i
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 1610030
Menyatakan dan bersumpah bahwa Karya tulis Ilmiah in adalah hasil karya
sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
Jika kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran atas pernyataan dan
sumpah tersebut diatas, maka saya bersedia menderita menerima sanksi akademik
dari almamater.
Yang Menyatakan
NIM 1610030
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Proposal Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Nyeri Akut Post Operasi Hernia Di Ruang Diponegoro Rsud Kanjuruhan
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
berjudul Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Nyeri Akut Post Operasi
yang ditentukan. Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu
Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
1. Riza Fikriana, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Plt Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
kepada penulis.
penulis.
iv
5. Siti Maropah, Amd.Kep selaku pembimbing lahan yang telah
ini.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf STIKes Kepanjen yang telah memberikan
7. Kedua orang tercinta saya yang telah selalu memberikan dukungan baik
secara moral, materil, dan doa hingga terseleinya Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini. Terimakasih atas kasih saynag yang tiada batas yang telah
dicurahkan kepadaku
Keperawatan STIKes Kepanjen dan semua pihak yang tidak dapat penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Cover Dalam
Motto ............................................................................................................... i
Lembar Pernyataan ....................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ...................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar Isi ........................................................................................................ vi
Daftar Tabel .................................................................................................. viii
Daftar Gambar ............................................................................................. ix
Daftar Bagan ................................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Tujuan Studi Kasus .................................................................................. 4
1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 4
1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 4
1.5 Manfaat Studi Kasus ................................................................................ 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 5
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 5
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA ............................................................................... 7
2.1 KONSEP DASAR ......................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Hernia ........................................................................................ 7
2.1.2 Etiologi................................................................................................... 7
2.1.3 Klasfikasi ................................................................................................ 8
2.1.4 Patofisiologi .......................................................................................... 10
2.1.5 Pathway................................................................................................ 12
2.1.6 Manifestasi Klinis ................................................................................. 12
2.1.7 Penatalaksanaan ................................................................................... 12
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 14
2.2 KONSEP DASAR NYERI ........................................................................ 14
2.2.1 Definisi Nyeri ....................................................................................... 14
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ....................................................... 16
vi
2.2.3 Etiologi Nyeri ....................................................................................... 19
2.2.4 Jenis Nyeri ............................................................................................ 20
2.2.5 Penatalaksaan Nyeri .............................................................................. 21
2.2.6 Cara Mengukur Intensitas Nyeri .......................................................... 23
2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .................................................. 28
2.3.1 Definisi Asuhan Keperawatan .............................................................. 28
2.3.2 Pengkajian ............................................................................................. 28
2.3.3 Diagnosa .............................................................................................. 31
2.3.4 Intervensi ............................................................................................. 32
2.3.5 Implementasi ......................................................................................... 32
2.3.6 Evaluasi ................................................................................................. 34
2.4 KERANGKA KONSEP ........................................................................... 35
2.4.1 Penjelasan Kerangka Konsep ....................................................................36
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR BAGAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga dalam perut. Penonjolan
itu di mulai dari rongga yang normal melalui defek pada fasia dan muskulo
lubang embrional yang tidak dapat tertutup atau melebar serta diakibatkan
tekanan pada rongga abdomen Hernia ada 3 bagian yaitu, kantong hernia, isi
hernia, dan cincin hernia (Tanto, 2014). Hernia adalah protrusi organ
(2011)
tahunnya meningkat. Didapatkan data pada dekade tahun 2005 sampai tahun
seperti Afrika, Asia tenggara termasuk Indonesia, selain itu Negara Uni
Emirat Arab adalah Negara dengan jumlah penderita hernia terbesar di dunia
diatas 75 tahun 45%, sedangkan menurut jenis kelamin penderita hernia pada
pria 25x lebih banyak dijumpai dari pada wanita (Simarmata, 2011).
1
Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 berjumlah
Oktober 2018 terdapat 3 pasien yang dirawat dengan kasus hernia. Salah satu
keluhan yang dirasakan pasien yakni nyeri pada perut dan bengkak pada
pada area yang lemah diberi penguatan dengan beberapa dengan beberapa
jaringan pasien atau menggunakan materi lain. Dan herniotomi yaitu meliputi
kantong hernia dari dalam tali sperma, kemudian sayatan di tutup dengan
nyeri timbul (Guyton dan Hall, 2007 : 625) Keluhan penyerta yang sering
dikeluhkan pasien dengan hernia adalah nyeri sebanyak (78,3%) atau dari 10
nyeri yang bermacam macam. Nyeri yang timbul pasca operasi merupakan
kejadian yang dapat menekan stress atau dapat mengubah gaya hidup dan
2
dikelola agar tidak timbul komplikasi seperti syok neurogenik, karena nyeri
pernafasan meningkat (Rumiati, 2013). Nyeri akut adalah awitan yang tiba –
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
tingkatan nyeri yaitu, angka o : tidak nyeri, angka 1-3 : nyeri ringan, angka 4-
6 : nyeri sedang, angka 7-9 : nyeri berat, angka 10 : nyeri sangat berat (Iscan,
dan juga aroma buah untuk dilakukan sebagai terapi non farmakologis
dan spiritual. Efek lainya adalah menunrunkan nyeri dan kecemasan. Minyak
nyeri dapat berupa aroma buah- buahan, bunga dan lain – lain (Solehati &
3
terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin “yang
penghilang rasa sakit alami. Dalam hal ini perawat berperan dalam
perubahan nyeri yang dialami pasien. Untuk karena itu penulis akan
Kabupaten Malang”.
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada pasien
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pada pasien dengan nyeri akut post
4
Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut
Kepanjen.
Kepanjen.
Kepanjen.
Kepanjen.
5
1) Bagi Perawat
Dari hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur pemberian asuhan
Inguinalis.
dengan nyeri akut post operasi hernia agar tidak menjadi masalah
lebih lanjut.
kepada keluarga dan pasien dengan nyeri akut post operasi hernia.
5) Bagi Penulis
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Hernia merupakan penonjolan yang abnormal dari organ, jaringan, atau bagian
dari ogan melalui suatu struktur yang normalnya berisi organ seperti usus (Black
& Hawks, 2014 ) Menurut Rumiati (2013) hernia merupakan penonjolan isi suatu
2.1.2 Etiologi
a) Kongenital hernia
beberapa bulan setelah lahir terjadi hernia melalui defek tersebut karena di
b) Akuisital hernia
cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir dan usia dapat
7
2) Tekanan intra abdomen yang tinggi misalnya sering mengejan, batuk,
2.1.3 Klasifikasi
Hernia dapat menembus melalu defek pada dinding abdomen melalui diafragma
dengan usia muda, kemudian usia 50 hingga 60 tahun juga tinggi dan
kejadian hernia inguinalis indirek akan menurun pada usia lebih tua. Pada
hernia inguinalis bisa menjadi lebih besar dan sering kali turun hingga
skrotum.
Pada hernia inguinal direk, usus turun melalui dinding abdomen pada
daerah dimana terjadi kelemahan otot (tidak melalui kanal) seperti yang
terjadi pada hernia inguinal indirek dan femoral. Hernia inguinal direk
8
terjadi perlahan pada area yang lemah karena gangguan kongenital dalam
3) Hernia femoralis
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoralis dan lebih sering pada
hernia femoralis.
4) Hernia Umbilikalis
Herniasi umbilikalis pada orang dewasa lebih sering pada perempuan dan
Hernia ventral atau insisional terjadi pada lokasi insisi bedah sebelumnya
pascaoperasi, seperti infeksi, nutrisi yang kurang baik, ditensi ekstrem, dan
2.1.4 Patofisiologi
Hernia disebabkan oleh aktivitas berat antara lain pekerajan berat, angkat
9
kelemahan, Selaput otot (fascia) terkoyak, timbul benjolan dalam perut dari
rongga yang normal melalui defek pada fasia dan muskulo aponeurotik dinding
menyebabkan saluran limfe terbendung dan kantong hernia semakin sempit. Pada
kondisi tersebut, usus terjepit dan penekanan pembuluh darah yang menyebabkan
10
2.1.5 Pathway
Fasia terkoyak
Hernia
Peningkatan Tekanan
Oedema
Iskemi Jaringan
11
Kerusakan Jaringan
Pelepasan Mediator
Nyeri
Diterima Reseptor
Nyeri Perifer
Impuls Ke Sistem
Saraf Pusat
Diterima Otak
Presepsi Nyeri
Nyeri Akut
Menurut Grace dan Borley (2007) manifestasi klinis dari hernia yaitu :
b) Hernia inguinalis dimulai pada bagan atas dan medikal terhadap tuberkulum
12
c) Hernia umbilikalis timbul sejak lahir dan mempunyai defek simetris pada
umbilikalis menutup.
periumbiliklis.
3) Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau mual muntah bila terjadi
komplikasi Pada bayi dan anak – anak sering gelisah, banyak menangis dan
2.1.7 Penatalaksanaan
1) Tindakan Konservatif
dieratkan oleh sabuk yang dapat digunakan untuk menjaga hernia tetap
dan dibiarkan di lokasi tersebut untuk mencegah hernia kembali terjadi. Klien
dari tempat tidur. Klien harus mengamati kulit dibawah lokasi penyangga
2) Tindakan Operatif
Perbaikan hernia dilakukan dengan insisi kecil tepat di atas area yang lemah.
otot kemudian ditutup rapat diatas area tersebut. Beberapa tindakan perbaikan
13
a) Hernioplasti yaitu usaha mencegah kekambuhan hernia dengan membentuk
pasca operasi lebih lambat. Pasien harus diberi tahu untuk tidak mengangkat
inguinal, biasanya diberikan es pada area insisi untuk mengurangi nyeri dan
skrotum dan minta pasien menggunakan penyangga scrotal ketika turun dari
LED, kalium, natrium, albumin, bilirubin, hitung darah lengkap, dan hasil
gas darah arteri. Jika kadar albumin dibawah 3 g dapat mengganggu proses
penyembuhan luka.
14
3) Pemeriksaan EKG dan foto thorak pada pasien usia lebih dari 40 tahun
2009)
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang itu sendiri yang mengalaminya dan dapat menjelaskan serta mengevaluasi
perasaan tersebut. Tujuan nyeri sendiri adalah untuk perlindungan, karena nyeri
dan meminta penderita untuk menghilangkan atau menarik diri dari penyebab
nyeri.
Ambang nyeri merupakan intensitas terendah dari stimulus nyeri yang bisa
bila tanpa adaptasi, akan sama terjadi pada semua orang, namun proses adaptasi
dialami oleh setiap orang. Persepsi nyeri adalah hal yang individual, unik dan
tidak sama ambang nyeri pada setiap individu. Hal tersebut dipengaruhi oleh
durasi, berat/intensitas, kualitas, serta periode dari nyeri. (Mubarak et al, 2015)
a) Durasi Nyeri
Durasi nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Akut
adalah suatu episode nyeri yang berakhir antara 2 bulan sampai kurang
15
dari 6 bulan. Kronik adalah suatu episode nyeri yang berakhir lebih dari
b) Kualitas Nyeri
Kualitas nyeri setiap orang beragam seperti tajam, tumpul, difus (area
c) Berat/Intensitas Nyeri
dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh kedua orang
d) Periode Nyeri
selintas atau juga bisa didefinisikan nyeri hilang timbul (Tamher, 2008)
Menurut Grace, P.A. dan Borley, R.N. (2007). ada beberapa faktor yang
a) Usia
16
ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana
b) Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda dalam berespon terhadap
biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu, tanpa
c) Perhatian
yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu yang perawat terapkan
d) Kebudayaan
nyeri, individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima
17
seseorang. Dengan demikian, hal ini mempengaruhi pengeluaran fisiologis
e) Makna nyeri
nyeri akibat cedera karena pukulan. Derajat dan kualitas nyeri yang
f) Ansietas
g) Keletihan
Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahka dapat
18
mengalami suatu periode tidur yang lelap di banding pada akhir hari yang
melelahkan
h) Pengalaman sebelumnya
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
jelas tentang jenis nyeri yang akan dialami dan metode yang mengurangi
nyeri tersebut.
i) Gaya koping
tingkat tertentu.
19
dicintai klien akan meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan. Apabila
tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri membuat klien
semakin tertekan. Kehadiran orang tua sangat penting terutama bagi anak-
a) Mekanik, yaitu rasa nyeri timbul akibat ujung – ujung syaraf bebas
b) Ternal, yaitu rasa nyeri timbil karena ujung syaraf reseptor mendpat
rangsangan akibat panas dan dingin. Misalnya karena api dan air.
c) Kimia, yaitu timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam
d) Elektrik, yaitu timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot atau luka bakar.
5) Iskemi pada jaringan, misalnya terjadi blockade pada arteri koronaria yang
20
2.2.4 Jenis Nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri akut atau nyeri nosiseptif biasanya merupakan sensasi yang terjadi secara
mendadak, paling sering terjadi sebagai respon terhadap beberapa jenis trauma.
Penyebab umum nyeri akut adalah trauma akibat kecelakaan, infeksi, dan
2) Nyeri kronis
bulan) dan dapat terjadi seumur hidup. Penyebab nyeri kronis sering kali tidak
diketahui. Nyeri kronis sebenarnya dapat terjadi akibat kesalahan sistem saraf
dalam memproses input (asupan) sensori. Efek yang bisa ditimbulkan dari
nyeri kronis individu dapat berupa frustasi dan marah, namun sulit untuk
mengekspresikan perasaannya
3) Nyeri alih
Nyeri alih adalah nyeri yang berasal dari satu bagian tubuh, tetapi
dipersepsikan di bagian tubuh lain. Nyeri alih paling sering berasal dari dalam
visera (organ internal) dan dapat dipersepsikan di kulit, meskipun dapat juga
21
2.2.5 Penatalaksaan Nyeri
1) Terapi Famakologi
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri. analgesik pada
umumnya meredakan nyeri dengan mengubah kadar natrium dan kalium tubuh,
sehingga memperlambat atau memutus transmisi nyeri. Tiga kelas analgesik yang
Obat ini biasanya diberikan kepada klien yang mengalami nyeri ringan
dan naproksen
Obat addjuvan adalah salah satu yang biasanya digunakan untuk tujuan
lain tetapi dapat juga membantu meredakan nyeri. Obat ini dapat
relaksasi otot ketika otot relaks, nyeri membaik dan produksi endorphin
22
stimulus nyeri ketika klien menerima masukan sensori yang cukup atau
b) Relaksasi
peningkatan intensitas nyeri. Tiga hal utama yang tepat, pikiran yang
c) Mobilisasi dini
d) Aromtherapy
buah- buahan, bunga dan lain – lain (Solehati & Kosasih, 2015)
23
2.2.6 Cara Mengukur Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, serta
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
et al, 2014).
skala longitudinal yang pada salah satu ujungnya tercantum nilai 0 (tidak nyeri)
dan ujung lainnya nilai 10 (nyeri paling hebat). Untuk mengukurnya penderita
pengalaman nyeri terakhir kali ia rasakan, dan nilai ini sifatnya subjektif dan
distraksi, tingkat aktivitas, dan harapan keluarga. Intensitas nyeri dapat dijabarkan
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
7-9 Sangat nteri tapi masih bisa dikontrol oleh klien dengan
24
2) Skala nyeri McGill (McGill Scale) mengukur intensitas nyeri dengan
menggunakan lima angka, yaitu 0: tidak nyeri, 1: nyeri ringan, 2: nyeri sedang,
3) Wong-Baker FACES Rating Scale yang ditunjukkan untuk klien yang tidak
25
Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Deskriptif
intensitas nyeri tersebut. Pasien sering kali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang, atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit
yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale- VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri atas tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
26
Gambar 2.4 Skala Penilaian Nyeri Numerik
Skala analog visual (Visual Analog Scale - VAS) tidak memberikan label
sudivisi. VAS merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri
yang terus-menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini
yang dialaminya. VAS adalah pengukuran nyeri yang lebih sensitive karena
klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada garis dari pada dipaksa untuk
Keterangan:
0 : Tidak nyeri
27
1-3 : Nyeri ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
menunjukan lokasi
baik
7-9 : Nyeri berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
10 : Nyeri sangat berat, klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, Skala ini
dapat memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lenih akurat. Skala ini
setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
28
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
2.3.2 Pengkajian
1) Pengkajian
Pengkajian umum terdiri dari identitas klien mencakup nama, umur, alamat,
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah riwayat nyeri,
keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas nyeri, dan waktu
29
2) Pola kebiasaan
terhadap makanan
b) Pola eliminasi : Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada tidaknya gangguan
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan
Minum
Berpakaian
Mobilisasi
Berpindah
Berjalan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
4 : tergantung total
30
d) Pola tidur dan istirahat : Kaji pola tidur, tingkat kenyamaan saat istirahat,
e) Pola persepsi diri : Kaji perasaan pasien tentang dirinya, keadaan yang
f) Pola peran dan hubungan : Kaji perubahan peran yang dialami saat sakit
dan sebelum sakit, perubahan peran yang dialami saat sakit dan sebelum
sakit
masalah
3) Pemeriksaan Fisik
kesimetrisan
g) Mulut : Kebersihan, ada tidaknya karies gigi, dan infeksi mulut lainya
h) Leher :JVP meningkat atau tidak, ada tidaknya pergerakan yang terganggu
31
Infeksi dengan menggunakan teknik IPPA yakni :
Perkusi : kaji adanya distensi usus atau tidak. Dengarkan suara abdomen,
2.3.3 Diagnosa
dengan kewengan perawat. Diagnosa yang muncul pada klien post operasi
hernia adalah :
32
2.3.4 Intervensi
(Caksono, 2014)
33
2.3.5 Implementasi
klien
dirasakan klien
untuk
dorongan perawat.
34
lavender
2.3.6 Evaluasi
sudah tercapai atau tidak (Tarwoto, 2015). Pada kasus ini diharapkan setelah
35
2.4 KERANGKA KONSEP
Pembedahan
Faktor yang mempengaruhi nyeri :
b) Faktor presipitasi
1. Aromaterapi lavender
Evaluasi keperawatan :
1. Mampu mengontrol nyeri
(menggunakan tehnik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri)
2. Mampu melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan
manajamen nyeri
3. Bisa menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
s
36
2.4.1 Penjelasan Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat dapat diuraikan beberapa hal
berikut ini. Di antaranya kerangka konseptual tersusun atas input, proses dan
output. Input yang di ambil yakni klien post operasi herniotomi dengan nyeri akut
standar praktek klinik yang komponenya sama dengan asuhan keperawatan. Serta
koping adalah suatu upaya yang dilakuka indibidu untuk mengahadapi dan
mengantisipasi situasi atau kondisi yang mengancam fisik maupun psikis yang
2013 : 18). Salah satu teknik atau metode yang dilakukan dalam kasus ini yakni
tingkat nyeri seseorang (Davis, 2005). Dapat dilhat data dari pasien dengan kasus
37
pembedahan yang beresiko mengalami nyeri paska operasi sebesar (78,3%) atau
Dalam hal ini prosedur atau pemberian lilin aromatheraphy terhadap pasien
dengan kasus pembedahan hernia dilakukan selama 2 hari pada hari pertama
menit. Teknik relaksasi aromatherapi diberikan pada pagi hari dan sore hari yakni
sebelum pasien diberikan obat untuk mengurangi nyeri, namun waktu pemberian
teknik ini dapat bertambah ataupun berkurang tergantung perubahan dan tingkat
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
waktu penelitian sejak pasien pertama kali masuk rumah sakit sampai
pulang atau ketika pasien yang dirawat minimal 3 hari perawatan. Apabila
dalam 3 hari pasien sudah pulang, maka perlu penggantian pasien lainya
39
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah 2 pasien yang memiliki batasan
karakteristik yang sama dengan masalah keperawatan pada pasien post operasi
hernia dengan nyeri akut di Ruang Diponegoro RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen
Kabupaten Malang.
data yang telah dilperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data dapat
diperoleh dari paisen, keluarga pasien, dokter, hasil laboratorium, dan data
2) Triagulasi Teknik
40
Triagulasi teknik untuk menuji kreadibilitas data dilakukan dengan cara
megecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data
3) Triagulasi Waktu
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih
teknik lain dalam waktu / siatuasi yang berbeda. Bila hasil uji
subjektif karena peneliti adalah instrumen utama untuk pengambilan data dan
1) Anamnesa
penunjang lainya saat pertama kali klien masuk ke rumah sakit. Informasi
yang di dapat dari pasien di rumah sakit dikategorikan dalam dua kategori
subjektif dan objektif. Data subjektif adalah data yang diambil dari pasien
41
berdasarkan hasil pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi
2) Wawancara
Wawancara atau juga yang disebut kegiatan bertanya atau tanya jawab
3) Observasi Perilaku
sosial. Observasi dapat dilakukan melalui apa yang diteliti dan di lakukan
ditanyakan.
4) Dokumentasi
pencatatan dan pelaporan. Satu hal yang harus diingat, tidak ada seorangun
dapat membaca tentang pasien, bila catatan itu hanya di simpan untuk
sendiri. Oleh karena itu anda harus mampu melakukan pencatatan dan
42
a) Akurat
Catatan anda akan akurat bila ditulis saat masih segar dalam ingatan anda.
b) Berpikir kritis
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipan
43
b) Anonimity (tanpa nama)
menuliskan kode pada lembar pengumulan data atau hasil penelitian akan
disajikan.
c) Confidentialy (kerahasiaan)
peneliti.
44
DAFTAR PUSTAKA
Grace, P.A. & Borley, R.N. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Ed.3. Jakarta :
Erlangga.
Mubarak et al. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap dalam
Praktik Keperawatan : Konsep dan Aplikasi dalam Praktik klinik. Jakarta :
Salemba medika
45
Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction Publishing.
Rumiati. 2013. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn.S dengan Post Operasi
Hernia inguinal Lateralis Diruang Anggrek RSUD Sukoharjo, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta. Diakses 20 November 2016.
Rosdahl, C.B. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar (Textbook of Basic Nursing)
Vol.3 Ed.10. Jakarta : EGC.
Sari et al. 2011. Karakteristik Penderita Hernia Incarserata yang Di Rawat Inap
Di RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN. Jurnal Universitas Sumatra Utara.
Diakses 1 November 2016.
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC
46