Anda di halaman 1dari 53

ANALISA EVIDENCE BASED NURSING

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI


TERHADAP PENINGKATAN BBLR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Ners Stase Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing : Dr. Ns. Meira Erawati, M.Si.Med

Disusun oleh :

Nama : Idrus Anas

Nim : 22020120220117

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXVII


DEPARTMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
A. Ilustrasi Kasus

Judul Artikel: Studi kasus: Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat
badan bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau
(Irva et al., 2016)
Bayi (Laki-kaki) berusia 13 hari dengan diagnosa NKB (34-36 minggu) KMK +
BBLR (1650 gram). Bayi dirawat di ruang special care neonatus (SCN 1), mendapatkan
nutrisi asi dan pasi. Bayi ini juga mendapatkan satu kali nutrisi parenteral di hari
pertama observasi (pemijatan).

B. Resume Artikel
1. Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan BBLR di RSUD Dr Doris Sylvanus
Palangkaraya (Natalina, 2019)

Nama jurnal : Mahakam Midwifery Journal


Volume :3
Nomor :1
Halaman : 51-66
Tahun : 2019
Penulis : Riny Natalina
Latar belakang
Bayi Berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat utama pada bayi baru lahir yang mempengaruhi bayi baru lahir dengan
banyak gangguan kesehatan, seperti hipoglikemia, hipotermia, keterbelakangan
mental, fisik, dan masalah perkembangan saraf. Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kejadian bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) sehingga
diperlukan banyak telaah literatur untuk menganalisis faktor risiko yang akan
meningkatkan kejadian. Namun secara umum terdapat 3 faktor yang dapat
meningkatkan kejadian BBLR meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor
lingkungan. Pijat adalah metode penyembuhan yang sangat akrab bagi masyarakat.
Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa secara umum masih dipegang peranannya
oleh dukun bayi. Pijat bayi dapat dilakukan pada bayi yang sakit begitu juga pada
bayi yang sehat atau dilakukan sebagai rutinitas setelah bayi lahir.
Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode
Quasy Eksperiment dengan pre test dan post test control group design. Terapi pijat
bayi diberikan selama 4 minggu dan diamati perkembangan berat badan bayi.
Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap


peningkatan BBLR

Sampel

Sampel terdiri dari 59 bayi dengan BBLR yang terdiri dari 27 bayi laki-
laki dan 32 bayi perempuan, sebanyak 29 bayi (49,2) diberikan terapi pijat bayi dan
sebanyak 30(50,8%) bayi BBLR tidak diberikan terapi pijat.
Hasil

Pada penelitian ini didapatkan hasil, pemberian terapi pijat bayi


memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan berat badan pada bayi
BBLR. Bayi yang diberlakukan terapi pijat mengalami kenaikan berat badan yang
signifikan 3,2 kali dibandingkan bayi yang tidak dilakukan terapi pijat.
Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang bermakna antara terapi pijat yang dilakukan pada
bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kenaikan berat badan bayi BBLR.

2. Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi usia 0-3 bulan
(Elya, Ridwan, & Anggraeni, 2018)
Nama jurnal : Jurnal kesehatan metro Sai Wawai
Volume : 11
Nomor :1
Halaman : 15-19
Tahun : 2018
Penulis : Dersy Elya, M. Ridwan, dan Yetty Anggraeni
Latar belakang
Salah satu masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui ialah mereka
merasa berat badan anaknya tidak naik-naik atau begitu-begitu saja. Masalah ini bisa
muncul kapan saja selama periode pemberian ASI. Ketika orang tua mengalami
kondisi tersebut, biasanya mereka mengambil jalan pintas dengan cara memberi
makanan tambahan kepada anaknya seperti susu formula karena merasa bahwa
pemberian ASI yang ia lakukan tidak mampu meningkatkan berat badan anaknya.
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.
Pijat bayi memiliki banyak sekali manfaat salah satunya adalah
meningkatkan berat badan bayi, hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, dengan
demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik itulah sebabnya mengapa
berat badan bayi yang dipijat akan meningkat lebih banyak dari pada yang tidak di
pijat.
Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pra


eksperiment, non equivalen control group design. Perlakuan atau intervensi kepada
responden dengan memberikan pemijatan pada bayi rutin setiap 3 hari sekali
masing-masing 15 menit. Pemijatan dilakukan dengan berkunjung ke rumah
Responden. Pengukuran dilakukan setelah pemijatan bayi selama 1 bulan. Hasil
pengukuran dilakukan analisis data univarit menggunakan nilai mean (rerata).
Sedangkan, analisis bivarit menggunakan uji paired t dengan tingkat kepercayaan
95% dan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Tujuan
Rancangan penelitian digunakan untuk mengetahui peningkatan berat
badan bayi sesudah diberikan perlakuan pijat bayi yang dilakukan pada bulan April
2018.
Sampel
Populasi penelitian berjumlah 67 bayi yang berusia 0-3 bulan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian
ini, yaitu bayi dengan berat badan >2500 gram dan bayi masih diberikan ASI
eksklusif. Sedangkan, kriteria eksklusi penelitian terdiri atas bayi demam dengan
suhu tubuh > 37,5 dan bayi ada cacat bawaan.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan berat badan bayi setelah
diberikan pemijatan selama 30 hari. Rerata berat badan bayi sebelum diberikan
perlakuan adalah sebesar 4,484 kg dan setelah diberikan perlakuan terjadi
peningkatan dengan rerata berat badan bayi menjadi 5,400 kg atau terjadi
peningkatan rerata berat badan bayi 0,916 kg (SD0,1214) setelah diberikan pijat.
Kesimpulan
Pijat bayi sangat efektif untuk meningkatkan berat badan bayi. Terdapat
kenaikan berat badan bayi setelah diberikan pemijatan dengan rerata 0,916 kg.

3. Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR (Mariyani &
Winarsih, 2018).
Nama jurnal : Jurnal Antara Kebidanan
Volume :1
Nomor :1
Halaman : 29-35
Tahun : 2018
Penulis : Mariyani dan Wiwik Winarsih
Latar belakang
Sejak hari pertama kelahirannya bayi sebenarnya sudah mulai
melaksanakan tugas perkembangannya. Stimulasi perkembangan anak adalah
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar berkembang secara
optimal. Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia.
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi
sentuh karena melalui pijat bayi inilah terjadi komunikasi yang nyaman dan aman
antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini perlu diketahui oleh seorang ibu karena
dengan sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi pada saat pemijatan
akan mampu mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang antara keduanya yang
merupakan dasar komunikasi untuk menumpuk cinta kasih secara timbal balik,
mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri.
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgG dan IgM.
Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimendenga


rancangan One Group Pretest- Post Test. Dimana rancangan ini tidak ada kelompok
pembanding(kontrol),tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama(pretest)
yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan setelah dilakukan eksperimen.
Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi
terhadap stabilitas kenaikan berat badan BBLR
Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah
responden sebanyak 30 yang berusia 1 sampai 12 bulan.
Hasil
Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan terdaat pengaruh pijat bayi
terhadap kenaikan berat badan bayi usia 1- 12 bulan di Klinik Pratama Prawira di
Jakarta Pusat
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan
antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Klinik Pratama Mangku
Prawira.
C. Pembahasan
Intervensi pemijatan pada bayi merupakan sarana pemenuhan kebutuhan
stimulasi dalam merangsang sistem kerja sensorik dan motoriknya serta
meningkatkan frekuensi asupan nutrisi yang buktikan dengan rata-rata bayi yang
dilakukan stimulasi pijat bayi mengalami peningkatan berat badan dalam waktu 15
hari pemijatan. Pemijatan sedini mungkin dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal terutama kasus bayi dengan BBLR (Ulfa,
Munir, & Kholisotin, 2019). Bayi yang di pijat mengalami peningkatan tonus
Nervus Vagus (saraf otak 10), ini membuat kadar enzim pada penyerapan gastrin
dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan
yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering
menyusu, akibatnya produksi ASI meningkat lebih banyak dan berat badan bayi
naik (Roesli, 2001).
Pemijtan juga akan meningkatkan aktivitas Neurotransmiter serotonin,
yaitu meningkatnya sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocoticoid
(adrenalin,suatu hormon stress) proses ini akan menyebabkan penurunan kadar
hormon stress.Penurunan kadar hormon stress akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Pijat bayi juga akan mengubah gelombang otak,perubahan terjadi dengan cara
menurunkan gelombang Alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha,yang
membuat bayi tidur lelap dan meningkatkan kesiagaan. Semua bayi bayi akan
mengalami kenaikan berat badan, tetapi bayi yang di pijat dengan sistematis dan
teratur dengan frekuensi 2-3 kali dalam 1 minggu selama 1 bulan akan mengalami
kenaikan berat badan yang lebih signifikan, hal ini dikarenakan adanya teori Nervus
Vagus. sedangkan pada bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan bayi
secara signifikan dapat disebabkan karena bayi tidak mendapatkan pijatan yang
sistematis dan teratur (Mariyani & Winarsih, 2018).
D. Prosedur pelaksanaan pijat bayi

Langkah-langkah dalam melakukan pijat bayi BBLR menggunakan protokol Field


Rad, Haghshenas, Javadian, Hajiahmadi, & Kazemian (2016), sebagai berikut:
1. Setiap sesi pijat terdiri dari 5 menit stimulasi taktil dalam posisi tengkurap, 5
menit stimulasi kinestetik pada posisi terlentang, dan 5 menit periode stimulasi
taktil lagi.
2. Menghangatkan dan melumasi tangan dengan 1 cc minyak kelapa/zaitun
sebelum memulai pijatan.
3. Diam atau tidak bersuara selama melakukan pijatan.
4. Pada sesi simulasi taktil:
a. Bayi ditempatkan di tempat yang hangat dalam posisi tengkurap dan
diberikan pijatan lembut dengan jari-jari pada kedua tangan.
b. Setiap bagian dilakukan selama 1 menit dan dilakukan sebanyak 12x
gerakan masing-masing 5 detik
c. Pertama dari atas kepala bayi, turun dari belakang kepala ke leher
d. Kedua dari bagian belakang leher melewati bahu
e. Ketiga dari atas punggung ke pinggang
f. Keempat secara serentak dari pinggul kemudian ke arah belakang kedua
kaki;
g. Terakhir dari bahu ke kedua pergelangan tangan tangan
5. Pada fase simulasi kinestetik:
a. Masing-masing 5 gerakan dilakukan selama 1 menit dengan total 6 kali
gerakan dan setiap gerakan berlangsung selama 10 detik.
b. Gerakan "mirip sepeda" ini pada anggota tubuh dilakukan dengan urutan
berikut:
1) Lengan kanan
2) lengan kiri
3) kaki kanan
4) kaki kiri
5) kedua kaki serempak.
c. Bayi dipantau secara terus menerus untuk detak jantung, laju pernapasan,
dan saturasi oksigen perkutan selama pijatan dengan set pemantauan.
6. Kembali ke fase simulasi taktil

E. Waktu Pemijatan

Waktu pemijatan bayi dapat dilakukan pada waktu:


1. Pagi hari, Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa
minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari
memberikan nuansa ceria bagi bayi.
2. Malam hari, Pemijatan malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan
biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna utuk membantu bayi
tidur lebih nyenyak.
3. Pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan Pemijatan segera setelah
makandapat menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan muntah. Hal ini
terjadi karena lambung masih belum siap diguncang dan gerak peristaltik masih
berlangsung untuk mengantar makanan kesaluran pencernaan
F. Tempat Pemijatan Bayi

1. Ruangan yang hangat tapi tidak panas


2. Ruangan kering dan tidak pengap
3. Ruangan tidak berisik
4. Ruangan yang peneranganya cukup
5. Ruangan tanpa aroma meyengat dan mengganggu
6. Suasana yang tenang saat pemijatan. Agar suasana menjadi tenang saat
pemijatan, mka lebih baik dilakukan saat si kecil ceria dan saat kondisi perut
yang sudah terisi makanan (1jam sesudah makan), saat suasaana hati pemijat
tenang , dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang serta
dengan memutar musik klasik (Akademi kebidanan Griya Husada, 2013)
G. Persiapan Sebelum Memijat

1. Tangan bersih dan hangat


2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
4. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
5. Sediaka waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan
seluruh tahap-tahap pemijatan
6. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
7. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/ lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara (Akademi kebidanan
Griya Husada, 2013).
H. Hal-hal Yang Dianjurkan dan Yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan Bayi

Hal-hal Yang Dianjurkan : Ciptakan suasana yang tenang atau lembut selama
pemijatan (Akademi kebidanan Griya Husada, 2013)
1. Memandang mata bayi selama pemijatan dengan disertai pancaran kasih sayang
2. Melakukan sentuhan ringan pada awal pemijatan, kemudian secara bertahap
tambahkanlah tekanan pada sentuhan tersebut.
3. Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama
pemijatan
4. Melakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi muka
bayi atau mengusap rambutnya dengan mengajak bicara
5. Dianjurkan melakukan gerakan urutan dari bagian kaki, karena umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki
6. Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada saat
pemijatan
7. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil
8. Memandikan bayi segera pemijatan agar merasa segar dan bersih.
Hal-hal Yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijata Bayi (Akademi kebidanan Griya
Husada, 2013)
1. Memijat bayi langsung setelah makan. Waktu terbaik pemijatan adalah 2 jam
setelah makan makanan padat. Pada jam tersebut diasumsikan bayi tidak dalam
kondisi terlalu lapar ataupun kelewat kenyang
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat
4. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
Daftara Pustaka

Akademi kebidanan Griya Husada. (2013). Modul ketrampilan klinik pijat bayi.
Surabaya.
Elya, D., Ridwan, M., & Anggraeni, Y. (2018). Efektifitas Pijat Bayi terhadap
Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, 11(1), 15. https://doi.org/10.26630/jkm.v11i1.1763
Irva, T. S., Hasanah, O., Ginting, R., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (2016).
Studi kasus : Pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
berat lahir rendah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 1–8.
Mariyani, & Winarsih, W. (2018). Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat
badan bblr. Antara Kebidanan, 1(1), 29–35.
Natalina, R. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Bblr Di Rsud Dr Doris
Sylvanus Palangkaraya. Mahakam Midwifery Journal (MMJ), 4(2), 51–66.
https://doi.org/10.35963/midwifery.v4i2.129
Rad, Z., Haghshenas, M., Javadian, Y., Hajiahmadi, M., & Kazemian, F. (2016). The
effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates. Journal of
Clinical Neonatology, 5(2), 96. https://doi.org/10.4103/2249-4847.179900
Roesli, U. (2001). Pedoman pijat bayi prematur dan bayi 0-3 bulan (Ketiga). Jakarta:
PT Trubus.
Ulfa, R. B., Munir, Z., & Kholisotin, K. (2019). Efektifitas stimulasi pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 0-4 bulan dengan riwayat BBLR. Jurnal Ilmiah
STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 3(2), 155–162.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Link vidio pijat BBLR: https://youtu.be/xrgve2CejRw


Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

STUDI KASUS: PENGARUH POSISI DAN PIJAT BAYI DAPAT


MENINGKATKAN BERAT BADAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD ARIFIN ACHMAD PROPINSI RIAU

Tri Sasmi Irva1, Oswati Hasanah2, Rumina Ginting3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: trisasmi@gmail.com

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan penggunaan nesting dengan fiksasi yang digabung
dengan pijat bayiuntuk pencapaian berat badan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).Metode yang
digunakan adalah studi kasus dengan sampel sebanyak 3 bayi BBLR yang telah stabil di ruang Perinatologi
RSUD Arifin Achmad Propinsi Riauyang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Semua
sampel dilakukan pijat bayi 2 kali sehari yang disertai dengan pemasangan nesting dengan fiksasi. Data
observasi peningkatan berat badan bayi per hari dilihat dari catatan perkembangan pasien. Hasil dari studi
menunjukkan peningkatan berat badan bayi selama 11 hari pemijatan sebanyak 2 x sehari dan pemberian
posisi yaitu sebesar 39 gram perhari.Hasil pengamatan yang dirasakan oleh perawat ruangan Perinatologi
setelah dilakukan pemijatan terhadap tidur terjaga neonatus yaitu lebih cepat tertidur dan bangun lebih lama
dari neonatus yang tidak dipijat, dan neonatus tampak lebih tenang dan nyaman saat tertidur. Hasil dari studi
kasus ini dapat dijadikan terapi untuk membantu meningkatkan berat badan dan kenyamanan bayi BBLR.

Keyword: position, massage therapy, weight gain.

PENDAHULUAN (Soetjiningsih, 2005). Bayi berat lahir rendah


Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) didefenisikan sebagai bayi dengan berat lahir
merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai <2500 gram tanpa memandang usia gestasi atau
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada kehamilan. Berat badan neonatus harus mengalami
masa prenatal. Prognosis akan lebih buruk lagi bila peningkatan melebihi berat badan lahir pada usia 2
berat badan makin rendah. Angka kematian yang minggu, sehingga BBLR membutuhkan dukungan
tinggi terutama disebabkan oleh sering dijumpai nutrisi khusus dan stimulus sensorik-motorik mutlak
kelainan komplikasi neonatal (Mochtar, 2008). diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
World Health Organization (WHO) mengemukakan neonatus (Supartini, 2004).
bahwa di Asia Tenggara 20-30% bayi yang dilahirkan Stimulasi yang dilakukan pada neonatus
terdiri dari BBLR dan 70-80%dari kematian neontus adalah stimulasi taktil, yaitu berupa menggendong,
terjadi pada bayi bayi kurang bulan dan BBLR. membelai, memeluk, dan menjaganya agar tetap
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara hangat (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein
satu daerah dengan daerah lain antara 9-30%, angka & Schwartz, 2008). Pentingnya stimulasi pada masa
BBLR sekitar 7,5% (Cahyani & Sulastri, 2010). neonatus karena sensasi sentuhan adalah yang paling
Selain itu BBLR juga akan mengalami penurunan berkembang pada saat lahir, karena sensasi ini telah
berat badan. Bayi berat lahir rendah akan kehilangan berfungsi sejak dalam kandungan sebelum sensasi
berat badan selama 7-10 hari pertama sampai 10% lain berkembang (Supartini, 2004).Salah satu bentuk
untuk bayi dengan berat lahir lebih dari 1500 gram stimulasi yang umum dilakukan untuk neonatus
dan 15% untuk berat bayi kurang dari 1500 gram adalah stimulasi taktil dalam bentuk pijat, fleksi

1
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau

ekstensi, dan posisi (Benneth &Guralnick, 1991). hidup bayi berat lahir rendah. Namun selainsatu sisi
Pijat atau sentuhan (touch) merupakan hal yang dibutuhkan, pada kenyataannya diketahui bahwa
paling mendasar yang berhubungan dengan kulit fasilitas dan prosedur yang diberikan ini juga
manusia untuk mendapatkan rasa aman, nyaman sekaligus menjadi sumber stress karena memberikan
dan dicintai. Sentuhan merupakan hal pertama yang stimulasi yang berlebihan (Symington & Pinelli,
dirasakan oleh neonatus bahkan sebelum neonatus 2006). Stres tersebut berumber dari kebisingan yang
lahir. Sentuhan berdampak positif bagi pertumbuhan ditimbulkan oleh incubator, ventilator, peralatan
dan perkembangan neonatus (Field, 2004). monitoring, percakapan para staf diruang perawatan,
Pijat bayi memiliki banyak manfaat antara lain, prosedur invasive seperti pengambilan sampel darah,
pijat bayi dapat mengurangi perilaku stress pada penggantian popok, kegiatan membuka menutup
bayi prematur (Hernandes, Diego & Field, 2007). incubator, pencahayaan ruang perawatan serta
Sehingga tidur bayi akan bertambah tenang dan perpisahan dengan orang tua (Lissauer & Fanaroff,
meningkatkan kuantitas tidur bayi (Field, 1999; 2009).
Hayati, 2012). Selain itu, pijat bayi juga bermanfaat Oleh karenanya, strategi pengelolaan lingkungan
untuk meningkatkanbounding and attachment antara perawatan untuk meminimalkan pengaruh lingkungan
ibu dan bayi (Sari, 2013), serta meningkatkan berat perawatan yang memberikan stimulus yag berlebihan
badan bayi per hari sebesar 20%-47% lebih banyak sangat dibutuhkan. Strategi trsebut dapat tercapai
dari yang tidak dipijat (Field, 1986; Scafidi, 1990; melalui asuhan perkembangan atau Developmental
Daniati, 2010). care. Developmental care merupakan asuhan
Penelitian lainnya dilakukan oleh Lee (2005) keperawatan yang berfokus pada fasilitas pencapaian
tentang The effect of infant massage on weight perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan
gain, physiological and behavioral responses dan observasi perilaku individu, sehingga terjadi
in premature infants. Pemijatan dilakukan pada peningkatan stabilitas fisiologis tubuh dan penurunan
kelompok eksperimen sebanyak 2 kali sehari selama stress (Rick, 2006).
10 hari, didapatkan hasil pada kelompok eksperimen Pengelolaan lingkungan dalam developmental
terjadi peningkatan yang signifikan pada vagal tone, care tersebut diantaranya adalah meminimalisasi
aktifitas motorik dan berat badan. membuka dan menutup incubator untuk hal yang
Penelitian yang dilakukn oleh Irva (2014) tidak perlu, pengadaan jam tenang, fasilitasi
tentang pengaruh terapi pijat terhadap peningkatan kunjungan orang tua dan metode kangguru atau
berat badan bayi 1-3 bulan di wilayah kerja skin to skin contact (Manguire et al., 2008;
Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru dapatkan Lissauer & Fanaroff, 2009). Selain itu beberapa
peningkatan berat badan yang signifikan yaitu bentuk intervensi lainnya yang dilakukan dalam
sebesar 700 gram pada kelompok intervensi yang developmental care meliputi pemberian penutup
dilakukan pemijatan 2x15 menit oleh ibu bayi selama incubator untuk meminimalkan pencahayaan,
2 minggu. pemberian nesting atau sarang untuk meminimalkan
Berbagai macam hambatan yang dialami bayi pergrakan yang berlebihan dan memberi tempat yang
berat lahir rendah sebagai akibat ketidakmatangan nyaman bagi bayi, serta pengaturan posisi fleksi
organ yang dimiliki menjadi ancaman bagi untuk mempertahankan normalitas batang tubuh
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan dan mendukung regulasi diri (Kenner & McGrath,
selanjutnya (Manguire et al., 2008: Kosim et al, 2004). Menurut Luwiq, Steichen, Khoury, dan
2010). Hal ini menjadikan bayi berat lahir rendah Kreig (2008) meyatakan bahwa Developmental care
membutuhkan perawatan secara intensif, cermat, dapat mempercepat kenaikan berat badan pada bayi
dan tepat. Oleh karena itu, perawatan yang diberikan premature dan mempercepat kepulangan pasien.
dilengkapi dengan berbagai fasilitas peralatan dan Nesting merupakan penyanggah posisi tidur
prosedur tindakan yang dirancang untuk kelansungan bayi sehingga tetap dalam posisi fleksi, hal ini

2
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi yang digunakan adalah gulungan dari dua lapis
yang drastis pada bayi yang dapat mengakibatkan kain bedung yang terbuat dari phlanyl yang halus.
hilangnya banyak energi dari tubuh neonatus. Gulungan kain bedung ini diletakkan disekeliling
Nesting merupakan salah satu tindakan keperawatan bayi sebagai pelinding posisi bayi agar tetap fleksi
yang menerapkan prinsip konsep konservasi energy normal. Hasil wawancara dengan perawat ruangan
dimana manusia mempunyai kemampuan melakukan serta observsi di ruangan, posisi nesting ini selalu
adaptasi baik secara integritas struktur, integritas berubah karena gerakan bayi sehingga tidak mampu
personal, social dan energy akan menghasilkan untuk menyanggah posisi bayi agar tetap dalam
konservasi. Konservasi energy ini berkaitan dengan posisi fleksi. Hal ini mengganggu kenyamanan
integrias seluruh sitem tubuh yang ada (Toney & bayi saat istirahat tidur, bayi mudah terbangun,
Alligood, 2006). tidak nyaman dan tidak dapat menenangkan bayi,
Priya dan Biljani (2005) mengemukakan sehingga bayi banyak menangis dan terbuang energi
bahwa manfaat penggunaan Nesting pada neonatus karena ketidaknyamanan saat di dalam inkubator.
diantaranya adalah memfasilitasi perkembangan Namun untuk pelaksanaan pijat bayi ruangan belum
neonatus, pola posisi hand to hand dan hand to mouth optimal untuk melakukannya karena dihadapkan
pada neonatus sehingga posisi fleksi tetap terjaga, oleh beberapa kendala pekerjaan di ruangan. Oleh
meminimalisasi kecatatan yang diakibatkan karena karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan pijat
posisi yang tidak tepat dan mencegah komplikasi bayi dan penggunaan nesting dengan fiksasi agar
yang disebabkan karena pengaruh perubahan posisi posisi nesting tidak berubah walau neonatus banyak
akibat gaya gravitasi, serta mempercepat masa rawat bergerak, posisi fleksi bayi tetap terjaga sehingga
neonatus. bayi tetap nyaman. Peneliti ingin mengetahui dan
Nesting digunakan di ruang Perinatologi yang mengevaluasi bagaimana penggunaan nesting
diberikan pada bayi premature dan BBLR terbuat dengan fiksasi pada developmental care serta pijat
dari bahan phlanyl dengan panjang 120-130 cm yang bayi untuk pencapaian berat badan Bayi Berat Lahir
dapat disesuaikan degan panjang bayi, bertujuan rendah (BBLR) di RSUD Arifin Achmad Provinsi
untuk meminimalkan pergerakan bayi, bayi tetap Riau.
pada posisi fleksi sehingga mirip dengan posisi
seperti didalam rahim ibu. METODE
Studi pendahuluan yang dilakukan di ruang Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan
Perinatologi Rumah sakit Arifin Achmad Provinsi menggunakan 3 neonatus sebagai sampel yang
Riau yaitu ruangan khusus untuk merawat neonatus dipilih dengan menggunakan metode purposive
yang sakit. Menurut data rekam medis dari bulan sampling. Semua sampel diberikan perlakuan yang
Januari-Juni 2015 didapatkan jumlah neonatus sama dan diobservasi peningkatan berat badannya
sebanyak 416 bayi dengan kasus Berat lahir setelah dipijat selama 2 kali sehari selama dirawat
Rendah (BBLR) sebanyak 189 kasus, dimana di ruang perinatologi. Adapun kriteria inklusi yang
terjadi penurunan jumlah dari tahun 2014 yaitu telah ditetapkan adalah berat badan lahir rendah
314 kasus BBLR. Rumah sakit Arifin Achmad (>1500 gram), usia gestasi <37 minggu, kondisi
provinsi Riau merupakan rumah sakit rujukan yang stabil (tanpa atau menggunakan alat bantu nafas
telah mengaplikasikan intervensi developmental nasal kanul),klien tidak puasa, dan mendapatkan
careserta pijat bayiini dalam perawatan Bayi Berat minum asi ataupun pasi setiap harinya. Sedangkan
Lahir Rendah (BBLR) diruang Perinatologi. Adapun kriteria eksklusi yang telah ditetapkan adalah
developmental care yang telah dilakukan ruangan memiliki kelainan kongenital, sepsis, dan adanya
meliputi pemakaian pentup inkubator, pemberlakuan masalah pada sistem pencernaan.
jam tenang meminimalkan handling, dan kunjungan Pengambilan bayi I (Perempuan) berusia 13
orang tua, serta pemasangan nesting. Nesting hari dengan diagnosa NKB (32-34 minggu) SMK

3
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau

+ BBLR (1675 gram). Bayi I dirawat di ruang


special care nonatus (SCN 1) ini tidak mendapatkan
nutrisi asi namun mendapatkan nutrisi pasi serta
tidak mendapatkan nutrisi parenteral pada hari
pertamaobservasi(pemijatan) sampai bayi pulang.
Bayi II (Laki-kaki) juga berusia 13 hari dengan
diagnosa NKB (34-36 minggu) KMK + BBLR
(1650 gram). Bayi II juga dirawat di ruang special
care neonatus (SCN 1) ini mendapatkan nutrisi asi
dan pasi. Bayi II juga mendapatkan satu kali nutrisi
parenteral di hari pertama observasi (pemijatan). Gambar 1: Sebelum dilakukan posisi
Bayi III (Perempuan) berusia 44 hari dengan
diagnosa NKB (26-28 minggu) SMK + BBLSR
(1000 gram). Bayi III dirawat 1 hari di ruang special
care neonatus (SCN 1) saat peneliti mengambil
bayi III sebagai sampel. Bayi III tidak mendapatkan
nutrisi parenteral dan mendapatkan nutrisi enteral
pasi dan asi + HMF (Human Millk Fortifier).
Alat pengumpul data yang digunakan adalah
lembar observasi yang berisi waktu pemijatan,
frekuensi pemijatan, jenis dan jumlah nutrisi
yang diberikan serta berat badan perhari. Cara
pengumpulan data dimulai dari penetapan sampel.
Setelah ditetapkan sampel sesuai dengan kriteria yang Gambar 2: Setelah diberikan posisi
telah ditentukan, peneliti meminta izin kepada orang
tua atau keluarga bahwa bayinya akan diberikan
pijat bayi dan penggunaan nesting selama bayinya
dirawat di ruang perinatologi. Setelah mendapatkan
izin dari orang tua peneliti langsung memberikan
nesting dan memulai pemijatan pada ketiga bayi.
Bahan nesting dan fiksasi yang digunakan adalah
jenis phlanyldengan ukuran ±50 cm x 30 cm dan
panjang fiksasi ±60 cm. Untuk pijat bayi alat yang
digunakan yaitu minyak untuk memijat. Minyak
yang digunakan untuk memijat oleh peneliti adalah Gambar 3: Minyak kelapa
minyak kelapa asli yang sesuai dengan kulit bayi
yang tidak menimbulkan panas dan mudah meresap
pada kulit bayi.

4
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

PEMBAHASAN yaitu apabila berat lahir kurang dari normal menurut


1. Karakteristik Responden usia kehamilan tersebut. Selain itu, kelahiran berat
a. Usia gestasi lahir rendah dapat pada usia kehamilan cukup bulan
Tabel Karakteristik atau bahkan pada kehamilan kurang dari 37 minggu
Data Bayi 1 Bayi 2 Bayi 3 (Klauss & Fanaroff, 1997; Bobak, Lowdermilk &
32-34 3 4 - 3 6 2 6 - 2 8 Jensen, 2005; Saifuddin et al., 2006; Lissauer &
Usia Gestasi
minggu minggu minggu Fanaroff, 2009. Hal ini dimungkinkan karena bayi
Usia saat kecil memiliki lemak subkutan yang tipis, sehingga
13 hari 13 hari 44 hari
penelitian mudah terjadi hipotermi dan kebutuhan oksigen akan
BB Lahir 1675 gr 1650 gr 1000 gr lebih besar (Wong et al, 2009).
N K B N K B
Diagnosa NKB SMK 2. Berat badan saat penelitian
S M K K M K
medis BBLSR Berdasarkan berat badan responden saat
BBLR BBLR
Rata-rata penelitian selama 3 minggu dapat dilihat pada grafik
peningkatan 39 gr 38.8 gr 25 gr berikut:
BB
Grafik 1
Pada penelitian ini diperoleh bayi 1 dengan usia
gestasi 32-34 minggu, bayi 2 34-36 minggu, dan
DI STR I B U SI B ER AT B A DA N
bayi 3 26-28 minggu. Ketiga sampel merupakan R ESPON DEN SA AT
kelahiran pre term (<37 minggu). Dua dari 3 bayi PEN EL I TI A N
ini susuai dengan masa kehamilan dan sampel yang Bayi 1 Bayi 2 Bayi 3
kedua kurang dari masa kehamilan. Kelahiran pre 2100
term akan mengakibatkan Angka bertahan hidup 2000
bayi meningkat sesuai dengantingkat disabilitas 1900
relatif terhadap usia gestasi (Chapman, 2006). 1800
Bayi kurang bulan terutama <32 minggu memiliki 1700
risiko kematian 70 kali lebih tinggi karena kesulitan 1600
beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin akibat 1500
ketidakmatangan organ seperti paru-paru, ginjal, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

jantung, dan hati (Panduan Pengelolaan Persalinan


Pre term Nasional, 2011). Berdasarkan grafik 1 diatas dapat dilihat
kenaikan berat badan bayi yang kontinu setiap
b. Badan lahir dan diagnosa medis harinya serta penurunan berat badan drastis selama
Berdasarkan berat badan lahir responden periode pemijatan. Banyak faktor yang dapat
didapatkan hasil antara 1000 gram-1675 gram pada mempengaruhi kenaikan dan penurunan berat
bayi premature. Dengan demikian diagnosa medis badan bayi diantaranya berat ringannya penyakit
responden ini sesuai dengan kriteria bayi berat badan yang dialami bayi, stimulasi lingkungan yang
lahir rendah (< 2500 gram) yaitu NKB KMK (34-36 mempengaruhi pergerakan, periode istirahat tidur
minggu), NKB SMK (34-36 minggu), NKB SMK dan terbangun bayi, banyaknya nutrisi serta kalori
(26-28 minggu). Hal ini sesuai dengan defenisi yang diberikan, kesiapan pencernaan bayi menerima
bayi berat lahir rendah yaitu bayi dengan berat masukan enteral, dan energiyang terbuang saat bayi
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia menangis.
kehamilan, artinya bahwa berat lahir tersebut dapat Pada Bayi I terjadi peningkatatan berat badan
sesuai masa kehamilan atau kecil masa kehamilan selama 1 minggu pertama pemijatan dan berat badan

5
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau

turun sebesar 60 gram pada hari ke 8 (hari ke-3 bayi pankreas, mukus, peningkatan aliran empedu hati
turun box) pemijatan karena bayi mengalami muntah dan merangsang motilitas lambung. Hormon gastrin
±10 cc. Bayi ke II juga mengalami peningkatan juga mempermudah relaksasi reseptif lambung
berat badan selama 7 hari pemijatan, dan terjadi (relaksasi sementara) sehingga lambung dapat
penurunan berat badan pada hari ke-8 sebesar 40 menambah volumenya dengan sangat mudah tanpa
gram, karena bayi mengalami sakit dan pemijatan peningkatan tekanan.
tidak dilakukan saat bayi sakit.Serta pada bayi III Pengeluaran insulinakan mempermudah untuk
mengalami peningkatan selama 5 hari pemijatan dan memetabolisme glukosa. Sekresi asam hidroklorida,
tidak didapatkan data penurunan berat badan bayi. pepsinogen, enzim pankreas, peningkatan aliran
Bayi usia gestasi <34 minggu memiliki empedu hati akan mempermudah pencernaan
kemampun pengosongan lambung lebih lambat makanan. Saat makanan sampai pada duodenum
dari bayi cukup bulan, dengan demikian fungsi maka akan merangsang pengeluaran cholecystokinin,
menghisp dan menelan (suck and swallow) masih hal ini akan merangsang motilitas usus. Sehingga
belum sempurna. Pada masa neonatus, nutrisi BBLR dengan adanya peningkatan motilitas lambung
merupakan kebutuhan paling besar dibandingkan dan usus akan mempermudah pencampuran,
kebutuhan pada masa manapun dalam kehidupan pendorongan makanan dan penyerapan nutrisi
untuk mencapai tumbuh kembang optimal. menjadi lebih baik (Guyton, 2012; Guyton & Hall,
Pertumbuhan BBLR yang direfleksikan per kilogram 2006).
berat badan hampir dua kali lipat bayi cukup bulan, Hal ini juga juga dibuktikan oleh Cahyanto
sehingga BBLR membutuhkan dukungan nutrisi (2008) kepada 20 responden selama 7 hari pemijatan
khusus dan optimal untuk memenuhi kebutuhan diperoleh 90% responden mengalami kenaikan
tersebut (Nasar, 2004). berat badan sebesar 6,5% dari berat badan lahir
Nesting yang digabung dengan pijat bayi dan 10% tidak mengalami perubahan. Sedangkan
dapat bisa membantu meminimalkan gerakan bayi, sebesar 40% responden yang tidak dipijat mengalami
meningkatkan waktu istirahat tidur bayi, sehingga kenaikan sebesar 2,1% dari berat badan lahir, 40%
membantu dalam proses meningkatkan berat badan responden mengalami penurunan berat badan sebesar
bayi BBLR. Dengan diberikan terapi pijat bayi, 1,7% dari berat badan lahir, 20 % tidak mengalami
pertumbuhan danperkembangan bayi semakin perubahan berat badan. Hasil perhitungan didapatkan
meningkat. Dimana dikemukakan oleh Kristanto significancy p value=0,000 (p value< 0,05)
(2008) didapatkan peningkatan yang signifikan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada panjang badan bayi (kelompok perlakuan dengan nilai p value pada neonatus dini yang tidak
pada minggu ke-4, kelompok kontrol pada minggu dipijat sebesar 0,662, berarti bahwa ada pengaruh
ke-5) dan juga terjadi peningkatan yang signifikan pemijatan terhadap berat badan neonatus dini
pada berat badan (kelompok perlakuan pada dirumah bersalin sehat Nhargoyoso Karangan.
minggu ke-5, kelompok kontrol pada minggu ke- Penelitian yang dilakukan oleh Irva (2014)
6). Kristanto menyimpulkan bahwa peningkatan dapatkan peningkatan berat badan bayi usia 1-3
panjang badan yang signifikan disebabkan oleh bulan yang signifikan yaitu sebesar 700 gram pada
adanya sekresi neurochemicalbeta-endorphine kelompok intervensi yang dilakukan pemijatan 2x15
akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang menit oleh ibu bayi selama 2 minggu serta penelitian
selanjutnya akan menyebabkan disekresikannya yang dilakukan oleh Andini (2014) menunjukkan ada
hormon pertumbuhan. Adanya peningkatan berat pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan neonatus
badan yang signifikan, disebabkan oleh adanya yang ditandai dengan perkembangan motorik kasar,
perangsangan nervus vagus yang kemudian motorik halus, bahasa dan personal sosial.
meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan Field TM (2004) mengemukakanbahwa
insulin, asam khidroklorida, pepsinogen, enzim perawatan bayi premature dan BBLR membutuhkan

6
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

waku 3 minggu dengan perkiraan biaya 1000-2500 2. Pendidikan Keperawatan


dolar Amerika per pasien per hari. Untuk mereduksi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
biaya ini, para ahli mulai mengembangkan beberapa gambaran tentang upaya peningkatan berat badan
intervensi terhadap bayi premature agar dapat bayi dengan memberikan pemijatan neonatus dan
memacu pertumbuhan yaitu peningkatan berat badan nesting dengan fiksasi.
dan perkembangan sehingga dapat memperpendek
lama rawatan, dan mengurangi biaya perawatan 3. Peneliti Selanjutnya
dirumah sakit. Salah satu stimulasi yang diberikan Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat
adalah pijat bayi. melakukan penelitian manfaat pemberian pijat bayi
Beberapa penelitian sudah membuktikan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
bahwa bayi premature yang dipijat akan mengalami dilakukan sendiri oleh ibu bayi.
peningkatan berat badan yang lebih besar (47%) serta
mempunyai masa rawatan lebih pendek berkisar DAFTAR PUSTAKA
antara 3-6 hari lebih cepat keluar dari rumah sakit Andini, M. (2014). Pengaruh pijat bayi terhadap
dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga perkembangan neonatus. Skripsi. PSIK UR.
dapat menghemat biaya 10.000 dolar Amerika per Tidak Dipublikasikan.
bayi (Field TM, 2004). Bennet, F. C., Guralnick, M. J. (1991). Effectiveness
of developmental intervention in the first five
PENUTUP years of Life. Pediatrics clinics of north america-
Kesimpulan vol 38. Diperoleh tanggal 22 Juli 2015dari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemijatan http://depts.washington.edu/chdd/guralnick/
yang dilakukan di ruang Perinatologi selama 11 hari pdfs/Bennett_Guralnick_Effectiveness_of_
pemijatan yang dilakukan sebanyak 2 kali sehari Developmental_Intervention-DevBeh-1991.pdf
yang dikombinasikan dengan pemberian posisi yaitu Cahyani, TP & Sulastri (2010).Hubungan
nesting dengan menggunakan fikasi didapatkan karakteristik ibu bersalin dengan kejadian
bahwa terdapat peningkatan berat badan bayi yang bayi berat lahir rendah di rumah sakit umum
mendapatkan kalori yang sama selama pemijatan. DR. Soediran Wonogiri.Yogyakarta: Universitas
Hasil pengamatan yang dirasakan oleh perawat Muhammadiah Surakarta
ruangan Perinatologi setelah dilakukan pemijatan Chapman, V. (2006). Asuhan kebidanan persalinan
terhadap tidur terjaga neonatus yaitu lebih cepat dan kelahiran. Jakarta: EGC.
tertidur dan bangun lebih lama dari neonatus yang Daniati, M. (2010). Pengaruh pijat bayi terhadap
tidak dipijat, dan neonatus tampak lebih tenang dan peningkatan berat badan neonatus. Skripsi.
nyaman saat tertidur. Hasil dari studi kasus ini dapat PSIK UR. Tidak dipublikasikan.
dijadikan terapi untuk membantu meningkatkan Field, T. M. (2004). Touch and massage in early
berat badan dan kenyamanan bayi BBLR. child development. USA: Johnson & Johnson
Pediatric Institute.
Saran Guyton, AC, Hall, JE. (2006). Fisiologi kedokteran.
1. Pelayanan Keperawatan Alih bahasa: Setiawan I, Tengadi LMAKA,
Sosialisasi cara pemijatan neonatus yang tepat Santoso A. Jakarta: EGC.
dan benar serta penggunaan nesting yang benar Guyton, AC. (2012). Fisiologi kedokteran. Alih
sehingga bermanfaat bagi bayi perlu dilakukan. bahasa: Andrianto.P. Ed.3. Jakarta: EGC.
Pihak pemberi pelayanan kesehatan juga perlu Hayati. (2012). Efektifitas pijat bayi terhadap
mengadakan pelatihan secara berkala tentang pijat kuantitas tidur pada bayi umur 3-6 bulan.
bayi sehingga setiap perawat menyadari pentingnya Skripsi. PSIK UR. Tidak dipublikasikan.
pemijatan bayi BBLR.

7
Tri Sasmi Irva, Oswati Hasanah, Rumina Ginting, Studi Kasus: Pengaruh Posisi Dan Pijat Bayi Dapat Meningkatkan
Berat Badan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruang Perinatologi Rsud Arifin Achmad Propinsi Riau

Hernandez-Reif, M., Diego, M., Field, T. (2007). Mochtar, R. (2008). Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC.
Preterm infants show reduced stress behaviors Nasar, S.S. (2004). Tata laksana nutrisi pada bayi
and activity after 5 days of massage therapy. berat lahir rendah. Sari Pediatri. Diperoleh pada
Infant behav dev, 30(24): 557-561. Diperoleh tanggal 27 Juli 2015.
tanggal 25 Juli 2015 dari http://www.ncbi. Panduan Pengelolaan Persalinan Preterm Nasional.
nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2254497/pdf/ (2011). Jakarta: Himpunan Kedokteran
nihms33982.pdf. Fetomaternal POGI.
Irva, T.S. (2014). Pengaruh terapi pijat terhadap Priya, G. S.K., & Biljani, J. (2005). Low cost
peningkatan berat badan bayi. Skripsi. PSIK positioning device for nesting preterm and low
UR. Tidak Dipublikasikan. birth weight neonates. Pratical On Call Child
Kristanto, H. (2008). Pengaruh terapi sentuh Health Care, 5. Diperoleh pada tanggal 26
terhadap antropometri pada bayi diwilayah Juli 2015 di http://www.pediatriconcall.com/
kerja Puskesmas Pesantren I Kediri. Diperoleh fordoctor/conference.
tanggal 25 Juli 2015 dari http://eprints.uns. Saifuddin, A.B., 2006, Pelayanan Kesehatan
ac.id/10539/1/78721807200903211.pdf. Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
Kenner, C., & McGrath, J.M. (2004). Developmental Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
care of newborn & infant: A guid for health Sari, D. A. (2013). Pengaruh pijat bayi baru lahir
professionals. St. Louis: Mosby. terhadap bounding attachment. Skripsi. PSIK
Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., UR. Tidak dipublikasikan.
& Usman, A. (2010). Buku ajar neonatologi. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep keperawatan
Jakarta: Ikatan Dokter anak Indonesia. anak. Jakarta: EGCidyastuti, D & Widyani, R.
Lee, H. K. (2005). The effect of infant massage (2009). Panduan perkembangan anak 0-1 tahun.
on weight gain, physiological and behavioral Jakarta: Puspa Swara.
responses in premature infants. Journal of Symington, A., & Pinelli, J. Developmental care
korean academy nursing, vol. 35, 1451-1460. for promoting development and preventing
Diperoleh tanggal 22 Juli 2015 darihttp://www. morbidity in preterm infants. Diperoleh pada
kan.or.kr/new/kor/sub3/filedata/200508/1451. tanggal 27 Juli 2015 dari http://www.ncbi.nlm.
pdf nih.gov/pubmed/16625548?dopt=Abstract.
Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). At a galance: Toney, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing
Neonatologi. Jakarta: Erlangga. theory. Missauri: Mosby. Inc.
Ludwig, S., Steichen, J., Khoury, J., and Kreig, Wong, Hockenberry, Wilson, Perry., & Lowdermilk.
P. (2008). Quality improvement analysis of (2003). Maternal child nursing care. (3rded).
developmental care in infants less than 1500 Missouri: Mosby Elsevier.
grams at birth. Diperoleh pada tanggal 27 Juli Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D.,
2015 dari http://www.nainr.com/article/S1527- Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008).
3369%2808%2900038-X/fulltext. Buku ajar keperawatan anak. Vol. 1. (ed
Maguire, C.M., Zwieten, P.H., Le Cessie, S., 6).(A. Sutarna, N. Juniarti & H.Y Kuncara,
Wit, J.M., & Veen, S. (2008). Effect of basic Penerjemah.). Jakarta: EGC.
developmental care on neonatal morbidity,
neoromotor development, and growth at term
age of infant who where born at <32 weeks,
Pediatrics. 121, 239-254, diunduh pada tanggal
25 Juli 2015 dari www.pediatrics.org.

8
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BBLR


DI RSUD DR DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA

Riny Natalina1)
1
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Jl. G. Obos No. 30/32
Palangka Raya 73112

e-mail: riny.logos@gmail.com

Abstracs
Low birth weight babies (LBW) are one of the major public health problems in newborns that affect
newborns with many health problems, such as hypoglycemia, hypothermia, mental, physical retardation,
and neurodevelopmental problems. As a result, the risk of death is high in LBW infants. This research to
determine the effect of infant massage on weight gain in LBW infants. Methode research is a quantitative
study using the Quasy Experiment method with pre-test and post-test control group design. Based on the
results of the bivariate analysis it was found that weight gain occurred in both intervention groups with
massage and control groups without massage. However, the average increase for the intervention group
was higher than the average increase in the control group without massage. During a multivariate analysis
using logistic regression it was also found that massage therapy was shown to significantly increase the
weight gain of low birth weight infants (LBW) significantly. The conclusion is a significant effect
between massage therapy, gestational age and history of complications during pregnancy with LBW
weight gain.

Keywords: Baby massage, gestational age, pregnancy complications and Low Birth Weight.

Abstrak
Bayi Berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat utama pada bayi baru
lahir yang mempengaruhi bayi baru lahir dengan banyak gangguan kesehatan, seperti hipoglikemia,
hipotermia, keterbelakangan mental, fisik, dan masalah perkembangan saraf. Akibatnya, risiko kematian
tinggi pada bayi BBLR. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan
berat badan bayi BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode Quasy
Eksperiment dengan pre test dan post test control group design. Berdasarkan hasil analisis bivariat
ditemukan bahwa kenaikan berat terjadi pada kedua kelompok intervensi dengan pemijatan dan kelompok
kontrol tanpa pemijatan. Akan tetapi, kenaikan rata-rata untuk kelompok intervensi lebih tinggi
dibandingkan dengan kenaikan berat badan rata-rata kelompok kontrol tanpa pemijatan. Pada saat
dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik juga ditemukan bahwa terapi pijat
terbukti meningkatkan kenaikan berat badan bayi berat lahir rendah (BBLR) secara signifikan.
Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh yang bermakna antara terapi pijat, umur kehamilan
dan riwayat komplikasi selama kehamilan dengan kenaikan berat badan BBLR.

Kata Kunci : Pijat bayi, umur kehamilan, komplikasi kehamilan dan BBLR.

PENDAHULUAN seperti hipoglikemia, hipotermia,


Bayi Berat lahir rendah (BBLR) keterbelakangan mental, fisik, dan
adalah salah satu masalah kesehatan masalah perkembangan saraf.
masyarakat utama pada bayi baru lahir Akibatnya, risiko kematian tinggi pada
yang mempengaruhi bayi baru lahir bayi BBLR. (Yakubu et al, 2018).
dengan banyak gangguan kesehatan, Menurut estimasi WHO 2014, 4,53%

51
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

dari total kematian di Ethiopia stadium lanjut dan memiliki jumlah


disebabkan oleh BBLR. Secara global, CD4 yang lebih rendah lebih mungkin
15 hingga 20% bayi baru lahir adalah mengalami penurunan berat badan di
BBLR; 13% di Afrika sub-Sahara dan bawah berat lahir normal. Demikian
15,9% di sepuluh negara berkembang pula, di Ethiopia, strategi yang
(Armenia, Kamboja, Kolombia, direkomendasikan secara global telah
Indonesia, Yordania, Nepal, Pakistan, diterapkan. Berbagai penelitian
Tanzania, Uganda, dan Zimbabwe) dilakukan untuk memperkirakan
(Tefera et al, 2018). Sebagai akibatnya, prevalensi BBLR di negara ini. Namun,
BBLR melakukan beban luar biasa pada prevalensi BBLR berkisar antara 8%
sistem politik, sosial, ekonomi, dan hingga 55,9 yang menunjukkan variasi
kesehatan baik di negara berkembang besar di berbagai pengaturan geografis
maupun negara maju. Oleh karena itu, dan periode waktu yang berbeda. Selain
pada akhir 2025, Badan Kesehatan itu, tidak ada data yang dikumpulkan
Dunia menetapkan target kebijakan secara nasional tentang BBLR di
untuk mengurangi BBLR sebesar 30%. Ethiopia (Gizaw et al, 2018).
(Nazari et al, 2018) Banyak faktor yang
Strategi telah diterapkan untuk mempengaruhi kejadian bayi lahir
mengurangi bayi baru lahir dengan berat dengan berat lahir rendah (BBLR)
lahir di bawah normal dengan sehingga diperlukan banyak telaah
memberikan penekanan pada paket literatur untuk menganalisis faktor
perawatan yang diberikan pada periode risiko yang akan meningkatkan kejadian.
prenatal, ante-natal, intra-natal, dan Terdapat 4 faktor yang dapat
pasca-natal. Terlepas dari strategi meningkatkan kejadian BBLR meliputi
pencegahan ini, banyak penelitian faktor ibu, faktor janin, faktor
dalam pengaturan dunia yang berbeda lingkungan dan faktor lingkungan
mengungkapkan faktor yang (Pizon et al, 2015; Abukari et al 2015;
berkontribusi pada BBLR sebagai ibu, Asmare et al, 2018). Sedangkan di Kota
prenatal persalinan dan neonatal, Palangka Raya tercatat kasus bayi
cacing dan parasit. Faktor terkait. Selain dengan berat lahir rendah tahun 2015
itu, perempuan hamil yang HIV-positif sebanyak 25 orang (0,5%). Kondisi bayi
yang berada pada stadium AIDS WHO berat lahir rendah dikarenakan kelahiran

52
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

I →O1→Pijat
sebelum usia kehamilan 37 minggu atau Bayi →O2
bayi prematur. Selain itu bayi dengan P S
kelahiran cukup bulan, tetapi K →O1→Pijat
Bayi →O2
mempunyai berat badan kurang dari
2.500 gram (Dinkes Kota P.Raya, 2015) Keterangan:
Di Indonesia pijat adalah metode P = Populasi
penyembuhan yang sangat akrab bagi S = Sampel
masyarakat. Pelaksanaan pijat bayi di I = kelompok perlakuan
masyarakat desa masih dipegang K = kelompok kontrol
peranannya oleh dukun bayi. Pijat bayi 01= pre test bb bayi
dapat dilakukan pada bayi yang sakit 02=post test bb bayi
begitu juga pada bayi yang sehat atau
dilakukan sebagai rutinitas setelah bayi HASIL DAN PEMBAHASAN
lahir. Belakangan ini para ahli medis A. HASIL PENELITIAN
mulai memperhatikan manfaat pijat bayi 1. Karakteristik Sampel
yang ditinjau dari bidang kedokteran Penelitian
(Aminarti, 2013) Penelitian ini dilakukan
METODE PENELITIAN pada bayi dengan BBLR di
Penelitian ini merupakan penelitian Ruang Periantologi RSUD dr.
kuantitatif menggunakan metode Quasy Doris Sylvanus Palangka Raya
Eksperiment dengan pre test dan post dengan jumlah sampel sebanyak
test control group design 59 sampel bayi BBLR. Berikut
karakteristik sampel penelitian :

Tabel 1 . Gambaran Karakteristik Responden


Variabel Frekuensi %
Pijat Bayi
▪ Ya 29 49,2
▪ Tidak 30 50,8
Jenis Kelamin
▪ Laki-laki 27 45,8
▪ Perempuan 32 54,2
Usia Kehamilan
▪ <37 minggu 18 30,5
▪ 37 minggu 41 69,5
Jenis nutrisi

53
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

▪ ASI Eksklusif 59 100


Komplikasi dan penyulit kehamilan
▪ Ya
▪ Tidak 17 28,8
42 71,2
Sumber : Data Primer, 2018

2. Berat Badan Bayi Sebelum berat badan bayi. Berikut data berat
dan Sesudah Pijat Bayi badan bayi sebelum dan sesudah
Terapi pijat bayi diberikan selama 4 diberikan terapi pijat bayi :
minggu dan diamati perkembangan

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
Ya Tidak

BB Pre BB Post

Gambar 1 Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah Terapi Pijat

Berdasarkan pada gambar diatas sebesar 2819 ± 279.8 gram.


dijelaskan bahwa pada Sedangkan pada kelompok bayi
kelompok bayi BBLR yang BBLR yang tidak diberikan
diberikan terapi pijat, sebelum terapi pijat, rata-rata berat badan
diberikan terapi, rata-rata berat bayi sebesar 2091.7 ± 277.9
badan bayi adalah sebesar 2119 gram. Setelah 4 minggu
± 222.2 gram. Setelah diberikan pengamatan, berat badan bayi
terapi pijat bayi, terjadi meningkat menjadi 2581.7 ± 318
peningkatan berat badan bayi gram. Secara deskriptif

54
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

ditunjukkan bahwa pada kedua Untuk mengetahui pengaruh


kelompok baik kelompok bayi pemberian terapi pijat bayi
yang diberikan terapi pijat terhadap peningkatan berat
maupun kelompok yang tidak badan bayi BBLR, dilakukan
diberikan terapi pijat, terjadi pengujian dengan menggunakan
peningkatan berat badan bayi. uji t independen, yakni
3. Analisis Bivariat membandingkan peningkatan
Berdasarkan pada hasil analisis berat badan bayi pada kedua
sebelumnya, secara deskriptif kelompok tersebut. Berikut hasil
ditunjukkan bahwa terjadi perbandingan peningkatan berat
peningkatan berat badan bayi badan bayi antara kelompok
baik pada kelompok terapi pijat terapi pijat dengan kelompok
maupun kelompok kontrol. kontrol :
Tabel 2. Hasil Perbandingan Peningkatan Berat Badan Bayi
Rata-rata Kenaikan BB
Kelompok (gram) t-statistic p-value
Terapi Pijat 700 ± 130.2
7.116 0.000
Kontrol 490 ± 94.1
Sumber: Data primer, 2019.
Berdasarkan pada hasil signifikan rata-rata peningkatan
analisis pada Tabel 2 diatas berat badan bayi antara
menunjukkan bahwa rata-rata kelompok terapi pijat dengan
peningkatan berat badan bayi kelompok kontrol, dimana rata-
pada kelompok terapi pijat rata peningkatan berat badan
adalah sebesar 700 ± 130.2 gram bayi pada kelompok terapi pijat
dan pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok
sebesar 490 ± 94.1. Dengan kontrol. Dari pengujian ini, telah
menggunakan uji t independen, terbukti secara empirik bahwa
didapatkan t-statistic sebesar pemberian terapi pijat bayi
7.116 dengan p-value sebesar memberikan pengaruh yang
0.000. Nilai p-value kurang dari signifikan terhadap peningkatan
0.05 (p<0.05) menunjukkan berat badan pada bayi BBLR.
bahwa terdapat perbedaan

55
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

Tabel 3. Uji T Test untuk Kenaikan Berat Badan berdasarkan Mean


Difference
Test value=0
Sig.(2- Mean 95% CI
t df tailed) Difference Lower Upper
Kenaikan_Berat 29.516 58 0.000 593.220 552.99 633.45
Sumber: Data Primer, 2019.
Berdasarkan data diatas pijat dan tidak dilakukan pijat
Perbedaan Mean untuk kenaikan adalah 593,220.
berat badan bayi yang dilakukan
Tabel 4. Analisis Bivariat yang mempengaruhi kenaikan berat badan pada
bayi BBLR
Variabel Kenaikan BB
<Mean Mean RR 95% CI P
value
Pijat bayi
▪ Ya 04 25 (86,2)
▪ Tidak (13,8) 08 (26,7) 3,233 1,755 5,956 0,058
22
(73,3)
Usia Kehamilan
▪ <37 mgg 9 (52,9) 08(47,1) 1,654 0,532 5,144 0,059
▪ 37 mgg 17 25 (59,5)
(40,5)
Jenis Kelamin
▪ Laki-laki 10 17 (63,0)
▪ Perempuan (37,0) 16 (50,0) 0,588 0,207 1,671 0,998
16
(50,0)
Komplikasi
Kehamilan
▪ Ya 10 07 (41,2) 2,321 0,736 7,326 0,045
▪ Tidak (58,8) 26 (55,9)
16
(38,1)
Sumber : Data Primer, 2019
badan BBLR adalah terapi pijat
Berdasarkan tabel 4 diatas, dengan nilai RR=3,233 dimana
terlihat bahwa variabel yang dapat dinyatakan bahwa bayi
mempengaruhi berat badan yang diberlakukan terapi pijat

56
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

mengalami kenaikan berat badan dilahirkan pada usia kehamilan


yang signifikan 3,2 kali 37 minggu dan bayi yang
dibandingkan bayi yang tidak dilahirkan tanpa komplikasi
dilakukan terapi pijat, usia kehamilan akan berpengaruh
kehamilan juga berpengaruh 2,31 kali mengalami kenaikan
dimana bayi yang dilahirkan berat badan dibandingkan
pada usia kehamilan <37 minggu dengan bayi yang dilahirkan
akan mengalami kenaikan berat dengan komplikasi kehamilan.
badan yang signifikan 1,654 kali 4. Analisis Multivariat
dibandingkan dengan bayi yang
Tabel 5 Analisis Regresi Logistik
Variabel B SE Wald df Sig Exp(B 95%CI
Pijat bayi -2,888 0,724 15,934 1 0,000 0,056 0,013-0,230
Umur 1,117 0,825 1,832 1 0,176 3,055 0,606-15,399
Kehamilan
Jenis_Kelamin 0,743 0,702 1,119 1 0,290 0,476 0,120-1,884
Komplikasi- 0,991 0,811 1,491 1 0,130 0,130 0,549-13,212
kehamilan
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan analisis data (49.2) bayi BBLR yang
tabel 5, dapat dinyatakan bahwa diberikan terapi pijat pbayi.
variabel yang paling Sebanyak 30 (50.8%) bayi
berpengaruh terhadap kenaikan BBLR tidak diberikan terapi
berat badan BBLR adalah terapi pijat.
pijat bayi setelah dilakukan Pijat bayi biasa disebut
kontrol variabel lain yang dengan stimulasi touch. Pijat
mungkin berpengaruh. Dengan bayi dapat di artikan sebagai
nilai signifikan kurang dari 0,05 sentuhan komunikasi yang
(Sig 0,000). nyaman antara ibu dan bayi.
B. Pembahasan Pijat bayi sudah di kenal sejak
1. Pijat bayi berabad – abad yang lalu. Pada
Dari penelitian berbagai bangsa dan kebudayaan
dilakukan, sample yang dengan berbagai bentuk terapi
didapatkan sejumlah 59 bayi dan tujuan. Pijat bayi merupakan
dengan BBLR. Sebanyak 29 pengungkapan rasa kasih sayang

57
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

antara orang tua dengan anak bayi BBLR yang diberikan terapi
lewat sentuhan pada kulit yang pijat terjadi peningkatan berat
berdampak sangat luar biasa badan bayi sebesar 2819 ± 279.8
(Maharani, 2009). gram. Sedangkan pada kelompok
Pemijatan dimaksudkan bayi BBLR yang tidak diberikan
juga untuk melatih ibu agar lebih terapi pijat, berat badan bayi
totalitas dalam berinteraksi meningkat menjadi 2581.7 ± 318
dengan bayinya. Semakin sering gram.
ibu menyentuh bayi, akan Perubahan berat badan
membuatnya semakin yakin pada BBLR mencerminkan
akan peran sebagai seorang ibu. kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
Ibu akan merasa semakin dekat erat kaitannya dengan daya tahan
dengan bayinya karena frekuensi tubuh.Pada BBLR akan
kontak mata, kontak kulit dan kehilangan berat badan pada
komunikasi. Pemijatan oleh ibu minggu pertama kehidupannya
kepada bayinya memungkinkan sebesar 10-15%. Dan akan
tangan ibu meraba dan kembali lagi pada usia10-14 hari
menyentuh seluruh tubuh bayi. sebesar 25-30 gr per hari selama 3
Mata ibu pun akan seluruh bulan. Sedangkan pada BBLSR
bagian tubuh bayinya. Ibu yang akan kehilangan berat badan
sering memijat bayinya akan selama 7-10 hari kehidupannya
mengetahui kelainan yang sebesar 10-15%, akan kembali lagi
dialami bayi sedini mungkin pada usia10-14 hari (Vij dkk,
(Subakti dan Anggraeni, 2008). 2009).
ASI merupakan asupan
2. Berat Badan Bayi Sebelum dan untuk bayi di kehidupan 6 bulan
Sesudah Pijat Bayi pertamanya. Bayi yang diberikan
Hasil Penelitan pada ASI eksklusif umumnya memiliki
responden didapatkan bayi yang berat badan ideal. Kecuali juka
dilakukan pijat dan tidak bayi tersebut menderita suatu
dilakukan pijat sama-sama penyakit atau nutrisi ibu kurang.
mengalami kenaikan berat badan. Jika ibu memperoleh nutrisi yang

58
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

kurang dapat berdampak pada 0.000. Nilai p-value kurang dari


kualitas ASI. Kualitas ASI yang 0.05 (p<0.05). secara empirik
kurang ini akan mempengaruhi bahwa pemberian terapi pijat bayi
pertumbuhan dan perkembangan memberikan pengaruh yang
berat badan bayi. Akibatnya berat signifikan terhadap peningkatan
badan bayi kurang dari berat berat badan pada bayi BBLR.
badan ideal. Cara menambah bayi Hasil penelitian yang
sebenarnya sangat mudah yaitu dilakukan oleh Nugrohowati (2015)
memberikan ASI berkualitas dan menyatakan bahwa adanya
lebih sering (Kezy, 2017). ASI perubahan pada tumbuh kembang
mengandung whey (protein utama motorik kasar, motorik halus,
dari susu yang berbentuk cair) personal sosial dan bahasa sebelum
lebih banyak dari pada casein dan setelah pijat bayi, bayi dapat
(protein utama dari susu yang tidur lebih tenang, tidak rewel dan
berbentuk gumpalan) sehinga ASI nafsu makannya juga meningkat.
lebih mudah diserap tubuh bayi, Pemijatan berarti memperlancar
dan akan berpengaruh kepada peredaran darah. Salah satu zat
peningkatan berat badan bayi penting yang dibawa oleh darah
(Baskoro, 2008). adalah oksigen. Semakin baik aliran
7. Perbandingan Peningkatan Berat darah ke otak, semakin
Badan Bayi berkecukupan kebutuhan oksigen
Pada penelitian ini otak yang terpenuhi. pemijatan juga
menunjukkan bahwa terdapat mengefektifkan istirahat bayi. Bayi
perbedaan signifikan rata-rata yang tidur dengan efektif ketika
peningkatan berat badan bayi bangun akan membawa energi
antara kelompok terapi pijat cukup untuk beraktivitas. Dengan
dengan kelompok kontrol, dimana aktivitas yang optimal, bayi akan
rata-rata peningkatan berat badan cepat lapar sehingga nafsu
bayi pada kelompok terapi pijat makannya meningkat. Peningkatan
lebih tinggi daripada kelompok nafsu makan ini juga ditambah
kontrol. Hasil statistic dengan peningkatan akitivitas
menunjukkan p-value sebesar Nervus vagus/saraf pengembara

59
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

(sistem saraf otak yang bekerja dibanding yang tidak dipijat


untuk daerah leher ke bawah sampai sebanyak 23 neonatus.
dada dan rongga perut) dalam 3. Jenis Kelamin
menggerakan sel peristaltik untuk Hasil penelitian dari 59
mendorong makanan ke saluran sampel penelitian, sebanyak 27
pencernaan. Dengan demikian bayi responden (45.8%) bayi BBLR
lebih cepat lapar atau ingin makan berjenis kelamin laki-laki dan
karena pencernaannya semakin sebanyak 32 responden (54.2%)
lancar. Bayi yang nafsu makananya bayi BBLR berjenis kelamin
baik memerlukan isapan ASI ( Air perempuan. Secara deskriptif,
Susu Ibu) yang cukup banyak setiap ditunjukkan bahwa sebagian
hari. Pijat bayi berguna untuk besar bayi BBLR berjenis
meringankan ketidaknyamanan atau kelamin perempuan. Setelah
ketidaklancaran dalam pencernaan, dilakukan analisis bivariat tidak
gangguan perut (kolik), tekanan ditemukan adanya hubungan
emosi dan meningkatkan nafsu yang bermakna antara jenis
makan bayi, bila pijat bayi kelamin dengan kenaikan berat
dilakukan dengan baik dan benar badan bayi berat lahir rendah
(Subakti dan Anggraeni, 2008) (BBLR).
Penelitian yang Berdasarkan penelitian
dilakukan Oktafia (2010) Pramono, dkk (2008) , bayi yang
mendapatkan kesimpulan bahwa berjenis kelamin perempuan
pertumbuhan bayi akan lebih baik mempunyai risiko untuk
jika memijat bayi. Bahkan untuk terjadinya BBLR sebesar 1,32
bayi yang dipijat secara rutin, akan kali dibandingkan bayi laki-laki.
mengalami peningkatan berat badan Penelitian Pramono dan Paramita
hingga 47 % dibanding kan dengan (2013) mendapatkan hasil bahwa
bayi yang tidak dipijat. Penelitian bayi berjenis kelamin perempuan
Kumar et al 2013 pada 48 neoantus mempunyai resiko 1,41 kali
didapatkan hasil pada 25 neonatus dibandingkan berjenis kelamin
yang diberi pemijatan mengalami laki-laki untuk terjadi BBLR, hal
kenaikan berat badan lebih tinggi ini dikarenakan secara natural

60
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

untuk masa kehamilan yang usia kehamilan dengan kenaikan


sama, berat badan bayi wanita berat badan bayi berat lahir
lebih kecil dari bayi laki-laki rendah (BBLR). Dimana
sehingga memiliki risiko yang berdasarkan hasil analsis
lebih besar untuk BBLR. Oleh ditemukan bahwa bayi berat lahir
sebab itu perlu perhatian yang rendah (BBLR) yang lahir pada
lebih terhadap asupan gizi selama usia kehamilan aterm akan
kehamilan. mengalami kenaikan berat badan
Jenis kelamin tidak yang signifikan dibandingkan
secara spesifik mempengaruhi dengan bayi berat lahir rendah
kenaikan berat badan bayi BBLR, (BBLR) yang dilahirkan pada
akan tetapi apabila dilihat dari usia preterm.
peluang jenis kelamin perempuan Usia kehamilan
lebih besar mengalami BBLR merupakan istilah yang
maka diharapkan sebuah upaya digunakan selama masa
promotif yang lebih dalam kehamilan untuk menggambarkan
memperhatikan asupan gizi seberapa jauh perkembangan
selama hamil dan setelah bayi kehamilan tersebut dan diukur
dilahirkan. dalam satuan minggu, sejak hari
4. Usia kehamilan pertama siklus menstrual wanita
Dari 59 sampel hingga waktu tertentu (National
penelitian, sebanyak 17 (28,8 %) of Health, 2013). Pada masa
sampel memiliki usia kehamilan gestasi janin dalam rahim
< 37 minggu. Sebanyak 42 memerlukan nutrisi yang cukup
(71,2%) sampel memiliki usia untuk perkembangan (Abu-Saad
kehamilan ≥ 37 minggu. Secara dan Fraser, 2010). Klasifikasi
deskriptif, ditunjukkan bahwa bayi berdasarkan usia gestasi
sebagian besar sampel penelitian sebagai berikut (Hatfield, 2014) :
memiliki usia kehamilan ≥ 37 a) Preterm infant atau bayi
minggu. Setelah dilakukan premature, yaitu bayi yang lahir
analisis bivariat terdapat pada usia kehamilan tidak
hubungan yang bermakna antara mencapai 37 minggu; b) Term

61
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

Infant atau bayi cukup bulan pada ibu dengan usia kehamilan
(mature/aterm), yaitu bayi yang > 37 minggu.
dilahirkan pada umur kehamilan 5. Jenis nutrisi
37-42 minggu; c) Post Term Dari hasil penelitian
Infant atau bayi lebih bulan terhadap 59 sampel penelitian,
(posterm/postmature) yaitu bayi semua sampel penelitian diberikan
yang lahir pada usia kehamilan ASI secara eksklusif. Secara
sesudah 42 minggu. deskriptif, ditunjukkan bahwa
Penelitian Yuliva, 2009 pemenuhan nutrisi pada sampel
di RSUP DR. M. Djamil Padang bayi BBLR sudah terpenuhi
hasil penelitian ada hubungan dengan diberikan ASI eksklusif.
antara usia kehamilan dengan Tidak terdapat hubungan yang
berat lahir rendah. Semakin tua bermakna atau signifikan antara
usia kehamilan maka semakin pemenuhan nutrisi (jenis nutrisi)
berat bayi yang dilahirkan. Bayi yang diberikan dengan kenaikan
yang lahir dengan usia gestasi < berat badan bayi berat lahir rendah
37 minggu berpotensi kurang (BBLR).
sempurna pertumbuhan dan ASI Ekslusif adalah
perkembangannya sehingga perilaku dimana hanya
mempunyai pengaruh pada berat memberikan Air Susu Ibu (ASI)
badan bayi. Namun penelitian saja kepada bayi sampai umur 6
Jammeh, dkk (2011) hasilnya bulan tanpa makanan dan ataupun
berbeda, dimana bayi yang minuman lain kecuali sirup obat.
dilahirkan pada usia < 37 minggu ASI dalam jumlah cukup
tidak memberi pengaruh pada merupakan makanan terbaik pada
kejadian BBLR hal ini mungkin bayi dan dapat memenuhi
saja disebabkan komplikasi yang kebutuhan gizi bayi selama 6
dialami oleh ibu selama hamil bulan pertama. ASI merupakan
sehingga kejadian BBLR tidak makanan alamiah yang pertama
hanya pada usia kehamilan < 37 dan utama bagi bayi sehingga
minggu namun juga bisa terjadi dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal

62
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

Keadaan gizi anak pada sumber utama yang bisa


waktu lahir sangat dipengaruhi mencukupi gizi (Siregar, 2004)
oleh keadaan gizi semasa hamil. Menurut Adroeni dan
Ibu yang semasa hamilnya Hidayat (2011) menyatakan
menderita gangguan gizi selain bahwa jenis asupan nutrisi
akan melahirkan anak yang merupakan salah satu faktor luar
gizinya tidak baik, juga yang mempengaruhi kenaikan
kemungkinan dapat melahirkan berat badan bayi. Dimana
anak dengan berbagai kelainan terdapat hubungan timbal balik
dalam pertumbuhannya, atau antara bayi yang dilakukan pijat
mungkin anak akan lahir mati. akan meningkatkan produksi ASI
Sejak terjadinya pembuahan sehingga kecukupan nutrisi akan
terhadap sel telur dalam rahim mempengaruhi asupan ASI yang
ibu. Hanya makanan yang didapatkan oleh bayi dan dengan
memenuhi syarat gizi bagi anak keadaan seperti itu akan
dan bagi ibunya yang dapat membantu memningkatkan
membantu syarat gizi bagi wanita kenaikan berat badan bayi.
hamil dan pengaturan makanan 6. Komplikasi atau penyulit
anak yang sesuai merupakan Hasil penelitian ini yang
masalah pokok yang perlu dilakukan pada 59 sampel
dihayati oleh para ibu (Moehji, penelitian, selama masa
1992) . Menyusui adalah cara kehamilan, terdapat 17 (28.8%)
makan anak-anak yang sampel yang selama masa
tradisional dan ideal, yang kehamilan mengalami komplikasi
biasanya sanggup memenuhi dan penyulit. Sebanyak 42
kebutuhan gizi seseorang bayi (7102%) sampel tidak mengalami
untuk masa hidup empat sampai komplikasi dan penyulit selama
enam bulan pertama. Bahkan masa kehamilan. Secara
setelah diperkenankan bahan deskriptif, ditunjukkan bahwa
makanan tambahan yang utama, sebagian besar sampel penelitian
ASI masih tetap merupakan tidak mengalami komplikasi dan
penyulit selama masa kehamilan.

63
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

Brrdasarkan analisis bivariat Istilah yang banyak


ditemukan bahwa terdapat digunakan dengan bayi kecil
hubungan yang bermakna secara untuk masa kehamilan
signifikan antara kenaikan berat diantaranya pseudoprematuritas,
bayi berat lahir rendah (BBLR) dismaturitas, fetal malnutrisi,
dengan riwayat komplikasi/ chronic fetal distress. Small for
penyulit selama kehamilan. Gestational Age (SGA), dan Intra
Dimana dapat dinyatakan bahwa Uterin Grouth Retardation
bayi yang dilahirkan tanpa (IUGR) (Manuaba, 1998).
riwayat komplikasi akan Banyak faktor yang
mengalami kenaik berat badan menyebabkan bayi kecil masa
dibandingkan dengan riwayat kehamilan seperti bayi dengan
komplikasi. kelainan kongenital atau kelainan
Terdapat banyak faktor yang kromosom sering dikaitkan
mempengaruhi terjadinya dengan BBLR, Masalah plasenta
persalinan dengan BBLR yang dapat menghambat penyediaan
berasal dari faktor ibu, faktor oksigen dan nutrisi yang adekuat
janin, faktor plasenta. Faktor ibu pada janin, dan infeksi
meliputi umur, jumlah paritas, (Pastrakulijic, 2000).
penyakit kehamilan, gizi kurang Komplikasi atau penyulit
atau malnutrisi, trauma kelelahan, yang dialami oleh ibu selama
merokok, dan kehamilan yang kehamilan akan berdampak pada
tidak diinginkan, komplikasi peningkatan komplikasi selama
kehamilan. Komplikasi persalinan, salah satu diantaranya
kehamilan meliputi hamil dengan adalah kemungkinan bayi yang
hidramnion, hiperemesis dilahirkan mengalami berat lahir
gravidarum, perdarahan rendah, dan akan terlihat pada
antepartum (solusio plasenta dan kesehatan bayi setelah dilahirkan
plasenta previa), hipertensi, dan akan menimbulkan gejala sisa
preeklampsi/eklampsi. Faktor dari komplikasi yang dialami,
plasenta seperti penyakit sehingga akan berpengaruh pada
vaskuler, dan kehamilan ganda kenaikan berat badan bayi setelah

64
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

lahir (Adroeni dan Hidayat, weight in Nothern Ghana. PloS


One. 2015; 10(8):1-16
2011).
Abu-Saad K, Fraser D. 2010. Maternal
SIMPULAN nutrition and birth outcomes.
Terdapat pengaruh yang bermakna Epidemiol Rev. 32
antara terapi pijat yang dilakukan pada Adroeni, M dan Hidayat A. 2011.
bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan Pengrauh Pijat Bayi terhadap
Kenaikan Berat Badan Bayi Umur
kenaikan berat badan bayi BBLR. 0-3 bulan di BPS Saraswati Sleman
Faktor lain yang berpengrauh adalah Yogyakarta. Skripsi. Stikes Aisiyah
Yogyakarta.
umur kehamilan dan komplikasi selama
hamil. Faktor lain yang tidak Aminarti, (2013). Pijat dan Senam
untuk Bayi & Balita. Yogyakarta:
berpengaruh adalah jenis kelamin dan Briliant Books
jenis nutri yang diberikan.
Asmare H, berhan N, Berhanu M,
Alebel A. Determinants of low
UCAPAN TERIMA KASIH birth weight among nenates born in
Amhara Regional State Referral
Pada kesempatan ini penulis ingin Hospitals of Ethiopia: unmatched
mengucapkan terimakasih kepada case-contol. BMC Res Notes.
2018: 1-7
segenap pihak yang membantu dan
berkontribusi dalam penelitian ini Dewi, NN; Soetjiningsih dan
Prawirohartono. (2011). Effect of
meliputi : Direktur Poltekkkes Massage Stimulation on Weight
Kemenkes Palangka Raya dan Direktur Gain in Full Term Infant. Pediatr
Indones, Vol.n 51, No. 4 July 2011.
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka
Raya termasuk staff dan jajarannya Gizaw B, Gebremedhin S. Factors
associated with low birthweight in
(untuk kesempatan yang diberikan North Shewa zone. Central
dalam melakukan penelitian) dan Ethiopia:case control study.
2018;1-9
pasangan ibu dan bayi yang bersedia
menjadi responden penelitian ini serta Jammeh, A., dkk 2011. Maternal and
Obstetric Risk Factors Low Birth
tim enumerator yang membantu dalam Weight and Preterm Birth in Rural
proses pemijatan dan pengambilan data Gambia: a hospital-based of 1579
deliveries. Open Journal of
penelitian. Obstertic and Gynecology
DAFTAR PUSTAKA
Jing, Jin et al. (2007). Masage and
Abukari A, Kyanast-Wolf G, Jahn A. Motion Training For Growth and
Maternal determinants of birth

65
Mahakam Midwifery Journal, Vol 3, No. 1, November 2019 : 51-66

Development of Infant. Guangzhou: Demografi di Indonesia, Surabaya:


World J Pediatr. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem dan
Kumar J, Et all. 2013. Effect of Oil Kebijakan Kesehatan.
Massage on Growth in Preterm
Neonates Less than 1800 g: A Pramono MS., dan Paramita A. 2013.
Randomized Control Trial. The Risiko Pola Kejadian dan
Indian Journal of Pediatric Determinan Bayi Dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Maharani, (2009). Pijat dan Senam Indonesia : Pusat Penelitian dan
Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Pengembangan Sistem dan
Hati Kebijakan Kesehatan.

Nazari M, Zainiyah SYS, Lye MS, Profil Kesehatan Kota Palangka Raya
Zalilah MS, Heidarzardeh M. tahun 2015
Comparison of maternal
characteristics in low birth weight Sjahmien M,. 1992.Pemberian Asi
and normal birth weight infants. Ekslusif dan Faktor-Faktor Yang
East Mediterr Heal J. Mempengaruhinya Bagian Gizi
2018;19(9):775-81 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Nugraheni. (2013). Hubungan Tingkat Sumatera Utara. Ilmu Gizi,
pengetahuan dan Akses Informasi Bhratara, Jakarta.
Tentang Ibu tentang Pijat Bayi
dengan Perilaku Pijat Bayi Oleh Tefera MA, Belay GM, Endalamaw A,
Ibu di Desa Purwojati Kecamatan Ekubagewargies DT, Engeda EH.
Purwojati Kabupaten Banyumas. Low birth weight and its associated
Cakrawala Galuh. (Vols.II) (06) factors in Ethiopia: a systematic
review and meta-analysis. Ital J
Oktafia, W. 2010. Makalah Asuhan Pediatr. 2018;44(1):1-12
Kebidanan Neonatus, Bayi dan
Balita Pijat Bayi. Jombang: Vij, P., Dhikav, V.,Nalgikar., Saxena,
Cendikia Medika D., Karmakar, G., Ahluwalla, C.
(2009). Post graduate medical
Pizon-rondon AM, Gutierrez-pinzon V, entrance examinations. India:
Madrinan-navia H, Amin J Elsevier
Aguilera-otalvaro P, Hoyos-
martinez. A low birth weight and Yakubu I, Salisu WJ. Determinants of
prenatal care in Colombia: a cross adolescents pregnancy in sub-
sectional study. BMC Pregnancy Saharan Africa: A Systematic
Childbirth. 2015;1-7 review. Reprod Health. 2018; 15(1)

Pramono MS., Putro, G. dan Nantabah Yuliva, dkk.2009. hubungan Status


ZK. 2008. Risiko Terjadinya Berat Pekerjaan Ibu Dengan Berat Lahir
Bayi Lahir Rendah Menurut di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Determinan Sosial, Ekonomi dan Berita Kedokteran masyarakat

66
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X
Volume 11, No 1, Juni 2018, 15-19 W: https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM

Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi


Usia 0 – 3 Bulan

Effectiveness of Infant Massage on Weight Gain in Infants


Aged 0-3 Months

Dersy Elya1, , M. Ridwan2, Yetty Anggraeni2


1
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, Indonesia
2
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Tanjung karang, Indonesia

Corespondingauthor: iwansayad66@Gmail.com

Kata kunci: Abstrak


Pijat bayi, Latar Belakang: Penyakit reproduksi yang banyak diderita oleh wanita
Peningkatanberat badan Indonesia ialah mioma uteri. Jumlah kejadian penyakit ini di Indonesia
bayi, menempati urutan kedua setelah kanker servik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
Usia 0-3 bulan. untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian mioma
uteri di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro tahun 2016. Metode:Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 141
responden. Variabel independen penelitian adalah usia ibu dan paritas,
sedangkan variabel dependen, yaitu mioma uteri.Analisis data menggunakan
analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan usia ibu (p = 0,000) dan
paritas (p=0,000) dengan kejadian mioma uteri di Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro. Simpulan:Usia ibu dan paritas menjadi faktor yang meningkatkan
kejadian mioma uteri. Upaya pencegahan dan menurunkan kejadian mioma uteri
perlu ditingkatkan dengan melakukan deteksi dini pada perempuan dengan usia
dan paritas berisiko.
Keyword: Abstracts
Baby massage, Background: Increasing baby's growth and development can be done by
Baby weight gain, providing stimulation, such as massage. Baby massage is beneficial to increase
Aged 0-3 months. baby's weight. The monthly report of the Ganjar Agung Health Center in
January-March 2017 contains an average of 14.7% of babies who do not gain
weight. Purpose:The study aims to determine the effectiveness of infant massage
on weight gain in infants aged 0-3 months in the Ganjar Agung Metro Barat
Health Center in 2017.Methods:This study uses a pre-experimental design with
non-equivalent control group design. The intervention given is baby massage.
The research sample was all infants aged 0-3 months totaling 25 babies taken
by consecutive sampling technique. Data analysis using paired t test. Results:
The results showed a mean increase in baby's body weight after massage of 0.916
kg (SD 0.1214kg) and there was an effect of infant massage on weight gain in
infants aged 0-3 (p = 0.000).Conclusion:The conclusion of the study is that
infant massage can be one of the interventions to increase the baby's weight.
Efforts to socialize baby massage programmatically need to be improved as one
of the interventions to increase the growth (weight) of the baby.
Copyright © 2018 Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. All rights reserved.

15
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X

Pendahuluan
Salah satu masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui ialah mereka merasa berat badan
anaknya tidak naik-naik atau begitu-begitu saja. Masalah ini bisa muncul kapan saja selama periode
pemberian ASI. Ketika orang tua mengalami kondisi tersebut, biasanya mereka mengambil jalan pintas
dengan cara memberi makanan tambahan kepada anaknya seperti susu formula karena merasa bahwa
pemberian ASI yang ia lakukan tidak mampu meningkatkan berat badan anaknya. Berat badan lahir
merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada
dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir meliputi faktor lingkungan
internal yaitu umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamilan faktor
penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) (Manuaba, 2010).
Salah satu faktor dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah dengan
memberikan stimulasi (Narendra & Soetjiningsih, 2008). Pijat bayi memiliki banyak sekali manfaat
salah satunya adalah meningkatkan berat badan bayi, hal itu dikarenakan pada bayi yang dipijat akan
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih
baik itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat akan meningkat lebih banyak dari pada
yang tidak di pijat (Roesli, 2011).
Touch therapy atau massage (pemijatan) merupakan salah satu teknik yang mengombinasikan
manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bonding). Aktivitas pijat
menimbulkan suatu kontak antara anak dan orangtua. Anak akan merasa tenteram dan nyaman karena
dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan
dilakukan dengan memberi penghangat sehiggga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan
secara kejiwaan, hubungan anak dan orangtua bertambah intim (Pratyahara, 2012).
Pemijatan dapat mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi, yakni bayi-bayi
yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktor-faktor resiko yang dapat
mengganggu tumbuh kembangnya. Misalnya, berat lahir kurang dari 2000 gram. Pijat bayi dapat
digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan karena dalam pijat bayi terdapat unsur sentuhan berupa
kasih sayang, perhatian, suara, pandangan mata, gerakan dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang
perkembangan struktur dan fungsi sel-sel otak (Maharani, 2009).
Keuntungan pijat bayi adalah mampu menjalin kasih sayang dengan orang-orang terdekat yang
memijat, memacu sistem sirkulasi darah, jantung, pernafasan, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh
bayi dan anak, yaitu menurunkan adrenalin dan menaikkan corticosterois sehingga bayi akan tenang
dan kekebalan tubuhnya akan meningkat, melatih bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi stres, juga
mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturannya (Pratyahara, 2012).
Berdasarkan data yang didapatkan di Laporan bulanan Puskesmas Ganjar Agung bulan Juli -
Oktober 2016 didapatkan bahwa rerata bayi yang tidak naik berat badan sebesar 14,7%. Artikel ini dari
hasil penelitian yang bertujuan mengidentifikasi efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
pada bayi di wilayah Puskesmas Ganjar Agung Metro Barat Tahun 2016.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pra eksperiment, non
equivalen control group design. Rancangan penelitian digunakan untuk mengetahui peningkatan berat
badan bayi sesudah diberikan perlakuan pijat bayi yang dilakukan pada bulan April 2018. Populasi
penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-3 bulan berjumlah 67 bayi. Berdasarkan ketentuan besar
sampel sederhana dalam Sugiono (2010) jumlah sampel penelitian ini adalah 25 bayi (Sugiono, 2010).
Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sampel penelitian diseleksi dengan
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.Kriteria inklusi penelitian ini, yaitu bayi dengan berat badan

16
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X

>2500 gram dan bayi masih diberikan ASI eksklusif. Sedangkan, kriteria eksklusi penelitian terdiri atas
bayi demam dengan suhu tubuh > 37,5 dan bayi ada cacat bawaan.
Pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan intervensi menggunakan cara observasi dengan
menimbang berat badan bayi. Perlakuan atau intervensi kepada responden dengan memberikan
pemijatan pada bayi rutin setiap 3 hari sekali masing-masing 15 menit. Pemijatan dilakukan dengan
berkunjung ke rumah Responden. Pengukuran dilakukan setelah pemijatan bayi selama 1 bulan atau 30
hari. Pemijatan bayi dibantu oleh 2 enumerator yang sebelumnya telah diberikan pelatihan. Hasil
pengukuran dilakukan analisis data univarit menggunakan nilai mean (rerata). Sedangkan, analisis
bivarit menggunakan uji paired t dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 0,05.

Hasil
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi
Hasil penelitian pada tabel 1 memperlihatkan bahwa rerata berat badan bayi sebelum diberikan
pijat bayi diperoleh 4,4 kg dengan 95% CI: 4,11-4,85 dengan standar deviasi 0,8. Berat Badan Bayi
minimal 3,2 kg dan maksimal 6,4 kg. Estimasi interval dapat terlihat bahwa 95% CI rerata berat badan
bayi adalah diantara 4,1 – 4,8 kg. Sedangkan, setelah diberikan pijat 30 hari rerata berat badan bayi
sesudah diberikan pijat bayi diperoleh 5,4 kg, dengan 95% CI: 5,40-5,02 dengan standar deviasi 0,9.
Berat badan bayi minimal 4,0 kg dan maksimal7,4 kg. Estimasi interval menunjukkan bahwa 95% CI
rerata berat badan bayi adalah diantara 5,4 – 5,0 kg.

Rerata kenaikan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi
Tabel 1 memperlihatkan rerata selisih berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat
pada bayi adalah sebesar 0,916 kg dengan standar daviasi 0,12. Hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan
terdapat perbedaan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi atau terdapat efektifitas pijat
bayi terhadap peningkatan berat badan bayi (p = 0,000; α = 0,05).

Tabel 1.
Distribusi Rerata Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah IntervensiPijat Bayi
Berat Badan Bayi n Mean SD Minimal-Maksimal 95% CI
Sebelum diberikan Pijat Bayi 25 4,484 0,886 3,2 – 6,4 4,118 – 4,850
Sesudah diberikan Pijat Bayi 25 5,400 0,912 4,0 – 7,4 5,400 – 5,023

Tabel 2.
Rerata Kenaikan Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah Intervensi Pijat Bayi

Variabel n Mean SD SE P value


Berat Badan bayi
sesudah Intervensi 25 0,916 0,121 0,193 0,000

Pembahasan
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi
Pijat bayi merupakan aplikasi stimulasi sentuhan yang dapat merangsang perkembangan
struktur dan fungsi sel-sel otak dan meningkatkan berat badan (Maharani, 2009). Hasil penelitian ini
yang dilakukan terhadap 25 bayi usia 0-3 bulan menunjukkan peningkatan berat badan bayi setelah
diberikan pemijatan 30 hari. Rerata berat badan bayi sebelum diberikan perlakuan adalah sebesar 4,484
kg dan setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan dengan rerata berat badan bayi menjadi 5,400 kg
atau terjadi peningkatan rerata berat badan bayi 0,916 kg (SD0,1214) setelah diberikan pijat.

17
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X

Sentuhan merupakan salah satu jenis stimulasi. Jenis-jenis stimulasi dapat berupa stimulasi
visual, pendengaran, kinetik dan sentuhan. Stimulasi sentuhan yang selama ini diberikan masyarakat
kepada anaknya adalah dengan sentuhan atau pijat. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan
lahir pada akhir 6 bulan pertama (Irva & Hasanah, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field dan Scafidi tahun 1986 dan 1990,
menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur berat badan 1.280 gram dan 1.176 gram, yang dipijat 3 x
15 menit selama 10 hari mengalami berat badan per hari 20% sampai 47% lebih banyak dari yang tidak
dipijat (Roesli, 2011). Terjadinya perbedaan peningkatan berat badan yang lebih tinggi pada bayi,
karena pemijatan pada bayi merangsang saraf vagus, yaitu saraf kranialis kesepuluh yang sebagian besar
saraf simpatis, mensyarafi organ dalam termasuk saluran pencernaan, yang meningkatan enzim
penyerapan nutrisi dan insulin. Sehingga nutrisi bisa lebih banyak diserap, hal ini menyebabkan
peningkatan berat badan bayi akan lebih cepat.

Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi


Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 bayi usia 0 – 3 bulan menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang bermakan peningkatan rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan
pemijatan (p value 0,000). Rerata berat badan bayi sebelum diberikan perlakuan adalah sebesar 4,484
gram setelah diberikan perlakuan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,400 gram, atau rerata berat
badan bayi mengalami peningkatan sebesar 0,916 gram.
Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu tentang efektifitas pijat bayi
terhadap peningkatan berat badan bayi. Hasil penelitian yang dilakukan Field tahun 2002 bahwa terapi
pijat memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan
produksi air susu ibu (ASI) ( (Field, 2002). Penelitian oleh MuHartini dan Solechan tahun 2014 di SMC
RS Telogerojo dengan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan sebelum dan sesudah
diberikan pijat bayi. Hasil penelitian menunjukkan pijat bayi efektif untuk meningkatkan berat badan
bayi (Mutmainah, Hartini, & Achmad, 2016)
Pengamatan terhadap perubahan terhadap peningkatan berat badan 20 bayi prematur setelah
dapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20-47% perhari setelah dipijat 3 kali
15 menit selama 10 hari. Pada bayi usia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama enam
minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Pijat bayi
akan meningkatkan berat badan. Pemijatan merangsang aktivitas nervus vagus. Penelitian Field dan
Schanberg tahun 1996 yang dikutip oleh (Roesli, 2009) menunjukkan bahwa pijat bayi meningkatkan
tonus nervus vagus yang akan meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Meningkatnya
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin maka penyerapan nutrien akan lebih banyak. Hal ini yang
menyebabkan peningkatan berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak dari pada yang tidak
dipijat.
Pijat bayi sangat baik untuk perkembangan bayi. Pengalaman pijat bayi pertama yang dialami
bayi adalah saat dilahirkan, yaitu pada waktu bayi melalui jalan lahir si ibu. Proses kelahiran adalah
suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena bayi yang lahir harus meninggalkan rahim yang hangat,
aman, nyaman dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan gerak
tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan–sentuhan yang aman dan nyaman di sekelilingnya,
seperti halnya ketidak beradaan di dalam rahim (Pratyahara, 2012).
Pijat bayi memberikan manfaat yang sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik
maupun emosional. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang kurang bulan yang
mendapat pijatan 10 – 15 menit, 3 kali per hari mengalami kenaikan berat badan 20-47% perhari lebih
dari yang tidak dipijat. Penelitian terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang dipijat 15
menit, dua kali seminggu selama 6 minggu mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari

18
Efektifitas Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan
Dersy Elya, M. Ridwan, Yetty Anggraeni
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 11 (1) 2018. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN19779-469X

kelompok kontrol (Roesli, 2009). Pijat bayi pada dasarnya akan menciptakan bonding attachment dan
selain itu pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi.
Pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan risiko tinggi, yakni bayi-bayi
yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktor-faktor risiko yang dapat mengganggu
tumbuh kembangnya. Misalnya, berat lahir kurang dari 2.000 gram, tidak langsung menangis, biru,
kadar bilirubin tinggi, sering kejang, dan mengidap penyakit atau gangguan kesehatan lainnya (Narendra
& Soetjiningsih, 2008). Perlunya ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk melakukan pijat secara rutin yang
dapat bermanfaat untuk meningkatkan berat badan bayi secara optimal.

Simpulan dan saran


Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pijat bayi efektif untuk meningkatkan berat badan
bayi. Terdapat kenaikan berat badan bayi setelah diberikan pemijatan dengan rerata 0,916 kg. Bidan
puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan dapat mensosialisasikan dan melakukan pelatihan pijat
bayi secara terus menerus pada ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-3 bulan, agar pertumbuhan bayi dapat
secara optimal.

Referensi
Field, T, 2002. Preterm infant massage therapy studies: an American approach . Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ Doi.org/10.1053/siny.2002.0153 Copyright © 2002
Elsevier Science Ltd. All rights reserved.
Irva, T.S., Oswati, Rismadefi, H., Woferst. (2014). Pengaruh Terapi Pijat terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
2014. JOM PSIK. 1(2). 1-9.
Maharani, S. (2009). Pijat dan senam sehat untuk bayi. Yogjakarta: Katahati.
Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., & Manuaba, I.B.G., 2015. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mutmainah, M., Hartini, S., & Achmad, S. (2016). Efektivitas pijat bayi terhadap berat badan bayi usia 0-3 bulan
di SMC RS telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 8(2) 179-187.
Narendra M., Titi S., & Soetjiningsih., 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Pratyahara, D. (2012). Keajaiban terapi sentuh untuk bayi anda. Jakarta: PT Buku Kita.
Roesli, U., (2011). Pedoman pijat bayi. Jakarta: PT. Trubus Agriwidya.
Roseli, U., (2009).Pedoman pijat bayi. Jakarta: Penerbit Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Sugiono. (2010). Statistika Untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sunarsih, T. (2010). Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di BPS Saraswati
Sleman Yogyakarta. Retreived from Ejournal. respati.ac.id/ diperoleh tanggal 29 November 2014.

19
ISSN : 2656-9167

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP STABILITAS KENAIKAN


BERAT BADAN BBLR

Mariyani1
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta
Email : mariyani_stikesabnus@yahoo.co.id
Wiwik Winarsih2
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta

ABSTRAK
Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur
dan sesuai dengan tata cara dan tekni pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat ) bisa
memberikan efek positif secara fisik , antara lain kenaikan berat badan bayi.Selama ini
memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus menerus
.Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam
perkembangan mental, fisik , system sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Tujuan dilakukan
penelitian untuk mengetahui Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas kenaikan berat badan
BBLR bayi di Klinik Pratama HS Mangku Prawira. Metode penelitian yang digunakan
adalah quasi experiment,dengan menggunakan desain rancangan 0ne Group Pretest – Post
Test, dimana rancangan ini tidak ada kelompok pembanding control, tetapi paling tidak
sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan –
perubahan setelah dilakukan experiment.Penelitian menggunakan teknik sample total
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 1- 12 bulan di Klinik Pratama HS
Mangku Prawira. Analisa data menggunakan uji T dependent. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara stastitik antara pijat bayi dengan
kenaikan berat badan bayi umur 1- 12 bulan di KLINIK PRTAMA MANGKU PRAWIRA,
dengan uji statistik didapatkan nilai T= -9,872 dengan nilai signifikasi 0,000.Nilai P
tersebut kurang dari alpha 0,005.Artinya ada pengaruh pijat bayi dengan kenaikan berat
badan bayi. Bayi yang tidak di pijat mempunyai kenaikan berat badan lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dipijat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan
yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di KLINIK
PRATAMA MANGKU PRAWIRA.Berdasarkan hasil penelitian dapat diharapkan bidan
mampu memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pijat bayi dan manfaatnya kepada
orangtua yang mempunyai bayi,dan peneliti lebih mengembangakan penelitian tentang
manfaat pijat bayi yang lainnya.
Daftar Bacaan : 15 ( Tahun 2012 – 2016 )
Kata Kunci : Pijat Bayi, Kenaikan Berat Badan
merangsang kemampuan dasar anak 0-6
tahun agar berkembang secara optimal.
PENDAHULUAN Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin secara dini dan terus-menerus pada
Sejak hari pertama kelahirannya bayi
setiap kesempatan (Sulistyawati,2014)
sebenarnya sudah mulai melaksanakan
tugas perkembangannya. Stimulasi Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan
perkembangan anak adalah kegiatan terpopuler yang dikenal manusia . Pijat
29

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

bayi telah lama dilakukan hampir di daya tahan tubuh, terutama IgG dan IgM
seluruh dunia termasuk di Indonesia dan (Roesli, 2012)
diwariskan secara turun menurun
Dari data yang diambil di Klinik
(Aminati, 2013). Pijat bayi disebut juga Pratama HS Mangkuprawira tahun 2016
sevagai stimulus touch atau terapi ini terdapat 139 kelahiran bayi, dan
sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena jumlah kunjungan aktif bayi 0-12 bulan
melalui pijat bayi inilah terjadi sekitar 47 bayi. Berdasarkan studi
komunikasi yang nyaman dan aman pendahuluan yang dilakukan dengan
antara ibu dan buah hatinya (Riksani, cara wawancara kepada 17 ibu bayi
2012) tentang pijat bayi terdapat, 2 ibu bayi
yang mengerti dan mengetahui manfaat
Masalah dalam pelaksanaan pijat bayi tentang pijat bayi, 11 ibu yang
pada saat ini adalah masih adanya mengetahui manfaat pijat bayi tetapi
anggapan dari orangtua atau keluarga tidak tahu cara melakukannya, dan 4 ibu
yang mengganggap bahwa pijat bayi yang tidak mengetahui tentang pijat
bukanlah bentuk terapi sekaligus bayi.
alamiah bagi bayi yang bisa memberikan
banyak manfaat. Sementara sebagian Dari latar belakang diatas, peneliti
yang lain, mengganggap bahwa pijat tertarik untuk melakukan penelitian
bayi hanya dilakukan saat si kecil mengenai ” Pengaruh pijat bayi terhadap
mengalami sakit, seperti flu atau masuk stabilitas kenaikan berat badan BBLR
angin. Namun, sebenarnya teknik pijatan Bayi di Klinik Pratama HS
yang tepat dilakukan secara teratur Mangkuprawira Tahun 2017”.
kepada bayi dan balita bisa dila kukan
kapan pun dan baik juga dilakukan saat METODE PENELITIAN
si kecil dalam kondisi sehat. (Riksani,
Penelitian ini menggunakan metode
2012)
penelitian quasi experimen.Desain
Pijat bayi ini perlu diketahui oleh rancngan merupakan bentuk rancangan
seorang ibu karena dengan sentuhan dan yang digunakan dalam melakukan
pandangan mata antara orang tua dan prosedur penelitian (Hidayat
bayi pada saat pemijatan akan mampu 2011)Penelitian ini menggunakan
mengalirkan kekuatan jalinan kasih rancanganOne Group Pretest- Post
sayang antara keduanya yang merupakan Test.Dimana rancangan ini tidak ada
dasar komunikasi untuk menumpuk cinta kelompok pembanding(kontrol),tetapi
kasih secara timbal balik, mengurangi paling tidak sudah dilakukan observasi
kecemasan, meningkatkan kemampuan pertama(pretest) yang memungkinkan
fisik serta rasa percaya diri. (Aminati, menguji perubahan-perubahan setelah
2013). Pemijatan akan meningkatkan dilakukan eksperimen. Penelitian ini
aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu menggunakan teknik sampel total
meningkatkan kapasitas sel reseptor sampling.
yang berfungsi mengikat glucocorticoid
Penelitian dilaksanakan di Klinik
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses
Pratama HS Mangku Prawira Jakarta
ini akan menyebabkan terjadinya
pada bulan Maret – April 2017.
penurunan kadar hormon adrenalin
(hormon stress). Penurunan kadar Populasi dalam penelitian ini adalah
hormon stress ini akan meningkatkan seluruh ibu yang melakukan kunjungan
30

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

aktif bayi 1-12 bulan di Klinik Pratama Tabel 2 Distribusi Umur Bayi di
HS Mangkuprawira peneliti mengambil Klinik Pratama HS Mangkuprawira
sempel ibu yang melakukan kunjungan pada Bulan Maret – April 2017
aktif bayi umur 1-12 bulan di Klinik
Pratama HS Mangkuprawira, sampel
yang diambil adalah keseluruhan dari No Umur Jumlah Persentase
populasi yaitu 30 bayi.
1 1 Bulan 5 16,7
Cara Pengumpulan Data 2 2 Bulan 2 6,7
3 3 Bulan 6 20
Dalam pengumpulan data ini penelitian 4 4 Bulan 6 20
menggunakan data primer yaitu data 5 5 Bulan 4 13,3
yang diperoleh dari proses pengumpulan 6 6 Bulan 4 13,3
data yang dilakukan sendiri dari sumber 7 9 Bulan 1 3,3
8 12Bulan 2 6,7
datanya yaitu subyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini data primer Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner bahwa Responden penelitian lebih banyak
oleh responden. berada pada umur 3 dan 4 bulan dengan
HASIL PENELITIAN jumlah 6 bayi (20%). Sedangkan umur
bayi paling rendah adalah 1 Bulan dengan
1. Analisis Univariat jumlah 5 orang (16,7%) dan umur tertinggi
a. Jenis Kelamin adalah 12 bulan dengan jumlah 2 orang
(6,7%).
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis
Kelamin Bayi di Klinikn Pratama c. Analisis Bivariat
HS Mangkuprawira pada Bulan Tabel 3 Distribusi rata rata kenaikan
berat badan bayi antara sebelum dan
sesudah pijatan di Klinik Pratama HS
Mangkuprawira pada Bulan Maret –
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
April 2017

1 Laki laki 12 40 Nilai


Berat
2 Perempuan 18 60 Min- T Nilai
badan N Mean SD
Max (t- p
bayi
test)
Maret – April 2017 Sebelum 300- -
30 503,3 129,9 0,000
Pemijatan 800 9,872
Sesudah 400-
Berdasarkan tabel diatas dapat 30 956,7 219,1
diketahui bahwa jenis kelamin Pemijatan 1300
responden lebih banyak berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah
18 orang (60%) dan laki laki
sebanyak 12 orang (40%). Dari 30 subjek yang diamati terlihat bahwa
rata rata kenaikan berat badan bayi
b. Umur Bayi sebelum pemijatan adalah 503,3 gram dan

31

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

rata rata kenaikan berat badan bayi signifikan antara rata rata kenaikan berat
sesudah pemijatan adalah 956,7 gram. badan sebelum dan sesudah pemijatan.
Hasil uji statistik diddapatkan nilai T= -
9,872 dengan nilai signifikasi 0,000.Nilai Tabel 5 Distribusi rata rata kenaikan berat
p tersebut kurang dari alpha = 0,05, maka badan bayi antara sebelum dan sesudah
dapat disimpulkan terdapat perbedaan dengan pijatan Tidak sistematis di Klinik
yang signifikan antara rata-rata kenaikan Pratama HS Mangkuprawira pada Bulan
berat badan sebelum dan sesudah dipijat. Maret April 2017
Nilai
Berat
Min- T Nilai
badan N Mean SD
Tabel 4 Distribusi rata-rata kenaikan berat Max (t- p
bayi
test)
badan bayi antara sebelum dan sesudah
dengan pijatan sistematis di Klinik
Pratama Sebe 300- -
9 500,0 193,6 0,005
um 800 3,773
HS Mangkuprawira pada Bulan Maret – Pemijatan 500-
Sesu 900
April 2017 dah
9 744,4 150,9
Pemijatan

Min Nilai
Berat
Mea - T Nila
badan N SD
n Ma (t- i p
bayi
x test) Dari 9 subjek bayi yang dilakukan
pemijatan namun tidak secara sistematis
terlihat bahwa rata rata kenaikan berat
Sebelu 40
- badan bayi sebelum pemijatan adalah 500
m 2 504, 97, 0- 0,0 gram dan rata rata kenaikan berat badan
11,2
Pemijat 1 8 3 70 00 bayi sesudah pemijatan adalah 744,4 gram.
88
an 0 Hasil uji statistik didapatkan nilai p =
0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada
Sesuda 40
perbedaan yang signifikan antara rata rata
h 2 1047 177 0- kenaikan berat badan sebelum dan
Pemijat 1 ,6 ,8 13 sesudahpemijatan.
an 00
PEMBAHASAN
Bayi yang menjadi subyek penelitian di
Klinik Pratama Mangku Prawira berjumlah
Dari 21 subjek bayi dilakukan pemijatan 30 bayi. berdasarkan hasil penelitian pada
secara sistematis terlihat bahwa rata rata bulan Maret – April 2017 di Klinik Prtama
kenaikan berat badan bayi sebelum Mangku Prawira terdapat 21 bayi yang
pemijatan adalah 504,8 gram dan rata rata dipijat secara teratur dan sistematis
kenaikan berat badan bayi sesudah sebanyak 2 kali dalam 1 minggu dalam 1
pemijatan adalah 1047,6 gram. Hasil uji bulan ,sedangkan 9 bayi yang lain
statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti dilakukan pijat tetapi tidak sistematis.
pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang Sebagian bayi tersebut memiliki berat
antara 3000 -8000 gram.

32

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

Dan setelah dilakukan pemijatan secara dengan alasan bayi mendapatkan ASI
teratur dan sistematis dengan frekuensi 2 eksklusif.Sedangkan bayi yang di pijat
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan oleh cenderung mengalami kenaikan berat
para orangtua masing-masing didapatkan badan lebih banyak dikarenakan pemijatan
hasil bahwa sebagian besar bayi menyebabkan penyerapan makanan lebih
mengalami peningkatan berat badan baik,sehingga bayi cepat lapar dan sering
sebesar sama dengan atau lebih 1000 menyusu. Penelitian yang dilakukan oleh
gram. Prof.T.Field & Scafidi (1986 & 1990)
menunjukan bahwa pada 20 bayi
Sedangkan bayi yang dipijat 2 kali dalam premature ( berat badan 1.280 dan 1.176
1 minggu selama 1 bulan tetapi tidak gram ),yang di pijat 3x 15 menit selama 10
teratur dan sitematis mengalami hari,mengalami kenaikan berat badan per
peningkatan antara 700 – 900gram. Hal ini hari 20% - 47% lebih banyak dari yang
menunjukan bahwa bayi yang dipijat akan tidak di pijat.Penelitian pada bayi cukup
mengalami kenaikan berat badan, akan bulan yang berusia 1-3 bulan,yang di pijat
tetapi bayi yang dipijat teratur dan 15 menit,2 kali seminggu selama 6 minggu
sistematis akan mengalami kenaikan berat didapatkan kenaikan berat badan yang
badan lebih banyak dibandingkan bayi lebih dari control.
yang dipijat dengan tidak sistematis, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa antara Bayi yang di pijat mengalami peningkatan
pijat bayi dan kenaikan berat badan ada tonus Nervus Vagus (saraf otak 10), ini
hubungan yang signifikan. membuat kadar enzim pada penyerapan
gastrin dan insulin naik sehingga
Dari hasil uji t dependen ( berpasangan ) penyerapan makanan lebih
terlihat bahwa nilai signifikasi keabsahan baik.Penyerapan makanan yang lebih baik
sebesar 0,00. Keputusan uji statistik Ha akan menyebabkan bayi cepat lapar dan
diterima bila p < 0,005. Maka dapat karena itu lebih sering menyusu akibatnya
disimpulkan 0,00 < 0,05 ( nilai signifikasi produksi ASI meningkat lebih banyak dan
pada tabel kurang dari nilai signifikasi berat badan bayi naik (Roesli 2012).Pijatan
keputusan uji stastitik ) Artinya ada juga akan meningkatkan pertumbuhan dan
pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan perkembangan anak.Tahun 1989, Scanberg
berat badan bayi usia 1- 12 bulan di Klinik dari Duke Universty Medical School
Pratama Prawira di Jakarta Pusat melakukan penelitian pada bayi- bayi
tikus,pakar ini menemukan bahwa jika
Dari hasil penelitian dapat diketahui
hubungan taktil (jilatan-jilatan)ibu tikus ke
bahwa dari 30 responden, terdapat 21
bayinya terganggu menyebabkan
responden (90%) bayi yang dipijat secara
penurunan enzim ODC (ornithine
teratur dan sistematis dengan frekuensi 2
decarboxylase) yang menjadi petunjuk
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan dan
peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan
hanya sebagian kecil yaitu 9 responden (
dan penurunan pengeluaran hormon
10%) yang tidak mendapatkan pijat secara
pertumbuhan .Pengurangan sensasi taktil
teratur dan sistematis.
akan meningkatkan pengeluaran suatu
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Neurochemical beta-endorphine,yang akan
penelitian Astri Wahyuningsih .di Pondok mengurangi pembentukan hormon
Bersalin Balak Siaga Cawas Klaten (2012) pertumbuhan karena menurunan jumlah
didapatkan bahwa bayi yang tidak dipijat dan aktivitas ODC.
juga mengalami kenaikan berat badan
33

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

Selain hal tersebut diatas pemijtan akan Berdasarkan hasil penelitian tentang
meningkatkan aktivitas Neurotransmiter Pengaruh pijat bayi terhadap stabilitas
serotonin, yaitu meningkatnya sel reseptor kenaikan berat badan BBLR bayidi Klinik
yang berfungsi mengikat glucocoticoid Pratama HS Mangkuprawira pada bulan
(adrenalin,suatu hormon stress) proses ini Maret sampai April 2017, maka dapat
akan menyebabkan penurunan kadar disimpulkan sebagai berikut : Ada
hormon stress.Penurunan kadar hormon hubungan yang signifikan antara pijat bayi
stress akan meningkatkan daya tahan dengan kenaikan berat badan bayi di
tubuh. Klinik Pratama Mangku Prawira.Pada bayi
yang dipijat secara sistematis dan teratur
Pijat bayi juga akan mengubah gelombang dengan frekuensi 2 kali dalam 1 minggu
otak,perubahan terjadi dengan cara selama 1 bulan mengalami peningkatan
menurunkan gelombang Alpha dan berat badan lebih banyak di bandingkan
meningkatkan gelombang beta serta dengan bayi yang dipijat dengan tidak
tetha,yang membuat bayi tidur lelap dan sitematis. Pada bulan Maret – April 2017
meningkatkan kesiagaan. di Klinik Pratama Mangku Prawira
terdapat 30 bayi dipijat. Dari 30 bayi yang
Semua bayi bayi akan mengalami
dipijat terdapat 21 bayi yang dipijat secara
kenaikan berat badan, tetapi bayi yang di
sitematis dan teratur dengan frekuensi 2
pijat dengan sistematis dan teratur dengan
kali dalam 1 minggu selama 1 bulan
frekuensi 2-3 kali dalam 1 minggu selama
didapatkan bahwa semua bayi mengalami
1 bulan akan mengalami kenaikan berat
kenaikan berat badan sebanyak sama
badan yang lebih signifikan, hal ini
dengan atau lebih dari 1000
dikarenakan adanya teori Nervus Vagus.
gram.Sedangkan bayi yang dipijat tidak
sedangkan pada bayi yang tidak
dengan sistematis mengalami kenaikan
mengalami kenaikan berat badan bayi
antara 700- 900 gram.
secara signifikan dapat disebabkan karena
bayi tidak mendapatkan pijatan yang SARAN
sistematis dan teratur. Hal ini dapat
disebabkan karena bayi yang sudah Berdasarkan dari kesimpulan penelitian
bergerak terlalu aktif, ibu yang masih diatas , maka dapat diberikan saran sebagai
belum mengerti teknik pijat bayi dengan berikut :
benar dan ibu yang tidak bisa menyediakan
waktu secara rutin dan teratur untuk 1.Bagi Klinik Pratama Mangku Prawira
memijat.
Diharapkan bidan dapat memberikan
Dari hasil penelitian tersebut dapat pendidikan dan pelatihan tentang pijat bayi
disimpulkan bahwa pijat bayi sangat dan manfaatnya kepada para orangtua
mempengaruhi kenaikan berat badan bayi terutama yang memiliki bayi agar peran
sehingga diharapkan para tenaga kesehatan serta masyarakat dapat meningkat di
yang memiliki fasilitas pelayanan bidang kesehatan.
kesehatan dapat menyediakan fasilitas
2.Bagi Peneliti
pelayanan kesehatan yang berhubungan
dengan pemantauan tumbuh kembang bayi Penelitian dapat digunakan sebagai bahan
salah satu diantaranya fasilitas pelayanan acuan untuk mengembangkan penelitian
pijat bayi. lebih tentang manfaat pijat bayi yang
meliputi :meningkatkan
KESIMPULAN
pertumbuhan,meningkatkan kosentrasi dan
34

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


ISSN : 2656-9167

membuat bayi tidur lebih lelap, Riyanto,Agus. 2013. Metodologi


meningkatkan produksi ASI,membina Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.
ikatan kasih sayang. Yogyakarta
Karena dari semua manfaat pijat bayi Sabri luknis and Hastono Priyo Sutanto.
tersebut sangat mempengaruhi tumbuh 2014. Statistik Kesehatan. PT Raja
kembang bayi dan anak.
Grafindo Persada. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Subakti and Deri Rizky,2008. Keajaiban
Departemen Kesehatan RI. 2016. Buku Pijat Bayi dan Balita. Wahyu Media :
Kader Posyandu dalam Usaha Perbaikan
Gizi Jakarta.

Keluarga. Jakarta. Departemen Sulung,Neila dkk, 2015. Efektivitas


Kesehatan RI Massage Baby terhadap Peningkatan Berat

Hady,Abd.2014. Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 3 - 4 Bulan di BPS


Bayi terhadap Peningkatan Berat BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan
Badan di Wilayah Kerja
Puskesmas Weoe Kecamatan, Wewiku Bukittinggi. Menara Ilmu.
Kabupaten Vol.9(2): 219-224.

Belu. Jurnal Kesehatan.Vol.4(1): Sumini dkk. 2013. Pengaruh Pijat Bayi


114-118. terhadap Pertambahan Berat Badan Bayi di

Irva,tri dkk. 2014. Pengaruh Terapi Pijat Desa Kwangsen Kecamatan Jiwan
terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Kabupaten Madiun, Jurnal Kesehatan.

Jom PSIK. Vol.1(2): 1-9. Vol 2 (1) : 48 – 54.

Moersintowati, 2013. Kartu Menuju Sehat, Winarni,Sintia. 2012. Hubungan Antara


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan

Notoadmojo,S. 2012. Metodologi Bayi Umur 0 – 3 bulan di PONDOK


Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta. BERSALIN DESA BALAK SIAGA
Jakarta. CAWAS KLATEN, Jurnal Kesehatan. Vol
5 (2) : 57 – 62
Notoadmojo,S. 2014. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. PT.Rineka Cipta. Jakarta Zulaika, Desi. 2007. Pengaruh Pijat Bayi
terhadap Berat Badan Neonatus Dini di RB
Roesli,U.2012. Pedoman Pijat Bayi
Premature dan Bayi 0 – 3 Bulan, PT Sehat Ngargoyoso. Karya Tulis
Trubus Ilmiah, DIV Kebidanan Fakultas
Kedokteran.
Agriwidya. Jakarta.
UNS: Surakarta.
Roesli, U. 2014. Asi Ekslusif, PT Trubus
Agriwidya. Jakarta.

35

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 1 No. 1 Januari-Maret Tahun 2018


See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/300085373

The effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates

Article  in  Journal of Clinical Neonatology · January 2016


DOI: 10.4103/2249-4847.179900

CITATIONS READS
8 397

5 authors, including:

Mohsen Haghshenas Mojaveri Yahya Javadian


Babol University of Medical Sciences Babol University of Medical Sciences
39 PUBLICATIONS   249 CITATIONS    24 PUBLICATIONS   306 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The effect of massage on weight gain in very low birth weight neonates View project

serum c- reactive protein in asthma and its ability in predicting asthma control,a case - control study View project

All content following this page was uploaded by Yahya Javadian on 27 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


[Downloaded free from http://www.jcnonweb.com on Sunday, December 25, 2016, IP: 217.219.173.61]

Original Article ›››

The Effect of Massage on Weight Gain in Very Low Birth


Weight Neonates
Zahra Akbarian Rad, Mohsen Haghshenas, Yahya Javadian, Mahmoud Hajiahmadi, Fahimeh Kazemian1
Non‑Communicable Pediatric Diseases Research Center, Babol University of Medical Sciences, 1Department of Physiotherapy, Faculty of Medicine, Babol
University of Medical Sciences, Babol, Iran

ABSTRACT
Background: Achieving optimal weight is one of the factors that takes into consideration in the discharge of preterm infants from
the hospital. The aim of this study was to assess the effect of massage therapy on weight gain in very low birth weight neonates.
Methods: This study is a nonrandomized blocking clinical trial in Neonatal Intensive Care Unit. Forty neonates who had inclusion criteria,
were divided into two groups of case (n = 20) and control (n = 20). Both groups received standard care of preterm neonates. Additionally,
case group received the massage therapy 3 times daily for 15 min for each time at 7 days. During the study, the weight of neonates
was measured every day at 12 a.m. Results: Average weight of neonates between two groups had no statistically significant difference
until 4th day of study. However, this difference became significant after 4th day became more and most significant (P = 0.04, 0.02, 0.01
respectively). The mean duration of hospital stay in the massage group (34/1 days ± 7/5) was less than the control group (41/7 days ± 9/1)
significantly (P = 0.007). Conclusion: The massage therapy can promote weight gain in very low birth weight neonates and also leads to
earlier discharge.

Key words:
Massage, neonate, preterm, very low birth weight

INTRODUCTION the purpose of promoting health and well‑being.”[6] There


is generally a notion that massage improves circulation and
Preterm birth rate has increased over the past 20  years.[1] sooth the peripheral and central nervous system.[7] Infants
Today, there has been a considerable decline in neonatal who received massage also showed less clinical signs of
mortality due to advances in antenatal, obstetric, and stress and lower level of plasma cortisol concentration
neonatal care.[2] More attention has been devoted to than controls.[8] Massage of neonate can be performed
optimize the growth and development of premature infants. with a lubricant to reduce the friction between the surface.
[3]
The infant explores most of its world in the early months [5]
Trials on the effect of massage on growth in premature
by touching.[4] The touch in neonates can be active or passive infants have used either massage alone as a form of tactile
that passive touch can be delivered as a care touch (feeding, stimulation or massage with some type of vegetable oil.[9] It
changing diapers, handling, holding, kangaroo mother is not clear yet whether oil has any profit on the growth of
care (KMC), and examination of newborn) and massage.[5] preterm infants.[7] The present study was designed to test
Massage has been described as “a mechanical manipulation the effect of massage therapy on weight gain in very low
birth weight neonates during 7 days of massage compared
of body tissues with rhythmical pressure and stroking for
to standard care of very low birth weight neonates without
Address for correspondence: massage.
Miss. Fahimeh Kazemian,
Non‑Communicable Pediatric Diseases Research Center,
No 19, Amirkola Children’s Hospital, Amirkola, Babol,
METHODS
Mazandaran Province, 47317‑41151, Iran.
E‑mail: f.kazemian@mubabol.ac.ir This study is a nonrandomized blocking clinical trial in the

This is an open access article distributed under the terms of the Creative
Access this article online Commons Attribution‑NonCommercial‑ShareAlike 3.0 License, which allows
Quick Response Code: others to remix, tweak, and build upon the work non‑commercially, as long as the
Website: author is credited and the new creations are licensed under the identical terms.
www.jcnonweb.com
For reprints contact: reprints@medknow.com

DOI: How to cite this article: Rad ZA, Haghshenas M, Javadian Y,


10.4103/2249-4847.179900 Hajiahmadi M, Kazemian F. The effect of massage on weight gain
in very low birth weight neonates. J Clin Neonatol 2016;5:96-9.

96 © 2015 Journal of Clinical Neonatology | Published by Wolters Kluwer - Medknow


[Downloaded free from http://www.jcnonweb.com on Sunday, December 25, 2016, IP: 217.219.173.61]

Rad, et al.: Effect of massage on weight in neonates

Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of the level III hospital lasting approximately 10 s. These “bicycling‑like” movements
from October 2012 to November 2014. Inclusion criteria of the limbs occurred in the following sequence: (a) Right
were birth weight between 1000 and 1500 g, gestational arm,  (b) left arm,  (c) right leg,  (d) left leg, and  (e) both
age between 28 and 32 weeks, birth weight appropriate for legs synchronously. Infant was monitored continuously
their gestational age, gavage feeding, age between 10 and for heart rate, respiratory rate, and percutaneous oxygen
20  days, medical stabilization, and receive KMC. Calories saturation during massage by monitoring set (S1800‑made
intake and time or duration of KMC in two groups were in England). None of the neonates showed an adverse effect
equal. Infants with congenital anomalies, central nervous due to massage during the study.
system dysfunction, or medical conditions related to
immaturity (such as respiratory distress syndrome, apnea, The weight of neonate was measured every day (at 12 a.m.)
and hyperbilirubinemia), infant surgery, maternal history by digital balance  (Seca 334‑made in Germany) with a
of alcohol or illicit drug exposure, and syphilis or hepatitis standard deviation of ±5 g. Head circumference and length
B were excluded. Prior to recruitment, informed consent of neonates was measured at before and after of study.
was obtained from parents of eligible infants and attending Measuring and recording the data was carried out by one
physician. Forty neonates, who were selected for this study, nurse who was not aware of the purpose of our study.
were divided into two groups (20 massages and 20 controls). The homogeneity of the massage and control groups was
Infants were alternatively assigned in 10 blocks of four cases tested with independent t‑test and Chi‑square test, and
of control and massage. First neonate with the inclusion comparison of the weight gain between the two groups
criteria was randomly assigned to the control block. The was done using the repeated measurement test with  SPSS
study on any case started when intravenous therapy was version 21. Number of hospitalization days in NICU for all
discontinued and neonate had a condition of medical cases was calculated after discharging.
stabilization.
RESULTS
The Field’s protocol for massage was used but in our [10]

study, whereas the lymph flow in the body is from distal None of the 40 neonates who were enrolled in the study
to proximal,[11] the direction of massage only was done were excluded during the study. Demographic data of two
from distal to proximal. In massage group, the intervention groups are showed in Table 1. Two groups were matched in
was done 3  times/day for 15  min for each time during terms of confounding variables such as birth weight, weight
7 consecutive days.[12] The interval of any session of massage at enrollment, gestational age, age at enrollment, sex and
therapy was at least 4 h and it was done 1 h after feeding. Apgar score at 5 min of birth.
During the study, massage of all cases in the intervention
Results of our study demonstrated that average weight of
group was done by one special nurse who was trained by the
neonates between massage group and control group had
licensed physiotherapist.
no statistically significant difference until 4th  day of study
Each session of massage consisted of 5  min of tactile (P  >  0/05). However, this difference became significant
stimulation in a prone position, followed by 5  min of from 5th  day of the study and the following days became
kinesthetic stimulation in the supine position, and another more and more significant [Table 2]. Infants in the massage
5 min period of tactile stimulation again. The nurse warmed group compared to baseline had 11/3% overweight but this
and lubricated (with 1 cc olive oil) her hands before starting range in the control group was 7/7% that this difference
of massage and remained silent during intervention. During between two group was significant too  (P  =  0.000). The
tactile stimulation, the infant was placed under warmer set difference of head circumference and length between two
that regulated with infant body temperature in a prone groups was not statistically significant at the beginning and
position and was given moderate pressure stroking with end of study (P > 0.05). The mean duration of hospital stay
the flats of the fingers of both hands.   Five 1‑min intervals,
consisting of 12  5‑s periods of stroking,  were applied to Table 1: Demographic data of two groups
the following body regions: (a) From the top of the infant’s _
Parameter X±SD P
head, down the back of the head to the neck, (b) from the Massage group Control group
back of the neck across the shoulders, (c) from the buttocks Birth weight (g) 1299/5±137/8 1275/3±137/4 0/33
to the upper back, (d) simultaneously on both legs from the Weight at enrollment 1257/25±137/2 1211±125/3 0/16
feet to the hips, and  (e) both arms from the wrist to the Age at enrollment (days) 15/7±7/35 15/7±7/3 0/8
shoulders synchronously. Gestational age (weeks) 29/5±1/5 29/6±1/9 0/8
Apgar score (5 min) 8/6±0/9 8/65±1 0/8
For the kinesthetic phase, each of the five 1‑min segments Sex (male (%)) 40 35 0/7
consisted of six passive flexions and extension movements SD – Standard deviation

Journal of Clinical Neonatology | Vol. 5 | Issue 2 | April-June 2016 97


[Downloaded free from http://www.jcnonweb.com on Sunday, December 25, 2016, IP: 217.219.173.61]

Rad, et al.: Effect of massage on weight in neonates

mother, massage by nurses, and without massage  (control)


Table 2: Comparison of daily weight in two groups
that showed massage by mother or nurses increased weight in
during study
_ preterm infant with gestational age between 28 and 34 weeks
Days of study X±SD P
without reference to birth weight when compared to control
Massage Control
group.  Unlike our study, the massage was performed by
First day 1282/7±119/1 1219±124/7 0/1
several nurses in the second group and each massage session
Second day 1300±123/3 1233±122/4 0/09
was only 5 min in the intervention groups. A study in Iran
Third day 1321/7±127/5 1247/25±124/8 0/07
by Hosseinzadeh et  al.[16] presented that massage increases
Fourth day 1346±131/7 1263/75±130 0/054
Fifth day 1369/7±136/1 1282/75±130/5 0/04
the rate of weight gain in infants but infants who were
Sixth day 1394±132/4 1297/7±131/6 0/02
enrolled had weight of 2000 to 2500 g whereas our inclusion
Seventh day 1428±135/8 1312/7±135/5 0/01 criteria were weight of 1000 to 1499 g. In another study in
SD – Standard deviation America by Massaro et al.[3] on infants <33 weeks and birth
weight <1500 g, weight gain was significantly higher than the
in the massage group (34/1 days ± 7/5) was shorter than the control group infants who were 1000 and 1499 g (P < 0.05).
control group (41/7 days ± 9/1) for 7 days (P = 0.007). The In their study, massage had no effect on weight gain in
prevalence of retinopathy of prematurity requiring surgery infants <1000 g. Infants who received massage, duration of
at 1‑month-old in the control group was more than massage hospital stay did not show significant differences from the
group (45% vs. 20%) but this difference was not statistically control group in its study. The result of another study in
significant (P = 0.18). Iran to determine the effect of therapeutic touch on weight
premature infants was conducted by Keshavarz et  al.[17]
DISCUSSION showed a moderate pressure massage for 5 days (3 times a
day for 20 min) due to significant difference on weight gain
The present study demonstrates significantly more weight in preterm infants with birth weight of more than 1500  g
gain in the massage group compared to the control group between the intervention and control groups (P = 0.01). The
over  4  days of massage. In this study, massage therapy massage was done in right and left lateral positions in this
causes more weight gain in very low birth weight neonates study but we massaged the infants in supine and prone
after 5 days. Duration of each massage session was 15 min positions. Golchin et  al.[18] studied the effects of massage
for 3 times/day until 7 days and the distance between each on weight gain in infants with birth weights  <2500  g and
massage had at least 4 h in our study. In Massaro et al., Kumar the results showed that massage increases the speed of their
et al., Alizadeh et al. and Field’ studies that had results similar weight; the average birth weight of the massaged infants was
to our study about effect of massage on weight in preterm 1709 g whereas in our study, it was 1275 g. Field et al.[14] in a
neonates, the direction of massage was from proximal to study of 5‑day (15 min 3 times a day) demonstrated that the
distal,[3,7,13,14] but in this study, the direction of massage was massage increased the rate of weight gain in preterm infants
from distal to proximal. In our study, the massage began on was similar to the results obtained in the present study. As
an average of 15  days after birth. Additionally, all infants regards, the mean birth weight and weight gain entry to the
massage performed by one specific nurse. Neonates of the study were 1789 and 1292  g, respectively, whereas in our
intervention group were discharged from hospital earlier study those were 1275 and 1238 g, respectively.
than the control group for 7 days on average. Kumar et al.
[7]
found that massage therapy of premature infant increases Amini et al.[19] examined 10‑day massage effect on weight
the weight gain after 28  days of massage. In their study, gain in preterm infants and the results showed that weight
intervention group received the massage from the 1st day of gain was not significantly different between the two groups
birth until 28 days by mothers in hospital or after discharging at the end of the study, while like our study, intervention
at home. Alizadeh et al.[13] studied 44 infants with birth weight group was massaged commonly by a trained massage
of 1000 to 2500 g for 5 days and their study showed massage therapist. Age of enrollment in their study was 2 to 7 days
resulted in a significant difference in weight gain between after birth. Mendes and Procianoy conducted a study in
intervention and control groups (P = 0.001). Number of daily Brazil,[20] contrary to the results of this study showed that
massage in this study was similar to our study (3 times for massage therapy by mothers had no significant effect on the
15 min at each time) except that the distance between each increase in weight gain in infants <1500 g but the hospital
massage time was 2 h. In this study, infants who received stay in the intervention group was 7  days less than the
massage were discharged earlier from the hospital on an control group  (P  =  0.007).  Because of their result did not
average 12 days. Another study by Badiee et al.[15] used the show a significant effect of massage on weight gain, perhaps
massage (5 min 3 times a day for 5 days), similar to our study, the mothers cannot use moderate pressure during massage
resulted in increasing the rate of weight gain in preterm therapy because of their intense emotions about their small
infants. Their study included three groups of massage by baby. However, based on our idea the massage can be more

98 Journal of Clinical Neonatology | Vol. 5 | Issue 2 | April-June 2016


[Downloaded free from http://www.jcnonweb.com on Sunday, December 25, 2016, IP: 217.219.173.61]

Rad, et al.: Effect of massage on weight in neonates

effective if it was done by nurses or other trained ones. We 6. Weerapong P, Hume PA, Kolt GS. The mechanisms of massage and
effects on performance, muscle recovery and injury prevention.
propose to study the effect of massage by trained fathers on
Sports Med 2005;35:235‑56.
weight gain in preterm infants for future studies.
7. Kumar J, Upadhyay A, Dwivedi AK, Gothwal S, Jaiswal V, Aggarwal S.
Effect of oil massage on growth in preterm neonates less than 1800 g:
CONCLUSION A randomized control trial. Indian J Pediatr 2013;80:465‑9.
8. Procianoy  RS, Mendes  EW, Silveira  RC. Massage therapy improves
This study showed that the massage or deep tactile neurodevelopment outcome at two years corrected age for very low
stimulation can promote weight gain in hospitalized, very birth weight infants. Early Hum Dev 2010;86:7‑11.
low birth weight infants in the NICU. Infant massage that 9. Arora  J, Kumar  A, Ramji  S. Effect of oil massage on growth and
has also led to earlier discharge and reduced hospital costs neurobehavior in very low birth weight preterm neonates. Indian
Pediatr 2005;42:1092‑100.
will follow. As one of the measures of the quality of nursing
10. Dieter JN, Field T, Hernandez‑Reif M, Emory EK, Redzepi M. Stable
care in the NICU is neonatal weight gain, we suggested preterm infants gain more weight and sleep less after five days of
that the massage can be used as an effective method in massage therapy. J Pediatr Psychol 2003;28:403‑11.
conjunction with other treatments. 11. Lasinski  BB. Complete decongestive therapy for treatment of
lymphedema. Seminars in Oncology Nursing 2013;29:20-7.
Acknowledgments 12. Field  T, Diego  M, Hernandez‑Reif  M. Potential underlying
mechanisms for greater weight gain in massaged preterm infants.
We are grateful to the Clinical Research Development
Infant Behav Dev 2011;34:383‑9.
Committee of Amirkola Children’s Hospital, NICU
13. Alizadeh P, Godarzi Z, Shariat M, Nariman S, Nik Zinat Matin E. The
personal of Ayatollah Rouhani Hospital and Mrs. Fatemeh effect of massage therapy by sunflower oil on neonates for length of
Rahmaanpour for their contribution to this study. hospital stay from the hospital. Alborz University Medical Journal
2013;2:59-66.
Financial support and sponsorship 14. Field  T, Diego  MA, Hernandez‑Reif  M, Deeds  O, Figuereido  B.
Moderate versus light pressure massage therapy leads to greater
Nil. weight gain in preterm infants. Infant Behav Dev 2006;29:574‑8.
15. Badiee  Z, Samsamshariat  S, Pourmorshed  P. Massage therapy by
Conflicts of interest mother or nurse: Effect on weight gain in premature infants. J Isfahan
There are no conflicts of interest. Med Sch 2011;29:804‑11.
16. Hosseinzadeh K, Azima S, Keshavarz T, Karamizadeh Z. The effects
of massage on the process of physical growth among low-weight
REFERENCES neonates. Journal of Isfahan Medical School 2012;29:1-8.
1. Salam  RA, Das  JK, Darmstadt  GL, Bhutta  ZA. Emollient therapy 17. Keshavarz  M, Babaee  GR, Dieter  J. Effect of Tactile‑kinesthetic
for preterm newborn infants – Evidence from the developing world. stimulation in weight gaining of pre‑term infants hospitalized in
BMC Public Health 2013;13 Suppl 3:S31. intensive care unit. Tehran Univ Med J 2009;67:347‑52.
2. Carlsen F, Grytten J, Eskild A. Changes in fetal and neonatal mortality 18. Golchin M, Rafati P, Taheri P, Nahavandinejad S. Effect of deep
during 40 years by offspring sex: A national registry‑based study in massage on increasing body weight in low birth weight infants.
Norway. BMC Pregnancy Childbirth 2013;13:101. Journal of Kashan University of Medical Sciences Spring Feyz
3. Massaro AN, Hammad TA, Jazzo B, Aly H. Massage with kinesthetic 2010;14:46-50.
stimulation improves weight gain in preterm infants. J  Perinatol 19. Amini E, Ebrahim B, Dehghan P, Fallahi M, Sedghi S, Amini F, et al.
2009;29:352‑7. The effect of massage therapy on weight gain and calories intake in
4. Field T. Touch for socioemotional and physical well‑being: A review. premature neonates: A brief report. Tehran University Medical Journal
Dev Rev 2010;30:367‑83. 2014;71:674-8.
5. Kulkarni A, Kaushik JS, Gupta P, Sharma H, Agrawal RK. Massage 20. Mendes  EW, Procianoy  RS. Massage therapy reduces hospital
and touch therapy in neonates: The current evidence. Indian Pediatr stay and occurrence of late‑onset sepsis in very preterm neonates.
2010;47:771‑6. J Perinatol 2008;28:815‑20.

Journal of Clinical Neonatology | Vol. 5 | Issue 2 | April-June 2016 99

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai