Disusun Oleh :
Kelompok 1
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Jiwa, dengan
judul : “Prosedur Tindakan Isolasi” dan tidak lupa pula kami haturkan sholawat serta salam
kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Seorang rasul yang membawa
petunjuk bagi manusia yang tersesat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Keperawatan jiwa ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Ns.Sri Ariyanti,S.Kep.,M.Kep yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
3. Teman-teman kelompok yang bekerja sama dalam membuat makalah Keperawatan Gerontik .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah dan menyadari
pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena kemampuan dan
pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Maka dari itu kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASANAN...........................................................................................................3
A. Prosedur Perawatan Ruang Isolasi........................................................................................3
B. Persiapan alat........................................................................................................................8
C. Prosedur pelaksanaan............................................................................................................8
D. Kumpulkan spesimen............................................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialis praktik keperawatan yang
menetapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik kiatnya, praktik keperawatan jiwa terdiri dalam konteks sosial dan lingkungan.
Keperawatan jiwa merupakan salah satu dari lima inti disiplin kesehatan mental. Perawat
jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmuilmu psikososial, biofisik, teori-teori
kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang
menjadi landasan keperawatan. Saat ini berkembang perawatan sebagai elemen inti dari
semua praktik keperawatan (Suliswati, 2006).
Salah satu jenis gangguan jiwa adalah skizofrenia, yang merupakan penyakit otak
yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam
otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya
perasaan efektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi
normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi
tanpa ada rangsang pancaindera). (Gaskins 2012)
Menurut WHO (2009) memperkirakan terdapat 450 juta jiwa diseluruh dunia yang
mengalami gangguan jiwa diseluruh dunia yang mengalami gangguan mental, sebagian
besar dialami oleh orang dewasa muda natara usia 18-21 tahun, ha ini dikarenakan pada
usia tersebut tingkat emosional masih belum terkontrol di Indonesia sendiri prevalensi
penduduk yang mengalami gangguan jiwa cukup tinggi, data WHO (2006).
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat
pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi
1
2
Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat
maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita
penularanya melalui darah atau tidak.Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan
cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan
vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial
dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang
ditularkan melalui darah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASANAN
2. Tujuan Isolasi
3
4
3. Macam-Macam Isolasi
A. Isolasi ketat
B. Isolasi kontak
1. Ruang terpisah, tapi pada umumnya yang yang infeksi organisme yang sama
boleh disatukamarkan
2. Masker dianjurkan bagi yang mendekati pasien
3. Celemek dan sarung tangan tidak dianjurkan
4. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensi
terkontaminasi dan sebelum merawat orang lain
5. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan infeksi harus dibuang atau
dimasukkan kedalam kantong disertai etiket sebelum dikirim ke tempat
dekontaminasi atau diproses kembal
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran
radiologisnya menunjukkan TBC aktif. kategori isolasi pasien-pasien tuberculosis
pulmonariyang pemeriksaan dahak positif atau x-ray thoraknya menduga
tuberculosis.Tuberculosis laring juga termasuk dalam kategori ini. Pada umumnya
bayi dan balita yang menderita tuberculosis tidak memerlukan isolasi karena
ereka jarang berbatuk dan sekresi bronkhialnya sedikit mengandung AFB
bila dibandingkan dengan tuberculosis paru-paru dari orang dewasa. Spesifikasi
isolasi tuberculosis :
Persiapan sarana Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai
ukuran badan. Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan
sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat
Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran
lengan yang sesuai dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron
DTT dan penutup kepala yang bersih Masker N95 dan kaca mata
pelindung Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang
barang pribadi.
Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi Lakukan hal sebagai berikut:
1. Lepaskan cincin, jam atau gelang Lepaskan pakaian luar Kenakan baju
operasi sebagai lapisan pertama pakaian Lipat pakaian luar dan simpan
dengan perhiasan dan barang-barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci
yang telah disediakan
2. .Mencuci tangan
3. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
4. Kenakan gaun luar/jas operasi
5. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
6. Kenakan masker bedah
7. Kenakan celemek plastik/apron
8. Kenakan penutup kepala
8
B. Persiapan alat
Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada klien
(misalnya, alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, Alat alat
untuk mengganti sprai tempat tidur)
C. Prosedur pelaksanaan
D. Kumpulkan spesimen
1. Letakan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang baik dengan
penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran selama pengiriman
2. Letakan wadah spesimen pada kertas dikamar mandi klien Kumpulkan
spesimen yang diperlukan dengan teknik yang tepat.
3. Pindahkan spesimen kewadah dengan meminimalkan kontak pada
tangan menggunakan sarung tangan dengan permukaan luar wadah
4. Perikssa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan
permukaan bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah kekantong
plastik bersih
5. Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kirim
kelaboratorium Buang kantong linen dan sampah jika sudah penuh
6. Gunakan kantong khusus untuk menampung alat kotor jika alat
tersebut tahan dan kuat terhadap kelembaban. ikat kantong lalu buang di bak
sampah
7. Tinggalkan ruangan isolasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami bagaimana melaksanakan prosedur perawatan di dalam ruangan isolasi