Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

NAMA MAHASISWA : ARGA KURNIAWN


NIM : PO.71.20.15.121

PROGAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES JAMBI KEMENTRIAN KESEHATAN RI
T.A. 2017/2018
A. PENGERTIAN

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan
evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah
situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang
terhadap situasi yang sedang dialami.(Wilkinson, 2012).

Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai
keinginan(Herman, 2011). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak
mampu dalam mencapai keinginan.(Fitria, 2009).

B. KLASIFIKASI

Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:


. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri

positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian

(kehilangan, perubahan).

. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif

mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya
malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker

Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit,
menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.

Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak
tahu apa-apa

Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih
suka sendiri.

Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.

Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupan.
D. PENATALAKSANAAAN

Farmakologi

. Obat anti psikosis: Penotizin

. Obat anti depresi: Amitripilin

.Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam

. Obat anti insomnia: Phneobarbital

Terapi modalitas

Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan

perhatian

BHSP

. Jangan memancing emosi klien

. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

. Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat

. Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya

Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan

berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang

merupakan persaan dan tingkah laku pada orang lain.

. Terapi musik

Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan kesadaran klien
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Perencanaan
N Dx
o keperawaata
Tgl Dx n Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi

1. Membina
hubungan saling
percaya dengan
menggunakan
prinsip komunikasi
TUM: terapeutik :

Klien memiliki Klien menunjukan ekspresi Sapa klien


konsep diri wajah bersahabat, dengan ramah baik
yang positif menunjukan rasa senang, verbal maupun
ada kontak mata, mau non verbal.
TUK:
berjabat tangan, mau
Perkenalkan
1. Klien menyebutkan nama, mau
diri dengan sopan.
dapat membina menjawab salam, klien
Gangguan hubungan mau duduk berdampingan Tanyakan
konsep diri: saling percaya dengan perawat, mau nama lengkap dan
harga diri dengan mengutarakan masalah nama panggilan
rendah perawat yang dihadapi yang disukai klien.
Jelaskan
tujuan pertemuan

Jujur dan
menepati janji

Tunjukan
sikap empati dan
menerima klien
apa adanya.

Beri
perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.

2.1 Diskusikan
dengan klien
tentang:

Aspek
positif yang dimiliki
klien, keluarga,
lingkungan.

Kemampua
n yang dimiliki
klien.

2.2 Bersama klien


buat daftar
tentang:

Aspek
positif klien,
keluarga,
lingkungan
2. Klien menyebutkan: Kemampua
n yang dimiliki
2. Klien Aspek positif dan
klien
dapat kemampuan yang dimiliki
mengdentifikas klien 2.3 Beri pujian
i aspek positif yang realistis,
Aspek positif keluarga
dan hindarkan
kemampuan Aspek positif lingkungan memberi penilaian
yang dimiliki klien negatif.
2.4 Diskusikan
dengan klien
kemampuan yang
3. Klien
dapat dilaksanakan
dapat menilai
kemampuan 2.5 Diskusikan
yang dimiliki 3.0 Klien mampu kemampuan yang
untuk menyebutkan kemampua dapat dilanjutkan
dilaksanakan n yang dapat dilaksanakan. pelaksanaanya.

4.1 Rencanakan
bersama klien
aktivitas yang
dapat dilakukan
klien sesuai
dengan
kemampuan klien:

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan
bantuan

4.2 Tingkatkan
kegiatan sesuai
4. Klien
kondisi klien.
dapat
merencanakan 4.3 Beri contoh
kegiatan sesuai cara pelaksanaan
dengan 4.0 Klien mampu kegiatan yang
kemampuan membuat rencana dapat klien
yang dimiliki kegiatan harian lakukan.

5.1 Anjurkan klien


untuk
melaksanakan
kegiatan yang
telah
direncanakan.

5.2 Pantau
kegiatan yang
5. Klien dapat
dilaksanakan klien.
melakukan
kegiatan sesuai 5.0 Klien dapat melakukan 5.3 Beri pujian
rencana yang kegiatan sesuai jadwal atas usaha yang
dibuat. yang dibuat. dilakukan klien.
5.4 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.

6.1 Beri
pendidikan
kesehatan kepada
keluarga tentang
cara merawar klien
dengan harga diri
rendah.

6.2 Bantu keluarga


memberikan
dukungan selama
klien dirawat.
6. Klien dapat
memanfaatkan 6.0 Klien mampu 6.3 Bantu klien
sistem memanfaatkan sistem menyiapkan
pendukung pendukung yang ada lingkungan
yang ada dikeluarga dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Stuart dan Sundeen. (1999). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan
Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai