Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“Prosedur Tindakan Isolasi ”

Dosen Pengampu: Ns.Sri Ariyanti,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Riki Ramadhan : S18127021

Serlla Tri Annasha : S19128016

PRORAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Jiwa, dengan
judul : “Prosedur Tindakan Isolasi” dan tidak lupa pula kami haturkan sholawat serta salam
kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Seorang rasul yang membawa
petunjuk bagi manusia yang tersesat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Keperawatan jiwa ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Ns.Sri Ariyanti,S.Kep.,M.Kep yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
3. Teman-teman kelompok yang bekerja sama dalam membuat makalah Keperawatan Gerontik .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah dan menyadari
pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena kemampuan dan
pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Maka dari itu kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Pontianak, Jum’at 17 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASANAN...........................................................................................................3
A. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi........................................................................................3
B. Persiapan alat........................................................................................................................8
C. Prosedur pelaksanaan............................................................................................................8
D. Kumpulkan spesimen............................................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialis praktik keperawatan yang
menetapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik kiatnya, praktik keperawatan jiwa terdiri dalam konteks sosial dan lingkungan.
Keperawatan jiwa merupakan salah satu dari lima inti disiplin kesehatan mental. Perawat
jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmuilmu psikososial, biofisik, teori-teori
kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang
menjadi landasan keperawatan. Saat ini berkembang perawatan sebagai elemen inti dari
semua praktik keperawatan (Suliswati, 2006).

Salah satu jenis gangguan jiwa adalah skizofrenia, yang merupakan penyakit otak
yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam
otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya
perasaan efektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi
normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi
tanpa ada rangsang pancaindera). (Gaskins 2012)

Menurut WHO (2009) memperkirakan terdapat 450 juta jiwa diseluruh dunia yang
mengalami gangguan jiwa diseluruh dunia yang mengalami gangguan mental, sebagian
besar dialami oleh orang dewasa muda natara usia 18-21 tahun, ha ini dikarenakan pada
usia tersebut tingkat emosional masih belum terkontrol di Indonesia sendiri prevalensi
penduduk yang mengalami gangguan jiwa cukup tinggi, data WHO (2006).

mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16%


mengalami gangguan jiwa. Di Indonesia jumlah isolasi sosial 31 orang (6,7%). Dari hasil
data yang diperoleh dibulan Mei 2016 diruang Elang terdapat 13,1% klien yang
mengalami isolasi sosial. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Bapak S Yang
Mengalami Isolasi Sosial Di Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada
Mahakam Samarinda”

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat
pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi

1
2

pasien dan petugas kesehatan.CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution


atau
2

Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat
maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita

penularanya melalui darah atau tidak.Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan
cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan
vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial
dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang
ditularkan melalui darah

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ruang isolasi ?


2. Apa Tujuan Isolasi ?
3. Sebutkan macam-macam isolasi ?
4. Apa saja prosedur perawatan ruang isolasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ruang isolasi


2. Untuk mengetahui tujuan rang isolasi
3. Untuk mengetahui macam-macam isolasi
4. Untuk mengetahui prosedur apa saja yang dilakukan di ruang isolasi
BAB II

PEMBAHASANAN

A. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi

1. Pengertian Ruang Isolasi

Ruang Isolasi adalah tempat dilakukan pemisahan dengan penderita penyakit


menular, pemisahan penderita atau pemisahan orang yang terinfeksi selama masa
inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan.
Sebaliknya, karantina adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak
orang yang sehat yang di duga telah kontak dengan penderita penyakit menular
tertentu.(soyina,2012)
CDC telah merekomendasikan suatu Universal Precaution atau Kewaspadaan
Umum yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun
yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita
penularanya melalui darah atau tidak.Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah
dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma,
cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum,
pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit
lainnya yang ditularkan melalui darah.(snaini,2009)

2. Tujuan Isolasi

Tujuan dari adanya ruang isolasi adalah dapat memberikan observasi kewaspadaan


yang khusus dalam merawat pasien atau klien yang mempunyai kerentanan lebih besar
terhadap infeksi , carrier mikroorganisme atau penyakit yang mudah menular sehingga
dapat mencegah penularan terhadap orang lain .(.WHO,2010)

3
4

3. Macam-Macam Isolasi

A. Isolasi ketat

Isolasi yang membutuhkan perharian lebih ,Kategori ini dirancang untuk


mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat virulen yang dapat ditularkan
baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.
Penyakit-penyakit yang perlu isolasi ketat adalah difteri faring, pes paru-paru,
cacar,varicella, zoster (pada pasien dengan daya tahan tubuh menurun) Spesifikasi
untuk isolasi ketat sebagai berikut :

1. Menentukan ruang tersendiri ; pintu harus terus tertutup. Pada umumnya


pasien yang infeksi dengan organisme yang sama boleh disatukan
2. Semua orang yang masuk ke kamar harus memakai masker, celemek, dan
sarung tangan
3. Harus mencuci tangan setelah meraba pasien atau alat-alat yang angat
tercemar dan sebelum menolong pasien lain.
4. Alat-alat yang terkena bahan infeksi harus dibuang atau dimasukkan ke
dalam sebuah kantong yng disertai etiket sebelum dikirim ke tempat
dekontaminasi dan sebelum dilakukan proses

B. Isolasi kontak

Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang


kurang serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung
sebagai tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar
tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu
kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara langsung dengan
penderita
5

1. masker,celemek, dan sarung tangan dianjurkan dipakai kepada siapa saja


yang berhubungan dekat atau kontak langsung dengan pasien yang
menderita infeksi atau koloni yang termasuk ke dalam kategori
infeksi.
2. masker dan sarung tangan umumnya tidak dianjurkan pada bayi dan
anak-anak dengan infeksi virus dari respiratori, celemek tidak dianjurkan
pada konjungtivitis gonorhoea pada bayi yang baru lahir, dan masker tidak
dianjurkan pada perawatan pasin dengan nfeksi

3. campuran dari mikro organisme yang resisten, kecuali peneomoni.


Penyakityang memerlukan isolasi kontak yaitu infeksi akut respiratori
pada bayi dan balita,termasuk parotitis, pilek, bronkhitis, bronkhitis yang
disebabkan oleh virus syncytial respiratori, virus adenoid, virus corona,
virus influenza, virus paraininfluenza, virus hidung. Spesifikasi isolasi
kontak sebagai berikut :
a. Menentukan ruang tersendiri. Pada umumnya pasien dengan infeksi
organisme yang sama boleh disekamarkan
b. Masker dianjurkan bagi mereka yang mendekati pasien
c. celemek dipakai bila mungkin akan terkotori
d. Sarung tangan dipakai bila meraba barang-barang yang tercemar.

C. Isolasi Respiratori (pernafasan)

Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara,


diperlukan ruangan bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang
menderita penyakit yang sama boleh dirawat dalam ruangan yang sama Penyakit-
peyakit yang memerlukan isolasi respiratori yaitu epiglotis,
haemophilus,influenzae, erithema infectiosum, parotitis, meningitis,
pneumonia mengingicocal, campak, pertussis Spesifikasi isolasi respiratori
sebagai berikut :
6

1. Ruang terpisah, tapi pada umumnya yang yang infeksi organisme yang sama
boleh disatukamarkan
2. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien
3. Celemek dan sarung tangan tidak dianjurkan
4. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi
terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain
5. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau
dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat
dekontaminasi atau diproses kembal

D. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)

Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran
radiologisnya menunjukkan TBC aktif. kategori isolasi pasien-pasien tuberculosis
pulmonariyang pemeriksaan dahak positif atau x-ray thoraknya menduga
tuberculosis.Tuberculosis laring juga termasuk dalam kategori ini. Pada umumnya
bayi dan balita yang menderita tuberculosis tidak memerlukan isolasi karena
ereka jarang berbatuk dan sekresi bronkhialnya sedikit mengandung AFB
bila dibandingkan dengan tuberculosis paru-paru dari orang dewasa. Spesifikasi
isolasi tuberculosis :

1. Ruang tersendiri dengan ventilasi khusus, pintu harus selalu


tertutup. Pada umumnya orang yang menderita infeksi yang sama bisa di
satukamarkan
2. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien dan untuk pasien itu
sendiri.
3. Celemek hanya dianjurkan bila pasien bila mungkin terjadi pencemaran
kepada pasien.
7

4. Sarung tangan tidak dianjurkan ,Tangan harus dicuci setelah meraba


pasien atau alat-alat yang potensi terkontaminasi dan sebelum
merawat orang lain
5. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus
dibuang atau dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum
dikirim ke tempat dekontaminasi atau diproses kembali

4. Prosedur perawatan di ruang isolasi

Persiapan sarana Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai
ukuran badan. Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan
sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat
Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran
lengan yang sesuai dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron
DTT dan penutup kepala yang bersih Masker N95 dan kaca mata
pelindung Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang
barang pribadi.

Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi Lakukan hal sebagai berikut:

1. Lepaskan cincin, jam atau gelang Lepaskan pakaian luar Kenakan baju
operasi sebagai lapisan pertama pakaian Lipat pakaian luar dan simpan
dengan perhiasan dan barang-barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci
yang telah disediakan
2. .Mencuci tangan
3. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
4. Kenakan gaun luar/jas operasi
5. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
6. Kenakan masker bedah
7. Kenakan celemek plastik/apron
8. Kenakan penutup kepala
8

9. Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)


10. Kenakan sepatu boot karet

B. Persiapan alat

Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada klien
(misalnya, alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, Alat alat
untuk mengganti sprai tempat tidur)

C. Prosedur pelaksanaan

a. Perhatikan insturuksi dokter untuk memastikan jenis isolasi yang dibeikan


sesuai dengan penyakit klien.
R/ jenis toleransi akan mengelompokan jenis penyakit dan pakaian pelindung
yang digunakan dan kewaspadaan yang harus ditakuti
b. Pertahankan jenis tindakan perawatan atau prosedur yang akan
dilakukan diruangan klien.
R/ Membantu anda mengantisipasi kebutuhan terhadap alat-alat dan waktu
yang ada sesuaikan ketika di dalam ruangan terhadap tindakan yang akan
dilakukan
c. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
R/ Mencegah tuntutan untuk bolak balik keruangan beberapa kali
yang meningkatkan resiko infeksi
d. hindari kontak badan dan peralatan bersih pada lingkungan terkontaminasi
diruangan iaolasi
engkajian tanda-tanda vital dengan prosedur rutin. Hindari kontak
stetoskop atau menset tekanan darah dari bahan terinfeksi
e. Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada selembar kertas
jika stetoskop akan digunakan ulang, bersihkan diafragma atau bell dengan
alkohol. Simpan ditempat yang bersih.
f. Berikan obat.
9

Berikan obat oral dalam pembungkus atau mangkuk Bahan-bahan ditangani


dengan baik dan dibuang uantuk meminimilkan pemindahan
mikroorganisme Buang pembungkus atau mangkuk kedalam wadah
plastik,Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan.
g. Buang sput kedalam wadah khusus
h. Dorong higiene, hindari jangan sampai skort menjadi basah Bantu klien
melepaskan skort, buang dalam kantong linen khusus Lepaskan linen dari
tempat tidur, jka terlalu kotor hindari kontak dengan gaun anda. Buang
dalam kantong linen khusus
i. Pasang kembali linen tempat tidur yang bersih,Ganti sarung tangan jika
terlalu kotor dan diperlukan perawatan khusus.

D. Kumpulkan spesimen

1. Letakan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang baik dengan
penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran selama pengiriman
2. Letakan wadah spesimen pada kertas dikamar mandi klien Kumpulkan
spesimen yang diperlukan dengan teknik yang tepat.
3. Pindahkan spesimen kewadah dengan meminimalkan kontak pada
tangan menggunakan sarung tangan dengan permukaan luar wadah
4. Perikssa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan
permukaan bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah kekantong
plastik bersih
5. Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kirim
kelaboratorium Buang kantong linen dan sampah jika sudah penuh
6. Gunakan kantong khusus untuk menampung alat kotor jika alat
tersebut tahan dan kuat terhadap kelembaban. ikat kantong lalu buang di bak
sampah
7. Tinggalkan ruangan isolasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi


menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang
terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau
binatang yang rentan. Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian :Isolasi ketat,Isolasi
kontak, Isolasi respiratori, Kewaspadaan enterik, Isolasi tuberculosis (AFB), Kewaspadaan
drainase dan sekret, Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan tubuh, Perawatan pasien
yang mengalami imunosupresi berat

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini para mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami bagaimana melaksanakan prosedur perawatan di dalam ruangan isolasi

Anda mungkin juga menyukai