Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

HEPATITIS DAN DIARE


Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Hj. Lindawati, S.Kep, Ners, M.KM

Nama : Lisa Aulia Putry


Kelas : P27901119079
Kelas : 1B D3 Keperawatan

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
TAHUN 2020
DIARE

A. Pengertian Diare
Diare merupakan “plesetan” dari bahasa kedokteran : -arrbpa.
Hingga kini diare menjadi child killer ( Prmbunuh anak-anak ) peringkat
pertama di Indonesia. Definisi diare adalah buang air encer lebih dari
empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak.
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3 kali per hari) serta perubahan dalam isi ( lebih Sri
200 gram perhari) dan konsistensi (feses cair). Pada definisi ini jelas
menyebutkan frekuensi diare terjadi lebij dari 3 kali dalam sehari.
(Smeltzer, 2002).
Menurut suvei Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI
tahun 1996, 12% penyebab kematian adalah diare. Disebutkan, akibat
diare, dari 1.000 bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan hari
ulangtahunnya yang pertama.
Di dalam lambung manusia terdapat cairan asam yang mempunyai
mekanisme menghancurkan setiap kuman. Caira tersebut dinamakan asam
lambung, di dalam asam lambung terdapat enzim bernama ptialin yang
berguna menghancurkan makanan dan mengubahnya menjadi glukosa
yang dibutuhkan tubuh sebagai energi. Enzim merupakan suatu protein
dan bekerja sebagai katalisator, mempercepat berlangsungnya suatu reaksi
kimia. Di dalam tubuh, jumlah enzim hanya sedikit tetapi kemampuannya
luar biasa. Bekerjanya sangat khas, yaitu hanya mau bekerja di lingkungan
yang tepat. Enzim hanya mau bekerja efektiif pada suhu optimal 40 derajat
celcius dan pH asam.
Enzim tidak akan bermetabolisme dengan baik jika suhu mencapai
50 derajat celcius. Sebaliknya, dalam suhu yang terlalu rendah pun, enzim
enggan bekerja.
B. Etiologi Diare
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umunya dari golongan virus,
bakteri dan parasit. Selain itu juga bisa disebabkan oleh keracunan
makanan. Mamabsorbsi serta diare yang terkait dengan pemberian anti
biotik yang tidak tepat. Berikut ini golongan virus, bakteri dan parasit
penyebab diare :
1) Infeksi virus (Rotavirus adenovirus)
Bakter (Shigella, salmonella, E.coli, Vibrio)
Parasit (Protozoa, E.Histolytica, Balantidium coli)
Cacing perut (Ascariasis, Tichuris, Stongyloides dan jamur Candida)
2) Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein
3) Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4) Immunodefisiensi
5) Psikologis, rasa takut dan cemas
Penyebab tidak langsung
1) Hygiene dan sanitasi
2) Perilaku masyarakat
3) Lingkungan hidup, rumah, iklim
4) Kasus infeksi yang tinggi
5) Kekurangan enzim
6) Pendidikan dan sosio ekonomi
7) Pengaruh psikis, terkejut dan ketakutan

C. Gejala dan Akibat Diare


a. Gejala
- Bayi atau anak menjadi cengeng atau gelisah. Suhu badannya pun
meninggi
- Nafsu makan berkurang
- Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
- Warna tinja kehijauan akibat tercampur dengan cairan empedu
- Anusnya lecet
- Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
- Muntah sebelum atau sesudah diare
- Hipoglikemia (Penurunan kadar gula darah).
b. Akibat Diare
- Dehidrasi
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan
metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian
pada bayo. Kematian ini lebih disebabkan bayi kehabisan cairan
tubuh. Karena asupan cairan tidak seimbang dengan pengeluaran
melalui muntah, meskipun berlangsung sedikit demi sedikit.
Banyak orang menganggab bahwa pengeluaran cairan seperti ini
adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya sangat berbahaya.
Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru
menyebabkan kematian. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10%
saja sudah membahayakan jiwa. Pada bayi, keadaan ini dapat
mengakibatkan kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Misalnya,
bayi berumur 3 tahun dengan berat badan 6 kg. Jika kehilangan
cairan sebanyak 10% dari berat badannya, berarti berat badannya
berkurang sebanyak 0,6 kg. Berat sebanyak ini setara dengan
volume air kira-kira 20-30 cc. Jika mengalami diare 5-10 kali
sehari, dalam 2-3 hari bayi akan mengalami diare 5-10 kali sehari,
dalam 2-3 hari bayi akan mengalami kritis, apalagi jika asupan
makanan tidak ada, sebelum kematian terjadi, dehidrasi berat akan
mucul yang gejalanya adalah kulit berkerut, mata cekung, ubun-
ubun cekung, serta mulut dan bibir kering bahkan pecah-pecah.
- Gangguan pertumbuhan
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara
pengeluaran zat gizi terus berjalan.
Jika tidak ditangangani dengan benar, diare akan menjadi
kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta
merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orangtua, cara
penanganan dokter yang tidak tepay, kurang gizi pada anak dan
perubahan makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus
diare. Mengganti ASI dengan susu formula yang biasa dilakukan
ibu-ibu di kota besar dapat menyebabkan diare kronis
(berkepanjangan) akibat intoleransi laktosa. Di samping itu,
pemberian makanan tambahan yang dilakukan sebelum waktunya
juga dapat menyebabkan diare. Hal ini sering dilakukan ibu-ibu di
pedesaan Padahal, pemberian makanan tambahan terlalu dini akan
menyebabkan gangguan selaput lendir usus. ASI tetap merupakan
makanan terbaik bagi bayi dan balita karena mengandung unsur
kekebalan alami yang membantu pertahanan tubuh anak.
Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian.
Pada bayi atau anak-anak, dalam waktu singkat, diare akan
menyebabkan kematian. Jika diare dapat disembuhkan tetapi sering
terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak terus merosot.
Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang menghambat
pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.

D. Pemeriksaan Diagnosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mempertimbangkan
riwayat medis pasien untuk menentukan penyebab diare. Dokter juga
melakukan tes lanoratorium untuk memeriksa sampel darah dan urine.
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan selain melihat gejala, riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik yaitu :
- Tes tinja
- Tes darah
- Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan tertentu dari dalam
saluran pencernaan
- Endoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi saluran pencernaan secara
visual dengan alat khusus yang dinamakan endoskop.
- Pemindaian, seperti foto rontgen, CT scan atau MRI.
- Tes puasa untuk menentukan intoleransu makanan atau alergi
- Pemeriksaan radiologi untuk memeriksa peradangan dan kelainan
struktural usus
- Kultur tinja untuk memeriksa bakteri, parasit atau tanda-tanda
penykit lainnya
- Kolonoskopi untuk memeriksa seluruh usus besar
- Sigmoidoskopi untuk memeriksa rektum (usus bagian akhir) dan
usus besar bagian bawah untuk tanda-tanda penyakit usus.
Kolonoskopi atau sigmoidoskopi sangat membantu untuk
menentukan apakah anda memiliki penyakit usus jika mengalami
diare akut atau kronis.
Perawatan
Diare diobati dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk
mencegah dehidrasi. Obat-obatan dapat diberikan dokter bergantung
dengan penyebab diare.
Orang dewasa yang menderita diare harus mengonsumsi banyak air
putih, oralit, jus buah, minuman elektrolit, minuman soda tanpa kafein dan
kaldu
Anak-anak yang mengalami diare dapat diberikan solusi dehidrasi
oral (oralit)untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
E. Penanggulangan Diare oleh Pemerintah
Upaya pemerintah dalam menganggulangi penyakit diare terutama
diare pada anaka sudah dilakukan melalui peningkatan kondisi lingkungan
baik mellaui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya,
namun sampai saat ini belum memberikan hasil yang diharapkan.
Penanggulangan penyakit diare bukan hanya tanggung jawab pemerintah
saja tetapi masyarakat pun diharapkan dapat ikut serta dalam membantu
menanggulangi dan mencegah terjadinya diare akut pada anak.
Diare menurut WHO tahun 2013 secara klinis didefinisikan
brtambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya, lebih dari tiga
kali sehari, diare biasanya merupakan gejala infeksi pada saluran
intestinal. Secara klinik dibedakan menjadi tiga macam sindroma diare
yaitu diare cair akut, disentri dan diare persisten. Sedankan menurut
Depkes RI tahun 2011, diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda
adanya perubahan bentuk dan konsistensi darin tinja, yang melembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga
kali atau lebih dalam sehari.
a) Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan diare
- Melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar, baik disarana
kesehatan maupun dirumah tangga/masyarakat
- Melaksanakan SKD diare
- Melaksanakan suveilans dan penanggulangan KLB
- Penyediaan logistik yang cukup
- Mengembangkan pedoman penyakit diare
- Peningkatan SDM
- Pencegahan diare dengan pengendalian faktor risiko
- Mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor
- Meningkatkan monitoring dan evaluasi
b) Strategi
- Meningkatkan tatalaksana diare di tingkat rumah tangga
- Melaksanakan tatalaksana diare yang standar di sarana kesehatan
melalui LINTAS DIARE ( Lima Langkah Tuntaskan Diare)
- Penguatan sistem kewaspadaan diri (SKD) diare dan
penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
- Meningkatkan upaya kegiatan pencegaham yang efektif
- Peningkatan SDM
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi
F. Komplikasi Diare
Komplikasi yang disebabkan diare dan diare kronis tak berbeda jauh.
Namun, tingkat keftalannya jelas berbeda. Berikut ini beberapa komplikasi
yang disebabkan diare atau diare kronis.
- Infeks berat yang dapat meluas ke organ lain dan seluruh tubuh
(sepsis)
- Iritasi pada kulit sekitar anus akibat pH tinja yang asam pada diare
yang disebabkan intoleransi laktosa
- Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun,
yang dapat berakibat menurunnya kekebalan tubuh anak.
- Ketidakseimbangan elektrolit oleh karena elektrolit ikut terbuang
bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan
lemas, lumpuh, hingga kejang.
- Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dari ringan hingga
berat.
- Diare kronis bisa menyebabkan urine berwarna gelap, demam,
muntah, muntah pusing dan lemas.
- Mengancam nyawa, komplikasi utama dan paling fatal dari diare
kronis adalah dehidrasi berat akibat kehilangan cairan dalam
jumlah banyak. Dehidrasi yang tak ditangani dengan baik bisa
menyebabkan kematian.
REFERENSI

 https://books.google.co.id/books?
id=_mL2pHvlj5UC&pg=PR5&dq=diare&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi_
i--
3hdvoAhX97XMBHXCgCM8Q6AEICDAA#v=onepage&q=diare&f=fals
e
 https://www.google.com/amp/alamipedia.com/diare-adalah-definisi-
klasifikasi-patofisologi-etiologi-gejala-terapi/amp/
 https://books.google.co.id/books?
id=ZTYc3wVUfOUC&pg=PA30&dq=gejala+dan+akibat+diare&hl=id&s
a=X&ved=0ahUKEwj0rfCT6d3oAhUe63MBHevVBfEQ6AEIDjAB#v=o
nepage&q=gejala%20dan%20akibat%20diare&f=false
 https://books.google.co.id/books?
id=BrLRDwAAQBAJ&pg=PA93&dq=diagnosis+diare&hl=id&sa=X&ve
d=0ahUKEwj_s-
71mt7oAhXKT30KHTP_AaQQ6AEICDAA#v=onepage&q=diagnosis
%20diare&f=false
 https://www.halodoc.com/perlu-waspada-komplikasi-diare-kronis
 https://www.sehatq.com/penyakit/diare

Anda mungkin juga menyukai