Anda di halaman 1dari 12

DIARE PADA ANAK

KELOMPOK 2

1. Detalia Apriani (2019206203047)


2. Dian Anggraini (2019206203048)
3. Diah Ajeng Kurniawati (2019206203049)
4. Diva Maharani (2019206203050)
5. Erni Sulistiowati (2019206203051)
6. Fadhilah Tiara Putri (2019206203052)
7. Gilang Laksana Putra (2019206203053)
8. Irma Septianny (2019206203055) Dosen Pengampu:
Ns. Yusnitas M,Kes
Apasi Diare Itu?
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah
frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya
dengan konsistensi yang lebih encer. Diare merupakan
gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat
disertai dengan darah dan atau lender (Riskesdas, 2013).

WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan


buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek
hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali
sehari.Diare akut berlangsung selama 3-7 hari,
sedangkan diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari
Etiologi Diare
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat
disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi
Faktor penyebab diare, antara lain :
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai
berikut : a. Infeksi Bakteri, b. Infeksi Virus
2. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan
makanan

b. Faktor malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
2. Malabsorbsi lemak.
3. Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang,
tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
Patofisiologi Diare
1. Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi
rotavirus. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke
dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman yang masuk ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat pada sel-sel
mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak yang dapat
menurunkan daerah permukaan usus. Sel-sel mukosa yang rusak akan
digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel
epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih
belum bagus
2. Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke
dalam mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk
toksin.Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala,
dan kejang-kejang.Selain itu, mukosa usus yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir.Penyebab utama
pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.coli.diare
ini bersifat self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari
tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-
sel mukosa yang baru.
Tanda&Gejala Diare

 Anak mengeluh kram atau sakit pada perutnya


 Perut anak kembung
 Anak mengeluh mual dan ingin muntah
 Anak sering kebelet buang air besar
 Suhu tubuhnya meningkat alias demam
 Wajah anak terlihat lesu dan lelah
 Nafsu makan anak berkurang
Pemeriksaan Penunjang
1)Endoskopi
Endoskopi gastrointestinal bagian atas dan biopsi D2, jika dicurigai
mengalami penyakit seliak atau Giardia. Dilakukan jika pasien
mengalami mual dan muntah.

Sigmoidoskopi lentur, jika diare berhubungan dengan perdarahan


segar melalui rektum.

Kolonoskopi dan ileoskopi dengan biopsi, untuk semua pasien jika


pada pemeriksaan feses dan darah hasilnya normal, yang bertujuan
untuk menyingkirkan kanker.

2) Radiologi
CT kolonografi, jika pasien tidak bisa atau tidak cocok menjalani
kolonoskopi

Ultrasonografi abdomen atau CT scan, jika di curigai mengalami


penyakit bilier atau pankreas
Komplikasi

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)

2. Hipoglikemia

3. Gangguan gizi Sewaktu anak menderita diare, sering


terjadi gangguan gizi sehingga terjadi penurunan berat
badan

4. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan atau


tanpa disertai muntah, maka dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa renjatan atau syok hipovolemik
Penatalaksaan
Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal
penting yang perlu diperhatikan :
a) Jenis cairan
• Oral : pedialyte atau oralit, Ricelyte
• Parenteral : NaCl, Isotonic, infus

b) Jumlah cairan Jumlah cairan yang diberikan sesuai


dengan cairan yang dikeluarkan.
c) Jalan masuk atau cara pemberian
• Cairan per oral, pada pasien dengan dehidrasi ringan dan
sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL dan glukosa
• Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat
(RL)

d)Jadwal pemberian cairan Diberikan 2 jam pertama,


selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk
menghitung kebutuhan cairan.
• Identifikasi penyebab diare
• Terpai sistematik seperti pemberian obat anti diare,
obat anti mortilitas dan sekresi usus, antiemetic.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai