GASTROENTERITIS AKUT
OLEH
KELOMPOK 1
Definisi Gastroentritis...................................... 2
Penyebab Gastroentritis.................................. 2
EPIDEMIOLOGI
Menurut penelitian Halimatussa’diah (2018)
menyatakan bahwa tahun 2015, angka kesakitan diare
mencapai 1:786 orang atau sekitar 5.405.235 kasus
diare, dimana 74,3% dari kasus tersebut dirawat
dirumah sakit (Simadibrata, M dan Adiwinata, R,
2017).
PENYEBAB GASTROENTERITIS
INFEKSI \
Penyakit gastroenteritis dapat terjadi karena infeksi yang terdiri
dari dua jenis, virus dan bakteri, seperti rotavirus dan norovirus.
SANITASI
Sarana sanitasi yang buruk juga dapat
menyebabkan sekitar 20% dari kasus GEA.
ORANG KE ORANG
Bakkteri menyebar melalui perantara orang yang terinfeksi
tidak mencuci tangan dengan bersih dan menyentuh orang lain
atau makanan
HEWAN
Orang yang bekerja dengan hewan seperti
sapi, kambing dan domba dapat terinfeksi bakteri
yang hidup dalam tubuh hewan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA GEA
Kebersihan
Pola gaya hidup yang buruk seperti tidak
membiasakan cuci tangan sebelum dan
sesudah bersentuhan dengan makanan atau
alat yang terkontaminasi bakteri dapat
meningkatkan
Usiaresiko terjadinya GEA.
Lansia biasanya memiliki sistem imun yang
Sistem imun yang
lebih lemah
lemah sehingga mereka lebih rentan
Ada terhadap
beberapa kondisiinfeksi.
yang Bayi dan anak kecil juga
melemahkan
sistem imun memiliki sistem imun
seperti penyakit yang lemah.
HIV/AIDS atau
sedang menjalani kemoterapi
Tinggal di daerah dengan sanitasi air yang
buruk
Daerah yang memiliki sanitasi yang buruk akan lebih
rentan terkena GEA
2. DEMAM
DAN MENGGIGIL
3. Sakit kepala
4. MUAL MUNTAH
6. SAKIT PERUT
TATA LAKSANA
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai
dengan berat badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak
diketahui).
Satu sendok teh setiap 1-2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan
pada anak yang lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan
menggunakan cangkir.
Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah.
Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan
di rumah
lanjutkan pemberian minum/makan
kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
kondisi anak memburuk
anak demam
terdapat darah dalam tinja anak
Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan
untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri
anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering mungkin.
Dehidrasi adalah ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengeluaran cairan
lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009).
Dehidrasi ringan bila anak terlihat kehausan, anak akan kehilangan 1-2%
berat badannya
Dehidrasi sedang atau berat jika anak malas minum. Anak akan kehilangan 2-
5% berat badan yang berdampak terhadap fungsi kognitif sehingga
menurunkan akurasi kinerja (Barasi, 2007).
Oleh karena itu ketika anak mengalami dehidrasi maka sesegera mungkin
memberikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal berat badannya 10 kg,
maka ia perlu oralit 100 ml setiap diare. Bila si kecil muntah setelah minum
oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali sedikit demi sedikit
(IDAI,2015)
PEMBERIAN MAKAN
ASI tetap diberikan
Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makan tetap
diupayakan pada anak berumur 6 bulan atau lebih.
Jika anak biasanya tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi (yaitu
memulai lagi pemberian ASI setelah dihentikan) atau beri susu formula yang biasa
diberikan. Jika anak berumur 6 bulan atau lebih atau sudah makan makanan padat,
beri makanan yang disajikan secara segar, dimasak, ditumbuk atau digiling.
Bpom, 2013. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang. Direktorat
Stand. Prod. Pangan, Badan Pengawas Obat Dan Makanan.
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, S.A., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salembamed. 1,
364–369.Cdc, 2011. Salmonella Is A Sneaky Germ: Seven Tips For Safer Eating September.
Fewtrel, Et Al., 2005. Hand Washing With Soap. 346:162-163 346, 162–163.J. Vandepitte, E. Al.,
2010. Prosedur Laboratorium Dasar Untuk Bakteriologi Klinis. Egc, Jakarta.
Halimatussa’diah., Zahra., & Athena. 2018. Kejadian Gastroenteritis Dan Faktor Penyebabnya Pada
Siswa Sd Di Kelurahan Beji Timur, Kota Depok. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 17 No 2, 96
– 104. [Serial online]
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jek/article/view/377/189
Indonesian Pediatric Society (IDAI). 2014. Bagaimana Menangani Diare pada Anak.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
Joseph Novita. 2018. Gastroenteritis (Flu Perut). Diakses pada tanggal 20 September 2019.
Hellosehat. google.com/amp/s/hellosehat.com.
Mary E. Wikswo, M., 2012. Wabah Akut Gastroenteritis Menular Oleh Orang Ke Orang.
Samiadi, Lika Aprilia. 2016. Infeksi Bakteri E.Coli. Diakses pada tanggal 20 September 2019.
Hellosehat.com/penyakit/infeksi-bakteri-e-coli/.
Wanke, 2014. Epidemiology And Causes Of Acute Diarrhea Wanke.