Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT By. “A.

R” UMUR 15
BULAN DENGAN DIARE TANPA DEHIDRASI
DI PUSKESMAS BLIMBING GUDO

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
181303026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT By. “A.R” UMUR 15
BULAN DENGAN DIARE TANPA DEHIDRASI
DI PUSKESMAS BLIMBING GUDO

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
181303026

HARI :
TANGGAL :
TEMPAT :

MAHASISWA

Sri Putri Wulandari


NIM: 181303026

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

Septi Fitrah Ningtyas., SST., M.Kes Dwi Endah


NIK: NIK:
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan
anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan
derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari
lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut
juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak,
perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat,
2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000
penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL
Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah
pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006
sebesar 837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare
yang ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar
0,03 %.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil
judul Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada By. “A.R” Umur 15 Bulan
Dengan Diare Tanpa Dehidrasi Di Puskesmas Blimbing Gudo
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada By. “A.R”
dengan diare tanpa dehidrasi dengan menggunakan tujuh langkah varney
secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif
pada By. “A.R” dengan diare tanpa dehidrasi di Puskesmas Blimbing
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada By. “A.R”
dengan diare tanpa dehidrasi di Puskesmas Blimbing
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By.
“A.R” dengan diare tanpa dehidrasi di Puskesmas Blimbing
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat pada By. “A.R” dengan
diare tanpa dehidrasi di Puskesmas Blimbing
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat pada By. “A.R”
dengan diare tanpa dehidrasi di Puskesmas Blimbing
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik
tepat pada By. “A.R” dengan diare tanpa dehidrasi di Puskesmas
Blimbing
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal
sampai akhir pada By. “A.R” dengan diare tanpa dehidrasi di
Puskesmas Blimbing
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja
yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM,
diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya
lebih dari 3 kali perhari. (Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)

B. Penyebab Diare / Etiologi


Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Enternal :Infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi Enternal ini meliputi :
 Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae,
aeromonas, dll.
 Infeksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.
 Infeksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis),
Jamur (candida algicans).
b. Infeksi Parenteral : Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan
seperti :
 Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
 Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula
menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat
asam, sakit di daerah perut.
b. Malarbsorbsi Lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan
bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di
arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa
usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada
anak dapat menyebabkan diare kronis.

C. Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
 Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung
 Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
 Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
 Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang
menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis /
diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
 Gangguan bakteri jamur dan parasit
 Malarbsorbsi kalori dan lemak
 Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca
infeksi akut.

D. Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan
timbul diare juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri,
parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
E. Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
terjadinya gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

F. Gejala / Gambaran Klinis


1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

G. Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim
laktosa
6. Kejang
H. Klasifikasi Diare
Klasifikasi
Gejala Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Diare
1. Dehidrasi ■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi Jika tidak ada klasifikasi
tanda-tanda berikut : Berat berat lain
♥ Latergis / tidak sadar  Berikan cairan untuk
♥ Mata cowong / cekung dehidrasi berat
♥ Tidak bisa minum / (rencana terapi c) dan
malas minum tablet zink
♥ Cubitan kulit perut Jika anak juga
kembali sangat lambat mempunyai klasifikasi
berat lain :
 Rujuk segera
 Jika masih bisa minum,
berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan
Jika ada kolera didaerah
tersebut, berikan
antibiotik untuk kolera
■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi Berikan cairan dan
tanda-tanda berikut : Ringan / Sedang makanan sesuai rencana
♥ Gelisah, rewel / marah terapi b dan tablet zink
♥ Mata cowong / cekung (10 hari berturut-turut)
♥ Haus, minum dengan
lahap Jika anak juga
♥ Cubitan kulit perut mempunyai klasifikasi
kembali sangat lambat berat lain :
 Rujuk segera
 Jika masih bisa minum,
berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan

Nasehati kapan kembali


segera

Kunjungan ulang 3 hari


jika tidak ada perbaikan
■ Tidak cukup tanda- Diare Tanpa ■ Beri cairan dan makanan
tanda untuk di Dehidrasi sesuai rencana terapi a
klasifikasikan sebagai dan tablet zink (10 hari
diare dehidrasi berat berturut-turut)
atau ringan / sedang ■ Nasehati kapan kembali
segera
■ Kunjungan ulang 3 hari
jika tidak ada perbaikan
2. Jika Diare 14■ Ada Dehidrasi Diare Persisten ■ Atasi dehidrasi sebelum
hari / Lebih Berat dirujuk, kecuali ada
klasifikasi berat lain
■ Rujuk
■ Tanpa Dehidrasi Diare Persisten■ Nasehati pemberian
untuk diare persisten
■ Beri tablet zink (10 hari
berturut-turut)
■ Kunjungan ulang 5 hari
3. Darah Dalam
■ Ada darah dalam tinja Disentri ■ Beri antibiotic yang
Tinja sesuai
■ Beri tablet zink (10 hari
berturut-turut)
■ Nasehati kapan kembali
segera
■ Kunjungan ulang 2 hari

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk
mencari kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai
antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan
elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai
kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif terutama pada diare kronik

J. Penanganan
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian Cairan
a. Cairan peroral
 Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO 3, KCl dan
Glukosa
 Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar
Natrium 90 mg/l
 Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang
kadar Natrium 50-90 mg/l
 Formula lain yang disebut oralit
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap)
hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air
tajin yang diberi garam dan gula
b. Cairan Perenteral / Infuse
Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
Cara memberikan cairan :
 Belum ada dehidrasi
 Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi
 Dehidrasi Ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB / peroral
(nitragastric)
Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum
 Dehidrasi Sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB / peroral
/intragastric (sonde)
7 jam berikutnya : 10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3-5
tetes / menit
16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral
intragastric
2. Pengobatan Dietelik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7
kg jenis makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT By. “A.R” UMUR 15
BULAN DENGAN DIARE TANPA DEHIDRASI
DI PUSKESMAS BLIMBING GUDO

Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2020 Jam: 09. 15 WIB


No. Register : 28726

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Data subjektif
1) Identitas
Bayi Ibu
B Nama : By. “A.R” Nama : Ny. “S.F”
TTL : Jombang, 1 Juli 2019 Umur : 28 tahun

Umur : 15 bulan Agama : Islam


Jenis Kelamin : Perempuan ( ♀ ) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Pendidikan : SMU
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Pekerjaan : IRT
Alamat : Sumbermiri-Gudo

2) Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya yang sedang sakit

3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya sakit diare selama 1 hari dengan BAB cair sudah
4 kali
4) Riwayat Kesehatan
a)      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya anaknya 1 hari mengalami sakit diare dengan
BAB cair sudah 4 kali
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit diare sebelumnya
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menular
(HIV, TBC, Hepatitis, Malaria) menurun (Diabetes Melitus,
Hipertensi, Asma, Hemofilia, dll) dan menahun (Jantung, Paru, Ginjal,
dll)

5) Riwayat Imunisasi
Hb 0 BGC P 1 DPT 1 P 2 DPT 2 P 3 DPT 3 P 4 IPV Campak DPT Campak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6) Kebutuhan Pola Sehari-hari


Kebutuhan Sebelum Sakit Saat Sakit
A. Pola Makan
- Frekuensi Porsi 3 – 4 x sehari 1 - 3x sehari 1
1 mangkok kecil mangkok kecil
- Makanan yang ASI, bubur tim ASI, bubur tim
disukai
- Makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai
-Jenis makanan Bubur , sayur dan Bubur, sayur dan
lauk lauk yang pedas
-Keluhan Tidak Tidak
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
B. Istirahat
- Lama Tidur ± 10 jam/hari ± 12 jam/hari
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygiene
- Mandi 2xsehari 2xsehari
- Keramas 3x seminggu 3x seminggu
- Sikat Gigi 2x sehari 2x sehari
- Ganti Pakaian Tiap basah / kotor Tiap basah / kotor
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
D. Aktifitas
Bermain Aktif Aktifitas bermain
bayi berkurang
E. Eliminasi
- Frekuensi BAK 4-6x sehari 4-6x sehari
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Jumlah 1 popok penuh 1 popok penuh
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
- Frekuensi BAB 1 - 2x sehari 4 x sehari
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lembek Cair
- Keluhan Tidak ada Lebih sering
BAB+cair

B.    Data Obyektif


1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 90/60 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
BB : 9,5 kg
PB : 75 cm
Status Gizi : Normal
2.   Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Rambut : bersih, tidak ada ketombe
Mata : tidak tampak enemis, sklera tampak putih, konjungtiva
terlihat merah muda, dan tidak cekung
Hidung : tidak ada polip, tidak tampak adanya secret
Telinga : terlihat bersih, tidak ada serumen
Mulut : tidak tampak adanya stomatitis, mukosa lembab
Leher : tidak ada benjolan abnormal pada kelenjar tiroid dan
vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi pada dinding dada, tidak terdengar
whezing dan ronchi
Abdomen : turgor kulit baik (cubitan kembali <2 detik)
Punggung : tidak ada kelainan bentuk punggung
Ekstremitas : tidak ada sidaktil dan polidaktil

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2020 Jam: 09. 15 WIB
DX : By. “A.R” umur 15 bulan jenis kelamin perempuan dengan diare
tanpa dehidrasi
DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan
keluhan anaknya 1 hari mengalami sakit diare dengan BAB cair 4
kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
DO : 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 90/60 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
BB : 9,5 kg
PB : 75 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Tidak tampak enemis, konjungtiva merah muda,
sklera putih, dan tidak cekung
Abdomen : Turgor kulit baik (cubitan kembali dalam <2 detik)

III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


Terjadinya diare dengan dehidrasi berat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1) Lakukan komunikasi teraupetik untuk menjalin hubungan saling percaya
antara bidan dan pasien
Rasional : agar terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan
pasien.
2) Beritahu kepada ibu akan hasil pemeriksaan anaknya
Rasional : ibu dapat mengerti kondisi anaknya
3) Anjurkan ibu untuk tidak memberikan makanan yang pedas kepada
anaknya
Rasional : makanan yang pedas jika dikonsumsi yang berlebih terutama
pada anak pastinya akan menyebabkan diare
4) Anjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang
cukup ke anaknya
Rasional : hal ini dilakukan untuk pemenuhan nutrisi pada anak
sehingga tidak dehidrasi dan lemas
5) Ajari ibu untuk cara pemberian oralit
Rasional : Oralit diberikan setiap anak BAB
- Sampai umur 1 tahun : 50-100 ml setiap kali BAB
- Umur 1-5 tahun : 100-200 ml setiap kali BAB
Mengatakan kepada ibu :
- Agar meminum sedikit-sedikit oralit tapi sering dari
mangkuk/cangkir/gelas
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikanlah lebih lambat
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
6) Pemberian fungsi obat farmakologi kepada bayi
Rasional : Agar mempercepat proses penyembuhan pada anak
7) Anjurkan ke ibu membawa anaknya ke puskesmas lagi untuk kontrol
ulang
Rasional : Jika setelah 3 hari belum ada perubahan pada anak makan
agar mendapatkan penanganan lebih lanjut maka segera
kembali kontrol ke puskesmas

VII. IMPLEMENTASI
Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2020 Jam: 09. 20 WIB
1) Melakukan komunikasi teraupetik untuk menjalin hubungan baik dan
saling percaya antara bidan dan pasien
Hasil : terjalin hubungan baik dan saling percaya antara bidan dan
pasien
2) Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya
Hasil : observasi yang dilakukan tadi pada pertama kali pasien
datang
a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 80x/menit
S : 36°C
RR : 20x/menit
BB : 9,6 kg
PB : 75 kg
b) Pemeriksaan Fisik
Mata : Tidak tampak enemis, konjungtiva merah muda,
sklera tampak putih, tidak cekung
Abdomen : Turgor kulit baik (cubitan kulit kembali <2 detik)
Yang menandakan bayi diare tanpa dehidrasi.
3) Menganjurkan kepada ibu untuk tidak memberikan makanan pedas
kepada anaknya karena akan menambah parah kondisinya
Hasil : ibu mengerti dan bersedia yang sudah dianjurkan
4) Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat
yang cukup ke anaknyanya
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan untuk memberikan nutrisi
yang bergizi dan istirahat yang cukup ke anaknya
5) Mengajarkan ibu untuk pemberian oralit setiap anak BAB dengan 200
ml (gelas kecil), jika anak muntah maka tunggu 10 menit lalu berikan
lebih lambat, dan lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
berhenti
Hasil : ibu mengerti dari yang sudah diajarkan dan bersedia
mengikuti
6) Pemberian terapi obat farmakologi untuk bayi, yaitu:
- Vit.C sehari 3x1/4
- Oralit sekali pemberian dengan ukuran gelas minum kecil (200 ml)
Hasil : Ibu mengerti dan sudah mendapatkan resep lalu akan ke
ruang pengambilan obat
7) Menganjurkan ke ibu jika dalam 3 hari anaknya masih tidak ada
perubahan maka segera kembali kontrol ulang kepuskesmas
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia yang sudah dianjurkan

VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Desember 2020 Jam : 09. 23 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya sudah 1 hari sakit diare dan BAB cair
sudah 4 kali
O : Pemeriksaan Fisik :
Mata : tidak tampak anemis, konjungtiva merah muda, sklera
tampak merah mudah, dan tidak cekung
Abdomen : turgor kulit baik (cubitan kulit kembali <2 detik)
A : By. “A.R” umur 15 bulan jenis kelamin perempuan dengan diare
tanpa dehidrasi
P : 1. Sudah terjalin hubungan baik antara pasien dan bidan
2. Ibu sudah mengerti kondisi anaknya
3. Ibu bersedia untuk tidak memberikan makanan yang pedas ke
anaknya
4. Ibu mengerti cara pemberian oralit ke anaknya
5. Ibu bersedia untuk memberikan nurtrisi yang bergisi dan
istirahat yang cukup untuk anaknya
6. Anak sudah diberikan terapi obat farmakologi
7. Ibu bersedia untuk membawa anaknya kontrol ulang jika
selama 3 hari tidak ada perubahan

Anda mungkin juga menyukai