Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)


Screening Penyakit Tidak Menular (PTM)

Oleh :
Kelompok 4
Kelas III A :

Auliya Faizah L. (173110159) Mulia Illahi (173110176)

Fadillah Fauzana (173110163) Oryza Sativa (173110180)

Hasri Rahmayati (173110168) Reza Risman (173110185)

Latifa Rahmadani (173110172) Sintha Dwinata A. (173110290)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Hj. Murniati Mukhtar, SKm.M.BIOMED) (Ns. Desri Wahyuni, S.Kep)

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TA 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BEAKANG
Skrining merupakan suatu usaha mendeteksi atau menemukan
penderita penyakit tertentu yang tanpa gejala atau tidak tampak dalam suatu
masyarakat atau kelompok penduduk tertentu melalui suatu tes atau
pemeriksaan secara singkat dan sederhana untuk dapat memisahkan mereka
yang betul-betul sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita
(Noor, 2008).
Skrining PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat
(UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam
pengendalian penyakit tidak menular dengan melibatkan masyarakat
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi.
Masyarakat diperankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen
pengubah sekaligus sebagai sumber daya. (Kemenkes, 2012)
Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut
dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Tujuan kegiatan ini untuk mendeteksi adanya penyakit
yang beresiko terhadap gangguan kardiovaskuler. Manfaat skrining yaitu
untuk memperoleh keterangan tentang sifat dan situasi penyakit dalam
masyarakat untuk usaha penanggulangan penyakit yang akan timbul
Kegiatan skrining dilaksanakan dengan menggunakan 5 meja yaitu
meja 1 : Pendaftaran, meja 2 : Wawancara, meja 3 : Pengukuran TB, BB,
lingkar perut, meja 4 : Tekanan darah, gula darah, kolesterol dan meja 5 :
konseling/edukasi serta tindak lanjut lainnya. Kegiatan krining ini sebagai
bentuk kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak menular mengingat
hampir semua faktor risiko penyakit tidak menular tidak memberikan gejala
pada yang mengalaminya. Faktor resiko penyakit tidak menular meliputi
merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress,
hipertensi, hiperkolesterol, serta menindaklanjuti secara dini faktor resiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke
fasiitas pelayanan kesehatan dasar (Azwar, 2010).
Kegiatan skrining ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lapai di
RT 01 RW 02 Kampung Olo. Berdasarkan koordinasi dengan pembimbing
klinik bahwa Posbindu PTM yang berada di wilayah tersebut memiliki warga
yang aktif dalam kegiatan posbindu setiap bulannya, diwilayah terdapat 50
orang yang berusia 15 tahun keatas dan ditemukan banyak warga yang
beresiko serta yang sudah mengalami PTM . Oleh karena itu kelompok
melakukan screening di RT 01 RW 02 Kelurahan Kampung Olo.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan skrening?
b. Apa saja tujuan skrening?
c. Apa saja manfaat skrening?
d. Apa saja kegiatan pokok skrening?
e. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan skrening?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Screening (skrining) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha
untukmengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan
menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan
secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi
sesunguhnya menderita suatu kelainan.
Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut
dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan.

B. Tujuan
Skrining bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan. Program diagnosis
dan pengobatan dini hampir selalu diarahkan kepada penyakit yang tidak
menular seperti kanker, diabetes mellitus, hipertensi, dan lain-lain.

Tujuan Skrining PTM menurut Rajab (2009) :


1. Menemukan orang yang terdeteksi PTM sedini mungkin sehingga dapat
dengan segera memperoleh pengobatan
2. Mencegah meluasnya PTM dalam masyarakat
3. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini
mungkin
4. Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang
PTM dan untuk selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala
dini
5. Mendapat keterangan epidemologi yang berguna bagi klinis dan peneliti
C. Manfaat
Beberapa manfaat tes skrining di masyarakat antara lain, biaya yang
dikeluarkan relatif murah serta dapat dilaksanakan dengan efektif, selain itu
melalui tes skrining dapat lebih cepat memperoleh keterangan tentang sifat
dan situasi penyakit dalam masyarakat untuk usaha penanggulangan penyakit
yang akan timbul. Skrining juga dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap
awal sebelum gejala ditemukan sedangkan pengobatan lebih efektif ketika
penyakit tersebut sudah terdeteksi keberadaannya (Chandra, 2009).

D. Kegiatan Pokok
1) Pemeriksaan tekanan darah
2) Pengukuran berat badan dan tingi badan
3) Pengukuran lingkaran perut
4) Pemeriksaan gula darah

E. Rincian Kegiatan
1) Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah
2) Deteksi kemungkinan kekurangan gizi dan obesitas dengan memeriksa
tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
3) Deteksi kemungkinan diabetes mellitus dengan cek gula darah
4) Kegiatan konseling dan penyuluhan

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


1) Kesepakatan menyelenggarakan posyandu PTM
2) Menetapkan pembagian peran dan fungsi sebagai tenaga pelaksana
kegiatan posyandu PTM
3) Merencanakan jadwal pelaksanaan posyandu PTM
4) Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan
5) Melengkapi sarana dan prasarana
6) Melaksanakan kegiatan Posyandu PTM
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut
sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa
pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring
terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke
Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada setiap langkah secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut; (Kemenkes.2012 hal 12)

a) Meja 1 : Pendaftaran
b) Meja 2 : Wawancara
c) Meja 3 : Pengukuran TB, BB, lingkar perut
d) Meja 4 : Tekanan darah, gula darah, kolesterol
e) Meja 5 : konseling/edukasi serta tindak lanjut lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara


Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM). Kemenkes RI Direktorat Jendral Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Direktorat Penyakit Tidak Menular.

Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta

Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai