Anda di halaman 1dari 40

Departemen Keperawatan Maternitas

RESUME KEPERAWATAN ANTENATAL CARE PADA NY.S DENGAN


USIA KEHAMILAN 30 MINGGU DIRUANGAN POLI ANC
PUSKESMAS JONGAYA MAKASSAR

OLEH :
NURUL MUSFIRAH, S.Kep
17. 04. 099

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
T.A 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

Konsep Dasar Medis


A. Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai
suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat
dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalianan yang aman dan
memuaskan (Handaya, 2008).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang
bersifat preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan
kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
oftimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya ( Departemen Kesehatan, 2007)
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum
dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm (Mary nolan, 2004). Menurut Kushartanti (2004), kehamilan
adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir.
B. Tujuan Antenatal Care

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu


hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik
dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara
rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya
penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan
kematian neonatal.
C. Standar Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui
sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan
setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I
berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan,
pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan
darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap
kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan
kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.
Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkn pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2
deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam
bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan
setelah setahun TT4
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran
rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk
mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam
rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak
rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika
diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian
tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi
dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan
nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat
maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan
kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) ,
PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko
tinggi terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan
kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya.
D. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
 Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem
saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau
ketegangan emosi
 Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau
infeksi.
 Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar
progesteron, dapat disebabkan karena gangguan pada saluran
cerna atau alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6 dan menghilang
pada minggu ke-12.
 Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae,
perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.
 Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan
sensitivitas jaringan, tekanan karena pembesaran uterus
menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih
selama hamil. Dapat pula disebabkan oleh penyakit infeksi
saluran kencing, trauma dan pertumbuhan tumor vesika urinaria.
 Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
 Leukorea Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22
pada primipara dan minggu ke-20 pada multipara.
b. Obyektif (probabilitas)
 Perubahan fisiologi dan anatomi
 Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
 Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma,
linea nigra)
 Perubahan payudara
 Pembesaran abdomen
 Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila
digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan
memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
a. Pembesaran rahim
b. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di
atas uterus ibu hamil.
c. Kontraksi Braxton Hicks
d. Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin
berenang menjauh dan kemudian kemudian kembali ke posisinya
semula.
e. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
f. Goodell sign : melunaknya serviks.
g. Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan (absolut)
a. Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-
Ray
b. Terdengar detak jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
d. Teraba gerakan janin.
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil
bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah
dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi.

4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.

F. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil


Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada
alat kandung, dan juga organ lainnya.
1. Vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas:
a) Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan
kebiruan
b) Warna lipid pada vagina dan portio serviks
disebut “tanda Chadwick”, corak yang berwarna keunguan yang
dapat terlihat oleh pemeriksa.
2. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks
menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda
Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental
disebut operkulum.
3. Uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran
uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh
dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung
muskular yang mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air
ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500
kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-
serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan
fibroelastik, darah dan saraf.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil


pada minggu ke- 40
Ukuran Tidak hamil Hamil
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
Volume ≤ 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).
4. Indung telur (ovarium)
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita
tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus
luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan
progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi
sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk
steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin
(hCG), human placental lactogen (hPL) juga disebut chorionic
somatomotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT).
5. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil
adalah rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara
bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan
jaringan alveolar dan suplay darah. Puting susu menjadi lebih
menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih,
(kolostrum). Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih
gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.

Perubahan pada organ dan sistem lainnya :


1. Sistem sirkulasi darah dan cardiovaskuler
a. Volume darah
Volume daran da volume plasma meningkat
b. Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap
meningkat sampai akhir kehamilan
c. Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit
meningkat untuk kebutuhan oksigen.
d. Nadi dan TD
Nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
TD menurun, bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya
masalah kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi
maternal, kecemasan yang dialami dan ukuran manset. Selama
trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-
10 mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan
hormonal selama kehamilan.
e. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada
minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke
kiri. Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam
ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga
memberikan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada
kehamilan, bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3
terdengar setelah usia kehamilan 20 minggu.
2. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas,
bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya
lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti
sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume
ventilasi permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk
dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar
60% wanita hamil mengeluh sesak napas.
3. Sistem pencernaan
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena
kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih
banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih
menekan diafragma, lambung, dan intestin.
4. System Muskuluskeletal (Tulang dan gigi)
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga
kalsium dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan baik. Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi,
sejak kalsium gigi telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang
asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran email yang
menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena
janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi
penambahan berat ini, bahu lebih tertari ke belakang dan tulang
belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
5. System integument (Kulit)
a. Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior
melanotropin yang meningkat selama kehamilan.
b. Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk
seperti jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan
diatas pipi, hidung dan kening.
c. Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari
simfisis pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
d. Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja
adenokortikosteroid yang terlihat pada abdomen, paha dan
payudara.
e. Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola
yang berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang
bila ditekan. Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan
lengan.
6. System perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan
darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter
bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter
menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih
lambat. Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
7. System kerja Kelenjar endokrin
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan
kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan,
banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.
Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon
yang dihasilkan tetap sama. Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic rate
disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan
kalsium dan vitamin D janin lebih besar. Hormon paratiroid
penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah,
tanpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak
insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun
demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat
yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih
banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannya ke dalam
urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang
riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
Kelenjar pituitary
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit
pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua
hormon tropik, tetapi juga dengan jumlah yang sedikit berbeda.
Follicle stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic
gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon
pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok meningkat,
menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan
abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus
posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi
kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan
kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar
adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
 Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
 Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
 Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta
mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
 Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
 Kerjanya berlawanan dengan insulin
 Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
 Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
 Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
4) Progesteron
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
 Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara
endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus
 Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
 Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah
ekstremitas
5) Relaksin
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
 Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan
serviks, dan pengubahan kolagen

6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan
juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk
memulai persalinan.
8. Metabolisme
a. BMR meningkat 15 – 20% terutama
trimester ketiga
b. Kebutuhan protein meningkat untuk
pertumbuhan fetus, payudara. Laktasi
c. Sering haus, nafsu makan kuat, sering
kencing.
d. Kolesterol meingkat karena somatotoropin
membentuk lemak.
e. BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan
oleh
1) Janin, uri, air ketuban, uterus
2) Payudara, uri, darah, lemak,
protein, retensi urine.
3) Kebutuhan kalori meningkat
selama kehamilan dan laktasi

G. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan


Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan
identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil,
ia merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu
hari, tapi tidak sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut
direncanakan, periode awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum
terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang
kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang
kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan
nafkah pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh
rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu,
selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi
mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan
ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan
dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya
tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat
disangkal lagi dan diterima. Karena pengalaman adalah terus
dipertimbangkan dan ditinjau ulang, terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-
pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia
membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya,
dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi
bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir
kehamilan sebagai cara untuk melestarikan alam suatu penghargaan
atau emansipasi dari kontrol parental. Mereka mungkin menyamakan
kehamilan dengan penyakit, kejelekan, memalukan, atau mereka
mungkin memandang kehamilan sebagai suatu periode kreatifitas dan
pemenuhan tugas.
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi
bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini
dari bapaknya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia
dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan
ibu dari anak-anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap
ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan
perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala-gejala
seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini
oleh beberapa ahli sejarah medis disebut midleiden atau menderita
bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh
karenanya nama dan jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting.
Untuk banyak orang, secara ideal harapan dari kehamilan, khususnya
yang pertama adalah lahirnya anak laki-laki. Bagi orang yang
demikian, lahirnya anak permepuan pada kehamilan pertama adalah
suatu kegagalan untuk meneruskan nama keluarga. Sehingg setiap
anggota keluarga mempunyai pandagan yang berlainan tentang
kehamilan. Persepsi tersebut mempengaruhi resolusi krisis.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis
adalah dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini
merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk
memberikan keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran
yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki
seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti
“menceritakannya” pada teman, melakukan olah raga yang berat,
mendengarkan musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri
(seperti menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam
mengurangi kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping
tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota
keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan
mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu.

H. Keluhan Pada Masa Hamil


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif
dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap
kehamilannya (Depkes RI, 1994). Keluhan-keluhan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
 Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
 Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang
menyengat.
 Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
 Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing.
 Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan
(estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks
dan vagina.
 Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam
perlu diwaspadai adanya abortus.
 Perut membesar.
 Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang
timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut
menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati
terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbulkonflik karena
pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian
dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada
trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan
yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan
pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ,
melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan
USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan,
sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
 Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
 Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan
rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
 Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
 Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam
perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
 Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan
pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
 Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
 Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi.

I. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat 1 bulan.
2. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
Pemeriksaan Ibu Hamil
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal
pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam
hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir.
Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Ganong 1989 dalam
Bobak, 2005).
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
 Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
 Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d
Maret
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006)
kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan
anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan
intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan
kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
 Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
 Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
 Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus
maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong
teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.

Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan
tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan
bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung
dan resisten.

Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik
napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan
menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba
keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan
teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu
tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan
yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,
divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul.
Lakukan penentuan TPP adalah taksiran perkiraan partus.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal,
serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal:
10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus


uteri.
Bln/mgg Besar uterus Tinggi fundus uteri
1/ Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2/ Telur bebek Di belakang simfisis
3/12 Telur angsa 1 – 2 jari di atas simpisis
4/16 Kepala bayi Pertengahan simpisis – pusat
5/20 Kepala dewasa 2 – 3 jari di bawah pusat
6/24 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7/28 Kepala dewasa 2 – 3 jari di atas pusat
8/32 Kepala dewasa Pertengahan pusat - processus
xypoideus
9/36 Kepala dewasa 3 jari di bawah perut atau sampai
setinggi px
10/40 Kepala dewasa sama dengan kehamilan 3 bulan
namun melebar ke samping

Beda kehamilan 8 bulan dan 10 bulan


8 bulan 10 bulan
Membesar ke atas Membesar dan melebar
Cocokkan dengan HT Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol Pusat menonjol
Kepala janin sudah turun Kepala janin sudah turun
Epigastrium kejang Epigastrium lemas

Jadi tinggi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke-10, setelah
bulan ke-9 tinggi fundus uteri turun lagi pada primigravida karena
kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.
Cara lain untuk menentukan hanya kehamilan dan berat badan janin
dalam kandungan.
1) Dihitung dengan tanggal haid terakhir
2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “ feeling
life” (quickening).
3) Mur sprelgelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari
simfisis di peroleh.
22 – 28 minggu 24 – 26 cm diatas simfisis
28 minggu 26,7 dm diatas simfisis
30 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis

4) Mac Donald : modifikasi spiegelberg, jarak fundus sampai simpisis


dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
5) Ahlfeld : ukuran kepala-bokong : 0,5 panjang anak sebenarnya bila
diukur jarak kepala – bokong janin adalah/30 cm,maka tua
kehamilan adalah 8 bulan
6) Rumus Johnson-Tausah BB : (MD – Q) x 155
BB : berat badan : MD = jarak simpisis – fundus uteri
a) Palpasi menurut Boedin
Dilakukan pada bagian II :
 Pemeriksa menghadap klien dan berdiri di sebelah
kanan klien.
 Satu tangan diletakkan diatas fundus uteri dan
mendorong ke bawah (agar punggung lebih
membungkuk dan mendekati dinding uterus).
 Tangan yang lain meraba perbedaan rasa antara
sebelah kanan dan kiri.
 Bila perbedaan tahanan lebih keras dan jelas, keras
dan memanjang itulah punggung anak.
2) Palpasi menurut Ahpeld
Dilakukan pada bagian II :
 Posisi yaitu pemeriksa menghadap klien dan berdidi
sebelah kanan klien
 Pinggir tangan kiri tegak ditengah-tengah perut, kira-
kira di daerah pusar dan menekan ke bawah (arah
punggung ibu).
 Dengan demikian anak akan terdorong ke samping
hingga punggung lebih jelas.
 Bedakan rasa tahanan seperti di atas.

J. Pertumbuhan janin
1. 0 – 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai
berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
2. 4 – 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai
tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
3. 8 – 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi
fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas,
beberapa refleks primitive mulai.
4. 12 – 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum
hidung dan palatum menyatu.
5. 16 – 20 minggu
quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat
terlihat, selaput kulit.
6. 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah
keriput.
7. 24 – 28 minggu
kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata – respon
pernapasan.
8. 28 – 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di
muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
9. 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala
panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga, rambut.
10. 38 – 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat.

K. Anjuran untuk Ibu Hamil


1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari,
tergantung berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1
bayi atau kembar). Peningkatan BB yang normal selama kehamilan
adalah 6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ selama
kehamilan diantaranya adalah:
 Buah dan sayuran
 Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
 Protein seperti ikan, daging, kacang
 Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
 Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil
melindungi dari gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida).
Wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari
selama 12 minggu kehamilan.
 Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja
mengangkut oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah
meningkat untuk kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 –
50 mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu
makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk
meningkatkan penyerapan.
 Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil
dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan
sebanyak 1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika
sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C
untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk
ibu hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin
untuk mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
 Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
 Aerobic low impact
 Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
 Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisan napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah,
pusing.
 Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
 Lakukan istirahat secara teratur
 Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggung sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan
ketiga.
 Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
dengan energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
 Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan
gerakan yang mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:

Hipertensi dalam kehamilan

Ketuban pecah dini

Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III

Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak
boleh terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya
bila merasakan gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan
hati-hati. Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta
praevia, atau abortus berulang dianjurkan untuk menghindari
berhubungan seks pada masa kehamilan demikian pula ketika kepala
sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan
sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian
adalah:
 Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
 Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangka waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
 Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika
kehamilan sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR,
lahir preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin.
Etanol yang terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang
merupakan zat teratogen yang dapat menyebabkan risiko terbesar
adalah kecacatan pada janin.

L. Kenyamanan pada Ibu Hamil


1. Pakaian hamil
Pakaian yang menyenangkan, yang longgar paling baik, celana,
BH, dan ikat pinggang, celana panjang, kos kaki, celana dalam, korset
dan pakaian ketat harus dihindari. Memakai celana yang berlebihan
menekan perineum vagina sehingga menjadi panas, mengganggu
sirkulasi dikaki yang dapat menyebabkan varices.
Korset maternity yang lebih baik yang dapat digunakan untuk
menyangga sakit pinggang. BH ibu hamil apa yang paling baik yang
dapat membantu menambah berat payudara. Lingkaran dada dan ukuran
jaringan payudara (dibawah ketiak), serta mempunyai penutup puting
susu yang lebih penting lagi yag dapat mencegah sakit punggung dan
sakit leher.
Kaos kaki yang elastis dapat membantu ibu yang varices vena yang
besar atau bengkak kaki. Sepatu yang dapat memberikan dukungan
yang kuat dan meningkatkan sikap yang baik dan keseimbangan, seperti
menggunakan sepatu yang hak rendah.
2. Mandi dan berenang
Mandi di bak mandi, diizinkan pada kehamilan tua sebab air tidak
dapat masuk kedalam vagina kecuali di bawah tekanan, mandi dan
shower hangat dapat menjadi terapeutik sebab dapat merilekskan
ketegangan otot, membantu mencegah insomma dan membuat ibu
hamil merasa segar.
3. Aktivitas fisik dan istirahat
Aktifitas fisik disesuaikan dengan umur kehamilan yang dapat
memperbaiki sirkulasi, membantu relaksasi dan istrahat serta mencegah
kebosanan, seperti melakukan senam hamil secara teratur. Ibu hamil
dianjurkan untuk merencanakan periode istrahat, berbaring miring
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenisasi,
fetoplacenta, dengan tekanan pengeluaran dari vena cava asendens dan
aorta desendens.

M. Komplikasi sebagai akibat langsung kehamilan


1) Hiperemisis gravidarum
2) Hipertensi dalam kehamilan
3) Perdarahan trimester I (abortus)
4) Perdarahan antepartum
5) Kehamilan ektopik
6) Kehamilan kembar
7) Molahydatidosa
8) Inkompatibilitas darah
9) Kelainan dalam lamanya kehamilan
10) Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
N. Penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan
1) Penyakit dan kelainan alat kandungan
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Penyakit endokrin (DM)
4) Infeksi
5) Asma
6) Penyakit ginjal
7) Penyalahgunaan obat/psikosis
8) Penyakit darah
9) Penyakit GIT
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Prenatal
1. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
Varises
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama
pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
Urinalisis: Peningkatan berat jenis
Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
7. Keamanan
Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
 Penghentian menstruasi
 Perubahan respon /aktivitas seksual
 Leukosa mungkin ada.
 Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis
pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu)
agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
 Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
 Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler
nevi, strial gravidarum.
 Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
 DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
 golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
 Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
 Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
 Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh
kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
 Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
 Papanicolaow Smear : mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks
tipe 2
 Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
 Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
 Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
 Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
 Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

B. Diagnosa Dan Rencana Keperawatan


Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan , kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap
b/d mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
kuku, dan kulit,
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17
tahun atau lebih dari 35 tahun)
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah,
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
4) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya.
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di
bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi – pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat
badan lahir rendah
5) Pantau kadar hemoglobin (Hb)/Ht
Rasional: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Tindakan:

1) Auskultrasi denyut jantung janin


Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan
mola hidatidosa
2) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik
(HCG), perubahan matabolisme karbohidrat dan penurunan
motilitas gastric memperberat mual dan muntah pada
trisemester pertama.
3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya
uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan
haluaran dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap
kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
1) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya

2) Klarifikasi kesalah pahaman


Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi
dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.

3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar


Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut
jelas.
4) Perrtahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan
hasil positif ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri dan janin.
Tindakan:
1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..
2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke
uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia
janin.
3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman
seperti pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
4) Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan
otak janin
5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang
diketahui mengalami infeksi Rubella
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I
6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
Tindakan:
1) Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak
efek-efek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan
emosi
2) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa
yang terjadi
3) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat
hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan
aktivitas yang menyenangkan
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1) Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-
kira 60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital
meningkat. Fungsi pernapasan diubah saat kemampuan
diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh
pembesaran ulkus.
2) Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan
3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
4) Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
1) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum
melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
3) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang
potensial situasi resiko tinggi.
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk
mengontrol atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan
harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada
janin.

Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan
Tindakan:
1) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2) Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea. Khususnya pada
multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan
antara ibu dan bayi dalam kandungan
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan
cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh
hormon pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat
gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
4) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung
kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas
kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko
individu yang potensial
Tindakan:
1) Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada
detensi natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal
sirkulasi uterus, dan fungsi ssp

2) Dapatkan kultur vagina


Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan
ketidaknyamanan berat pada klien
3) Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial
pada klien dan janin
5) Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah
trisemester III yang berhubungan dengan asupsi plasenta,
ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1) Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari
frekuensi berkemih.
2) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami oedema.
3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran ke vena
4) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan
regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2010). Asuhan keperawatan-kebidanan (kehamilan Normal), (Online),


(www.herodessolutiontheogeu.blogspot.com ), diakses… 27 Mei 2014.
Anonim (2011). Asuhan Keperawatan kehamilan normal, (Online).
(www.indokeperawatan.wordpress.com ), diakses… 27 Mei 2014.
Doengoes M.E (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2, EGC, Jakarta.
Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga
dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf. Diakses tanggal
25 April 2014.
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html.
Diakses tanggal 25 April 2014.
Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai