Anda di halaman 1dari 8

Stone Fish

Karakteristik
• Ikan batu, Synanceia verrucosa, juga disebut sebagai batu
karang atau dornorn, adalah ikan karnivora dengan jarum
beracun yang tinggal di dasar terumbu karang, berkamuflase
sebagai batu.
• Ikan ini merupakan ikan paling beracun di dunia.
• Ikan ini memiliki panjang sekitar 30–40 cm.
• Bentuknya mirip batu untuk berkamuflase di antara
tumpukan lumpur laut, pasir atau batu karang.
Famili Scorpaenidae dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda,
berdasarkan struktur organ dan toksisitas racunnya.

• Pterois : Duri panjang dan ramping dengan kelenjar racun kecil dan
sengatan yang tidak terlalu berbahaya (misalnya Lionfish, Zebrafish)
• Scorpaena : Duri yang lebih pendek dan tebal dengan kelenjar racun yang
lebih besar dan sengatan yang lebih beracun (misalnya Scorpionfish,
Bullrout, Sculpin)
• Synanceia : Dasi, duri kuat dengan kelenjar getah yang sangat berkembang
dan sengatan yang berpotensi fatal (misalnya Stonefish)
Patogenesis
• Venom terletak di dorsal fine spine dan mengandung proteinaceous
toxin yang disebut verrucotoxin (VTX).
• Jumlah vertebra family Scorpaenidae adalah 12-13 buah.
• Setiap tulang belakang dikaitkan dengan sepasang kelenjar racun.
• Selubung pengikat yang longgar menutupi setiap tulang belakang.
Selubung ditekankan ketulang belakang selama envenomation,
menyebabkan kompresi kelenjar racun terletak di dasarduri.
• Venom kemudian berjalan dari kelenjar melalui depresi
anterolateral di duri dan masuk keluka, dengan cara yang serupa
dengan enkapsulasi ikan pari.
• Toksisitas racun adalah karena protein antigenic dan panas labil
dengan berat molekul tinggi.
Blue Ring Octopus

Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class :Cephalopoda
Order : Octopoda
Family : Octopodidae
Subfamily :Octopod
Genus :Hapalochlaena
Karakteristik
• Blue ring octopus atau gurita lingkar biru bukanlah hewan laut yang
agresif.
• Bila terganggu, warna lingkaran biru pada tubuh gurita ini segera berubah
menjadi lebih terang.
• Gurita cincin biru merupakan dari genus Hapalochlaena, mereka dapat
ditemukan di kolam kecil di pantai dan terumbu karang di pasifik dan
samudra hindia, dari jepang hingga australia.
• Nama cincin biru diberikan karena terdapat totol-totol mirip cincin
berwarna biru pada sekujur tubuhnya.
• Moluska ini memakan kepiting, kelomang, udang ,dan krustasea lainnya.
• Gurita cincin biru merupakan salah satu hewan laut paling beracun
didunia.
• Meski berukuran kecil - 12 sampai 20 cm (5 sampai 8 inci) - dan sifatnya
relatif jinak.
• Mereka berbahaya bagi manusia jika merasa terancam, racunnya
mengandung Tetrodotoksin.
• Bagian yang perlu diawasi adalah bagian mulut dari binatang ini,
blue-ringed octopus memiliki paruh tajam seperti burung kaka tua
• Gigitan binatang ini biasanya tidak menyebabkan nyeri dan
meninggalkan bekas berupa 2 luka tembus (puncture wound)
berbentuk "V" dengan arah yang terbalik.
• Blue-ringed octopus memiliki racun (toxin) yang dibentuk oleh
bakteri didalam salivanya, racun ini sangat poten dan dapat
menyebabkan kelemahan otot yang dapat menyebabkan paralisis
dan kematian.
• Sekitar 0.9 ounce (25 gram) racun blue-ringed octopus memiliki
cukup venom untuk menyebabkan 10 orang dewasa mengalami
paralisis.
• Venom dari blue-ringed octopus terdiri dari tetrodotoxin,
hapalotoxin, histamine, tryptamine, octopamine, taurine,
acetylcholine dan dopamine.
Patogenesis
• Racun pada gurita cincin biru bukan terletak pada pola totolnya, melainkan
terdapat di air liurnya.
• Tidak ada penawar racun dari gurita cincin biru.
• Tetrodotoxindan hapalotoxin merupakan 2 jenis racun yang terdapat pada
blue-ringed octopus.
• Hapalotoxin kurang beracun bagi manusia, tetapi racun ini
pentingdigunakan untuk menangkap mangsa.
• Tetrodotoxin merupakan racun yang dianggap lebih mematikan daripada
sianida, memiliki enzim yang dapat melarutkan struktur molekul tertentu
dalam jaringan penghubung sehingga mampu meningkatkan permeabilitas
dan mempercepat penyebaran racun.
• Tetrodotoxin yang terkandung pada salivablue-ringed octopus(juga
ditemukan dalam daging puffer fish, katak panah, landak) dapat
menyebabkan envenomasi neurotoksik berupa blockade pada kanal
natrium yang mengakibatkan kelemahan, mati rasa atauparestesia,
paralisis otot, bahkan depresi system pernafasan. Hal ini sangat berpotensi
menyebabkan kematian dalam hitungan menit.

Anda mungkin juga menyukai