Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL RISET

PENGARUH PEMBERIAN JUS BELIMBING MANIS TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI
POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIKALONGKULON TAHUN 2020

Proposal Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep)

OLEH :
NAMA : SYIFA WULANDARI
NPM : 09170000086

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Riset dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN JUS BELIMBING MANIS TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
DI POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIKALONGKULON TAHUN 2020

Telah mendapat persetujuan untuk dilaksanakan uji riser proposal akhir pada :

Jakarta, 5 November 2020

Pembimbing

(Ns. Irawan Danismaya S.Kep., M.Kep)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah, rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis

terhadap Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Cikalongkulon Tahun 2020” ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Hambatan dan rintagan penulis hadapi untuk menyusun proposal ini. Namun

atas rahmat Allah SWT, Do’a dan dorogan dari keluarga tercinta serta para sahabat

baik di Almamater maupun di tempat kerja menjadi motivasi bagi peneliti untuk

menyelesaikan proposal riset ini.

Ucapan Terimakasih yang peneliti sampaikan kepada :

1. Dr. Dr . dr. Hafizurrahman, MPH. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

2. Ibu Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

3. Ns. Eka Rohmawati, S.Kep, M.Kep Selaku Kepala Departemen Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM).

ii
4. Ns. Irawan Danismaya, S.Kep., M.Kep Selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan Proposal riset ini.

5. Ns. Asep solihat, S.Kep., M.Kep selaku dosen penguji dalam penyusunan

proposal riset ini.

6. Seluruh staf dosen Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

kesehatan Indonesia Maju.

7. Orangtua tercinta, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan

motivasi dari awal kuliah hingga saat ini.

8. Seluruh teman-teman prodi S1 Keperawatan angkatan 2017 yang terus

mendukung, menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam pengerjaan

proposal ini sehingga dapat selesai dan tentu akhirnya kelak kita memiliki

gelar yang sama. Amin

9. Seluruh orang-orang terdekat yang telah memberikan Do’a dan dukungan.

Jakarta, November 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR SKEMA

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi masih jadi permasalahan terbanyak untuk kesehatan paling

utama pada lanjut usia. Sebab hipertensi lebih banyak dialami oleh lanjut usia

dibanding dengan para usia remaja dimana guna organ tertentu pada lanjut

usia sehingga menimbulkan hipertensi( Nurammam, 2010). Terdapat sebagian

komentar menimpa umur seorang dikira merambah masa lanjut usia, ialah

terdapat yang menetapkan pada usia 60- 65 tahun, serta terdapat pula 70

tahun. Tubuh kesehatan( World Health Organization) menetapkan kalau usia

65 tahun bagaikan umur seorang yang membuktikan seorang sudah menua

yang berlangsung secara nyata serta seorang itu sudah di sebut lanjut

usia( Potter and Perry 2015).

Seiring dengan bertambahnya usia pasti akan menimbulkan perubahan

baik secara psikologis, sosiologis, dan fisiologis. Secara fisiologis ketika usia

berada di atas 60 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan akibat

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan

menyempit dan kaku, hal tersebut akan menyebabkan tekanan darah menjadi

tinggi (Sunaryo, 2016).

9
10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan tingginya

pravalensi hipertensi pada lansia yang menyebabkan menurunnya kualitas

harapan hidup lansia sedangkan hipertensi di juluki silent killer (pembunuh

diam) disebut demikian karena hipertensi menyerang tanpa tanda dan gejala

yang jelas, kerusakannya tidak menimbulkan pertanda pada korbannya

sehingga tahapannya sangat lambat. Hipertensi yang tidak terkontrol dan tidak

terkendali dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya serangan

jantung, strok. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol hipertensi

adalah dengan

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

2. Manfaat Praktis

3. Manfaat Metodologis
11
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Teori dan konsep terkait

1. Lansia

a. Definisi lansia

Lansia adalah fase menurunya kemampuan akal dan fisik, yaitu

dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.

Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa,

kemampuan bereproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup

berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan

memasuki usia selanjutnya, yaitu lansia, kemudian mati. Bagi manusia

normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam

setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkungannya. Proses penuaan adalah proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri,

mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapt

mempertahankan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Bandiyah, 2014).

a. Karakteristik Lansia

Menurut (Maryam, 2012) karakteristik lansia disebutkan menjadi 3

diantaranya adalah:

12
13

1) Seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1

ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan)

2) Variasi lingkungan tempat tinggalnya

3) Masalah dan kebutuhan lansia yang beragam.

b. Klasifikasi lansia dibedakan menjadi 4 kelompok usia. Menurut Word

Health Organization (WHO, 2013):

1) Usia Pertengahan (Middle Age): Usia 45-59 Tahun

2) Usia Lansia (Elderly): Usia 60-74 Tahun

3) Usia Lansia Tua (Old): Usia 75-90 Tahun

4) Usia Sangat Tua (Very Old): Usia Diatas 90 Tahun

c. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

1) Perubahan Fisiologi

2) Sel

Setiap sel memerlukan nutrisi guna mempertahankan

kehidupan. Semua sel pun menggunakan oksigen sebagai salah

satu zat utama guna membentuk energi. Salah satu sel darah yang

terpenting adalah sel darah merah (SDM), dimana sel darah merah

ini mentranspor oksigen dari paru-paru menuju jaringan diseluruh

tubuh (Aspiani, 2014).

Menurut Aspiani (2014) perubahan yang terjadi pada lanjut

usia di tingkat sel yaitu berubahnya ukuran sel dimana ukuran sel

menjadi lebih besar, namun jumlah sel menjadi lebih sedikit,


14

jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang, mekanisme

perbaikan sel terganggu, proporsi protein di otak, otot, ginjal,

darah, dan hati mengalami penurunan, jumlah sel pada otak

menurun sehingga otak menjadi atrofi dan lekukan otak menjadi

lebih dangkal dan melebar akibatnya berat otak berkurang menjadi

5 sampai 20%.

B. Peneitian terkait

C. Kerangka teori
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu uraian dari visualisasi

hubungan atau kaitannya antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang

ingin diteliti.

Kerangka konsep adalah abtraksi dari suatu relitas agar dapat

dikomunikasikan dalam bentuk suatu teori yang dapat menjelaskan

keterkaitan antara variabel (baik variabel yang diteliti), tahap penting dari

penelitian ini adalah pembuatan kerangka konsep yang akan membantu

peneliti menghubungkan hasil penemuan teori yang diamati atau diukur

melalui variabel yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian (Nursalam,

2016).

Kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Pemberian jus belimbing

Tekanan darah Tekanan darah


sebelum perlakuan sesudah perlakuan
(pre-test) (post-test)

15
16

B. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016). Sedangkan menurut La Biondo –

Wood dan Haber (2002) dalam Nursalam, (2016) hipotesis adalah suatu

pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang

diharapkan menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Berdasarkan

kerangka konseptual penelitian, Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Ada

Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis terhadap Perubahan Tekanan

Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Cikalongkulon.

C. Definisi operasional

Menurut sujarweni (2014) definisi operasional merupakan penelitian

yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum

dilakukan analisis. Penjelasan definisi operasional pada penelitian ini sebagai

berikut :

1. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu pemberian jus belimbing manis pada

lansia, dengan buah yang digunakan sebanyak 100mg dan air putih

sebanyak 200ml dan diblender selama ± 2 menit, kemudian diberikan

kepada responden 1x sehari sebanyak 200ml selama 3 hari dan diminum

pada pagi hari pukul 08.00 WIB untuk sekali minum.


17

Table 1.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Skala ukur Hasil ukur
2. Tekanan Tekanan darah - Sphygmoman Perlakuan Interval mmHg

darah adalah tekanan pada ometer (GEA)

pembuluh arteri - Stetoskop

brachialis seorang (GEA)

lansia yang

menderita hipertensi

diukur setiap hari

pada pagi hari

sebelum pemberian

jus dan diukur ulang

pada sore hari

setelah pemberian

jus belimbing manis


18

BAB IV

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian adalah suatu strategi

dalam penelitian untuk pengontrolan maksimal dan beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil akurasi (Nursalam, 2016). Metode penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif, dengan penelitian quasy eksperimen

melalui pendekatan One Group Pretest and Posttest Design repeated

measure. subjek diobservasi sebelum diberikan inervensi, dan diobservasi

kembali setelah dilakukan intervensi. Adapun Skema Rancangan penelitian

ini sebagai berikut :

O1 X1 O2 X2 O3 X3 O4

Keterangan :

O1 : Pengukuran awal sebelum diberikan perlakuan

X1 : Pemberian jus belimbing manis

O2 : Pengukuran kedua sesudah diberikan perlakuan

X2 : Pemberian kedua jus belimbing manis

O3 : Pengukuran ketiga sesudah diberikan perlakuan


19

X3 : Pemberian ketiga jus belimbing manis

O4 : Pengukuran terakhir sesudah diberikan perlakuan

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lansia yang menderita penyakit hipertensi, jumlah data lansia yang

menderita penyakit hipertensi dari bulan januari sampai dengan agustus

2020 di dapatkan jumlah lansia penderita hipertensi sebanyak 276 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan

sebagai sebjek penelitian melalui sampling. Terdapat dua syarat yang

harus dipenuhi untuk mendapatkan sampel. Yang pertama sampel harus

Representatif atau sampel yang dapat mewakili populasi yang ada, dan

yang kedua Sampel harus cukup banyak (Nursalam, 2016). Sampel di

seleksi dengan kriteria sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan

eksklusi.

a. Perhitungan sampel

Menurut Hidayat (2012) pada penelitian eksperimental belum

banyak rumus yang dikembangkan untuk menentukan besar sampel


20

yang dibutuhkan. Penelitian eksperimental secara sederhana dapat

dirumuskan secara berikut :

(t-1)(r-1) ≥ 15

Keterangan :

t : jumlah kelompok

r : jumlah sampel/replikasi

(t-1)(r-1) ≥ 15

(1-1) (r-1) ≥ 15

(1) (r-1) ≥ 15

r-1 ≥ 15

n ≥ 15

15 x 10%

15+1.5 = 16.5 =17

Penelitian sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus di atas

adalah 15, pada penelitian ini ditambah 10% jumlah sampel, hal ini

unuk mengantisipasi hilangnya sampel pada saat proses penelitian.

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 15 + (15 x 10%) =

15 + 1,5 = 16,5 dibulatkan menjadi 17 sampel dalam satu grup

penelitian, jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 17 orang.

b. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode probability sampling dengan teknik simple random sampling


21

yaitu suatu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu (Nursalam, 2016). Prosedur dalam teknik ini adalah :

1) Susun “sampling frame)

2) Eapkan jumlah sampel yang akan diambil

3) Tentukan alat pemilihan sampel

4) Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi.

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi

hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel yang di

temui. Kriteria sampel dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu

kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakter umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini kriteria inklusinya adalah :

a) Responden lansia

b) Responden didiagnosis hipertensi

c) Bersedia menjadi responden penelitian

d) Kooperatif

e) Lansia tersebut tinggal di wilayah desa gudang


22

2) Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi menghilangkan atau mengeluarkan subjek, atau

mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena

adanya penyakit yang mengganggu, hambatan etis dan subjek

menolak berpartisipasi dalam penelitian ini kriteria eksklusinya

adalah :

a) Lansia yang menderita hipertensi dengan penyakit penyerta

b) Penderita hipertensi dengan adanya komplikasi

c) Lansia yang mengkonsumsi terapi lain

d) Penderita yang berhenti saat penelitian berlangsung.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di posbindu wilayah kerja puskesmas

cikalongkulon. Peneliti memilih lokasi ini dengan adanya populasi yang

mencukupi untuk dijadikan responden dan tempat tersebut sesuai dengan

kriteria penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan september-februari

2021.

D. Etika penelitian

Sikap ilmiah (scientific attitude) yang terkandung dalam prinsip-prinsip

etika penelitian harus diterapkan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitiannya. Prinsip tersebut yaitu menghormati / menghargai subyek

penelitian (resfect), manfaat penelitian (beneficience), tidak merugikan subyek

penelitian (non mal eficence) , dan keadilan (justice). Selain itu harus ada
23

persetujuan setelah penjelasan (informed consent) yaitu sikap sukarela subyek

berpartisipasi setelah mendapatkan informasi ruang lingkup penelitian

(Masturoh, 2018). Adapun penjabaran lebih lanjut menurut Masturoh (2018)

sebagai berikut :.

1. informed consent Peneliti akan memberikan informasi kepada masing-

masing subjek tentang ruang lingkup penelitian kemudian menanyakan

kesediaannya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.

Kemudian peneliti akan memberikan lembar persetujuan dan lembar

observasi responden. Apabila bersedia maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan, tetapi jika tidak maka peneliti

menghormati hak-hak mereka dan tidak memaksakan untuk menjadi

responden.

2. Anonimity Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian

dengan tidak menuliskan nama pada lembar persetuuan ataupun lembar

observasi. Peneliti hanya akan menuliskan inisial nama responden dan

nomer kode subyek penelitian.

3. Confidentiality segala informasi yang peneliti dapatkan dari subyek

penelitian akan dijaga kerahasiaannya baik secara lisan ataupun tulisan.

4. Beneficiency peneliti akan senantiasa mengutamakan manfaat kepada

semua subjek penelitian baik sebelum dan sesudah intervensi dan

meminimalkan resiko yang merugikan mereka.


24

5. Justice Prinsip keadilan yang diterapkan oleh peneliti dilakukan dengan

cara tidak membeda-bedakan responden dalam memberikan rasa keadilan

pada seluruh responden yang diberikan intervensi. Maka penelii

memberikan intervensi kepada seluruh responden sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan.

6. Non maleficiency

Penanganan efek merugikan dari intervensi :

a) Pemeriksaan tekanan darah akan dilakukan di pagi hari setelah

pemberian intervensi untuk mengantisipasi efek samping yang bisa

terjadi

b) Apabila terjadi mual dan muntah intervensi dihentikan

c) Apabila terjadi diare hentikan intervensi, bawa ke puskesmas atau

klinik terdekat

E. Alat pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis (sujarweni, 2014). Alat yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan lembar observasi yang berisi data karakteristik responden

yang berisi nama, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

Sphygmomanometer dan stetoskop digunakan untuk mengukur tekanan darah

sebelum dan sesudah pemberian jus belimbing manis. Standar operasional

prosedur (SOP) sebagai panduan, dan dicatat pada lembar observasi.


25

Table 4.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


JUS BELIMBING MANIS

PENGERTIAN Tindakan pembuatan jus belimbing manis bagi


penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah
TUJUAN Sebagai terapi penurunan tekanan darah
tinggi/hipertensi
PROSEDUR 1. Alat dan bahan
a. Blender
b. Gelas ukur
c. Pisau
d. Belimbing manis 100 gram
e. Air putih 200ml
2. Prosedur pembuatan
a. Menyiapkan 100 gram belimbing
manis
b. Cuci buah belimbing manis, kemudian
dipotong kecil-kecil
c. Masukan potongan buah ke dalam
blender
d. Tambahkan air 200ml
e. Blender sampai halus
f. Dituangkan kedalam gelas sesuai
takaran yang ditentukan
3. Pelaksanaan
a. peneliti mendatangi kerumah masing-
masing responden
26

b. Memberikan penjelasan kepada calon


responden tentang tujuan penelitian
c. Bila responden bersedia dan
dipersilahkan untuk menandatangani
informed consent
d. Setelah itu responden di berikan jus
belimbing 1x sehari (pagi hari) selama
3hari berturut-turut

Table 4.3 Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PENGERTIAN Merupakan tata cara pengukuran tekanan darah .
tekanan darah merupakan indikator untuk menilai
sistem kardiovaskuler
TUJUAN Untuk mengetahui nilai tekanan darah
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Tensi meter (spygnomanometer)
b. Stetoskop
c. Lembar Observasi dan alat tulis
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada responden
b. Cuci tangan
c. Atur posisi responden
d. Letakkan lengan yang akan diukur pada
posisi terlentang atau duduk
e. Buka lengan baju
f. Pasang manset pada lengan atas sekitar
27

3 cm di atas fossa cubiti


g. Tentukan denyut nadi atreri brachialis
dengan stetoskop
h. Pompa balon udara manset sampai arteri
brachialis tidak terdengar
i. Kempeskan balon udara manset secara
perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar skrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam
j. Catat pergerakan jarum tensi meter pada
saat pertama kali terdengar suara nadi
dan terakhir kali terdengar suara nadi
k. Lakukan pencatatan tekanan darah
dilembar observasi sebelum dan
sesudah pemberian intervensi selama 3
hari

F. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 sumber data, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti sendiri melalui

pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain. Data sekunder merupakan data

yang diperoleh peneliti melalui pihak lain atau instansi yang mengumpulkan

data secara rutin (sujarweni, 2014).

1. Sumber data

a. Data primer
28

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh

peneliti (sujarweni, 2014). Data primer pada penelitian ini

menggunakan lembar observasi dan pengukuran pretest dan posttest

pada lansia dengan hipertensi di posbindu wilayah kerja puskesmas

cikalongkulon.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sudah ada (sujarweni, 2014). Data sekunder pada penelitian ini

adalah buku, catatan rekam medik di posbindu wilayah kerja

puskesmas cikalongkulon.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dibutuhkan untuk mengidentifikasi

persebaran data dan cara mendapatkan subjek penelitian. Pengumpulan

data dilakukan oleh peneliti mulai dari pengambilan sampel peneliti

sampai pelaksanaan intervensi dan perlakuan. Peneliti menggunakan 2

langkah dalam pengumpulan data, yaitu :

a. Persiapan

1) Mengurus surat pengantar atau surat permohonan izin penelitian

kepada Bidang Akademik Program S1 keperawatan di STIKIM,

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Kesehatan Kabupaten

Cianjur, Kepala Puskesmas Cikalongkulon, Posbindu.


29

2) Melakukan studi pendahuluan dan melakukan wawancara di

Puskesmas Cikalongkulon.

3) Melakukan kunjungan ke puskesmas cikalongkulon untuk

mengetahui jumlah data responden lalu peneliti diarahkan ke

posbindu untuk memilih responden.

4) Peneliti melakukan kunjungan ke posbindu wilayah kerja

puskesmas cikalongkulon kepada 17 responden yang mempunyai

penyakit hipertensi yang memenuhi kriteria untuk menjelaskan

tentang pengaruh pemberian jus belimbing manis terhadap tekanan

darah pada lansia dengan hipertensi.

5) Peneliti menetapkan responden peneliti sesuai dengan kriteria

inklusi dan kriteria ekslusi pada responden yang mengalami

penyakit hipertensi sebanyak 17 orang.

6) Peneliti menyiapkan lembar persetujuan responden (inform

consent)

7) Peneliti melakukan kunjungan ke rumah responden, dan peneliti

menunjukan izin serta kesepakatan kepada responden untuk

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (inform

consent).

b. Pelaksanaan
30

1) Peneliti mempersiapkan lembar obserasi dan alat lainnya yang

diperlukan untuk menilai tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi.

2) Peneliti melakukan pretest pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol. Pretest dilakukan dengan melakukan penilaian tekanan

darah sebelum pemberian jus belimbing manis. Hasil penilaian

tersebut didokumentasikan pada lembar observasi yang sudah

disediakan.

3) Kelompok perlakuan mendapatkan perlakuan pemberian jus

belimbing manis, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan

perlakuan.

4) Pelaksanaan pemberian jus belimbing manis dilakukan pada

kelompok perlakuan sesuai dengan SOP dilakukan selama 5hari

dengan durasi 5-10 menit setiap hari.

G. Pengolahan Data

1. Editing merupakan kegiatan untuk memeriksa, mengecek atau koreksi

terhadap instrument penelitian yang sudah diisi. Pada tahap ini peneliti

melakukan pengecekan kembali terhadap hasil dari instrument yang telah

diisi oleh responden sebelumnya karena kemungkinan data yang masuk

tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan.

2. Coding merupakan pemberian tanda atau pengklasifikasian jawaban yang

didapatkan dari responden ke dalam suatu kategori (Sujarweni, 2014).


31

Pengklasifikasian dilakukan dengan memberikan kode angka. Pengkodean

dilakukan pada data karakteristik responden yang meliputi :

a. Usia

60-65 tahun : diberi kode 1

65-70 tahun : diberi kode 2

˃70 tahun : diberi kode 3

b. Jenis kelamin

Perempuan : diberi kode 1

Laki-laki : diberi kode 2

c. Pekerjaan

Buruh : diberi kode 1

Petani : diberi kode 2

Wiraswasta : diberi kode 3

Ibu rumah tangga : diberi kode 4

d. Pendidikan

SD : diberi kode 1

SMP : diberi kode 2

SMA/SMK : diberi kode 3

Diploma s/d sarjana : diberi kode 4

3. Processing pada tahap ini peneliti akan memasukan data berupa kode

angka ke dalam suatu aplikasi komputer. Salah satu aplikasi yang akan
32

dipakai pada penelitian ini yaitu SPSS (Statistical package for social

science).

4. Cleaning pada tahap ini peneliti akan melakukan proses pemeriksaan

kembali hasil dan memasukan data pada komputer agar terhindar dari

ketidaksesuaian antara computer dan coding.

H. Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian, dan pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku secara umum (sujarweni 2014). Analisis

univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi

dan presentasi dari variabel sebelum dan sesudah diberikan.


33

I. Jadwal Kegiatan

Table 4.4 Jadwal Kegiatan

BULAN
KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Melaksanakan
Penelitian
Penyusunan
Bab IV dan V
Sidang
Akhir
Pengumpulan
Hasil Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Adzakia, (2012). Pencegahan hipertensi dengan terapi jus.


http://www.pustakaundip.qc.id. Diakses pada tanggal 5 september 2020
Ardiyanto, I., (2014). Efektifitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan Semarang
Barat.http://ejournal/stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/art
i cle/view/268.
Aulia, P. (2018). “Pengaruh Pemberian Jus Averrhoa Carambola terhadap
penurunan Tekanan Darah pada Landia Penderita Hipertensi” dalam
jurnal kesehatan Vol 9, Nomor 1 (halaman 51-56). Padang: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
Astutik, P., Wirjatmadi, B. & Andriani, M., (2013). Peranan kadar nitrit oksida
darah dan asupan lemak pada pasien hipertensi dan tidak hipertensi.
Jurnal GiziKlinik Indonesia, 10.
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/rticle/view/18847/12169.
Brunner & Suddarth, (2013). KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH. 12th
ed.Jakarta: EGC.
Cholifah, N. (2018). “Pengaruh Juice Belimbing Manis terhadap Tekanan Darah
Pada Lansia dengan Hipertensi di Desa Lemah Putih Kec. Brati Kab.
Bogor Grobogan” dalam Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2,
No 2 (halaman 118-125). Kudus : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kudus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, (2019). Data kesehatan
Hidayat, A, Aziz Alimul (2009) Metode Penelitian Keperawatan dan teknik
analisa

Isselbacher et al., (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 13th


ed.Jakarta: EGC.
Kemenkes, (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
http://www.depked.go.id.
Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010. Buku Ajar FUNDAMENTAL
KEPERAWATAN Konsep, Proses, & Praktik. 7th ed. Jakarta: EGC.

34
Nathalia, V. 2017. “Pengaruh Pemberian Jus Belimbing terhadap Perubahan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Pati Jompo”dalam Jurnal

35
36

Pembangunan Nagari Vol 2, No 2 (halaman 201-216). Padang : Akademi


Keperawatan Nabila Padang.
Maryam. K. (2008). Mengenal usia lanjut. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2014). Motode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.
Nugroho. Wahyudi, SKM, (2013), Keperawatan Gerontik, Jakarta : EGC.
Nursalam. (2016). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Ratnawati, E. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Edisi Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Ridwan, M. (2017). Mengenal, Mencegah, Mengatasi silent killer, “hipertensi”.
Yogyakarta : Romawi Pustaka.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Prevalensi Hipertensi di Indonesia
Putra, W.S. 2013. 68 Buah Penangkal Penyakit. Yogyakarta: Katahati
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. Jakarta : Alfa beta.
Sujaweni, Wiratana. V. 2014 Metodologi Penelitian Keperawatan Yogyakarta
Penerbit Gava Media.
Sunaryo et al., 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
Udjianti, W.J. 2013. KEPERAWATAN KARDIOVASKULAR. Jakarta: Salemba
Medika
Wade, C. (2016). Mengatasi Hipertensi. Bandung: Nuansa Cendekia.
WHO, 2012. Hypertension World Health Rankings. World Health Organization.
http://www.worldlifeexpectancy.com/cause-of-death/hypertension/by-
country/.
LAMPIRAN

37
38

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Hari / Tanggal :
No Kode Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :

Pengukuran Tekanan Darah

No. Responden Hari / Tanggal


39

Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN (INFORMED)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Syifa Wulandari
NPM : 09170000086
Alamat : Kp. Maleber RT/RW 02/06 Desa Gudang, Kec. Cikalongkulon,
Kab. Cianjur
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Pemberian Jus Belimbing Manis Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Cikalongkulon .”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jus belimbing manis
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di posbindu
wilayah kerja puskesmas cikalongkulon. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/Ibu
menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan responden untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
saya ajukan dalam lembar eksperimen. Atas perhatian Bapak/Ibu sebagai
responden saya ucapkan terimakasih.

Cianjur, 2020

Peneliti
40

Lampiran 3
41

Anda mungkin juga menyukai