Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROYEK INOVASI

KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 3
“Pengaruh Effleurage Massage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala
1 Fase Aktif”

DISUSUN OLEH:
1. Anggun Kurnia Wahyuni
2. Ari Cahya Ramadhan
3. Dea Murti Ariyani
4. Kimas Anggrey Novrica

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal Peran Keluarga Terhadap Proses
Penyembuhan Pasien Resiko Perilaku Kekerasan ini dengan baik.
Proposal Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Resiko Perilaku
Kekerasan yang disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah keperawatan maternitas yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal proyek inovasi ini.
2. CI Klinik maupun Karu ruangan VK yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian proposal proyek inovasi ini.
3. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini
Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.

Bengkulu, Januari 2020

Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN

PRPOSAL PROYEK INOVASI


“Pengaruh Effleurage Massage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala 1
Fase Aktif”

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Maternitas


Telah diperiksa dan disetujui

Preseptor Akademik

(Asmawati, SKp., M.Kep)

Preseptor Klinik Preseptor Klinik

(Ns. Rahmania, S.Kep., MM) (Yudisti, S.Km)


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin secara spontan ataupon sesio caesaria
yang berlangsung pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, dimana janin dilahirkan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, pada primipara proses
persalinan bisa berlangsung selama lebih dari 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Indriyani, dkk, 2016:21).
Masa persalinan merupakan proses alamiah bagi kebanyakan perempuan, proses alamiah
tersebut secara subjektif dapat dirasakan sebagai proses nyeri yang menimbulkan kecemasan
dan takut secara bersamaan. Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya
kontraksi (pemendekan) otot rahim. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas
nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari
sensasi keparahan nyeri itu sendiri. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan
cara menanyakan atau merujuk pada skala nyeri. Nyeri dalam persalinan adalah bagian yang
tidak dapat dihindari dalam proses persalinan. Intensitas nyeri selama persalinan
memengaruhi keadaan psikologi ibu, kelancaran proses persalinan serta keadaan janin.
(Pratiwi, Husin, Ganiem, Susiarno, & Arifin, 2017).
Rasa nyeri yang hebat diduga dapat mengakibatkan hiperventilasi dan alkalosis
respiratorik yang mengakibatkan penurunan oksigen di hemoglobin sehingga mengurangi
aliran oksigen dari ibu ke janin. Nyeri persalinan juga dikaitkan dengan peningkatan tekanan
darah, konsumsi oksigen dan pengeluaran katekolamin. Tingkat kotekolamin yang tinggi
dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada kontraksi uterus sehingga mengakibatkan
persalinan menjadi lama serta dapat mengurangi aliran darah menuju plasenta (Utomo.,
Armiyati., & Arif. 2015).
Dilaporkan dari hasil penelitian bahwa dari 300 wanita bersalin kala I fase aktif 32%
mengatakan nyeri berat, 57% nyeri sedang, dan 11% nyeri ringan. Root dkk memperlihatkan
bahwa 68,3% wanita menyatakan bahwa nyeri persalinan adalah nyeri berat, dan lebih dari
86% wanita ingin nyeri nya diatasi. Suatu penelitian di Inggris yang melibatkan ibu bersalin
mengungkapkan bahwa 93,5% wanita menganggap nyeri persalinan sebagai nyeri yang berat,
sementara itu di Filandia 80% mendeskripsikan sebagai nyeri yang hebat dan tidak dapat
ditoleransi. (Ebirim, Buowari, & Ghosh, 2012)
Nyeri persalinan kala I fase aktif diakibatkan oleh kontraksi rahim yang mulai adekuat
terjadi 3-5 kali dalam 10 menit dengan lama kontraksi antara 30-60 detik. Gerakan kontraksi
rahim menyebabkan otot-otot dinding rahim mengkerut, menjepit pembuluh darah, vagina
dan jaringan lunak di sekitarnya merenggang, sehingga terasa nyeri. Keadaan mental ibu
(ketakutan, cemas, khawatir atau tegang) serta hormone prostaglandin yang meningkat
sebagai respon terhadap stress. Intensitas nyeri selama kala I fase aktif ini diakibatkan oleh
kekuatan kontraksi dan tekanan yang dibangkitkan. Semakin besar distensi abdomen,
intensitas nyeri menjadi lebih berat. Nyeri dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan, keringat, ketegangan otot dan konsentrasi ibu selama persalinan
menjadi terganggu. Jika ibu tidak dapat menahan rasa nyeri, semua itu bisa berefek buruk
terhadap kelancaran persalinan sehingga terjadi persalinan lama. Ini akan mengakibatkan
distress pada bayi dan mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan Menurut Arifin (2008)
Kurangnya pengalaman ibu tentang persalinan akan memicu rasa cemas dan nyeri yang
semakin berat. Kecemasan wajar dirasakan oleh calon ibu bersalin, namun hal tersebut akan
membuat ibu makin berfikir negatif dan berpengaruh terhadap rasa nyeri selama persalinan,
beberapa faktor yang dapat mengurangi rasa nyeri pada persalinan ibu diantaranya adalah
teknik efflurage massage serta dukungan dari suami atau keluarga.
Efflurage massage yaitu suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh permukaan
tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok dengan ringan dan menenangkan.
Massage effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan otot
abdomen, dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Massage effleurage merupakan
teknik relaksasi yang aman, mudah, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat
dilakukan sendiri atau dengan bantuan suami atau keluarga. Tindakan utama effleurage
massage merupakan aplikasi dari teori Gate Control yang dapat “menutup gerbang” untuk
menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat.
Berdasarkan penelitian Wahyuni (2015), menunjukan bahwa effleurage massage dapat
menurunkan nyeri.
Disinilah dukungan suami atau keluarga sangat dibutuhkan. Diharapkan suami atau keluarga
yang mendampingi dapat memberikan support yang positif dan membantu ibu mengurangi nyeri
dengan efflurage massage yang dilakukan oleh suami atau keluarga. Dukungan suami yang
diberikan akan menenangkan emosi ibu sedangkan tekik efflurage massage yang dilakukan
dpat memberikan sensasi rileks sehingga proses persalinan akan dilewati dengan perasaan
senang dan terhindar dari depresi, dan akan memperkecil nyeri yang dirasakan ibu saat
bersalin(Stoppard, 2006)
Dukungan yang penuh kasih saying dan di kombinsikan dengan efflurage massage
diharaapkan dapat dengan cepat mengurangi kebutuhan ibu terhadap obat anestesi serta campur
tangan medis dalam persalinannya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hilmansyah (2011) bahwa
dukungan yang baik akan membantu ibu menurunkan rasa nyeri yang diderita. Dalam kondisi
relaks, tubuh akan memproduksi hormon bahagia yang disebut endorphin yang akan menekan
hormon stressor, sehingga rasa nyeri yang dirasakan akan berkurang. Dukungan diberikan oleh
suami akan membuat ibu lebih nyaman dan lebih menikmati setiap perjalanan persalinan,
semakin ibu menikmati proses persalinan maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu tidak
lagi terfokus pada rasa nyeri persalinan, sehingga nyeri persalinan tidak lagi terasa (Hilmansyah,
2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka kelompok berniat untuk menerapkan teknik
efflurage massage yang di lakukan oleh suami atau keluarga yang mendampingi di ruangan
vk RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Diharapkan ruangan vk RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu mampu mengenalkan
efflurage massage.
2. Tujuan khusus
Suami atau keluarga pasien dapat menerapkan efflurage massage secara mandiri dengan
tuntunan SOP bergambar di ruangan vk RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep effleurage
1. Definisi effleuarage
Effleurage adalah usapan lembut dan merupakan pengenalan tubuh klien pada
praktisi. Ritme yang mengalir membuat tubuh klien rileks dan menyediakan kesempatan
bagi praktisi untuk mengumpulkan informasi mengenai tubuh klien melalui tangannya.
Tekanan yang digunakan pada saat melakukan effleurage sebaiknya lebih besar saat
gerakan menuju jantung dan lebih ringan pada gerakan sebaliknya (Mumford, 2009).
Effleurage adalah manipulasi dimana tangan operator bergerak dari arah distal
menuju proksimal dengan kedalaman yang sesuai keadaaan jaringan dan efek yang
diinginkan. Kedalaman effleurage harus seperti mendorong cairan ke depan dalam
pembuluh superfisial.
Kata effleurage berarti menguasap, dan manipulasi ini dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
a. Effleurage, yaitu kelompok manipulasi dengan tujuan utama membantu drainase
pemburuh darah vena dan pembuluh linfatik dan bekerja dengan arah dari distal
menuju proksimal.
b. Stroking, yaitu kelompok manipulasi dengan tujuan utama reaksi sensori baik
sedatif maupun stimulatif dan arah kerjanya tidak menentu tetapi biasanya dari
proksimal menuju distal.
2. Manfaat effleuarage untuk mengurangi nyeri
Effleurage dapat mengurangi nyeri dengan menutup mekanisme pertahanan
disistem saraf, yang kenal dengan teori gate control. Teori gate control mengemukakan
stimulasi serabut saraf yang mentransmisikan sensasi tidak nyeri dapat menghambat atau
mengurangi transmisi impuls nyeri. Sentuhan tidak menstimulasi reseptor non nyeri
diarea reseptor yang sama dengan reseptor nyeri secara khusus, tetapi dapat memberikan
efek melalui sistem kontrol desenden. Input stimulasi dari effleurage yang
ditransmisikan melalui serabut saraf berdiameter besar bersaing dengan sinyal nyeri
yang ditransmisikan oleh serabut saraf berdiameter kecil, menutup gerbang (gate) nyeri,
dan mencegah transmisi nyeri lebih lanjut ke pusat nyeri (Mumford, 2009).
Effleurage telah menunjukan beberapa bukti mengenai peningkatan aktivitas
parasimpatis dengan meningkatkan denyut jantung, mengurangi tekanan darah,
meningkatkan substansi relaksasi seperti endorfin dan meningkatkan varibilitas denyut
jantung. Perubahan pada aktivitas parasimpatis (sebagaimana dapat diukur melalui
denyut nadi, tekanan darah, dan perubahan denyut nadi) dan kadar hormon (diukur
melalui kadar kortisol) merupakan hasil pijitan dalam jaringan.
3. Prosedur efffleuarage
Prosedur efffleuarage pada perut dan punggung bagian bawah adalah sebagai berikut
a. Posisi klien untuk tidur dengan posisi terkelungkup.
b. Tuang minyak, atau lotion pada telapak tangan.
c. Rasakan minyak pada area punggung bagian bawah.
d. Pijat punggung bagian bawah klien dengan gerakan berawal dari tengah area lumbar
pada titik terendahnya menuju ke arah perut. Gunakan kedua tangan secara bilateral.
Lakukan tiga usapan semakin melengkung ke atas hingga mencakup seluruh area
lumbal. Jangan biarkan tangan terangkat dari kulit. Lanjutkan pola gerakan selama 3
menit.
e. Posisikan klien untuk tidur dengan posisi supinasi.
f. Tuangkan minyak atau jahe merah pada telapak tangan.
g. Ratakan lotion atau air jahe merah pada area abdomen klien.
h. Pijat abdomen klien dengan gerakan berawal dari sisi bokong bagian atas
melengkung ke bawah dan berakhir pada akhir midline di atas pubis. Ulangi dua kali
gerakan dengan awal gerakan semakin ke atas sehingga pada gerakan ketiga pijat
dimulai dari area di bawah rusuk. Ulangi gerakan selama 3 menit.
i. Lakukan usapan melintasi abdomen dari arah kiri ke kananpasien dengan pola dari
atas ke bawah hingga mencakup semua bagian abdomen . Ulangi gerakan selama 3
menit.
j. Gunakan tangan kanan untuk melakukan gerakan melingkar mengelilingi umbilikus.
Ulangi gerakan selama 3 menit.
BAB III
PROSES PENERAPAN INOVASI
A. Tahap Persiapan
1. Hasil pengkajian awal
Di ruangan vk RSUD Dr. M Yunus belum ada SPO tentang efflurage massage dan
pelaksanaannya belum di terapkan, sedangkan bagi keluarga yang mendampingi pun
masih bingung dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk membantu ibu
mengurangi nyeri kala I persalinan. Kelompok 3 Profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Bengkulu berusaha membantu keluarga memahami cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri kala I persalinan dengan SPO bergambar.
2. Sumber daya manusia
Diharapkan suami atau keluarga yang mendampingi ibu bersalin dapat menjai sumber
daya manusia penerapan SOP efflurage massage
3. Penampilan kerja
Selama kami bedinas di ruangan masih banyak bidan yang belum menerapkan SPO
efflurage massage pada ibu bersalin di kala I.
4. Kesimpulan analisis awal
Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa penerapan SPO efflurage massage pada ibu
bersalin pada kala I masih belum diterapkan.
B. Pelaksanaan Inovasi
1. Waktu ( Tanggal Pelaksanaan)
Proyek inovatif ini akan dilaksanakan mulai tanggal 08 Januari sampai dengan 11
Januari 2020.
2. Tempat
Ruangan VK RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
3. Setting
SPO efflurage massage dapat ditempatkan di dinding dekat tempat tidur ibu bersalin ,
untuk mempermudah suami atau keluarga dalam melaksanakannya
4. Instrument ( Alat dan Bahan )
SPO efflurage massage bergambar
5. Prosedur Operasional Tindakan yang dilakukan
Proposal inovasi diajukan kepada CI klinik dan Karu ruangan VK, setelah proposal di
ACC, kelompok langsung mendesaign SPO efflurage massage dan kemudian
mendiskusikan bersama CI untuk penempelan SPO efflurage massage di ruangan VK
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
6. Referensi
Jurnal-Jurnal referensi terlampir
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada desaign inovatif, pembuatan SPO efflurage massage ini sangat bermanfaat bagi
petugas ruangan, suami ataupun keluarga pasien, dimana dalam penatalaksanaannya bisa
dilakukan mandiri dengan melihat SPO efflurage massage yang ditempatkan di dinding
dekat tempat tidur ibu bersalin, untuk mempermudah suami atau keluarga dalam
melaksanakannya

B. Saran dan Rencana Tindak lanjut


Saran yang bisa kami berikan untuk meningkatan mutu layanan ruang VK RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu adalah menerapkan SPO efflurage massage yang tatalaksananya bisa
dilakukan oleh suami ataupun keluarga pasien lainnya.
Daftar Pustaka
Herinawati, dkk. 2019. Pengaruh Effleurage Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase
Aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.
Wulan S, dkk. 2019. Perbedaan Efektivitas Metode Terapi Musik Religi dengan Massage
Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Primigravida. Jurnal Kebidanan
Kestra, VOL 2 No 1

Anda mungkin juga menyukai