terutama yang memiliki bayi agar peran
sehingga diharapkan para tenaga kesehatan serta masyarakat dapat meningkat di
yang memiliki fasilitas pelayanan bidang kesehatan.
kesehatan dapat menyediakan fasilitas
2.Bagi Peneliti
pelayanan kesehatan yang berhubungan
dengan pemantauan tumbuh kembang bayi Penelitian dapat digunakan sebagai bahan
salah satu diantaranya fasilitas pelayanan acuan untuk mengembangkan penelitian
pijat bayi. lebih tentang manfaat pijat bayi yang
meliputi :meningkatkan
KESIMPULAN
pertumbuhan,meningkatkan kosentrasi dan
34
Irva,tri dkk. 2014. Pengaruh Terapi Pijat Desa Kwangsen Kecamatan Jiwan
terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Kabupaten Madiun, Jurnal Kesehatan.
35
The effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates
CITATIONS READS
8 397
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates View project
serum c- reactive protein in asthma and its ability in predicting asthma control,a case - control study View project
All content following this page was uploaded by Yahya Javadian on 27 June 2018.
ABSTRACT
Background: Achieving optimal weight is one of the factors that takes into consideration in the discharge of preterm infants from
the hospital. The aim of this study was to assess the effect of massage therapy on weight gain in very low birth weight neonates.
Methods: This study is a nonrandomized blocking clinical trial in Neonatal Intensive Care Unit. Forty neonates who had inclusion criteria,
were divided into two groups of case (n = 20) and control (n = 20). Both groups received standard care of preterm neonates. Additionally,
case group received the massage therapy 3 times daily for 15 min for each time at 7 days. During the study, the weight of neonates
was measured every day at 12 a.m. Results: Average weight of neonates between two groups had no statistically significant difference
until 4th day of study. However, this difference became significant after 4th day became more and most significant (P = 0.04, 0.02, 0.01
respectively). The mean duration of hospital stay in the massage group (34/1 days ± 7/5) was less than the control group (41/7 days ± 9/1)
significantly (P = 0.007). Conclusion: The massage therapy can promote weight gain in very low birth weight neonates and also leads to
earlier discharge.
Key words:
Massage, neonate, preterm, very low birth weight
This is an open access article distributed under the terms of the Creative
Access this article online Commons Attribution‑NonCommercial‑ShareAlike 3.0 License, which allows
Quick Response Code: others to remix, tweak, and build upon the work non‑commercially, as long as the
Website: author is credited and the new creations are licensed under the identical terms.
www.jcnonweb.com
For reprints contact: reprints@medknow.com
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of the level III hospital lasting approximately 10 s. These “bicycling‑like” movements
from October 2012 to November 2014. Inclusion criteria of the limbs occurred in the following sequence: (a) Right
were birth weight between 1000 and 1500 g, gestational arm, (b) left arm, (c) right leg, (d) left leg, and (e) both
age between 28 and 32 weeks, birth weight appropriate for legs synchronously. Infant was monitored continuously
their gestational age, gavage feeding, age between 10 and for heart rate, respiratory rate, and percutaneous oxygen
20 days, medical stabilization, and receive KMC. Calories saturation during massage by monitoring set (S1800‑made
intake and time or duration of KMC in two groups were in England). None of the neonates showed an adverse effect
equal. Infants with congenital anomalies, central nervous due to massage during the study.
system dysfunction, or medical conditions related to
immaturity (such as respiratory distress syndrome, apnea, The weight of neonate was measured every day (at 12 a.m.)
and hyperbilirubinemia), infant surgery, maternal history by digital balance (Seca 334‑made in Germany) with a
of alcohol or illicit drug exposure, and syphilis or hepatitis standard deviation of ±5 g. Head circumference and length
B were excluded. Prior to recruitment, informed consent of neonates was measured at before and after of study.
was obtained from parents of eligible infants and attending Measuring and recording the data was carried out by one
physician. Forty neonates, who were selected for this study, nurse who was not aware of the purpose of our study.
were divided into two groups (20 massages and 20 controls). The homogeneity of the massage and control groups was
Infants were alternatively assigned in 10 blocks of four cases tested with independent t‑test and Chi‑square test, and
of control and massage. First neonate with the inclusion comparison of the weight gain between the two groups
criteria was randomly assigned to the control block. The was done using the repeated measurement test with SPSS
study on any case started when intravenous therapy was version 21. Number of hospitalization days in NICU for all
discontinued and neonate had a condition of medical cases was calculated after discharging.
stabilization.
RESULTS
The Field’s protocol for massage was used but in our [10]
study, whereas the lymph flow in the body is from distal None of the 40 neonates who were enrolled in the study
to proximal,[11] the direction of massage only was done were excluded during the study. Demographic data of two
from distal to proximal. In massage group, the intervention groups are showed in Table 1. Two groups were matched in
was done 3 times/day for 15 min for each time during terms of confounding variables such as birth weight, weight
7 consecutive days.[12] The interval of any session of massage at enrollment, gestational age, age at enrollment, sex and
therapy was at least 4 h and it was done 1 h after feeding. Apgar score at 5 min of birth.
During the study, massage of all cases in the intervention
Results of our study demonstrated that average weight of
group was done by one special nurse who was trained by the
neonates between massage group and control group had
licensed physiotherapist.
no statistically significant difference until 4th day of study
Each session of massage consisted of 5 min of tactile (P > 0/05). However, this difference became significant
stimulation in a prone position, followed by 5 min of from 5th day of the study and the following days became
kinesthetic stimulation in the supine position, and another more and more significant [Table 2]. Infants in the massage
5 min period of tactile stimulation again. The nurse warmed group compared to baseline had 11/3% overweight but this
and lubricated (with 1 cc olive oil) her hands before starting range in the control group was 7/7% that this difference
of massage and remained silent during intervention. During between two group was significant too (P = 0.000). The
tactile stimulation, the infant was placed under warmer set difference of head circumference and length between two
that regulated with infant body temperature in a prone groups was not statistically significant at the beginning and
position and was given moderate pressure stroking with end of study (P > 0.05). The mean duration of hospital stay
the flats of the fingers of both hands. Five 1‑min intervals,
consisting of 12 5‑s periods of stroking, were applied to Table 1: Demographic data of two groups
the following body regions: (a) From the top of the infant’s _
Parameter X±SD P
head, down the back of the head to the neck, (b) from the Massage group Control group
back of the neck across the shoulders, (c) from the buttocks Birth weight (g) 1299/5±137/8 1275/3±137/4 0/33
to the upper back, (d) simultaneously on both legs from the Weight at enrollment 1257/25±137/2 1211±125/3 0/16
feet to the hips, and (e) both arms from the wrist to the Age at enrollment (days) 15/7±7/35 15/7±7/3 0/8
shoulders synchronously. Gestational age (weeks) 29/5±1/5 29/6±1/9 0/8
Apgar score (5 min) 8/6±0/9 8/65±1 0/8
For the kinesthetic phase, each of the five 1‑min segments Sex (male (%)) 40 35 0/7
consisted of six passive flexions and extension movements SD – Standard deviation
effective if it was done by nurses or other trained ones. We 6. Weerapong P, Hume PA, Kolt GS. The mechanisms of massage and
effects on performance, muscle recovery and injury prevention.
propose to study the effect of massage by trained fathers on
Sports Med 2005;35:235‑56.
weight gain in preterm infants for future studies.
7. Kumar J, Upadhyay A, Dwivedi AK, Gothwal S, Jaiswal V, Aggarwal S.
Effect of oil massage on growth in preterm neonates less than 1800 g:
CONCLUSION A randomized control trial. Indian J Pediatr 2013;80:465‑9.
8. Procianoy RS, Mendes EW, Silveira RC. Massage therapy improves
This study showed that the massage or deep tactile neurodevelopment outcome at two years corrected age for very low
stimulation can promote weight gain in hospitalized, very birth weight infants. Early Hum Dev 2010;86:7‑11.
low birth weight infants in the NICU. Infant massage that 9. Arora J, Kumar A, Ramji S. Effect of oil massage on growth and
has also led to earlier discharge and reduced hospital costs neurobehavior in very low birth weight preterm neonates. Indian
Pediatr 2005;42:1092‑100.
will follow. As one of the measures of the quality of nursing
10. Dieter JN, Field T, Hernandez‑Reif M, Emory EK, Redzepi M. Stable
care in the NICU is neonatal weight gain, we suggested preterm infants gain more weight and sleep less after five days of
that the massage can be used as an effective method in massage therapy. J Pediatr Psychol 2003;28:403‑11.
conjunction with other treatments. 11. Lasinski BB. Complete decongestive therapy for treatment of
lymphedema. Seminars in Oncology Nursing 2013;29:20-7.
Acknowledgments 12. Field T, Diego M, Hernandez‑Reif M. Potential underlying
mechanisms for greater weight gain in massaged preterm infants.
We are grateful to the Clinical Research Development
Infant Behav Dev 2011;34:383‑9.
Committee of Amirkola Children’s Hospital, NICU
13. Alizadeh P, Godarzi Z, Shariat M, Nariman S, Nik Zinat Matin E. The
personal of Ayatollah Rouhani Hospital and Mrs. Fatemeh effect of massage therapy by sunflower oil on neonates for length of
Rahmaanpour for their contribution to this study. hospital stay from the hospital. Alborz University Medical Journal
2013;2:59-66.
Financial support and sponsorship 14. Field T, Diego MA, Hernandez‑Reif M, Deeds O, Figuereido B.
Moderate versus light pressure massage therapy leads to greater
Nil. weight gain in preterm infants. Infant Behav Dev 2006;29:574‑8.
15. Badiee Z, Samsamshariat S, Pourmorshed P. Massage therapy by
Conflicts of interest mother or nurse: Effect on weight gain in premature infants. J Isfahan
There are no conflicts of interest. Med Sch 2011;29:804‑11.
16. Hosseinzadeh K, Azima S, Keshavarz T, Karamizadeh Z. The effects
of massage on the process of physical growth among low-weight
REFERENCES neonates. Journal of Isfahan Medical School 2012;29:1-8.
1. Salam RA, Das JK, Darmstadt GL, Bhutta ZA. Emollient therapy 17. Keshavarz M, Babaee GR, Dieter J. Effect of Tactile‑kinesthetic
for preterm newborn infants – Evidence from the developing world. stimulation in weight gaining of pre‑term infants hospitalized in
BMC Public Health 2013;13 Suppl 3:S31. intensive care unit. Tehran Univ Med J 2009;67:347‑52.
2. Carlsen F, Grytten J, Eskild A. Changes in fetal and neonatal mortality 18. Golchin M, Rafati P, Taheri P, Nahavandinejad S. Effect of deep
during 40 years by offspring sex: A national registry‑based study in massage on increasing body weight in low birth weight infants.
Norway. BMC Pregnancy Childbirth 2013;13:101. Journal of Kashan University of Medical Sciences Spring Feyz
3. Massaro AN, Hammad TA, Jazzo B, Aly H. Massage with kinesthetic 2010;14:46-50.
stimulation improves weight gain in preterm infants. J Perinatol 19. Amini E, Ebrahim B, Dehghan P, Fallahi M, Sedghi S, Amini F, et al.
2009;29:352‑7. The effect of massage therapy on weight gain and calories intake in
4. Field T. Touch for socioemotional and physical well‑being: A review. premature neonates: A brief report. Tehran University Medical Journal
Dev Rev 2010;30:367‑83. 2014;71:674-8.
5. Kulkarni A, Kaushik JS, Gupta P, Sharma H, Agrawal RK. Massage 20. Mendes EW, Procianoy RS. Massage therapy reduces hospital
and touch therapy in neonates: The current evidence. Indian Pediatr stay and occurrence of late‑onset sepsis in very preterm neonates.
2010;47:771‑6. J Perinatol 2008;28:815‑20.