A. PENGERTIAN
cairan. Lebih tepat kalau dikatakan paru kolaps ( jaringan paru elastis ).
terjadi sewaktu udara atau gas lain masuk ke ruang pleura yang
1
Pneumotoraks didefinisikan sebagai kehadiran udara antara rongga
akumulasi dari udara di bawah tekanan dalam ruang pleura. Kondisi ini
udara untuk masuk ke dalam ruang pleura dan mencegah udara dari
B. ETIOLOGI
paru
kanan mainstem
2
d. Traumatis: bentuk paling umum dari Pneumotoraks dan hemothorax,
dari gelembung hawa, alveoli. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
m2. pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, oksigen masuk kedalam
Paru-paru dibagi dua, paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus
pulmo dekstra superior, lobus media dan lobus inferior. Tiap lobus
tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus
superior dan inferior. Tiap lobus terdiri dari belahan yang bernama
0,2-0,3 mm.
paru atau hilus. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut pleura,
terbagi dua, pleura viseral dan pleura parietal. Antara keduanya terdapat
3
kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa
Guna penapasan :
dibuang.
4
D. PATOFISIOLOGI
dan klien masih mampu bertahan, udara yang berlebihan dapat diserap
aliran vena kaca superior dan inferior yang dapat mengurangi cardiac
5
Pneumathoraks. Robekan pada percabangan trakeobronkial
sakit.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tandanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah
udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang
mengalami kolaps.
a. Gejalanya bisa berupa :
1) Nyeri dada kejam yang timbul secara tiba-tiba dan semakin
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisik dengan bantuan sketoskop menunjukkan adanya
penurunan suara
b. Gas darah arteri untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
c. Pemeriksaan EKG
d. Sinar X dada, menyatakan akumulasi udara / cairan pada area
(jantung)
e. Torasentensis ; menyatakan darah / cairan serosanguinosa
6
f. Pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap dan
AVPU
h. Pulse Oximeter : pertahankan saturasi > 92 %
G. PENATALAKSANAAN
a. Chest wound/sucking chest wound
Luka tembus perlu segera ditutup dengan pembalut darurat atau
plastik bersih. Pembalut plastik yang steril merupan alat yang baik,
mengembang kembali.
c. Penatalaksanaan WSD ( Water Sealed Drainage )
d. Perawatan Per-hospital
Beberapa paramedis mampu melakukan needle thoracosentesis
7
e. Pendekatan melalui torakotomi anterior, torakomi poskerolateral dan
H. KOMPLIKASI
Tension pneumathoraks dapat menyebabkan pembuluh darah
BAB II
Konsep Keperawatan
2. Pengkajian Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat
8
b.Sirkulasi
Tanda : Takikardia, frekuensi tak teratur/disritmia, irama jantung
mengerutkan wajah
f. Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, lapar napas
Batuk
Riwayat bedah dada/trauma, inflamasi/infeksi paru
Pneumothorak spontan sebelumnya, PPOM
Tanda : Takipnea, bunyi napas menurun atau tidak ada
Peningkatan kerja napas
Fremitus menurun
Hiperresonan (udara), bunyi pekak (cairan)
Gerakan dada tidak sama
Kulit : pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan
Terapi PEEP
g.Keamanan
Gejala : Adanya trauma dada
Radiasi / kemoterapi untuk keganasan
h.Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Riwayat faktor risiko keluarga : TBC, Kanker
Bukti kegagalan membaik
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas b/d ekspansi paru yang tidak maksimal
drainage
6. Resiko infeksi b/d diskontuinitas jaringan
9
4. Rencana keperawatan
10
1 Nyeri Akut NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian
keperawatan selama 3x24 jam,
nyeri secara
klien akan melaporkan nyeri yang
komprehensif termasuk
dirasakan dapat berkurang atau
lokasi, karakteristik,
teratasi.
Dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi,
1. Melaporkan bahwa nyeri
kualitas dan faktor
berkurang dengan skala 2
presipitasi
(0-10) NRS 2. Monitor vital sign
2. Ekspresi wajah rileks 3. Kendalikan faktor
3. Tanda – tanda vital dalam
lingkungan yang dapat
rentang normal
mempengaruhi nyeri
seperti kebisingan
4. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi:
dan distraksi.
5. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
NOC :
NIC :
Setelah dilakukan tindakan
1. kaji frekuensi dan
keperawatan selama 3x24 jam,
kedalaman pernafasan.
klien akan mempertahankan pola 2. auskultasi bunyi nafas.
11
2 Pola Nafas tidak nafas tetap efektif 3. Memberikan posisi semi
Dengan kriteria hasil :
efektif bebas dispnea dan sianosis. fowler.
Pernapasan dalam rentang 4. Mengubah posisi baring
oksigen
NIC :
NOC :
1. Kaji status nutrisi dan pola
Setelah dilakukan tindakan
makan klien
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Anjurkan klien makan sedikit
dilakukan
NOC : 2. Observasi TTV
3. Bantu klien dalam
Klien dapat melakukan aktivitas
melakukan mobilisasi
seperti biasa tanpa bantuan 4. Anjurkan keluarga klien
Kriteria hasil : membantu klien dalam
1. Berpartisipasi pada
12
Intoleransi aktifitas yang diinginkan melakukan aktivitas
5. Instruksikan klien untuk
aktifitas dan dapat memenuhi
melakukan rentang gerak
kebutuhan perawatan diri
aktif / pasif misalnya
sendiri.
mengubah posis
4
NIC :
13
NIC :
4. batasi pengunjung
infeksi
Jumlah leukosit dalam
6 batas normal
Menunjukkan perilaku
hidup sehat
14
15
Pecahnya blebs Trauma / cedera Luka tembus dada IntervensiMedis
medis
hipoksia
Penyumbatan aliran vena
Meningkatkan tekanan kava superior dan inferior
intra pleura
Kehilangan kesadaran
EGC
Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
EGC
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan edisi 17. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. dkk . 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta :
3. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan . 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
17