Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN, A

DENGAN DIARE

OLEH : KELOMPOK 8

SITI JUNAIDA / C1906030

JUWITA SARI / C1906016

RIRIN OPU/C1906026

JERNIATI/C1906015

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PANRITA HUSADA BULUKUMBA

T.A 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular adalah penyakit yang diderita banyak orang Indonesia sejak dulu, termasuk
infeksi usus (diare). Diare adalah gejala klinis gangguan pada pencernaan usus dengan ditandai adanya
peningkatan buang air besar lebih dari biasanya. Secara umum, diare disebabkan makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Diare biasanya terjadi karena kurangnya air bersih
yang memenuhi persyaratan kesehatan. Air minum yang baik harus steril dan bebas dari zat dan bakteri
berbahaya. Namun, banyak masyarakat yang tidak menghiraukan bahaya dari kandungan air yang tidak
steril sehingga dapat menyebabkan penyakit, salah satunya yaitu diare.(Muhammad, 2019).

Berdasarkan WHO 2019 Diare merupakan salah satu penyakit dengan tingkat insidensi dan
mortalitas tertinggi di dunia. Dilaporkan terdapat sekitar 1,7 triliun kasus setiap tahunnya. Penyakit diare
adalah penyebab utama kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, dan setiap tahunnya dapat
membunuh sekitar 525.000 anak. Diare dapat berlangsung beberapa hari, dan dapat meninggalkan
tubuh tanpa air dan garam yang diperlukan untuk bertahan hidup (WHO, 2019.)

Penyebab diare pada bayi dan anak-anak berbeda dengan penyebab diare pada orang dewasa.
Kalau pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus,sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh
bakteri. Diare pada orang dewasa dapat dipicu oleh beberapa faktor, misalnya karena salah
makan,gangguan pencernaan makanan, pengaruh obat-obatan dan karena kondisi kejiwaan sedangkan
pada bayi bisa terinfeksi, jika menelan kuman tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkena kuman
atau ketika disentuh oleh tangan yang berkuman. Anak-anak juga mudah terinfeksi kuman karena sering
memasukkan tangan dan mainan mereka yang kotor kedalam mulut.(Masyarakat, 2019).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempelajari Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diare

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada anak dengan diare.


b. Dapat menyusnn analisis data pada anak dengan diare

c. Dapat merumuskan diagnosis keperawatan pada anak dengan diare.

d. Dapat menyusun intervensi asuhan keperawatan dari masalah yang

muncul pada anak dengan diare.

e. Dapat melakukan implementasi asuhan keperawatan yang telah

direncanakan pada anak dengan diare.

f. Dapat melaksanakan evaluasi dari implementasi asuhan keperawatan

pada amak dengan diare.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya
ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah.

1.. Klasifikasi Diare

- Diare akut

Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat
dibedakan dalam empat kategori, yaitu:

(1) Diare tanpa dehidrasi,

(2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan,

(3) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan,

(4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%

- Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut
atau peralihan antara diare akut dan kronik.
- Diare kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik
lebih dari 30 hari.

2. Etiologi

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak. Infeksi parenteral ini meliputi:

(a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,


Aeromonas dan sebagainya.

(b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus,


Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.

(c) Infestasi parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa


(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (candida
albicans).

2) Infeksi parenteral

Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis Media
akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida


(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktrosa.

- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama
pada anak yang lebih besar

e. Faktor Pendidikan

f. Faktor pekerjaan

g. Faktor umur balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan
mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

h. Faktor lingkungan

i. Faktor Gizi

Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena itu, pengobatan
dengan makanan baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang
gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan
malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90, kurang = <90-70, buruk = <70
dengan BB per TB.

j. Faktor sosial ekonomi masyarakat

k. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi


Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak
dimasak dapat juga terjadi secara sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat
berlangsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan kemulut
dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada
saluran pencernaan adalah bakteri Etamoeba colli, salmonella, sigella. Dan virusnya yaitu Enterovirus,
rota virus, serta parasite yaitu cacing (Ascaris, Trichuris), dan jamur (Candida albikan).

l. Faktor terhadap Laktosa (susu kalemg)

Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak
diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi ASI penuh dan
kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Menggunakan botol susu ini memudahkan
pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mengandung antibody yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.

3. Patofisiologi

Gastroenteritis akut (Diare) adalah masuknya Virus (Rotavirus, Adenovirus enteritis), bakteri
atau toksin (Salmonella. E. colli), dan parasit (Biardia, Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin Penyebab dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis
bisa melalui fekal oral dari satu klien ke klien lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi: (a) Kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik,
hypokalemia dan sebagainya). (b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah). (c) Hipoglikemia, (d) Gangguan sirkulasi darah.

4. Manifestasi Klinis

- Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
- Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu.
- Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare.
- Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila
penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak.
- Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung,
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

5. Penatalaksaan

Prinsip penatalaksanaan diare antara lain dengan rehidrasi, nutrisi, medikamentosa.

Dehidrasi, diare cair membutuhkan pengganti cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya.
Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah yang telah hilang melalui diare dan atau muntah,
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, pernafasan, dan ditambah
dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini
tergantung pada derajat dehidrasi serta berat masing-masing anak atau golongan umur.

Nutrisi. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek
buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada anak dengan diare akut dapat memenuhi tujuannya,
serta memperhatikan faktor yang mempengaruhi gizi anak, maka diperlukan persyaratan diet sebagai
berikut yakni pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan
cukup energy dan protein, makanan tidak merangsang, makanan diberikan bertahap mulai dengan yang
mudah dicerna, makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering. Pemberian ASI
diutamakan pada bayi, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup,

Medikamentosa. Antobiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, obat-obat anti
diare meliputi antimotilitas seperti loperamid, difenoksilat, kodein, opium, adsorben seperti norit,
kaolin, attapulgit, anti muntah termasuk prometazin dan kloropomazin.

Penanganan Diare yaitu hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare
adalah masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila tidak segera diatasi
dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan anak-anak. Bagi penderita diare ringan diberikan
oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan cairan intravena atau infus. Hal yang tidak
kalah penting dalam menanggulangi kehilangan cairan tubuh adalah pemberian makanan kembali
(refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang karena akan kehilangan nafsu
makan dan kehilangan makanan secara langsung melalui tinja atau muntah dan peningkatan
metabolisme selama sakit. (sitorus, 2008).

6. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dari diare adalah:

a. Pemeriksaan tinja

b. Makroskopis dan mikroskopis

c. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.

d. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.


e. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan menentukan pH dan
cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP
(bila memungkinkan).

f. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

g. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum
(terutama pada penderita diare yang disertai kejang).

h. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasite secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

7. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam
komplikasi seperti:

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).

b. Renjatan hipovolemik

c. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada
elektrokardiogram).

d. Hipoglikemia.

e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili
mukosa usus halus.

f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

g. Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami
kelaparan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan

- Identitas

Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4
kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan
dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan
komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan
epidemiologi (tempat, waktu dan orang)

- Keluhan utama

Yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang tidak
normal/cair lebih banyak dari biasanya.

- Riwayat Keperawatan Sekarang

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai
atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala
penurunan kesadaran.

Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang
pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang,
buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain.

Prenatal

Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti


selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi
pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
Natal

Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yang dapat mempengaruhi fungsi dan
maturitas organ vital.

Post natal

Apgar skor <6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. berat badan dan
panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya.
Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang
dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik
dan tindakan harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan

Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit

Apakah ada anggota keluarga yang menderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan
distribusi penularan.

b. Lingkungan rumah dan komunitas

Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuman
penyebab diare.

c. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis
dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.

d. Persepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau
lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga
(orang tua).

B. Pemeriksaan Fisik

Sistem Neurologi

a) Subyektif,

klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang

b) Inspeksi,

Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit
diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati komposmentis, apatis,
somnolen, delirium, stupor dan koma.

c) Palpasi, adakah parese, anestesia,

d) Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.

Sistem Penginderaan

a) Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,

b) Inspeksi

Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut
serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung.

Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil
terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.

Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga
kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak
adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinan infeksi parenteal
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare

c) Palpasi,

Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun
besar sudah menutup maksimal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun, Telinga, nyeri
tekan, mastoiditis

Sistem Integumen

a) Subyektif, kulit kering

b) Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering

c) Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi
ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat

Sistem Kardiovaskuler

a) Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin

b) Inspeksi,

pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulsasi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung,
suhu tubuh meningkat.

c) Palpasi,

suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena vasodilatasi
pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan
kekuatan nadi.

d) Perkusi,

normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kasus diare akut masih dalam batas
normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang
interkostalis ke 4,5 dan 8.
e) Auskultasi,

pada dehidrasi berat dapat terjadi gangguan sirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur
atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

Sistem Pernafasan

a) Subyektif, sesak atau tidak

b) Inspeksi,

bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat
kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.

c) Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).

d) Auskultasi,

dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah
ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi
lainnya.

Sistem Pencernaan

a) Subyektif, Kelaparan, haus

b) Inspeksi

BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau,
disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dan kesemitrisan abdomen.

c) Auskultasi,

Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling)
> 5-20 detik dengan durasi 1 detik.

d) Perkusi,

mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.
e) Palpasi, adakah nyeri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.

Sistem Perkemihan

a) Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya

b) Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK
frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi
output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.

c) Palpasi, adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

Sistem Muskuloskletal

a) Subyektif, lemah

b) Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun

c) Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran
berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

a) Feces lengkap

Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli, PH dan kadar gula, biakan dan uji
resistensi

b) Pemeriksaan Asam Basa

Analisa Blood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.

c) Pemeriksaan kadar ureum kreatinin

Untuk mengetahui faal ginjal


d) Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)

Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penurunan
kesadaran dan kejang.

e) Pemeriksaan intubasi duodenum

Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif.

f) Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

D. Masalah Keperawatan

1. Diare b.d Inflamasi gastrointestinal

2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

3. Resiko deficit nutrisi b.d Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan / Luaran Intervensi


- Diare b/d Inflamasi Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN DIARE
gastrointestinal keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
jam maka eleminiasi fekal - Identifikasi penyebab diare
membaik, dengan kriteria - Identifikasi riwayat
hasil : pemberian makanan
- Kontrol pengeluaran - Identifikasi gejala
fases meningkat invaginasi (mis. Tangisan
- Konsistensi feses keras, kepucatan pada
membaik bayi).
- Frekuensi BAB - Monitor warna, volume,
membaik frekuensi dan konsistensi
- Perilstatik usus tinja
membaik - Monitor tanda dan gejala
- Kuluhan defekasi hipovolemia (mis.
lama dan sulit Takikardi, nadi teraba
menurun lemah, TD turun, mukosa
- Mengejan saat bibir kering, CRT
defekasi menurun melambat, berat badan
- Distensi turun)
abdomen menurun - Monitor iritasi dan ulserasi
- Teraba masa kulit daerah perianal
pada fekal menurun - Monitor jumlah
- Urgency pengeluaran diare
menurun 2.Terapeutik
- Nyeri / kram - Berikan asupan cairan oral
abdomen menurun (mis. Larutan gula – garam,
oralit, pedialyte, renalyt)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena,
jika perlu
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu
3.Edukasi
- Anjurkan makan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
- Anjurkan untuk
melanjutkan pemberian
ASI
4.Kolaborasi
- Pemberian obat
antimotilitas, jika perlu
- Pemberian obat
antispasmodic /
spasmolitik (mis.
Papaverine, ekstrak
beladona, mebeverine).
Jika perlu
- Pemberian obat pengeras
feses (mis. Attapulgit,
smektit, kolin – pektin). jika
perlu
PEMANTAUAN CAIRAN
1.Observasi :
- Monitor TD, Frekuensi
nadi, frekuensi nafas.
- Monitor berat badan
- Monitor CRT, elastisitas /
turgor kulit
- Monitor kadar albumin dan
protein total
- Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit, Na, K,
BUN)
- Monior intake dan output
cairan
- Identifikasi tanda- tanda
hypovolemia (mis. Nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, TD turun, tekanan
nadi
menyempit,hematocrit
meningkat,haus,lemah,kon
sentrasi urine meningkat,
BB turun)
- Identifikasi tanda
hypervolemia (mis.
Dispnea, edema perifer,
edema anaskara, JVP – CVP
meningkat, reflex
hepatojugular positif, BB
turun)
- Identifikasi faktor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma / perdarahan, luka
bakar, penyakit ginjal dan
kelenjar)
2 Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
3.Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
- Hipovolemia b,d Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
kehilangan cairan aktif keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
jam maka eleminiasi fekal - Periksa tanda dan gejala
membaik, dengan kriteria hipovolemia (mis.
hasil : frekuensi nadi meningkat,
- Status cairan nadi teraba lemah, tekanan
membaik darah menurun, tekanan
- Kekuatan nadi nadi menyempit,turgor
meningkat kulit menurun, membrane
- Turgor kuit meningkat mukosa kering, volume
- Membrane mikosa urine menurun, hematokrit
membaik meningkat, haus dan
- Kekuatan nadi lemah)
meningkat - Monitor intake dan output
- Perasaan lemah cairan
menurun 2.Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified
trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
3.Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis. albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian
produk darah
PEMANTAUAN CAIRAN
1.Observasi
- Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian
kapiler
- Monitor elastisitas atau
turgor kulit
- Monitor jumlah, waktu dan
berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan
protein total
- Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat,
refleks hepatojogular
positif, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
2.Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
3.Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Resiko deficit nutrisi b.d Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN NUTRISI)
Ketidakmampuan mengabsorbsi keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
nutrien jam maka status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria : - Identifikasi alergi dan
- Porsi makan yang di intoleransi makanan
habiskan meningkat - Identifikasi makanan yang
- Nyeti abdomen disukai
menurun - Identifikasi kebutuhan
- Diare menurun kalori dan jenis nutrient
- Nafsu makan - Identifikasi perlunya
membaik penggunaan selang
- Berat badan nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
2.Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
3.Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlU
PROMOSI BERAT BADAN
1.Observasi
- Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan
muntah
- Monitor jumlah
kalorimyang dikomsumsi
sehari-hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin, limfosit,
dan elektrolit serum
2.Terapeutik
- Berikan perawatan mulut
sebelum pemberian
makan, jika perlu
- Sediakan makan yang tepat
sesuai kondisi pasien( mis.
Makanan dengan tekstur
halus, makanan yang
diblander, makanan cair
yang diberikan melalui NGT
atau Gastrostomi, total
perenteral nutritition sesui
indikasi)
- Hidangkan makan secara
menarik
- Berikan suplemen, jika
perlu
- Berikan pujian pada pasien
atau keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
3.Edukasi
- Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau
- Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
f. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat


melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan. Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas
sehari-hari. Dengan kata lain implementasi adalah melakukan rencana tindakan yang telah ditentukan
untuk mengatasi masalah klien. (Haryanto, 2007 ; 81).

g. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi
sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai pencapaian
tujuan yang diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul
masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana atau
mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S adalah
ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A merupakan analisa
perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria
dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga. P adalah
perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi formatif
yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan, sesuai dengan kontrak pelaksaan dan evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara
keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan. (Sudiharto, 2007 ; 49).
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya
ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah.

Gastroenteritis akut (Diare) adalah masuknya Virus (Rotavirus, Adenovirus enteritis), bakteri
atau toksin (Salmonella. E. colli), dan parasit (Biardia, Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin Penyebab dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis
bisa melalui fekal oral dari satu klien ke klien lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Dehidrasi, diare cair membutuhkan pengganti cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya.
Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah yang telah hilang melalui diare dan atau muntah,
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, pernafasan, dan ditambah
dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini
tergantung pada derajat dehidrasi serta berat masing-masing anak atau golongan umur.

FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK DENGAN DIARE

Selayar, 29 januari 2021

I. DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : an. A Umur : 5 thn

Tempat/Tanggal lahir : selayar, 25 desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Bugis Makassar


Pendidikan : Taman kanak - kanak Dx. Medis :gastroenteritis / diare

Alamat : Jln. Jend sudirman no.83 benteng selayar

Tanggal masuk RS : 28 januari 2021

Sumber data : Orang tua

2. Identitas Orang tua

Ayah

Nama : Tn. R Umur : 45 thn

Pendidikan : SMA Pekerjaan : Buruh harian

Alamat : Jln. Jend sudirman no.83 benteng selayar

Ibu

Nama : Ny. W Umur : 36 thn

Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Jend sudirman no.83 benteng selayar

II. ALASAN MASUK

Keluhan utama : Ibu klien mengatakan anaknya BAB encer lebih dari 5 kali dan
konsistensi feses cair dan lembek, nafsu makan menurun,lemah
Riwayat Keluhan Saat ini :

No Jenis imunisasi 1 2 3 Belum pernah Tidak tahu Reaksi


1. BCG
2. DPT
3. POLIO
4. CAMPAK
5 HEPATITIS B
6. LAIN - LAIN

ASI : sampai umur 2 thn

IV. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK (Antropometri)

1. Pertumbuhan fisik

a. Berat badan : 23 kg

b. Tinggi badan : 115 cm

c. Waktu tumbuh gigi : 8 bulan

2. Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat ini :

a. Berguling : 5 bulan

b. Duduk : 5 bulan

c. Merangkak : 6 bulan
d. Berdiri : 11 bulan

e. Berdiri :

f. Berjalan : 14 bulan

g. Berjalan :

h. Senyum pertama pada orang : ibu klien sudah lupa

i. Bicara pertama kali : 8 bulan

j. Berpakaian sendiri : 3 tahun

V. RIWAYAT KESEHATAN

Penyakit yang pernah dialami : Ibu klien mengatakan anaknya pernah demam di umur 9 bulan

Kecelakaan yang pernah dialami : Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami
kecelakaan.

Riwayat perawatan : Tidak pernah opname

Riwayat operasi : Pernah Operasi

Riwayat pengobatan (obat yang dibawa ke RS / sementara di konsumsi :

- Zinkid 1 x 1 str
- Lbio 2 x 1 saset
Riwayat alergi : Tidak ada

VI. PENILAIAN NYERI

NYERI : ya

- Onset :

- Pencetus : diare

- Gambaran nyeri : hilang timbul

- Lokasi nyeri : abdomen

- Durasi : 2 – 3 menit

- Skala nyeri : ringan

- Frekuensi : 3 kali

VI. RISIKO JATUH

- Risiko Jatuh : Ya

- Skor : 11

VII. RISIKO DEKUBITUS

-. Risiko Dekubitus : Tidak

VIII. STATUS FUNGSIONAL

Skor :
(Lihat pada skala Barthel Indeks) Khusus diisi untuk pasien umur ≥ 12 tahun.

IX. HUBUNGAN STATUS PSIKOLOGIS

- Status psikologis: Takut

- Status mental :Sadar dan orientasi baik

- Sosial

Hubungan pasien dengan anggota keluarga : Baik

- Kebiasaan beribadah, teratur : Tidak

- Pengamblan keputusan dalam keluarga : Bapak klien

X. PEMERIKSAAN FISIK

Jumat, 29 januari 2021 pukul : 11.00

1. Keadaan umum

a. Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E: V: M:

b. Tanda-tanda vital :

TD : 90 / 60 mmhg

N : 104 x/i

S : 37,5
P : 24 x/i

2. Pengkajian Data Fokus

a. Sistem respiratory

- Jalan Napas : Bersih


- Irama : Teratur
- Kedalaman : Normal
- Pola Napas : Normal
- Batuk : Tidak
- Sianosis : Tidak
- Sputum : Tidak ada
- Warna : Putih
- Clubbing Finger : Tidak
- Trakea : Deviasi ke lateral Medial
- Pembesaran kelenjar getah bening / Massa : Tidak
- JVP : CmH2O
- Otot bantu napas : Tidak
- Krepitasi : Tidak
- Bentuk dada : Normochest Pigeonchest Barrelchest
- Ekspansi dada : Simetris
- Jejas/Trauma : Ya Tidak
- Massa : Tidak
- Perkusi dada :
- Auskulitasi : tidak di kaji
- Ronkhi : tidak di kaji

b. Sistem kardiovaskuler

- Sianosis: Tidak ada


- Pucat : Tidak ada
- Irama Jantung : Teratur
- Distensi Vena Jugularis : tidak di kaji
c. Sistem gastrointestinal

- Mulut : Mukosa kering


- Pembatasan makanan : tidak / nafsu msakan menurun
- Mual : Tidak
- Muntah : Tidak
- Asites : Tidak
- Lingkar perut : Cm
- Sklera Ikterus : Tidak

d. Sistem Eliminasi

- Defekasi : Via Anus, Frekuens : 5x sehari Konsistensi : cair dan lembek


- Urin : Spontan
- Kelainan : Tidak ada
- Palfebra Edema : Tidak
- Mata Cekung : Ya

e. Sistem Reproduksi : tidak di kaji

f. Sistem Neurosensori

- Pendengaran : Normal
- Penglihatan : Normal
- Pupil Isokor : Ya

g. Kulit dan Kelamin

- Warna kulit : Normal


- Turgor : Elastis
- Risiko dekubitus : Tidak
- Terdapat Luka : Tidak
- Lokasi luka/ Lesi lain :

h. Ektremitas

- Kesulitan dalam pergerakan : Tidak


- Keadaan tonus otot : Baik
- Edema kaki / tungkai : Tidk

XI. EDUKASI PASIEN KELUARGA

a. Kesiapan pasien keluarga menerima informasi : Ya

b. Terdapat hambatan dalam edukasi : tidak

c. Jika ya, sebutkan hambatannya (bisa diingkari lebih dari satu):

d. Tingkat pendidikan pasien : SMA

e. Agama dan nilai kepercayaan pasien

f. Dibutuhkan penerjemah

g. Kebutuhan edukasi (pilih topic edukasi pada kotak yag tersedia)

- Diagnosa penyakit
- Obat-obatan
- Diet dan nutrisi

Kamis , 28 januari 2021

Yang mengkaji,

NIM :

DATA FOKUS

Nama / umur : an. A


Ruang / kamar :

DATA FOKUS

- Defekasi BAB 5 kali/24 jam

- Frekuensi peristaltik meningkat, bising usus hiperaktif

- nyeri/kram abdomen

- Feses lembek atau cair

- Nafsu makan menurun

- Merman mukosa kering

KLASIFIKASI DATA

Nama / umur : an. A

Ruang / kamar :

Data obyektif Data subyektif

- Membrane mukosa kering - Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair


dan lembek 5 kali sehari
- BAB 5x sehari
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu
- Feses cair dan lembek makan
- TD : 90 /60 mmhg
- Kram abdomen
- N : 104 x/i
- Ibu klien mengatakan anaknya lemah
- S :37,5

- P :24 x/i

ANALISA DATA

Nama : an. A

No Data Penyebab Masalah keperawatan


1. Ds : - Terpapar kontaminan dan - Diare
- Ibu klien mengatakan perubahan air dan
anaknya nyeri makanan
abdomen
Do :
- BAB 5x sehari
- Feses cair dan lembek
2. Ds : - Kehilangan cairan aktif - Hipovolemia
- Ibu klien mengatakan
anaknya lemah
Do :
- TD : 90 / 60 mmhg
- N : 104 x/i
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- Membrane mukosa
kering
-
3. Ds : - Factor psikologis ( ketidak -
- Ibu klien mengatakan mampuan mengabsorsi - Resiko defesit
anaknya tidak nafsu nutrient nutrisi
makan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : an, A

No. Diagnosa keperawatan Tujuan / kriteria hasil Intervensi


1. Diare b.d terpapar Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN DIARE
kontaminan dan keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
perubahan air dan jam maka eleminiasi fekal - Identifikasi penyebab diare
makanan membaik, dengan kriteria - Identifikasi riwayat pemberian
hasil : makanan
- Kontrol pengeluaran - Identifikasi gejala invaginasi
fases meningkat (mis. Tangisan keras, kepucatan
- Konsistensi feses pada bayi).
membaik - Monitor warna, volume,
- Frekuensi BAB frekuensi dan konsistensi tinja
membaik - Monitor tanda dan gejala
- Perilstatik usus hipovolemia (mis. Takikardi, nadi
membaik teraba lemah, TD turun, mukosa
- Kuluhan defekasi bibir kering, CRT melambat,
lama dan sulit berat badan turun)
menurun - Monitor iritasi dan ulserasi kulit
- Mengejan saat daerah perianal
defekasi menurun Monitor jumlah pengeluaran
- Distensi abdomen diare
menurun 2.Terapeutik
- Teraba masa pada - Berikan asupan cairan oral (mis.
fekal menurun Larutan gula – garam, oralit,
- Urgency menurun pedialyte, renalyt)
- Nyeri / kram - Pasang jalur intravena
abdomen menurun - Berikan cairan intravena, jika
perlu
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur,
jika perlu
3.Edukasi
- Anjurkan makan porsi kecil dan
sering secara bertahap
Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
Anjurkan untuk melanjutkan
pemberian ASI
4.Kolaborasi
- Pemberian obat antimotilitas,
jika perlu
- Pemberian obat antispasmodic /
spasmolitik (mis. Papaverine,
ekstrak beladona, mebeverine).
Jika perlu
- Pemberian obat pengeras feses
(mis. Attapulgit, smektit, kolin –
pektin). jika perlu
PEMANTAUAN CAIRAN
1.Observasi :
- Monitor TD, Frekuensi nadi,
frekuensi nafas.
- Monitor berat badan
- Monitor CRT, elastisitas / turgor
kulit
Monitor kadar albumin dan
protein total
Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
hematocrit, Na, K, BUN)
- Monior intake dan output cairan
- Identifikasi tanda- tanda
hypovolemia (mis. Nadi meningkat, nadi
teraba lemah, TD turun, tekanan nadi
menyempit,hematocrit
meningkat,haus,lemah,konsentrasi urine
meningkat, BB turun)
- Identifikasi tanda hypervolemia
(mis. Dispnea, edema perifer, edema
anaskara, JVP – CVP meningkat, reflex
hepatojugular positif, BB turun)
- Identifikasi faktor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor, trauma /
perdarahan, luka bakar, penyakit ginjal
dan kelenjar)
2 Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
3.Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
2. Hipovolemia b.d Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
kehilangan cairan aktif keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
jam maka eleminiasi fekal - Periksa tanda dan gejala
membaik, dengan kriteria hipovolemia (mis. frekuensi nadi
hasil : meningkat, nadi teraba lemah, tekanan
- Status cairan darah menurun, tekanan nadi
membaik menyempit,turgor kulit menurun,
- Kekuatan nadi membrane mukosa kering, volume urine
meningkat menurun, hematokrit meningkat, haus
- Turgor kuit dan lemah)
meningkat - Monitor intake dan output
- Membrane mikosa cairan
membaik 2.Terapeutik
- Kekuatan nadi - Hitung kebutuhan cairan
meningkat - Berikan posisi modified
- Perasaan lemah trendelenburg
menurun - Berikan asupan cairan oral
- Ttv membaik 3.Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk
darah
PEMANTAUAN CAIRAN
1.Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor
kulit
- Monitor jumlah, waktu dan
berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan
protein total
- Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium, BUN)
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis. Dyspnea, edema
perifer, edema anasarka, JVP meningkat,
CVP meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi intestinal)
2.Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
3.Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. . Resiko deficit nutrisi Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN NUTRISI)
b.d Ketidakmampuan keperawatan selama 1 x 24 1.Observasi
mengabsorbsi nutrien jam maka status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
membaik membaik, - Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria hasil : makanan
- porsi makanan yang - Identifikasi makanan yang
di habiskan disukai
meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan
- nyeri abdomen jenis nutrient
menurun - Identifikasi perlunya
- frekuensi makan penggunaan selang nasogastrik
membaik - Monitor asupan makanan
- nafsu makan - Monitor berat badan
membaik - Monitor hasil pemeriksaan
Membrane mikosa laboratorium
Membaik 2.Terapeutik
- Kekuatan nadi - Lakukan oral hygiene sebelum
meningkat makan, jika perlu
- Perasaan lemah - Fasilitasi menentukan pedoman
menurun diet (mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3.Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU
PROMOSI BERAT BADAN
1.Observasi
- Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan
muntah
- Monitor jumlah kalorimyang
dikomsumsi sehari-hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin, limfosit, dan
elektrolit serum
2.Terapeutik
- Berikan perawatan mulut
sebelum pemberian makan, jika perlu
- Sediakan makan yang tepat
sesuai kondisi pasien( mis. Makanan
dengan tekstur halus, makanan yang
diblander, makanan cair yang diberikan
melalui NGT atau Gastrostomi, total
perenteral nutritition sesui indikasi)
- Hidangkan makan secara
menarik
- Berikan suplemen, jika perlu
- Berikan pujian pada pasien atau
keluarga untuk peningkatan yang dicapai
3.Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namuntetap terjangkau
- Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : an, A

No Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi


1. - Diare b.d terpapar Jumat , - Menganjurkan ibuklien memberikan
kontaminan dan perubahan 29/1/2021 makanan porsi kecil dan sering
air dan makanan 11.00 secara bertahap
- Menganjurkan menghindari
makanan pembentukan gas, pedas,
dan mengandung laktosa
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Menginformasikan hasil
pemantauan jika perlu
- Mengkaji feces mengenai frekuensi,
warna,konsistensi feces
- mengkaji tanda-tanda dehidrasi
seperti kesadaran ,pernafasan,
nadi,turgor kulit,mukosa mulut
2. - Hipovolemia b.d kehilangan Jumat ,29/1 - Menganjurkan memperbanyak
cairan aktif /2021 asupan cairan oral
11.00 - Menganjurakan menghindari
perubahan posisi mendadak
- mengkaji vitalsign
- memantau pendarahan pada feces
dan daerahanus.
- Mengkaji statusdehidrasi
3. - Resiko deficit nutrisi b.d Jumat , - Menganjurkan ibu klien membuat
Ketidakmampuan 29/1/2021 catatan harian tentang perasaan dan
mengabsorbsi nutrien 11.00 situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis, pengeluaran yang di
sengaja, muntah, aktivitas
berlebihan)
- Mengajarkan keterampilan koping
untuk penyelesaian masalah perilaku
makan
- Menganjurkan posisi duduk jika
mampu

EVALUASI KEPERAATAN

Nama : an,A

Hari/tgl Waktu Diagnose keperawatan Evaluasi (soap)


Sabtu, 09.00 - Diare b.d terpapar S : Ibu klien mengatakan anakanya BAB 5
30/2/2021 kontaminan dan perubahan kali/hari, cair dan lembek
air dan makanan O:
- Klien tampak BAB cair dan
lembek
- Klien tampak lemah
- Td : 90/60 mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Sabtu, 09.00 - Hipovolemia b.d kehilangan S : ibu klien mengatakan anaknya lemah
30/1/2021 cairan aktif O:
- klien tampak lemah
- memran mukosa kering
- Td : 90/60mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Sabtu, 09.00 - Resiko deficit nutrisi b.d S : ibu klien mengatakan anaknya tidak
30/1/2021 Ketidakmampuan nafsu makan
mengabsorbsi nutrient O:
- klien tampak lemah
- Td : 90/60mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Minggu, 11.00 - Diare b.d terpapar S : Ibu klien mengatakan anakanya BAB 5
kontaminan dan perubahan
31/1/2021 kali/hari, cair dan lembek
air dan makanan
O:
- Klien tampak BAB cair dan
lembek
- Klien tampak lemah
- Td : 90/60 mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Minggu, 11.00 - Hipovolemia b.d kehilangan S : ibu klien mengatakan anaknya lemah
cairan aktif
31/1/2021 O:
- klien tampak lemah
- memran mukosa kering
- Td : 90/60mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Minggu, 11.00 - Resiko deficit nutrisi b.d S : ibu klien mengatakan anaknya tidak
Ketidakmampuan
31/1/2021 nafsu makan
mengabsorbsi nutrien
O:
- klien tampak lemah
- Td : 90/60mmhg
- S : 37,5
- P : 24 x/i
- N : 104 x/i

A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
Senin, 16.00 - Diare b.d terpapar S : Ibu klien mengatakan anakanya BAB 2
kontaminan dan perubahan
1/2/2021 kali/hari, ampas dan lunak
air dan makanan
O:
- Klien BAB 2 kali sehari
- Klien tampak bermain
- Td : 80/50 mmhg
- S : 36,5
- P : 22 x/i
- N : 88 x/i
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
Senin, 16.00 - Hipovolemia b.d kehilangan S : ibu klien mengatakan anaknya tidak
cairan aktif
1/2/2021 merasa haus terus-menerus
O:
- Merman mukosa tampak lembab
- Td : 80/50mmhg
- S : 36,5
- P : 24 x/i
- N : 88 x/i
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
Senin, 16.00 - Resiko deficit nutrisi b.d S : ibu klien mengatakan anaknya makan
Ketidakmampuan
1/2/2021 dan habis 1 porsi
mengabsorbsi nutrien
O:
- Klien tampak menghabiskan
makananny8
- Td : 90/50mmhg
- S : 36,5
- P : 22 x/i
- N : 88 x/i

A : masalah teratasi sebagian


P : pertahankan intervensi
RESUME KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

1. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan anaknya BAB encer lebih dari 5 kali dan konsistensi feses cair dan lembek,nafsu
makan menurun,lemah.

2. TTV
TD: 90/60 mmHg

N:104 x/I

S:37,5

P:24 X/i

Sistem yang mengalami gangguan


System gastrointestinal :pembatasan makanan nafsu makan menurun

Sistem eliminasi:Defekasi via anus,frekuensi 5x seharii kosistensi cair dan lembek

2. MASALAH KEPERAWATAN

3. DS : -Ibu klien mengatakan anaknya bab cair dan lembek 5 kali sehari
-Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan
-Kram abdomen
-Ibu klien mengatakan anaknya lemah

4. DO :-Membran mukosa kering


-BAB 5 x sehari
-Feses cair dan lembek
-TD :90/60
N:104 x/i
-S:37,5
P:24 x/i

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Diare b/d terpapar kontaminan dan perubahan air dan makan
b.Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
c.Resiko deficit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4 RENCANA KEPERAWATAN
1.Ientifikasi penyebab diare

2.Monitor warna ,volume,frekuensi,dan kosistensi tinja

3.Berikan asupan cairan oral(mis,larutan gula garam ,oralit,pedialyte)

4.Berikan cairan intravena jika perliu

5.Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap

6.Periksa tanda dan gejala hipovolemia

7.identifikasi status nutrisi

5 IMPLEMENTASI DAN PENATALAKSANAAN MEDIK


1.Menganjurkan ibu klien memberikan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap

2.Mengkaji vital sign

3.Mengkaji feces mengenai frekuensi warna ,kosistensi feces

4.Mengkaji tanda-tanda dehidrasi

6 EVALUASI
1.Ibu klien mengatakan anaknya BAB 2 kali sehari,ampas dan lunak

2Ibu klien mengatakan anaknya tidak haus terus menerus

3.Ibu klien mengatakan anaknya makan dan habis 1 porsi.

7 PERENCANAAN PULANG
Orang tua klien di beri penjelasan mengenai kebersihan lingkungan di sekitar rumahnya agar selalu
diperhatikan ,sampah di sekeliling rumah di timbung atau di bakar.Dan membiasakan sehat bagi setiap
keluarganya yaitu minum air yang telah dimasak,sayur-sayuran ddn lain-lain di cuci terlebih dahulu sebelum
di masak,serta memperhatikan kebersihan dirisetiap anggota keluarga.
A.RESUME JURNAL

1. Jurnal penelitian
Manejemen diare pada anak oleh perawat di rumah sakit
2. Nama peneliti
Septi Wardani (mahasiswa fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyag magelang
)
3. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah perawat yang bekerja di bangsal anak dengan kriteria
responden lama bekerja minimal satu tahun,berpendidikan minimal D3 keperawatan dan
tepapar dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan diare akut .Sampel
dalam penelitian ini di pilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan
strategi homogeneous sampling
4. Tujuan penelitian
Untuk menggali peran perawat dalam tatalaksana diare akut pada anak
5. Metode penelitian
Metode yang di gunakan adalah studi kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan
pengumpulan data dengan wawancara terhadap lima responden ,dekumen ,dan observasi
partisipatif.Analisa data dilakukan melalui 3 tahap,yaitu reduksi data,model data dan
verivikasi data .Uji validitas dilakukan dengan triangulasi sumber dengan melakukan
wawancara terhadap empat pengasuh atau orang tua anak ,satu kepala ruang dan satu
dokter special anak .
6. Hasil penelitian
Hasil dari penelitian didapatkan kekuatan dan kelemahan dalam tataksana diare akut pada
anak oleh perawat .Kekuatan:perawat sudah melakukan pengkajian umum diare dan
penilaian dehidrasi,perawat melakukan asuhan keperawatan (perumusan diagnosis
keperawatan,intervensi,implementasi,dan evaluasi)Perawat melakukan kolaborasi dengan
tim kesehatan lain ,perawat memberikan edukasi mengenai pemberian rehidrasi
oral,zink,makan dan nasehat,perawat sudah melakukan inform concent.sedangkan untuk
kelemahan di dapatkan :perawat belum melakukan pengkajian riwayat
penyakit ,pendekumentasian perawat belum dilakukan secara integrasi .Masih di berikan
cairan intravena pada semua anak dengan diare akut atas instruksi dokter ,antibiotic dan
prebiotic masih di berikan,belum melakukan dekumentasi dalam pemberian informed
concent ,perawat beluk memberikan edukasi mengenai lama pemberian dan manfaat zink.
7. Saran penelitian
Perawat perlu menambahkan pengkajian mengenai pengetahuan dan keyakinan daan
serta efikasi diri sebagai pengkajian factor psikososial pada pasien.penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk menembangkan penelitian selanjutnya mengenai efekasi
diri .Beberapa masalah yang dapat diteliti antara lain intervensi keperawatan yang dapat
meninggkatkan efekasi diri pasien ,pengaruh pendidikan kesehatan dengan suatu modul
tertentu terhadap efikasi dari pasien,factor yang mempengaruhi efikasi diri pasien.

8. Koreksi antara isi jurnal dan kondisi ril


Antara isi jurnal dan kondisi rilsekarang memang tidak jauh berbeda .pada pengkajian
secara umum di setiap rumah sakit mengenai pengetahuan dan keyakinan serta efikasi
diri sebagai dari pengkajian factor psikososial pada setiap pasien belum terlihat secara
spesifik.Dan hal hal yang menjadi kelemahan dari hasil penelitian ini ,rata rata terdapat
pada setiap Rumah Sakit.

B.KRITISI JURNAL

NO Citical Point critical apraisal ya tida keteragan


apraisal k
1 Judul a.Apakah judul 
memenuhi
kaidah penulisan judul?
b.Apakah penulis 
menggunakan tanda
Tanya?
c. Apakah
penulis menggunakan 
angka seru?
2 Penulisan a.Apakah nama peneliti 
di cantumkan ?
b.Apakah asal institusi 
di cantumkan ?
c.Apakah asal institusi Penulis merupakan
 mahasiswa
penulis sesuai dengan
topic penelitian ?
3 BIdang ilmu a.Apakah bidang ilmu
tercantum dalam judul 
penelitian ?
b.Apakah latar  Penulis merupakan
belakang penulis mahasiswa
(institusi tempat kerja
sesuai dengan bidang
ilmu topic penilis?
4 Metode a.Apakah tujuan 
penelitian penelitian disebutkan ?
b.Apakah desain
penelitian yang 
digunakan di
sebutkan ?
c.Apakah desain 
penelitian sesuai
dengan tujuan
penelitian ? Sampel dalam
d.Bagaimanakah penelitian ini di pilih
sampel dalam penelitian  dengan menggunakan
tersebut dipilih? metode purposive
sampling dengan
e.Dalam bentuk apakah strategi hemogeneuous
hasil penelitian sampling
disajikan ?

5 Hasil a.Apakah hasil  Hal-hal yang menjadi


penelitian penelitian dapat di kelemahan dari hasil
implementasikan di penelitian dapat
keperawatan? menjadi salah satu
pertimbangan untuk
dapat diperbaiki oleh
perawat rumah sakit
6 Daftar a.Apakah daftar pustaka 
pustaka yang di gunakan up to
date ?

b.Apakah daftar
pustaka yang digunakan
sesuai topic ? 
cApakah daftar pustaka
yang digunakan dari
sumber yang
terpercaya?

C.KELEMAHAN DAN KEKUATAN PENELITIAN


1.Kelemahan
Latar belakang penulis merupakan mahasiswa
2.Kelebihan
Daftar pustaka yang digunakan up to date ,sesuai topic dan menggunakan dari
Sumber yang terpercaya.

Anda mungkin juga menyukai