PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
195410426115
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D ILMU KEBIDANAN
JAKARTA
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
viseral yang ditimbulkan dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang
dipersyarafi oleh serabut aferen simpatis dan ditransmisikan ke medula
spinalis pada segmen Thorakal 10 – Lumbal 1 melalui serabut saraf delta dan
serabut syaraf C yang berasal dari dinding lateral dan fundus uteri. Nyeri akan
bertambah dengan adanya kontraksi isometrik pada uterus yang melawan
hambatan oleh leher rahim/uterus dan perineum (Maryunani, 2015). Artikel
Jepang mengatakan bahwa 77.8% wanita di Prancis mengalami nyeri
persalinan, 61% untuk di Inggris, 26% di Norwegia sedangkan di negara
Jepang angka nyeri persalinan hanya 5.2% (Warnock, 2017).
Terdapat banyak metode untuk mengatasi nyeri persalinan. Cara untuk
mengatasi nyeri persalinan, yaitu dengan metode farmakologis dan
nonfarmakologis. Farmakologis seperti pemberian berbagai suntikan untuk
menghilangkan nyeri, sedangkan non farmakologis mengurangi nyeri tanpa
menggunakan obat-obatan diantaranya seperti pendamping persalinan,
perubahan posisi, sentuhan / massage, kompres hangat dingin, aromaterapi,
teknik pernapasan Lamaze, hipnotis, akupuntur, music dan lain – lain
(Annisa, 2017). Dalam pemberian metode farmakologis, nyeri persalinan
akan berkurang secara fisiologis, namun kondisi psikologis dan emosional ibu
akan terabaikan (Makvandi, 2016). Sedangkan untuk metode non-
farmakologis bersifat efektif tanpa efek samping yang merugikan dan dapat
meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol
perasaannya dan kekuatannya (Maryunani, 2015). Beberapa penelitian
menunjukkan efektivitas aromaterapi untuk rasa sakit dan kecemasan
terhadap pasien rawat inap di RS Abbott Northwestern (Rivard R, 2014).
Tehnik lainnya dapat dilakukan dengan Distraksi pendengaran (terapi music)
yaitu pemberian teknik murotal sebagai managemen nyeri (Zakiyah, 2015).
Sebagian besar pasien seringkali menganggap penanganan nyeri dengan
pemberian obat-obatan adalah satu-satunya pilihan terbaik. Namun metode
Non farmakologis jika diterapkan juga sangat membantu dalam
menghilangkan rasa nyeri (Muchtaridi, 2015).
Banyak penelitian terkini mengemukakan bahwa terapi komplementer
khususnya aromaterapi dengan minyak esensial mampu untuk memberikan
3
kenyamanan dan mencegah terjadi infeksi. Aromaterapi berupa minyak
esensial lavender merupakan salah satu terapi komplementer yang mampu
mengatasi nyeri dan infeksi karena sebagai analgetik anti inflamasi, dan
antimikroba (Muchtaridi, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Turlina dan Fadhilah (2017) dengan judul
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat
Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Lamongan didapatkan hasil P
= 0.001 0.05 (P ≤ 0.05) yang berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi
lavender terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan kala I. Dalam penelitian
Mirzaei F (2015) mengatakan bahwa Aromaterapi dengan lavender
memperbaiki status kegelisahan selama persalinan dan mengurangi
sekresi kortisol dari kelenjar adrenal dan meningkatkan sekresi serotonin.
Penelitian yang dilakukan oleh Susilarini, Winarsih, Idhayanti (2017)
dengan judul Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap
Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin didapatkan hasil
bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap
pengendalian nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
Selain itu Terapi musik religi dipercaya dapat menenangkan fisik, psikis
dan spiritual yang pada akhirnya dapat menurunkan kala nyeri persalinan. Sri
Karyati dan Noor Hidayah dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi
Terapi Musik Religi sebagai Upaya Menurunkan Skala Nyeri Persalinan di
Kab.Kudus Tahun 2015” menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
skala nyeri antara kelompok yang mendapat terapi musik religi dengan yang
tidak mendapatkannya dengan nilai p=0,00 (Karyati dan Hidayah, 2015).
Terapi berupa suara dapat mengatur hormon-hormon yang berhubungan
dengan stres antara lain ACTH, prolaktin dan hormon pertumbuhan serta
dapat meningkatkan kadar endhorpin sehingga dapat mengurangi nyeri
(Campbell, 2002 dalam Rahma Yana, Sri Utami dan Safri, 2015).
Terapi murotal Al-Qur’an dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah
dibuktikan oleh beberapa ahli seperti yang dilakukan Ahmad Al Khadi
direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di
Florida, Amerika Serikat, dengan hasil penelitian menunjukkan 97% bahwa
4
mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki pengaruh mendatangkan
ketenangan dan menurunkan ketegangan urat saraf reflektif (Remolda, 2009
dalam Rahma Yana, Sri Utami, Safri, 2015). Terapi bacaan AlQur’an terbukti
mengaktifkan selsel tubuh dengan mengubah getaran suara menjadi
gelombang yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan stimuli reseptor nyeri
dan otak teransang mengeluarkan analgesik opioid natural endogen untuk
memblokade nociceptor nyeri. (Harefa, 2010 dalam Rahma Yana, Sri Utami
dan Safri, 2015).
Puskesmas Mekar Baru adalah salah satu fasilitas kesehatan untuk
persalinan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender dan Murotal terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Primigravida di Puskesmas
Mekar Baru karena belum ada tindakan untuk managemen nyeri persalinan
secara non farmakologi di tempat tersebut.
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Aromatheraphi Lavender
dan Murotal Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I
Primigravida.
5
2. Mengetahui intensitas nyeri sesudah pemberian Aromatherapy
Lavender dan Murotal pada pembukaan 4-6 cm pada kelompok
intervensi.
1.4 Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi intervensi yang bisa diaplikasikan untuk
perawatan ibu bersalin yang mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan yaitu dengan menggunakan aromaterapi lavender dan
murotal untuk mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu
bersalin.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan status kesehatan terutama
dalam mengembangkan ilmu kebidanan dan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
4. Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang manfaat aromaterapi dan murotal .
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
kehamilan yang selanjutnya bertindak sebagai kontraksi
persalinan (Annisa, 2017).
2. Teori oksitosin
Menjalang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin
dalam otot rahim, sehingga mudah terangsang mudah
terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan
kontraksi, diduga bahwa oksitosin dapat menimbulkan
pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung
(Annisa, 2017).
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang menjadi tua seiring bertambahnya usia
kehamilan menyebabkan turunannya kadar estrogen dan
progesteron. Hal ini menyebabkan kejang pada pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi (Annisa, 2017).
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan
secara intervena dan extramnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di
sokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu hamil
sebelum melahirkan atau selama persalinan (Annisa, 2017).
5. Distensi rahim (keregangan otot rahim)
Seperti halnya dengan kandung kemih yang bila dindingnya
terengang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim.
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka semakin
otot-otot rahim akan semakin teregang. Rahim yang membesar
dan meregang menyebabkan iskemi otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter sehingga timbl adanya
kontraksi (Annisa, 2017).
8
6. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franken
hauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh
kepala janin, akan timbul kontraksi uterus (Annisa, 2017).
7. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang
peranan dalam terjadinya persalinan. Pada janin anencepalus
(keadaan abnormal pada otak dan batang otak), kehamilan
sering lebih lama dari biasanya (Annisa, 2017).
9
minor menghambat aliran balik darah dari ekstremitas
bawah.
2. Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya, dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Hal ini menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing.
3. False Labor
Persalinan palsu terjadi dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat
kontraksi bracston hiks yang tidak nyeri, yang telah terjadi
sejak enam minggu kehamilan.
4. Perubahan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”, kalau
tadinya selama hamil serviks masih lunak dengan konsistensi
seperti pudin dan mengalami sedikit penipisan (effacement)
dan kemungkinan sedikit dilatasi. Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapan untuk peralinan.
5. Bloody Show
Plak lendir disekresi sebagai hasil ploriferai kelenjar lendir
serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar
pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan.
Pengeluaran plak lendir inilah yang dimaksud dengan bloody
show.
10
sampai pembukaan servik menjadi lengkap. Berdasarkan
kemajuan pembukaan maka kala I dibagi menjadi :
a. Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah
dari 0-3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b. Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat
membutuhkan waktu 6 jam yang terbagi lagi menjadi :
1) Fase Akselerasi ( Fase Percepatan), dari pembukaan 3-4
cm yang dicapai dalam 2 jam.
2) Fase Dilaktasi Maksimal, dari pembukaan 4-9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
3) Fase Dekselerasi (Kurangnya kecepatan), dari
pembukaan 9-10 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2. Kala II
Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan
yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) samapai
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam primigravida dan 1
jam pada Multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan kuat,
kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal kepala
janin sudah masuk dalam rongga panggul.
3. Kala III
Kala III atau kala Uri adalah periode persalinan yang
dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta.
Berlangsung tidak lebih dari 30 mnit. Sesudah bayi lahir uterus
teraba keras fundus uteri agak diatas pusat. Berapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya.
4. Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.
Dalam klinik, atas pertimbangan- pertimbangan praktis masih
diakui adanya kala IV persalinan meskipun masa setelah
plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas
(puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul
11
perdarahan. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV
adalah :
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin
b. Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
c. Kontraksi Uterus
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal
jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc
e. Isi kandung kemih
2.1.2 Nyeri
2.1.2.1 Defenisi Nyeri
Defenisi nyeri menurut Azis (2009), bahwa nyeri merupakan
kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subyektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam
hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
(Judha, dkk 2015)
Nyeri adalah suatu ketidaknyamanan, bersifat subyektif,
sensori, dan pengalaman emosional yang dihubungkan dengan
aktual dan potensial untuk merusak jaringan atau digambarkan
sebagai sesuatu yang merugikan. (Monahan, et 2007 dalam
Solehati dan Kosasih 2015).
Rasa Nyeri pada persalinan merupakan bentuk dari rasa tidak
menyenangkan karena adanya kontraksi (pemendekan) otot
Rahim. Kontraksi ini yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), dengan
adanya pembukaan serviks maka akan terjadi persalinan (Judha,
2012).
Nyeri menyebabkan keletihan, sehingga tenaga kesehatan
memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk meredakan
nyeri persalinan, mengurangi distres, dan mengurangi kecemasan
12
pasien (Murray, 2013).
13
kemudian diteruskan ke girus post sentral dari corteks serebri,
lalu di corteks serebri inilah nyeri dipersepsikan. (Solehati dan
Kosasih 2015).
14
4. Persepsi
Persepsi hasil dari proses interaksi yang kompleks dan unik
yang dimulai dari proses transduksi dan transmisi, sehingga
menghasilkan suatu perasaan subyektif yang dikenal sebagai
persepsi nyeri. Persepsi menyadarkan pasien dan bereaksi atau
berespon.
15
mempengaruhi pengeluaran fisiologis opiat endogen dan
sehingga terjadilah persepsi nyeri.
4. Makna nyeri
Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap
nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar
belakang individu tersebut. Individu akan mempersepsikan
nyeri dengan cara berbeda-beda apabila nyeri tersebut
memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan
tantangan. Misalnya seorang wanita yang melahirkan akan
mempersepsikan nyeri, akibat cedera karena pukulan
pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan
nyeri klien berhubungan dengan makna nyeri.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan
respon nyeri yang menurun. Dengan memfokuskan perhatian
dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka tenaga
medis menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer.
Biasanya hal ini menyebabkan toleransi nyeri individu
meningkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung hanya
selama waktu pengalihan.
6. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.
Ansietas seringkali meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri
juga dapat menimbulkan suatu perasaan yang ansietas. Pola
bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas.
Prince (Perry dan Potter 2005), melaporkan suatu bukti bahwa
stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistim limbik dapat
memproses reaksi emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem
limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang terhadap
nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.
16
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan
menyebabkan sesasi nyeri semakin intensitif dan menurunkan
kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum
pada setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka
lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi
nyeri terasa lebih berat dan jika mengalami suatu proses
periode tidur yang baik maka nyeri berkurang.
8. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa
individu akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa
yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering
mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh
maka rasa takut akan muncul, dan juga sebaliknya. Akibatnya
klien akan lebih siap untuk melakukan tindakantindakan yang
diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang
membuat merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi
mengatasi nyeri.
10. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri
adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana
sikap mereka terhadap klien. Walaupun nyeri dirasakan,
kehadiran orang yang bermakna bagi pasien akan
meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada
keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri membuat
klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya seseorang yang
memberi dukungan sangatlah berguna karena akan membuat
seseorang merasa lebih nyaman. Kehadiran orang tua sangat
penting bagi anak-anak yang mengalami nyeri.
17
2.1.2.5 Tanda dan gejala nyeri
Secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan
respom psikologis berupa (Judha, 2015) :
1. Suara
a. Menangis
b. Merintih
c. Menarik/mengembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. Meringgis
b. Menggigit lidah, mengatupkan gigi
c. Dahi berkerut
d. Tertutup rapat/ membuka mata atau mulut
e. Menggigit bibir
3. Pergerakan Tubuh
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Bergerak melindungi bagian tubuh
e. Immobilisasi
f. Otot tegang
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan dan kontak social
b. Berfokus aktivitas atau mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu
18
Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada
setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya,
persiapan persalinan dan dukungan (Perry & Bobak, 2004 dalam
Judha dkk, 2015).
Rasa nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya
kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang
menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar
ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan
mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini
maka akan terjadi persalinan. (Judha dkk, 2015).
19
menjadi potensial aksi elektrikal atau transduksi yang
kemudian akan ditransmisikan sepanjang serat saraf ke arah
medula spinalis.
2. Transmisi
Transmisi merupakan proses penyaluran impuls nyeri
melalui serabut Adelta dan C setelah terjadinya proses
tranduksi. Serat afferent Adelta dan C meneruskan impuls
nyeri ke sentral, yaitu kornu dorsalis medula spinalis. Serat A-
delta mempunyai diameter lebih besar dibanding dengan serat
C. Serat A-delta menghantarkan impuls lebih cepat (12-30
m/s) dibandingkan dengan serat C (2 sampai 3 m/s).
3. Modulasi
Modulasi merupakan proses interaksi antara sistem
analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk ke dalam
kornu dorsalis medula spinalis. Impuls nyeri yang diteruskan
oleh serat-serat A-delta dan C ke sel-sel neuron nosisepsi di
kornu dorsalis medula spinalis tidak semuanya diteruskan ke
sentral melalui traktus spinotalamikus. Di daerah ini akan
terjadi interaksi antara impuls yang masuk dengan sistem
inhibisi, baik sistem inhibisi endogen maupun sistem inhibisi
eksogen. Apabila impuls yang masuk lebih dominan, maka
penderita akan merasakan sensibel nyeri, sedangkan bila efek
sistem inhibisi yang lebih kuat, maka penderita tidak akan
merasakan sensibel nyeri.
4. Persepsi
Impuls yang diteruskan ke kortek sensorik akan mengalami
proses yang sangat komplek, salah satunya adalah proses
interpretasi dan persepsi yang pada akhirnya akan
menghasilkan persepsi nyeri.
20
Gambar 2.1. (Negara dan Winata, 2013).
21
terjadinya relaksasi miometrium uterus dan vasodilatasi
pembuluh darah di sekitar genitalia interna. Oleh karena
adanya kedua respon saraf tersebut, mengakibatkan terjadinya
kontraksi uterus yang bersifat ritmis dan intermitten.
2. Pada akhir kala I dan awal kala II persalinan, nyeri disebabkan
oleh rangsangan noxious dari struktur pelvis yang lainnya yang
diinervasi oleh serat saraf sensoris segmen bawah lumbal dan
sakral. Tekanan pada jaringan periuterin memperberat nyeri.
3. Selama persalinan perineum mengalami distensi akibat
dorongan janin, peregangan perineum menghasilkan signal
nyeri melalui persarafan sensorik nervus pudendus yang
memasuki susunan saraf pusat melalui syaraf sakral 2, 3 dan 4.
Karena itu nyeri perineal dirasakan pada dermatom sakral 2, 3
dan 4. Rangsang nyeri pada persalinan ini juga mempengaruhi
susunan saraf otonom, sistim kardiovaskular, pernafasan dan
otot rangka.
22
Tabel 2.1 Jalur Persarafan Nyeri (Negara dan Winata, 2013)
23
2. Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi
sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau
karena adanya vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan dari
sarfa simpatis.
3. Adanya peradangan pada otot uterus.
4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim
menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari
sistem saraf simpatis.
5. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri
persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks
dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi,
peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama
kontraksi.
6. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh
segmen saraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama
berasal dari uterus.
7. Berkurangnya suplai oksigen otot uterus akibat kontraksi yang
semakin sering
8. Peregangan leher rahim/dilatasi serviks (penipisan dan
pelebaran).
9. Bayi menekan persarafan di dan sekitar leher rahim dan vagina
10. Jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan
tegang akibat kontraksi uterus dan gerakan bayi yang mulai
turun dalam rahim.
11. Tekanan pada uretra, kandung kemih dan anus. 12.
Peregangan otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina. 13.
Rasa takut dan cemas, yang akan meningkatkan pelepasan
hormon stres sehingga persalinan semakin lama dan semakin
nyeri.
24
2.1.3.4 Lokasi Nyeri Persalinan
Dermaton spinal yang berkaitan dengan area nyeri persalinan
adalah T10 dan L1. Perhatikan bahwa T10 terletak didekat
umbilikus. Nyeri selama kala II persalinan berada di area S2-S4
yang dipengaruhi oleh saraf pudendal dan saraf nyeri somatik
(Murray, 2013).
25
3. Visual Analog Scale (VAS)
26
2.1.3.7 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I
Nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik dimana
nyeri menyertai proses fisiologis normal. Meskipun persepsi nyeri
dalam persalinan berbeda-beda diantara wanita, terdapat suatu
dasar fisiologis terhadap rasa tidak nyaman / nyeri selama
persalinan. Nyeri selama kala I persalinan berasal dari :
1. Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang utama
2. Peregangan segmen uterus bawah
3. Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan
4. Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi ( Wesson
dalam Maryunani, 2010 )
5. Area nyeri, meliputi dinding abdomen bawah dan area-area
pada bagian bawah dan sekrum atas
27
2. Kualitas Afeksi
Kualitas Afeksi merupakan pengaruh rasa sakit pada emosi
dan motivasi, seperti mengakibatkan kelelahan atau ketakutan.
Sakit terus-menerus yang dirasakan mengakibatkan individu
merasa kelelahan bahkan ketakutan. Pasien membayangkan
kengerian-kengerian yang mungkin terjadi akibat kondisi
tubuh pasien.
3. Kualitas Evaluatif
Kualitas Evaluatif merupakan ekspresi yang digunakan
untuk menggambarkan pengalaman secara keseluruhan, seperti
rasa sakit yang tak tertahankan. Seseorang seringkali
menggambarkan pengalamannya sendiri secara berlebihan,
sehingga ekspresi kata-kata yang muncul terdengar lebih
dahsyat dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi. Rasa
sakit yang sebenarnya biasa saja akan menjadi luar biasa
tergantung dari bagaimana seseorang mempersepsi dan
mengekspresikannya.
Sedangakan Persepsi rasa nyeri menurut Judha dkk (2015)
adalah sesuatu hal yang dirasakan oleh seseorang yang akan
dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga menimbulkan reaksi
terhadap rasa sakit, berbagai faktor tersebut antara lain:
1. Rasa takut atau kecemasan Rasa takut atau kecemasan akan
meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Rasa takut
terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut ditinggal sendiri
saat pada saat proses persalinan (tanpa pendamping) dan rasa
takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan
kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan
menambah kecemasan.
2. Kepribadian Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa
sakit, ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih
lemah dalam menghadapi stres dibanding ibu yang rileks dan
percaya diri.
28
3. Kelelahan Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam
persalinan, mungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya
oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan
kurang mampu mentolerir rasa sakit.
4. Faktor sosial dan budaya Faktor sosial dan budaya juga
berperan penting dalam reaksi rasa sakit. Beberapa budaya
mengharapkan stooicisme (sabar dan membiarkannya)
sedangkan budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk
menyatakan perasaan.
5. Pengharapan Pengharapan akan memberi warna pada
pengalaman. Ibu yang realistis dalam pengharapannya
mengenai persalinannya adalah tanggapannya terhadap hal
tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ibu
merasa percaya diri bahwa ibu akan menerima pertolongan dan
dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ibu akan
menerima analgesik yang sesuai.
29
Metabolik : Peningkatan kebutuhan O2 , asidosis laktat,
hiperglikemia, lipolisis.
Gastrointestinal : Penurunan pengosongan lambung.
Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim.
Uteroplasenta : Penurunan aliran darah uteroplasenta
Fetus/janin : Asidosis akibat hipoksia pada janin.
30
mencegah kongesti kepala, mempersempit pembuluh darah,
dan mengurangi arus darah lokal.
2. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)
TENS merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
menurunkan nyeri dengan menggunakan gelombang bifasik
melalui elektoda pada kulit, umumnya berupa stimulator
mesin kecil yang dioperasikan dengan baterai dengan arus
keluaran 0-50 mA. Frekuensi bervariasi dari 2 Hz sampai 300
Hz. Frekuensi rendah digunakan untuk nyeri kronis
sedangkan dari 80 Hz sampai 120 Hz untuk nyeri akut.
Indikasi dilakukannya TENS yaitu pada pasien neuralgi
pascaherpes, kausalgia, nyeri pantom, nyeri kronis, dan
selama persalinan.
3. Masase
Masase merupakan memberikan tekanan dengan
menggunakan tangan pada jaringan lunak, otot, tendon dan
ligamentum tanpa menyebabkan perubahan posisi sendi yang
bertujuan untuk mengurangi nyeri, mengahsilkan relaksasi
dan memperbaiki sirkulasi.
4. Akupresur
Akupresur merupakan suatu teknik dengan melakukan
penekanan-penekanan pada titik pengaktif (trigger point),
dalam hal nyeri titik pengaktif sama halnya dengan titik
akupuntur. Penekanan titik akupuntur bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi, mengurangi nyeri dan lain-lain.
5. Relaksasi
Relaksasi merupakan metode yang digunakan untuk
mengurangi nyeri dengan menggunakan strategi imajinasi
atau gambaran mental yaitu dengan membayangkan sesuatu
untuk mengurangi nyeri.
31
6. Refarming
Refarming merupakan teknik yang mengajarkan tentang
cara memonitor fikiran yang negatif menjadi fikiran yang
positiif, sehingga dengan persepsi pasien yang positif nyeri
dapat lebih berkurang.
7. Hipnotis
Hipnotis merupakan teknik terapi dengan memberikan
sugesti pada pasien yang bertujuan untuk mengurangi nyeri
pada pasien.
8. Biofeedback
Biofeedback merupakan cara untuk membantu pasien saat
mengalami nyeri dengan menggunakan kekuatan fikiran
untuk mengontrol tubuh. Pasien diajarkan untuk dapat
mempengaruhi respon psikologi terhadap dirinya sendiri
tentang rasa nyeri yang sedang dirasakan.
9. Plasebo
Plasebo merupakan memberikan bahan-bahan tanpa sifat
farmakologi misalnya gula atau pil. Pemberian plasebo ini
dilakukan karena pasien percaya bahwa pil yang diminum
akan mendatangkan pengaruh positif meskipun pil tersebut
tidak memiliki khasiat apapun.
10. Distraksi
Distraksi merupakan strategi pengalihan nyeri dengan
memfokuskan perhatian pasien pada suatu stimulus daripada
rasa nyeri dan emosi negatif. Distraksi ada beberapa jenisnya,
yaitu distraksi visual, distraksi pendengaran (mendengarkan
music), distraksi pernafasan, dan distraksi intelektual.
32
Aromaterapi bersal dari kata aroma yang berarti harum dan
wangi, dan terapi yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan
atau penyembuhan. Aromaterapi adalah penggunaan terkendali
esensial tanaman untuk tujuan terapeutik (Posadzki, 2012).
Aromaterapi menggunakan minyak lavender dipercaya dapat
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang
(carminative) setalah lelah beraktivitas. (Dewi, 2013).
33
caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data diatas, dapat
disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah
linalyl asetat dan linalool (C10H18O). (Mclain DE, 2009)
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk
mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti
cemas/relaksasi) menggunakan Geller conflict test dan Vogel
conflict test. Linalool, yang juga merupakan kandungan utama
lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat
dikatakan linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan
pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender. (Mclain DE,
2009).
34
raphe nucleus untuk mensekresi serotonin sehingga menimbulkan
efek rileks, tenang dan menurunkan kecemasan. Serotonin juga
bekerja sebagai neuromodulator untuk menghambat informasi
nosiseptif dalam medula spinalis. Neuromodulator ini menutup
mekanisme pertahanan dengan cara menempati reseptor di kornu
dorsalis sehingga menghambat pelepasan substansi P.
Penghambatan substansi P akan membuat impuls nyeri tidak
dapat melalui neuron proyeksi, sehingga tidak dapat diteruskan
pada proses yang lebih tinggi di kortek somatosensoris dan
transisional (Hutasoit dalam Karlina, dkk, 2015). Minyak
lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki
efek menenangkan. Penelitian yang dilakukan terhadap manusia
mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan,
mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo
Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan
mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan
beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.
Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan
dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang
menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Yamada,
2005).
35
beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi
insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat
kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya
dapat memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi.
Aromaterapi lavender menurut Tarsikah dalam Susilarini (2017)
merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang
mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan
jenis senyawa terpena yang paling sering ditemukan dalam
minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena
digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandung
30-50% linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester
yang terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol.
Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta
keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat
sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf.
Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi
talamus untu mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai
penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan
neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri
fisiologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J. Gedney, Psyd., Toni
L. Glover, MA., RN., dan Roger B, Fillingim, PhD. dengan judul
“Sensory and Affective Pain Discrimination After Inhalation of
Esensial Oils”. Metode penelitian yang digunakan adalah
randomized crossover design dengan melakukan penelitian 26
orang sehat, tidak merokok, dan tidak dalam pengobatan (13 laki-
laki dan 13 wanita belum menopause). Dalam studi ini
didemonstrasikan bahwa inhalasi dari minyak esensial lavender
dan rosemary tidak menemukan hasil adanya efek analgesik.
Tetapi evaluasi subjek secara retrospektif dari pengaruh aroma
terhadap perubahan intensitas nyeri dan nyeri yang tidak
36
mengenakkan menunjukkan mereka memperoleh manfaat yang
menguntungkan, khususnya untuk lavender. Jadi dalam evaluasi
klinis secara retrospektif tentang efektivitas treatment,
aromaterapi dapat menimbulkan perubahan hubungan klinis pada
laporan pasien mengenai rasa nyeri. Oleh karena itu
kecenderungan efek samping yang diperoleh dari penelitian ini
adalah bahwa aroma terapi dapat membantu dalam terapi yang
berhubungan dengan nyeri dan adanya kerusakan jaringan (Dewi,
2013).
Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian, didapatkan
kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat
memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi
tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang.
(Dewi, 2013).
2.1.5 Murottal
2.1.5.1 Pengertian Murotal
Maula (2012) yang mengatakan bahwa Murottal merupakan
rekaman pembacaan al-quran yang difokuskan pada benar
salahnya bacaan dan lagu.
37
Menurut Aizid (2011) music dengan tempo lambat atau largo
(60 ketukan per menit) akan menyebabkan orang yang
mendengarkan akan mengalami relaksasi, karena music ini
mampu menurunkan gelombang otak dan detak jantung.
Terapi murotal yang diperdengarkan pada ibu bersalin
menurut Widayati (2011) dapat digunakan sebagai penenang jiwa
karena murotal memiliki irama yang konstan, teratur dan tidak
ada perubahan irama yang mendadak. Tempo murotal juga berada
diantara 60-70 ketukan/menit, serta nada rendah sehingga
mempunyai efek relaksasi yang dapat menurunkan kecemasan
dan nyeri persalinan (Handayani, 2014).
Murotal mampu merangsang perasaan bahagia, sehingga bisa
memulihkan saraf-saraf di otak yang rusak. Setiap orang yang
mendengarkan pasti akan merasakan suatu perasaan bahagia,
senang dan nyaman, sehingga murotal dapat menjadi obat dari
berbagai macam penyakit ( Aizid, 2011).
Sebagai seorang mukmin, meyakini bahwa Al-Qur’an pastilah
memiliki pengaruh “power positif” bagi pembacanya atau orang
yang mau berinteraksi dengannya, sesuai dengan Kalam Allah
dalam Surah Al-Isra’ :8. Selain itu juga terdapat sabda Rasulullah
SAW yang artinya : “Sembuhkanlah diri kamu sendiri dengan dua
obat(Asy-Syifa), Al-Qur’an dan madu:, (HR Ibnu Majah). Besar
kecilnya “power positif” tergantung pada kondisi batin orang
yang berinteraksi dengannya (El Qudsi, 2013). Prinsip dari
timbulnya respon relaksasi , yaitu terjadi keseimbangan antara
sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Pemberian terapi murotal pada ibu bersalin mengantarkan
keadaan otak ibu pada gelombang Alpha, merupakan keadaan
energy otak pada frekuensi 8 Hz – 15 Hz. Keadaan ini ditandai
dengan sikap relaks dan tenang sehingga dapat menghilangkan
rasa nyeri pada ibu bersalin (Al-Hafidz, 2014).
38
Terapi murotal pada ibu bersalin dilakukan kira-kira selama
30 menit, namun apabila rasa nyeri belum mengalami perubahan
dapat dilakukan pengulangan sampai rasa nyeri berkurang (Aizid,
2011).
39
merupakan pedoman hidup bagi manusia. Mendengarkan murotal
Al-Qur’an membawa subjek lebih dekat dengan Allah serta
menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan segala
permasalahan yang dimiliki kepada Allah (Wahida, 2015).
Persalinan
Nyeri
Kala I
40
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Hasil dari penelitian pada hakekatnya adalah suatu
jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan (Notoatmodjo,
2012).
Ada pengaruh hubungan pemberian Aromateraphy Lavender dan Murottal
Al-Quran terhadap penurunan Intensitas Nyeri Kala I pada ibu bersalin.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
O1 X O2
O3 Y O4
Keterangan:
42
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
cara Non Probability Sampling berupa teknik Purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penetapan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri berdasarkan ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Notoatmodjo, 2012).
Jumlah anggota sampel yang di ambil dari masing-masing
kelompok eksperimen (kelompok aromateraphy lavender dan murotal
Al-Quran) yaitu 10 orang, sehingga total sampel yang digunakan
sebanyak 20 orang.
1. Kriteria inklusi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
yang ditemui saat dilakukan penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi sebagai berikut :
a. Kelompok Aromaterapi Lavender:
1) Pasien yang akan bersalin primigravida kala I
2) Pasien berumur 17-50 tahun.
3) Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap aroma
lavender.
b. Kelompok Murotal Al-Quran :
1) Pasien yang akan bersalin primigravida kala I
2) Pasien berumur 17-50 tahun.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria dimana subyek penelitian tidak layak dijadikan
sampel karena tidak memenuhi syarat sampel penelitian, yaitu:
• Tidak bersedia menjadi subjek penelitian
• Pasien yang tidak sadar
• Pasien yang menjalani operasi cyto.
43
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian Ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2020.
44
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Cara Ukur/ Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
alat ukur Ukur
Variabel Dependent
Nyeri Nyeri persalinan 1.Lembar observasi 1.sebelum Nominal
Persalinan sebagai kontraksi diberikan
miometrium, Pijat bayi dilakukan 3 hari intervensi
merupakan proses sekali dengan duruasi 2.Sesudah
fisiologis dengan waktu pemijatan 15 menit diberikan
intensitas yang berbeda selama 30 hari. intervensi
pada masing-masing
individu.
Variabel Independent
45
3.8.1 Sumber Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data
primer (Natoatmodjo, 2018). Data primer adalah data yang secara
langsung diambil dari objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Data primer diperoleh langsung dari hasil observasi.
3.8.2 Cara Pengumpulan Data
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan
materi dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian kemudian
melakukan studi pendahuluan sekitar bulan Januari sampai April di
Puskesmas Mekar Baru Tangerang tahun 2020. Setelah itu melakukan
konsultasi dengan pembimbing terkait penelitian yang akan dilakukan.
Selanjutnya peneliti mengurus peijinan untuk kelancaran dalam
penelitian yang akan peneliti lakukan, selanjutnya peneliti melakukan
pengambilan data yang didahului dengan pemilihan sampel atau
responden yang sesuai dengan kriteia inklusi dan eksklusi.
Penelitian menggunakan dua kelompok untuk penelitian ini. Pada
saat penelitian berlangsung, penelitian meminta persetujuan kepada
orang tua yang akan diberikan terapi pijat bayi.
Setelah itu peneliti datang ke Puskesmas setiap ada ibu bersalin
primigravida untuk dilakukan penelitian.
Sebelum dilakukan relaksasi dengan aromateraphy atau
murrotal pasien diberi lembaran pre-test dan di evaluasi kembali
setelah diberikan tindakan.
46
setiap instrument penelitian.
3.9.3 Scoring
Mengisi kolom - kolom lembar kode sesuai dengan jawaban
masing – masing pertanyaan.
3.9.4 Tabulating
Membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.
3.9.5 Cleaning (Pemberihan Data)
Yaitu mengecek kembali kebenaran hasil entri data dan
membuang data – data yang tidak akurat, tidak lengkap atau
meragukan.
3.9.6 Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah teknik analisa univariat dan
bivariat, yaitu suatu data untuk mengetahui melihat efektivitas
aromateraphy lavender dan murotal Al-Quran terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu bersalin di Puskesmas Mekar Baru
Tangerang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak komputer. Mencari makna penelitian tidak hanya menjelaskan
hasil penelitian tetapi juga melakukan inferensi atau generalisasi dari
data yang diperoleh melalui penelitian tersebut. Tujuan dari analisis
data yang memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah
dirumuskan, memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian,
merupakan kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
Jenis data terdiri dari (Notoadmodjo, 2018).
1. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karateristik setiap variable penelitian, pada
umumnya pada analisis univariat hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentse dari tiap variabel (Natoadmodjo, 2018).
Analisis univariat dalam ini untuk melihat efektivitas
Aromateraphy Lavender dan Murottal Al-Quran terhadap Nyeri
Persalinan Kala I di Puskesmas Mekar Baru.
47
2. Analisis Bivariat
Anilisa yang dilakukan terhadap dua varibel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2018). Untuk
mengetahui variabel independen (Aromateraphy Lavender dan
Murotal Al-Quran) terhadap variabel dependen (Nyeri persalinan
kala I) dengan menggunakan uji statistik wilcoxon dengan tingkat
kesalahan α : 0,05 dengan bantuan software SPSS. Uji tersebut
digunakan untuk mengetahui perbandingan nyeri persalinan kala I
sebelum dan sesudah di beri aromateraphy lavender dan murotal
Al-Quran, jika nilai P (velue) < α (0,05) artinya Ho ditolak dan
Ha diterima berarti ada perbedaan terhadap nyeri persalinan kala I
ibu sebelum dan sesudah di beri aromateraphy lavender dan
murotal Al-Quran.
48
3.9.7.2 Hak dan Kewajiban Peneliti atau Pewawancara
1. Hak peneliti
Bila responden bersedia diminta informasinya
(menyetujui inform consent), peneliti mempunyai hak
memperoleh informasi yang diperlukan sejujur-jujurnya
dan selengkap-lengkapnya dari responden atau informan.
2. Kewajiban peneliti
3. Menjaga privasi responden
4. Menjaga kerahasiaan responden
5. Memberikan kompensasi (Natoatmodjo, 2018).
Adapun prinsip-prinsip etika penelitian adalah:
1. Prinsip manfaat (beneficence)
Tulisan manfaat yang didapatkan melalui keikutsertaan
dalam penelitian secara spesifik. Bagian-bagian dari prinsip
beneficiece antara lain bebas dari bahaya (non maleficiece).
Penelitian ini sudah disertakan dengan surat ijin penelitian
yang dilakukan tidak membahayakan jiwa dan
membahayakan responden atau orang sekitar lingkungan
yang terkait dalam penelitian ini. Perlakuan yang dilakukan
sudah mengalami uji etik yang sesuai dengan prosedur
penelitian. Kemudian responden bebas dari ekploitasi,
memperoleh manfaat dari penelitian, mempertimbangkan
risiko dan manfaat penelitian.
2. Prinsip menghormati hak reponden
Peneliti akan menghormati hak responden yang terlibat
dalam penelitian, termasuk diantaranya yaitu hak untuk
membuat keputusan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam
penelitian ini, hak untuk dijaga kerahasiaannya berkaitan
dengan data yang diperoleh selama penelitian. Responden
akan mengisi sebuah surat Informend Consent sebagai surat
pernyataan dalam keikutsertaan pada penelitian ini.
3. Prinsip keadilan (justice)
49
Penelitian akan memperlakukan semua yang terlibat dalam
penelitian secara adil dan tidak membeda-bedakan
berdasarkan ras, agama atau status ekonomi dan social.
Penelitian memperlakukan responden sesuai dengan desain
penelitian dan tujuan penelitian, antara lain hak untuk
mendapat perlakuan yang sama dan hak dijaga privasi.
50
LEMBAR KONSULTASI / BIMBINGAN SKRIPSI
HARI SARAN
NO MATERI PARAF
TANGGAL PEMBIMBING
51