Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN GERONTIK

POST POWER
SINDROME

Oleh : Mira Susanti


• Post powerDefinisi Post Power
syndrome adalahSyndrom
gejala yang terjadi
dimana ‘penderita’ hidup dalam bayang-bayang
kebesaran masa lalunya (entah jabatannya atau
karirnya, kecerdasannya, kepemimpinannya atau hal
yang lain), dan seakan-akan tidak bisa memandang
realita yang ada saat ini.
• Post power sindrome adalah gejala kejiwaan yang
kurang stabil yang muncul tatkala seseorang turun
dari kekuasaan atau jabatan tinggi yang dimilikinya
sebelumnya.
Faktor penyebab post power syndrome

1. Faktor eksternal

Kejadian traumatik merupakan penyebab terjadinya post


power syndrome, bila seseorang tidak mampu menerima
keadaan yang dialaminya, maka seseorang akan menderita
post power.

Pensiun dini dan PHK adalah salah satu faktor tersebut.


2. Faktor Internal

a.Kehilangan harga diri karena dengan hilangnya jabatan


seseorang merasa kehilangan perasaan memiliki atau dimiliki
b.Kehilangan latar belakang kelompok eksklusif, misalnya
kelompok manager, kelompok kepala seksi, dan lain – lain.
c. Kehilangan perasaan berarti dalam satu kelompok tertentu
d. Kehilangan orientasi kerja.
e. Kehilangan sebagian sumber penghasilan yang terkait
dengan jabatan yang dipegang.
Tipe Kepribadian Yang Rentan Terhadap Post Power
Syndrome

• Seseorang yang memiliki kepribadian yang ditandai


kekurang tangguhan mental sehingga jabatan tanpa
disadarinya menjadi pegangan,
• Seseorang yang sangat terpaku pada orientasi kerja
dan menganggap pekerjaan sebagai satu – satunya
kegiatan yang dinikmati dan seolah menjadi “ istri
pertama “ nya.
• seseorang yang senangnya dihargai dan dihormati
orang lain
Gejala Post Power Syndrome
Gejala Fisik, Misalnya Menjadi
– Gejala fisik, misalnya menjadi jauh lebih cepat terlihat tua tampaknya
dibandingkan waktu ia bekerja. Rambutnya didominasi warna putih
(uban), berkeriput, dan menjadipemurung, sakit-sakitan, tubuhnya
menjadi lemah
– Gejala emosi, misalnya cepat tersinggung kemudian merasa tidak
berharga, ingin menarik diri dari lingkungan pergaulan, ingin
bersembunyi, dan sebagainya.
– Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah
melakukan pola-pola kekerasan atau menunjukkan kemarahan baik di
rumah atau di tempat yang lain.
•  
Cara Penanganan Pada Penderita Post Power
Syndrome
Cara penanganan eksternal :
• Dukungan dan pengertian dari orang-orang tercinta sangat
membantu penderita.
• dukungan lingkungan terdekat, dalam hal ini keluarga
• Bila seorang penderita post-power syndrome dapat
menemukan aktualisasi diri yang baru, hal itu sangat
menolong baginya. Misalnya seorang manajer terkena
PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru yang
dirintisnya
Cara penanganan internal:
• bila karier telah dicapai melalui kesempatan menduduki
jabatan tertinggi, tempatkanlah jabatan tersebut dalam posisi
wajar.
• Cadangkanlah sisa energi psikis bagi alternatife fokus
lain.
• Tanamkanlah dlam diri bahwa jabatan hanya bersifat
sementara.
Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Post Power Syndrome

• Perlu belajar memahami, bahwa jabatan atau kekuasaan itu


adalah karunia atau amanat dari Tuhan Yang maha Esa.
• Harus ada kesadaran bahwa kekuasaan itu hanya bersifat
sementara dan tidak bersifat permanen atau mapan dan harus
menyiapkan diri apabila suatu saat kekuasaan itu akan lepas atau
ditarik dari kita.
• Selama berkuasa, sebaiknya tidak memikirkan bagaimana
mempertahankan kekuasaan, tetapi melakukan dan menjalankan
kekuasaan itu sebaik- baiknya, dan pikirkan untuk melakukan
kaderisasi.
– Perlu belajar rendah hati, hindarkan sikap
mentang-mentang.
– Tingkatkan hubungan baik atau relasi dengan
teman sejawat, bawahan atau pihak lain, dalam
rangka meluaskan jaringan sebagai bekal selepas
dari jabatan.
– Menanamkan kebaikan selama berkuasa, jangan
menyakiti hati dan menindas orang .
ASKEP LANSIA POST POWER SINDROME
1.PENGKAJIAN
a. Pengkajian Fungsional
• Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpa¬kaian, dan mandi.
b.Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.
c.Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
d.Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
e.Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
dan satu fungsi tambahan.
f.Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan.
Pengkajian Status Kognitif (Short Portable Mental Status )
PERTANYAAN
1. Tanggal berapa hari ini? (Tanggal, bulan, tahun)
2. Hari apa sekarang ini?
3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomor telepon Anda?
Dimana alamat Anda? (Tanyakan hanya bila
klien tidak memiliki telepon)
5. Berapa umur Anda?
6. Kapan Anda lahir?
7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
8. Siapa presiden sebelumnya?
9. Siapa nama ibu Anda?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Jumlah kesalahan total
Pengkajian Status Sosial/ Emosi
Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2.HubunganSaya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya
3.Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru
4.Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai
5.Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan
waktu bersama-sama
 
Analisa hasil :
• Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
• Skor : 5-7 : fungsi sosial cukup
• Skor : 0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
Pengkajian Status
Psikologis

Pengkajian Keseimbangan

Pengkajian Fungsi Afektif

Pengkajian Fisik
DIAGNOSA
a. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible
b. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis
dan kognitif
c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologis )
d. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis
e. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan
dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN

Gangguan proses pikir berhubungan dengan


kehilangan memori, degenerasi neuron irreversible
Kaji derajat gangguan derajat kognitif, orientasi
orang, tempat dan waktu
Pertahankan lingkungan yang menyenangkan
dan tenang
 
Risiko cedera berhubungan
dengan penurunan fungsi
fisiologis dan kognitif

2.Hadir dekat pasien selama prosedur atau


pengobatan dilakukan
• IMPLEMENTASI
• EVALUASI

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai