PENDAHULUAN
adanya peregangan perineum dan vulva, adanya tekanan uterus vertikal saat
kontraksi dan adanya penekanan bagian terendah janin secara progresif pada
fleksus lumbosacral, kandung kemih, dan struktur sensitif panggul yang lain.
Nyeri persalinan dapat terjadi pada semua ibu bersalin, baik primi maupun
dibandingkan multipara terutama pada kala I fase aktif. Pengalaman nyeri dan
primipara memiliki sensor nyeri yang lebih peka daripada multipara. Puncak
nyeri terjadi pada fase aktif, terutama pada pembukaan 5 cm karena nyeri
tersebut masih dapat ditoleransi dibanding dengan pembukaan lebar dan saat
1
Hal tersebut selaras dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan
system, dan persiapan persalinan. Nyeri persalinan yang semakin sering dan
semakin lama dapat menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang bahkan stress
dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos
hipoksia janin dan impuls nyeri bertambah banyak. Katekolamin yang tinggi
sehingga terjadi inersia uteri yang berdampak pada partus lama (Jasmi et al.,
maupun janin. Dampak bagi ibu yaitu terdapat kenaikan pada insidensi atonia
uteri, laserasi, perdarahan, infeksi kelelahan ibu dan syok. Dampak bagi janin
yaitu asfiksia, trauma cerebri, cedera, dan infeksi maka asuhan pengurangan
nyeri pada ibu saat persalinan sangat penting. Penanganan nyeri persalinan
bisa dilakukan melalui beberapa upaya yaitu secara farmakologis dan non
farmakologis.
2
Tindakan farmokologis dapat diberikan analgetik dan anesthesia atau
tindakan tersebut hampir semua mempunyai efek samping pada ibu dan
pusing, tidak dapat mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi
pelatihan khusus dan hypnobirthing harus dilakukan pada saat antenatal care,
3
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa
informasi lebih lanjut ke otak yang mengontrol emosi dan memori maupun
internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap
nyeri saat persalinan. Aroma bunga mawar mempunyai efek yang paling
aromaterapi frekuensi nyeri berat dari 1/30 orang menjadi 0, nyeri sedang dari
21/30 orang menjadi 10/30 orang, nyeri ringan dari 8/30 orang menjadi 20/30
4
Artinya, pemberian aromaterapi efektif dalam menurunkan rasa nyeri
nyeri berat dari 17/20 orang menjadi 1/20 orang, nyeri sedang dari 3/20 orang
menjadi 2/20 orang, dan nyeri ringan dari 0 menjadi 17/20 orang (Sholehah et
al., 2020).
5
1.3 Tujuan Penelitian
6
1.4.3 Bagi Profesi Bidan