Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan adalah peristiwa fisiologis dalam siklus kehidupan seorang

wanita. Persalinan dan kelahiran bayi adalah kejadian yang membahagiakan

tetapi sering menimbulkan rasa nyeri. Nyeri persalinan disebabkan karena

adanya peregangan perineum dan vulva, adanya tekanan uterus vertikal saat

kontraksi dan adanya penekanan bagian terendah janin secara progresif pada

fleksus lumbosacral, kandung kemih, dan struktur sensitif panggul yang lain.

Nyeri persalinan dapat terjadi pada semua ibu bersalin, baik primi maupun

multi (Lestari et al., 2021).

Intensitas nyeri persalinan pada primipara lebih berat daripada nyeri

persalinan multipara karena multipara mengalami effacement (penipisan

serviks) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada primipara proses

effacement terjadi lebih dahulu dibandingkan dilatasi serviks. Proses tersebut

menyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan pada primipara lebih berat

dibandingkan multipara terutama pada kala I fase aktif. Pengalaman nyeri dan

jumlah paritas juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri karena umumnya

primipara memiliki sensor nyeri yang lebih peka daripada multipara. Puncak

nyeri terjadi pada fase aktif, terutama pada pembukaan 5 cm karena nyeri

tersebut masih dapat ditoleransi dibanding dengan pembukaan lebar dan saat

pembukaan sudah lebar ibu harus berkonsentrasi terhadap persalinan bayi.

1
Hal tersebut selaras dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan

bahwa puncak nyeri dimulai dari pembukaan 5 cm karena kontraksi terjadi

dengan diawali dalam rentang waktu 30 menit dari kontraksi pertama ke

kontraksi berikutnya (Handayani et al., 2018).

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan

adalah budaya, emosi (cemas dan takut), pengalaman persalinan, support

system, dan persiapan persalinan. Nyeri persalinan yang semakin sering dan

semakin lama dapat menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang bahkan stress

yang berakibat pelepasan hormon yang berlebih yaitu adrenalin, katekolamin

dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos

dan vasokontriksi pembuluh darah yang berakibat berkurangnya aliran darah

dan oksigen ke uterus sehingga dapat menyebabkan terjadinya iskemia uterus,

hipoksia janin dan impuls nyeri bertambah banyak. Katekolamin yang tinggi

dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus

sehingga terjadi inersia uteri yang berdampak pada partus lama (Jasmi et al.,

2020; Lestari et al., 2021).

Partus lama merupakan komplikasi persalinan yang berdampak bagi ibu

maupun janin. Dampak bagi ibu yaitu terdapat kenaikan pada insidensi atonia

uteri, laserasi, perdarahan, infeksi kelelahan ibu dan syok. Dampak bagi janin

yaitu asfiksia, trauma cerebri, cedera, dan infeksi maka asuhan pengurangan

nyeri pada ibu saat persalinan sangat penting. Penanganan nyeri persalinan

bisa dilakukan melalui beberapa upaya yaitu secara farmakologis dan non

farmakologis.

2
Tindakan farmokologis dapat diberikan analgetik dan anesthesia atau

suntikan epidural, serta Intracthecal Labor Analgesik (ILA). Tindakan-

tindakan tersebut hampir semua mempunyai efek samping pada ibu dan

janin. Analgesik dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan efek

terhadap pernafasan bayi sedangkan pada ibu dapat menyebabkan mual,

pusing, tidak dapat mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi

kontraksi rahim sehingga persalinan menjadi lebih lama (Widyastuti, 2021).

Penanganan nyeri secara non farmakologis dapat diberikan teknik

relaksasi, hypnobirthing, akupuntur, akupresur, wather birth, massage, dan

aromaterapi. Tindakan non farmakologi lebih murah, sederhana, efektif, tanpa

efek yang merugikan, dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan

karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya. Penanganan nyeri

dengan teknik hypnobirthing, akupuntur, akupresur, dan water birth harus

dilakukan tenaga kesehatan yang terlatih karena perasat tersebut memerlukan

pelatihan khusus dan hypnobirthing harus dilakukan pada saat antenatal care,

sedangkan pemberian aromaterapi hanya memerlukan bahan aromaterapi

maka aromaterapi lebih efektif dalam menurunkan nyeri. Aromaterapi adalah

terapi komplementer menggunakan minyak esensial dari aroma harum

tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas

hidup. Aroma harum tumbuhan dapat berpengaruh secara langsung terhadap

otak seperti obat analgesik.

3
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa

aroma segar dan harum merangsang reseptor sensori dan dapat

mempengaruhi organ lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat

terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor di hidung dan memberikan

informasi lebih lanjut ke otak yang mengontrol emosi dan memori maupun

memberikan informasi ke hipotalamus yang merupakan pengatur sistem

internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap

stress (Parwatiningsih et al., 2021).

Keunggulan aromaterapi dibanding dengan metode non farmakologis

lainnya yaitu dapat membantu meringankan stress, meningkatkan memori dan

energi, anti depresan, penyembuhan dan pemulihan, mengatasi insomnia,

sistem kekebalan tubuh, menghilangkan rasa sakit, meringankan gangguan

pencernaan, memperlancar peredaran darah, meredakan kram dan pereda

nyeri saat persalinan. Aroma bunga mawar mempunyai efek yang paling

besar kemudian bunga lavender. Aromaterapi mawar adalah sebagai queen of

oils. Bunga mawar beraroma harum, mempertahankan keseimbangan tubuh,

merangsang perasaan nyaman, dan mengurangi nyeri. Setelah penghirupan

aromaterapi frekuensi nyeri berat dari 1/30 orang menjadi 0, nyeri sedang dari

21/30 orang menjadi 10/30 orang, nyeri ringan dari 8/30 orang menjadi 20/30

orang (Lestari et al., 2021).

Pada ibu hamil primigravida yang mengalami nyeri persalinan dapat

diinterpretasikan bahwa ada perbedaan hasil pre-test dan post-test perlakuan.

4
Artinya, pemberian aromaterapi efektif dalam menurunkan rasa nyeri

dalam menghadapi anak pertama. Setelah penghirupan aromaterapi frekuensi

nyeri berat dari 17/20 orang menjadi 1/20 orang, nyeri sedang dari 3/20 orang

menjadi 2/20 orang, dan nyeri ringan dari 0 menjadi 17/20 orang (Sholehah et

al., 2020).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di RS Buah Hati Ciputat

Tangerang Selatan, bidan mengaku bahwa semua ibu bersalin mengalami

nyeri persalinan khususnya pada primipara di kala I dan berdasarkan hasil

pengamatan langsung pada 5 ibu bersalin primipara, semua ibu menyatakan

bahwa nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, panas menjalar di seluruh pinggang

dan perut bawah. Berdasarkan pengamatan langsung saat proses persalinan

belum pernah ada yang menggunakaan aromaterapi mawar untuk mengatasi

rasa nyeri pada saat proses persalinan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, peneliti

tertarik melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Pemberian Aromaterapi

Mawar terhadap Nyeri Persalinan Kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang

Selatan Provinsi Banten Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pemberian aromaterapi

mawar terhadap nyeri persalinan kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang

Selatan Provinsi Banten pada Tahun 2022?”

5
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri

persalinan kala I di RS Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan Provinsi

Banten Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan setelah diberi

aromaterapi mawar di Rumah Sakit Buah Hati Ciputat Tangerang

Selatan Provinsi Banten tahun 2022.

2. Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri

persalinan kala I di Rumah Sakit Buah Hati Ciputat Tangerang Selatan

Provinsi Banten tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dalam

penatalaksanaan nonfarmakologi pada nyeri persalinan kala I

terutama pada pemberian aromaterapi mawar.

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran, bahan referensi

atau tambahan wacana bagi pembaca di perpustakaan khususnya

dalam bidang ilmu kebidanan mata kuliah asuhan masa persalinan

pada ibu dengan nyeri persalinan.

6
1.4.3 Bagi Profesi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan tenaga kesehatan khususnya untuk para

bidan mengenai pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap

nyeri persalinan kala I.

Anda mungkin juga menyukai