Anda di halaman 1dari 11

TERAPI KOGNITIF

OLEH KELOMPOK 1

AULIA ANZHANI
DESTY WULANDARI
INDAH SURYANI
KHAIRANNISA
LINCE KARTIKA J
RISKY AYU
TIARA YUSMARDINA
Pengertian Terapi Kognitif . . .
Terapi kognitif adalah terapi yang didasarkan pada alasan teoritis dasar dimana efek
dan perilaku individual adalah sangat ditentukan oleh cara dimana ia menyusun dunia,
penyusunan dunia seseorang didasarkan pada kognisi (ide verbal atau gambaran yang ada
bagi alam sadar) yang didasarkan pada asumsi (skema yang dikembangkan dari
pengalaman sebelumnya).

Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
perasaan dan perilaku klien. Terapi ini sangat efektif untuk mengatasi gangguan panik.
Proses yang diterapkan adalah membantu mempertimbangakn stressor dan kemudian
dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola berifikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang
stressor tersebut. Gangguan perilaku terjadi akibat klien mengalami pola keyakinan dan
berfikir yang tidak akurat. Untuk itu salah satu memodifikasi perilaku adalah dengan
mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut. Focus asuhan adalah membantu klien
untuk reevaluasi ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian dilanjutkan
dengan menyusun perubahan kognitif.
Tujuan Terapi Kognitif
 Mengembangkan pola berfikir yang rasional. Mengubah pola
berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan gangguan
perilaku menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan
informasi yang actual.
 Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita
dalam menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari
distorsi pikiran.
 Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perilaku
dimodifikasi dengan terlebih dahulu mengubah pola berfikir.
Pendekatan Proses Teknik Terapi
Kognitif
Mendapatkan pikiran otomatis
Menguji pikiran otomatis
Mengidentifikasi asumsi maladaptive
Menguji keabsahan asumsi negative
indikasi terapi kognitif

 pasien depresi, cemas dan panik


 ansietas
 berduka disfungsional
 keputusasaan
 ketidakberdayaan
 isolasi sosial
 koping individu tidak efektif
 resiko bunuh diri
PRINSIP TERAPI KOGNITIF
1. Terapi kognitif dilakukan berdasarkan proses pembentukan kembali pola pikir pasien yang
terganggu.
2. terapis harus mengidentifikasi terlebih dahulu adanya kelainan bentuk pikir (distorsi
kognitif) pada pasien.
3. Terapi kognitif membutuhkan hubungan terapeutik perawat – pasien. Hubungan saling
percaya antara perawat dan pasien harus sudah terbina sebelum terapi ini dilakukan
4. Terapi kognitif menekankan pada tehnik kolaborasi dan partisipasi aktif pasiennya.
5. Terapi kognitif merupakan terapi yang berorientasi pada tujuan penyelesaian masalah
pasien.
6. Terapi kognitif menekankan kondisi realita yang ada pada pasien
7. Terapi kognitif merupakan suatu pendekatan terapi yang bersifat edukatif untuk
mengajarkan pasien menolong dirinya sendiri dan mencegah kondisi berulang.
8. Terapi kognitif merupakan suatu bentuk terapi yang terprogram waktu dengan baik (Time
Limited Program).
9. Terapi kognitif bertujuan mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
berespon terhadap kelainan bentuk pikiran dan kepercayaannya
10. Terapi kognitif menggunakan berbagai bentuk atau tehnik untuk merubah cara berfikir,
perasaan dan perilaku pasien
DISTORSI KOGNITIF
Kelainan bentuk pikiran seseorang akibat logika yang tidak rasional yang muncul
secara otomatis.
a. Bentuk Distorsi Kognitif

 Pemikiran ‘segalanya atau tidak sama sekali’


 Overgeneralisasi
 Filter mental
 Mendiskualifikasik an yang positif
 Loncatan kesimpulan kesimpulan
 Pembesaran (‘pembecanaan’) atau Pengecilan
 Penalaran emosional
 Pernyataan ‘harus’
 Memberi cap dan salah memberi cap
 Personalisasi
PERAN PERAWAT

Membekali diri dengan pengetahuan dan ketrampilan yang


cukup untuk mengenali pikiran negatif pasien
 Mengidentifikasi bentuk pikiran dan perilaku negatif pasien
Melakukan rujukan ke Perawat spesialis
Terapi Kognitif
LATIHAN 1: SESI 1
 Terapis mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien
 Diskusikan sumber masalah, perasaan pasien serta hal yang menjadi penyebab timbulnya
masalah. – Diskusikan pikiran-pikiran otomatis yang negatif tentang dirinya. Dan catat
 Bantu pasien untuk memilih satu pikiran otomatis negatif yang paling mengganggu pasien dan
ingin diselesaikan saat ini.
 Diskusikan cara melawan pikiran otomatis negatif dengan memberi tanggapan positif (rasional)
berupa aspek-aspek positif yang dimiliki pasien dan minta pasien mencatatnya dalam lembar
tanggapan rasional/ cara aku melawan
 Latih pasien untuk menggunakan aspek-aspek positif pasien untuk melawan pikiran-pikiran
otomatis yang negatif dengan cara:
1. Minta pasien untuk mengingat dan mengatakan pikiran otomatis negatif.
2. Minta pasien untuk mengatakan aspek positif dalam (tentang) dirinya untuk melawan pikiran
otomatis negatif tersebut. – Lakukan kedua hal tersebut diatas minimal 3 kali
3. Evaluasi perasaan pasien setelah melakukan latihan ini
4. Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk mengatasi pikiran otomatis negatif tersebut
5. Motivasi pasien berlatih untuk pikiran otomatis yang lain
6. Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien
LATIHAN SESI 2
Evaluasi sesi 1
Diskusikan dengan pasien untuk memilih satu pikiran otomatis negatif
kedua yang ingin diselesaikan dalam pertemuan kedua ini
Diskusikan cara melawan pikiran otomatis negatif kedua dengan cara
yang sama seperti dalam melawan pikiran otomatis negatif yang pertama
yaitu dengan memberi tanggapan positif (aspek-aspek positif yang
dimiliki pasien) dan minta pasien mencatatnya dalam lembar tanggapan
rasional.
Latih kembali pasien untuk menggunakan aspek-aspek positif pasien
dalam melawan pikiran otomatis negatif keduanya dengan cara yang sama
seperti sesi pertama.
Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk mengatasi pikiran
otomatis negatif keduanya tersebut.
Motivasi pasien berlatih untuk pikiran otomatis yang lain
 Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai