Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI MAWAR TERHADAP NYERI

PERSALINAN KALA I DI RS BUAH HATI CIPUTAT TANGERANG SELATAN


PROVINSI BANTEN
TAHUN 2022

Dian Peni Usmawati1, Nurul Husnul Lail2, Sri Dinengsih3


1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
2 Dosen Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
3 Dosen Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Latar Belakang : Nyeri persalinan sebagai proses fisiologis terjadi akibat kontraksi dari
myometrium. Nyeri persalinan memiliki intensitas yang berbeda pada tiap individu. Jika
tidak ditangani dengan tepat, nyeri persalinan serta rasa cemas yang dialami ibu dapat
menimbulkan trauma. Salah satu tatalaksana nonfarmakologi yang dapat dilakukan,
yakni aromaterapi mawar.
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri
persalinan kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun 2022.
Metodologi: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest and
posttest one group design. Penelitian dilakukan di RS Buah Hati Ciputat Tangerang
Selatan bulan Juli sampai awal Agustus 2022. Populasi seluruh ibu bersalin fisiologis di
RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten pada bulan juli 2022, jumlah
sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Data di analisis
Keywords: dengan univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon Data diolah menggunakan komputer
Aromaterapi mawar dengan program SPSS.
Intensitas Persalinan Kala I Fase Aktif Hasil : Sebelum diberikan aromaterapi mawar didapatkan intensitas nyeri persalinan
kala I yaitu yang mengalami nyeri ringan hanya 1 orang (3,3%). Sedangkan sesudah
diberikan aromaterapi mawar didapatkan intensitas nyeri persalinan kala I yaitu yang
mengalami nyeri ringan meningkat menjadin 9 orang (30,0%). Hasil uji statistik
pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati
Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun 2022 (p value 0,000)
Kesimpulan : Aromaterapi mawar baik dalam membantu mengurangi intensitas nyeri
persalinan kala 1 fase aktif.
Saran : Diharapkan petugas kesehatan dapat menerapkan intervensi ini di Klinik bersalin
untuk membantu ibu mengurangi intensitas nyeri persalinan.

E-mail:
Dianpeni042@gmail.com

1. Pendahuluan

Persalinan adalah peristiwa fisiologis dalam siklus kehidupan seorang wanita. Persalinan dan
kelahiran bayi adalah kejadian yang membahagiakan tetapi sering menimbulkan rasa nyeri. Nyeri
persalinan disebabkan karena adanya peregangan perineum dan vulva, adanya tekanan uterus vertikal saat
kontraksi dan adanya penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumbosacral,
kandung kemih, dan struktur sensitif panggul yang lain. Nyeri persalinan dapat terjadi pada semua ibu
bersalin, baik primi maupun multi (Lestari et al., 2021).
Intensitas nyeri persalinan pada primipara lebih berat daripada nyeri persalinan multipara karena
multipara mengalami effacement (penipisan serviks) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada
primipara proses effacement terjadi lebih dahulu dibandingkan dilatasi serviks. Proses tersebut
menyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan pada primipara lebih berat dibandingkan multipara
terutama pada kala I fase aktif. Pengalaman nyeri dan jumlah paritas juga berpengaruh terhadap persepsi
nyeri karena umumnya primipara memiliki sensor nyeri yang lebih peka daripada multipara. Puncak nyeri
terjadi pada fase aktif, terutama pada pembukaan 5 cm karena nyeri tersebut masih dapat ditoleransi
dibanding dengan pembukaan lebar dan saat pembukaan sudah lebar ibu harus berkonsentrasi terhadap
persalinan bayi.
Hal tersebut selaras dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa puncak nyeri dimulai
dari pembukaan 5 cm karena kontraksi terjadi dengan diawali dalam rentang waktu 30 menit dari
kontraksi pertama ke kontraksi berikutnya (Handayani et al., 2018).

Page | 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan adalah budaya, emosi (cemas
dan takut), pengalaman persalinan, support system, dan persiapan persalinan. Nyeri persalinan yang
semakin sering dan semakin lama dapat menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang bahkan stress yang
berakibat pelepasan hormon yang berlebih yaitu adrenalin, katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah yang berakibat
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke uterus sehingga dapat menyebabkan terjadinya iskemia uterus,
hipoksia janin dan impuls nyeri bertambah banyak. Katekolamin yang tinggi dalam darah dapat
menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri yang berdampak
pada partus lama (Jasmi et al., 2020; Lestari et al., 2021).
Partus lama merupakan komplikasi persalinan yang berdampak bagi ibu maupun janin. Dampak
bagi ibu yaitu terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi kelelahan ibu dan
syok. Dampak bagi janin yaitu asfiksia, trauma cerebri, cedera, dan infeksi maka asuhan pengurangan
nyeri pada ibu saat persalinan sangat penting. Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan melalui
beberapa upaya yaitu secara farmakologis dan non farmakologis.
Tindakan farmokologis dapat diberikan analgetik dan anesthesia atau suntikan epidural, serta
Intracthecal Labor Analgesik (ILA). Tindakan-tindakan tersebut hampir semua mempunyai efek
samping pada ibu dan janin. Analgesik dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan efek terhadap
pernafasan bayi sedangkan pada ibu dapat menyebabkan mual, pusing, tidak dapat mengandalkan otot
perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim sehingga persalinan menjadi lebih lama
(Widyastuti, 2021).
Penanganan nyeri secara non farmakologis dapat diberikan teknik relaksasi, hypnobirthing,
akupuntur, akupresur, wather birth, massage, dan aromaterapi. Tindakan non farmakologi lebih murah,
sederhana, efektif, tanpa efek yang merugikan, dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan
karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya. Penanganan nyeri dengan teknik hypnobirthing,
akupuntur, akupresur, dan water birth harus dilakukan tenaga kesehatan yang terlatih karena perasat
tersebut memerlukan pelatihan khusus dan hypnobirthing harus dilakukan pada saat antenatal care,
sedangkan pemberian aromaterapi hanya memerlukan bahan aromaterapi maka aromaterapi lebih efektif
dalam menurunkan nyeri. Aromaterapi adalah terapi komplementer menggunakan minyak esensial dari
aroma harum tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup. Aroma
harum tumbuhan dapat berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat analgesik.
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma segar dan harum
merangsang reseptor sensori dan dapat mempengaruhi organ lainnya sehingga dapat menimbulkan efek
kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor di hidung dan memberikan informasi lebih lanjut ke
otak yang mengontrol emosi dan memori maupun memberikan informasi ke hipotalamus yang
merupakan pengatur sistem internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap
stress (Parwatiningsih et al., 2021).
Keunggulan aromaterapi dibanding dengan metode non farmakologis lainnya yaitu dapat
membantu meringankan stress, meningkatkan memori dan energi, anti depresan, penyembuhan dan
pemulihan, mengatasi insomnia, sistem kekebalan tubuh, menghilangkan rasa sakit, meringankan
gangguan pencernaan, memperlancar peredaran darah, meredakan kram dan pereda nyeri saat persalinan.
Aroma bunga mawar mempunyai efek yang paling besar kemudian bunga lavender. Aromaterapi mawar
adalah sebagai queen of oils. Bunga mawar beraroma harum, mempertahankan keseimbangan tubuh,
merangsang perasaan nyaman, dan mengurangi nyeri. Setelah penghirupan aromaterapi frekuensi nyeri
berat dari 1/30 orang menjadi 0, nyeri sedang dari 21/30 orang menjadi 10/30 orang, nyeri ringan dari
8/30 orang menjadi 20/30 orang (Lestari et al., 2021).
Pada ibu hamil primigravida yang mengalami nyeri persalinan dapat diinterpretasikan bahwa ada
perbedaan hasil pre-test dan post-test perlakuan.
Artinya, pemberian aromaterapi efektif dalam menurunkan rasa nyeri dalam menghadapi anak
pertama. Setelah penghirupan aromaterapi frekuensi nyeri berat dari 17/20 orang menjadi 1/20 orang,
nyeri sedang dari 3/20 orang menjadi 2/20 orang, dan nyeri ringan dari 0 menjadi 17/20 orang (Sholehah
et al., 2020).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan, bidan
mengaku bahwa semua ibu bersalin mengalami nyeri persalinan khususnya pada primipara di kala I dan
berdasarkan hasil pengamatan langsung pada 5 ibu bersalin primipara, semua ibu menyatakan bahwa
nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, panas menjalar di seluruh pinggang dan perut bawah. Berdasarkan
pengamatan langsung saat proses persalinan belum pernah ada yang menggunakaan aromaterapi mawar
untuk mengatasi rasa nyeri pada saat proses persalinan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, peneliti tertarik melakukan penelitian

Page | 2
berjudul “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Mawar terhadap Nyeri Persalinan Kala I di RS Buah Hati
Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2022”.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest and posttest one group
design. Penelitian dilakukan di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan bulan Juli sampai awal Agustus
2022. Populasi seluruh ibu bersalin fisiologis di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten
pada bulan juli 2022, jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Data di analisis dengan univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon Data diolah menggunakan komputer
dengan program SPSS.

3. Result and Analyse

1) Sebelum diberikan aromaterapi mawar didapatkan intensitas nyeri persalinan kala I yaitu yang
mengalami nyeri ringan 1 orang (3,3%), nyeri sedang 16 orang (53,3%) dan nyeri berat 13 orang
(43,3%). Sedangkan sesudah diberikan aromaterapi mawar didapatkan intensitas nyeri persalinan
kala I yaitu yang mengalami nyeri ringan 9 orang (30,0%), nyeri sedang 20 orang (66,7%) dan
nyeri berat 1 orang (3,3%).

2) Ada pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati
Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun 2022 dengan nilai p value 0,000 (p > 0,05).

4. Conclusion

1. Intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan setelah diberi aromaterapi mawar

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum diberikan aromaterapi mawar didapatkan


intensitas nyeri persalinan kala I yaitu yang mengalami nyeri ringan 1 orang (3,3%), nyeri sedang 16
orang (53,3%) dan nyeri berat 13 orang (43,3%). Sedangkan sesudah diberikan aromaterapi mawar
didapatkan intensitas nyeri persalinan kala I yaitu yang mengalami nyeri ringan 9 orang (30,0%),
nyeri sedang 20 orang (66,7%) dan nyeri berat 1 orang (3,3%). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terjadi penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 sebelum dan sesudah
diberikan aromaterapi mawar.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Vahaby, et al (2018) di Rafsanjan Iran yang
menunjukkan hasil bahwa, aromaterapi dengan air mawar dapat mengurangi nyeri persalinan, rata-
rata intensitas nyeri setelah intervensi mengalami penurunan pada pembukaan 8-10 cm. Dari hasil
penelitian menyatakan sebelum diberikan intervensi air mawar terdapat 48% responden mengalami
nyeri berat, sedangkan sesudah diberikan intervensi air mawar hanya 8,1% responden yang
mengalami nyeri berat.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Violleta (2020) tentang
pengaruh aromaterapi mawat terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan di BPM Mutiara
Bunda didapatkan bahwa sebelum intervensi didapatkan mayoritas responden yaitun 60% mengalami
nyeri berat, sedangkan sesudah diberikan intervensi didapatkan mayoritas responden mengalami
nyeri ringan sebanyak 75%
Menurut teori persalinan adalah peristiwa fisiologis dalam siklus kehidupan seorang wanita.
Persalinan dan kelahiran bayi adalah kejadian yang membahagiakan tetapi sering menimbulkan rasa
nyeri. Nyeri persalinan disebabkan karena adanya peregangan perineum dan vulva, adanya tekanan
uterus vertikal saat kontraksi dan adanya penekanan bagian terendah janin secara progresif pada
fleksus lumbosacral, kandung kemih, dan struktur sensitif panggul yang lain. Nyeri persalinan dapat
terjadi pada semua ibu bersalin, baik primi maupun multi (Lestari et al., 2021).
Nyeri persalinan ini disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim. (Farrer H, 2011)
Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah
ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti
regangan dan perobekan jalan lahir. Efek yang ditimbulkan oleh nyeri persalinan salah satunya
adalah efek psikologis seperti kecemasan dan stress dimana jika ibu bersalin tidak mampu mengatasi

Page | 3
kecemasan yang dialaminya maka nyeri yang dirasakan juga bertambah.
Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri persalinan agar ibu merasa nyaman dalam
menghadapi persalinan yaitu dengan pemberian aromaterapi. Salah satu aroma terapi yang dapat
digunakan yaitu aroma terapi mawar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aromaterapi minyak atsiri
bunga mawar merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengurangi penyebab rasa
nyeri (Perez, 2015). Pemberian aromaterapi pada ibu bersalin mampu mengeluarkan neuromodulator
yaitu endorphin dan enkafalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan
perasaan tenang sehingga mempengaruhi intensitas nyeri persalinan (Karlina, 2014).
Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa adanya penurunan intensitas nyeri
persalinan kala 1 fase aktif pada responden terjadi karena saat dilakukan penelitian semua responden
sangat menyukai wangi aromaterapi minyak atsiri bunga mawar yang diberikan oleh peneliti melalui
inhalasi. sehingga saat menghirup baunya responden menjadi tenang, tidak cemas dan dapat
mengurangi rasa nyeri persalinan. Pemberian inhalasi aromaterapi bunga mawar dilakukan pada saat
responden mulai memasuki pembukaan 4-10 cm. Pada saat dilakukan penelitian, responden sangat
kooperatif dan tidak mengeluh terkait bau aromaterapi yang menyebar dalam ruangan persalinan dan
responden terus menerus menghirup bau aromaterapi mawar tersebut. Penurunan intesnsitas nyeri
persalinan kala 1 fase aktif mulai terlihat setelah diberikan aromaterapi mawar dan responden juga
terlihat lebih tenang dalam menghadapi persalinan.

2. Pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati
Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis tentang pengaruh pemberian aromaterapi mawar
terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun
2022 dengan menggunakan uji Wilcoxon menyatakan ada pengaruh pemberian aromaterapi mawar
terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun
2022 dengan nilai p value 0,000 (p < 0,05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chen, et al (2019) di Taiwan, yang
menunjukkan hasil bahwa aromaterapi mawar berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan fase
aktif primipara. Hasil uji statistik yang diperoleh p = 0,001. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa
penurunan intensitas nyeri dikarenakan responden mendapat manfaat dari aromaterapi bunga mawar
yang berfungsi memberikan ketenangan dan mengurangi kecematan.
Hal ini didukung oleh penelitian Vidyarani, et al (2019) di India, bahwa terdapat pengaruh
pemberian aromaterapi mawar terhadap intensitas nyeri persalinan, dimana hasil uji statistik
diperoleh Sig. (2-tailed) = 0,006. Lebih lanjut dalam penelitiannya dijelaskan bahwa secara klinis
aromaterapi melalui inhalasi dapat memberikan efek keharuman yang menguntungkan salah satunya
dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan.
Menurut teori salah satu upaya yang diberika untuk membantu ibu dalam mengurangi nyeri
persalinan sehingga ibu merasa nyaman dalam menjalani proses persalinan adalah dengan
memberikan aromaterapi mawar. Bunga mawar bersifat anti depresan sehingga dapat membuat jiwa
menjadi tenang. Aromaterapi yang tepat dan menenangkan mengurangi rasa sakit atau nyeri saat
persalinan. Jenis aromaterapi yang aman digunakan untuk kehamilan dan persalinan salah satunya
yaitu aromaterapi mawar (Simanullang et al., 2022). Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam
minyak atsiri bunga mawar diantaranya sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletil,
alhohol, farnesol, nonil, dan aldehida (Lestari et al., 2021).
Saat aroma terapi minyak esensial bunga mawar dihirup, molekul yang mudah menguap
akan membawa unsur aromatik yang terkandung di dalamnya seperti geraniol (yang memiliki
persentase kandungan 14,2% dari total senyawa kimia pada bunga mawar) dan linalol kepuncak
hidung, silia muncul dari sel-sel reseptor (Kholifah,et. al., 2019). Apabila molekul menempel pada
rambut-rambut tersebut, pesan elektro kimia akan ditranmisikan melalui saluran olfaktori ke dalam
sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan
sebagai regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke otak. Pesan yang diterima
kemudian diubah menjadi tindakan berupa senyawa elektrokimia yang menyebabkan perasaan tenang
dan rileks serta dapat memperlancar aliran darah (Barus, 2022).
Minyak atsiri bunga mawar yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat
meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan daya ingat, meningkatkan kecepatan dalam berhitung
serta melegakan otot dan pikiran.13 Bunga mawar berkhasiat sebagai cell rejuvenator yang membuat
sel muda kembali, antiseptic, dan anti radang. Baunya merupakan anti depresan, sedative dan

Page | 4
meringankan stress. (Wahyuni S. 2012). Pemberian aromaterapi pada ibu bersalin mampu
mengeluarkan neuromodulator yaitu endorphin dan enkafalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang sehingga dapat mempengaruhi intensitas nyeri
persalinan. (Karlina S. dkk, 2014).
Peneliti berasumsi bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi bunga mawar terhadap
penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif dapat terjadi karena responden merasa nyaman
ketika menghirup aromaterapi mawar yang ditimbulkan melalui inhalasi di dalam ruangan bersalin.
Seperti yang peneliti jelaskan sebelumnya bahwa semua responden saat dilakukan penelitian sangat
menyukai aromaterapi bunga mawar. Walaupun semua responden menyukai wangi aromaterapi
bunga mawar, ada responden dengan skala nyeri menurun sedikit bahkan responden yang setelah
dilakukan intervensi skala nyerinya tetap. Hal ini terjadi karena perbedaan karakteristik nyeri dan
reaksi ini hanya dirasakan oleh responden primigravida atau ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Nyeri dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, sedangkan responden primigravida tidak mempunyai
pengalaman melahirkan sebelumnya. Namun seringkali seseorang yang lebih berpengalaman dengan
nyeri persalinan yang dialaminya, makin takut orang tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang
akan diakibatkan. Faktor lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi penurunan intensitas nyeri
persalinan pada responden adalah faktor usia, paritas, tempat bersalin, penolong persalinan dan
dukungan dari keluarga responden yang senantiasa mendampingi saat melakukan persalinan.

5. TABEL

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia danParitas di RS Buah Hati
Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten tahun (n= 30)

No Karakteristik Responden f Persentase (%)


1 Usia
< 20 tahun 3 10,0
20– 35 tahun 15 50,0
> 35 tahun 12 40,0
2 Paritas
Primigravida 7 23,3
Multigravida 23 76,7
Jumlah 15 100

Tabel 4.2
Intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan setelah diberi aromaterapi mawar
di Rumah Sakit Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan
Provinsi Banten tahun 2022

Pemberian aroma terapi mawar


Intensitas Nyeri Sebelum Sesudah
Persentase
Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f)
(%)
Tidak nyeri 0 0 0 0
Nyeri ringan 1 3,3 9 30,0
Nyeri sedang 16 53,3 20 66,7
Nyeri berat 13 43,3 1 3,3
Jumlah 30 100 30 100

Page | 5
Tabel 4.3
Pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I
di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten
tahun 2022

Intensitas nyeri N Mean SD MD P value

Sebelum 30 6,10 1,447 1,53 0,000


Sesudah 30 4,57 1,251

DAFTAR PUSTAKA

Annisa RQ. (2018) 'Efektivitas Prenatal Yoga Terhadap Pengurangan Keluhan Nyeri Punggung Pada
Ibu Hamil TM III di Klinik Annisa. Jurnal Kebidanan : ISSN 9089 – 6720

Barus, E.B., 2022. Comparison of Rose Essential Oil and Lavender Inhalation on the Intensity of Labor
Pain. Jambura Journal of Health Sciences and Research, 4, pp.52-59.

Chughtai, A., Navaee, M., Alijanvand, M.H. and Yaghoubinia, F., 2018. Comparing the Effect of
Aromatherapy with Essential Oils of Rosa Damascena and Lavender Alone and in Combination
on Severity of Pain in the First Phase of Labor in Primiparous Women. Crescent J Med Biol
Sci, 5(4), pp.312-319.

Duli, N. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Beberapa Konsep Dasar untuk Penulisan Skripsi dan
Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Budi Utama

Hamdamian, S., Nazarpour, S., Simbar, M., Hajian, S., Mojab, F. and Talebi, A., 2018. Effects of
Aromatherapy with Rosa Damascena on Nulliparous Women’s Pain and Anxiety of Labor During
First Stage of Labor. Journal of Integrative Medicine, 16(2), pp.120-125.

Handayani, R.S., Wiwin Mintarsih, P. and Rohmatin, E., 2018. Perbandingan Pengaruh Aromaterapi
Mawar dan Massage Effleurage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal
Bidan, 4(2), p.267039.

Jasmi, J., Susilawati, E. and Andriana, A., 2020. Pengaruh Pemberian Rose Effleurage terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Persalinan Normal Primigravida di Bidan
Praktik Mandiri Ernita Kota Pekanbaru. JOMIS (Journal of Midwifery Science), 4(1), pp.9-14.

Legawati., 2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang : Wineka Media

Lestari, A.M., Rohaya, R., Novita, N. and Murdiningsih, M., 2021. Rose Aromatherapy Against Labor
Pain Time I. Journal of Maternal and Child Health Sciences (JMCHS), 1(2), pp.75-80.

Manaf, S.A., Yuniwati, C., Dewi, S. and Harahap, L.K., 2020. The Effect of Lavender and Rose
Aromatherapy on the Intensity of Active Phase Childbirth Pain in the Manyak Payed Community
Health Center, Aceh Tamiang Regency, Indonesia. Open Access Macedonian Journal of Medical
Sciences, 8(E), pp.494-497.

Mariza, A., Kalsum, A, U. 2017. Pemberian Aromaterapi Bunga Mawar terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Wanita Lanjut Usia di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan VII (1). 30—35.

Mawaddah, S. and Iko, J., 2020. The Rose Essential to Reduce Labor Pain in Active Phase Labor. Jurnal
Kebidanan, 10(2), pp.80-84.

Mertha, I.M.L., 2020. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

Nasiri, M., Torkaman, M., Feizi, S. and Shamloo, M.B.B., 2021. Effect of Aromatherapy with Damask

Page | 6
Rose on Alleviating Adults’ Acute Pain Severity: A Systematic Review and Meta-Analysis of
Randomized Controlled Trials. Complementary Therapies In Medicine, 56, p.102596.

Parwatiningsih, S.A., Yunita, F.A., Dewi, M.N. and Hardiningsih., 2021. Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Sukabumi : CV. Jejak

Pramesti, G. 2014. Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Roflin, E., Liberty, I.C. and Pariyana., 2021. Populasi, Sampel, Variabel dalam Penelitian Kedokteran.
Pekalongan : Nasya Expanding Management

Sholehah, K.S., Lisa, T.A. and Ashar, N.P., 2020. Pengaruh Aromaterapi Minyak Atsiri Mawar terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas Pangalengan Kabupaten
Bandung. Jurnal Ilmiah Kesehatan12(1). Available at: http://journal. thamrin. ac. id/index.
php/jikmht/article/view/116.

Simanullang, E., Linda, L. and Sinaga, K., 2022. Pengaruh Aroma Terapi Mawar terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Bersalin Kala I. Indonesian Health Issue, 1(1), pp.90-97.

Solimun., Armanu., and Fernandes, AAR. 2020. Metodologi Penelitian Kuantitatif Perspektif Sistem
(Mengungkap Novelty dan Memenuhi Penelitian). Malang : UB Press.

Sumarto., 2020. Teori dan Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta : CV. Andi.

Suriya, M. and Zuriati, S., 2019. The Effect of Rose Aromatherapy on Reducing the Post-operative Pain
Scale in Aisyiyah Padang Hospital, West Sumatera, Indonesia. International Journal of
Advancement in Life Sciences Research, pp.11-15.

Tambunan, L.N. and Aprilianti, D., 2021. Efektivitas Kombinasi Pijat Endorphin dan Aroma Terapi Rose
terhadap Pengurangan Nyeri pada Persalinan Kala I di Puskesmas Pahandut Kota Palangka
Raya. Jurnal Surya Medika (JSM), 6(2), pp.70-74.

Widyastuti, R., 2021. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Bandung : CV. Media Sains
Indonesia

Yulianti, N.T. and Sam, K.L.N., 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Makassar :
Cendekia Publisher

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai