Oleh:
dr. KUSNADI
MUKOMUKO
2022
PENDAHULUAN
Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Penyebab utama diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan
cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang penting adalah
disentri, kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Menurut laporan
departement kesehatan di indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 -2 kali setahun.
Dari hasil study morbiditas oleh departenet kesehatan di 8 propinsi pada tahun 1989,
1990, dan 1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78,5 %, 103 %, 100%.
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . ini di sebabkan karena adanya
anoreksi pada diare sehingga ia makan lebih sedikit dari pada biasabya dan kemampuan
menyerap sari-sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan
meningkat akibat adri adanya infeksi. Setiap episode diare akan menyebabkan
kekurangan gizi sehingga jika episode ini berkepanjangan, dampaknya terhadap
pertumbuhan akan meningkat. Penyakit diare juga berdampak pada status ekonomi
negara berkembang. Di beberapa negara, lebih dari sepertiga tempat tidur anak di rumah
sakit di huni oleh anak penderita diare. Penderita ini sering di obati dengan cairan
intravenayang mahal dan obat-obatan yang tidak efective.
Untungnya pada saat ini sudah tersedia cara pengobatan yang mudah dan efective
yang dapat menurunkan secara bermakna jumlah kematian diare pada sebagian besar
kasus, sehingga penderita tidak perlu di rawat di rumah sakit dan serta mencegah efek
buruk dari diare pada status gizi anak. Upaya pencegahan diare juga dapar di turunkan
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan beratnya episode diare. Di Indonesia
sejak upaya pembentukan KPD ( kegiatan pendidikan diare) antara lain dengan pojok
URO (Usaha Rehidrasi Oral ). Di rumah sakit pendidikan, yang dilanjutkan dengan
kegiatan PMPD (Pendididkan Medik Pemberantasan Diare) , jumlah kasus diare yang
di rawat di bangsal anak semakin berkurang secara nyata. 4
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari. Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya, lazinnya 3 kali atau lebih dalam satu hari (DINKES, 2006).
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya;
dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu
Jenis - jenis diare secara klinik di bedakan tiga (3) yang masig-masing
mencerminkan pathogenesis yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang
berlainan dalam pengobatannya.
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung
kurang dari 7 hari dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering tanpa
darah. Mungkin disertai muntah atau panas. Diare cair akut dapat menyebabkan
dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi.
Kematian terjadi karena diare. Peyebab diare cair akut di Negara berkembang
adalah : Eschericia coli enterotoxogenik, Shigella, Campylobacter Jejuni, dan
Crystoporidium . di beberapa tempat Vibrio cholera, Salmonella, dan E.coli
enteropatogenik. Diare melanjut adalah diare yang yang berlangsung antara 7
sampai 14 hari.
Diare Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Episode
ini dapat di mulai sebagai diare cair atau disentri. penyebab diare pada diare
persisiten E.coli, Shigella, dan Criptosporidium.
Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
dan bukan disebabkan oleh non bakterial seperti penyakit sensitive terhadap
glutein dan gangguan metabolism yang menurun. 1,2
Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja. Akibat terpenting
disentri adalah anoreksi , penurunan berat badan dengan cepat , dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasi. Penyebab utama disentri adalah Shigella, dan
Campilobacter jejuni. Yang jarang adalah E.coli enteroinvasiv atau Salmonella.
Entamoeba Histolytica dapat menyebabkan disentri yang serius pada orang
dewasa muda tapi jarang pada anak-anak.
II. Epidemiologi
Pada tahun 1995, diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada
lebih dari 3 juta penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara
berkembang terjadi terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun
a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada
pertama kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk
menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan
kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak,
b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare
meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama
pada penderita gizi buruk.
c) Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-
anak yang sedang menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir
hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.
III. Etiologi
Faktor infeksi
Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa
Molabsorbsi lemak
Molabsorbsi protein
Faktor makanan
Makanan beracun
alergi terhadap makanan
Lain-lain
Imunodefisiensi
Gangguan psikologis (cemas dan takut)
Faktor-faktor langsung:
o KEP (Kurang Energi Protein)
o Kesehatan pribadi dan lingkungan
o Sosioekonomi 2,5
IV. Patofisiologi
Diare adalah kehilangan banyak cairan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil
mengeluarkan tinja kira-kira 5g /kgbb/hari. Jumlah ini meningkat 200 gr /kgbb/
hari pada orang dewasa. Penyerapan air terbanyak terjadi di usus, kolon
memekatkan isi usus pada keadaan pada keadaan osmotik tinggi.kelainan yang
menggangu usus cenderung menyebabkan diare yang lebih banyak. Sedangkan
kelainan yang terjadi di kolon cenderung menyebabkan diare yang lebih sedikit.
Disentri dengan volume sedikit dan sering , tenesmus, rasa ingin buang air besar,
dan tinja betrdarah adalah gejala utama kolitis.
Gangguan osmotik , mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat
dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik
antara isi usus dengan cairan ekstrasellular. Dalam keadaaan ini diare dapat terjadi
apabila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap. Jika bahan
semacam itu berupa larutan isotonik, air, dan bahan yang larut didalamnya akan
lewat tanpa diabsorsi sehingga terjadilah diare .
V. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna
tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan, Daerah anus dan
sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat
laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul
sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang
atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan
cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung
(bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus
berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut
jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien
tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang
(oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas
cepat dan dalam (pernafasan kusmaul) 2,4
Tabel 1. Gejala dan tanda pada diare akibat infeksi
Kehilangan BB
1. Dehidrasi ringan ; menurun BB 0 - 5%
2. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
3. Dehidrasi berat : menurun BB > 10%
Lihat
A.IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama : By. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 11 bulan
Alamat : Desa Mandi Angin
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama : BAB cair
Riwayat Imunisasi :
BCG: 1 kali
Polio: 4 kali
DTP: 3 kali
Hepatitis B: 3 kali
Campak: belum
Riwayat Penyakit Keluarga, sosial dan ekonomi : Pasien tinggal serumah
dengan orang tua. Pasien berobat menggunakan layanan Jamkesmas.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Gizi baik (BB 7 kg, PB 63 cm)
Tanda Vital : -
Tekanan darah : -
Frekuensi nadi : 120x/menit, regular
Frekuensi nafas : 30 x/menit
Suhu tubuh : 37,90C
Kepala - Leher :
Normocephal, Rambut hitam.
Mata tampak cekung.
Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/-
Mukosa bibir kering, Lidah kotor (-), Tonsil T1/T1 hiperemis (-)
Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu napas (-), retraksi (-),
Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Vocal fremitus sama di kedua hemithorax, Ictus
cordis teraba
Perkusi : Sonor +/+, tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi paru bronkovesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-, bunyi jantung
S1, S2 murni, reguler, murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Organomegali (-)
Perkusi : Bunyi Tympani
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Turgor Kulit = > 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada pemeriksaan
FOLLOW UP
Keluhan : BAB 3 kali tadi subuh, cair, ampas (+), lendir (-), warna
biasa.
Tanda Vital :
Tekanan darah :-
Abdomen :
Diagnosis Kerja
Terapi
1. Infus rl 20 gtt
2. Injeksi Ceftriaxone 2 x 200 mg/ iv
3. Zink 1x1 tab (20mg)
4. L-Bio 1x1 sachet
Tekanan darah : -
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu.2
Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang
disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, Akan tetapi berbagaai penyakit lain juga
dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindrom malabsorpsi. Diare karena virus
umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan
adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan
menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare.
16
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Endang Poerwati. Determinan Lama Rawat Inap Pasien Balita dengan Diare.
Vol 27. No. 4. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Jakarta Timur; 2013.
2. Jufrie, M., Oswari, H., Arief, S., et al. Buku Ajar Gastroenterologi
Hepatologi. Jilid I. Cetakan 3. Badan Penerbit IDAI: Jakarta; 2012. Hal 87-
118.
3. Depkes. RI Buku saku petugas kesehatan Lintas Diare. Jakarta; Depkes RI:
2011.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Hal 3, 16-
18, 29.
18
19
20
21