Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK


Laporan Pendahuluan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners
Stase Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Martina Ekacahyaningtyas S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Janurika Purnamawati

SN201151

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai diare yang berlangsung
kurang dari 15 hari (Rani AA. dkk 2015). Diare adalah peningkatan
pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari
biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10
g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-
10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010).
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus
besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal
dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta
ketidaknyamanan abdomen (Arif Muttaqin, 2011).
Berdasarkan World Gastroenterology OrganizationGlobal Guidelines
2005, diare akut merupakan pengeluaran tinja yang lembek/cair dengan
jumlah yang lebih banyak dari normal dan berlangsung kurang dari 14 hari
(Farthinget al, 2012).
Pada dasarnya diare merupakan gangguan transportasi larutan diusus
(Sodikin, 2012).

2. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari
gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
a. Faktor infeksi :
1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli,
salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium)
2) Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus,
dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah
virusRotavirus.
3) Jamur : candida
4) Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
b. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
1) Alergi makanan, misal susu, protein
2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4) Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan
Sorbital.
5) Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6) Emosional atau stress
7) Obstruksi usus
Menurut Nelwan (2014), penyebab diare diantaranya terjadi karena
infeksi bakteri, virus dan parasit. Contoh bakteri yaitu Shigella,
Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens,
Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromona.Virus yaitu Rotavirus,
Adenovirus, Cytomegalovirus.Parasit yaitu diantaranya seperti Protozoa
(Giardia, Entamoeba histolytica,Trichuris trichiura, Cryptosporidium
huminis, Strongyloides stercoralis, Isospora Belii). Cacing ( Strogyloides
strercoralis, Schistosomal).

3. Tanda dan Gejala


Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak yang
mengalami diare:
a. Cengeng, rewel
b. Suhu meningkat
c. Gelisah
d. Nafsu makan menurun
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya.
Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok
g. Anus lecet
h. Berat badan menurun
i. Turgon kulit menurun.

4. Patofisiologi
Menurut Vivian (2010), mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare adalah sebagai berikut : gangguan osmotik merupakan
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul
diare. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timbul berlebihan selanjutnya timbul diare pula.
5. Pathway

6. Komplikasi
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang bisa
terjadi pada diare :
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

7. Penatalaksanaan
Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut :
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)
b. Dietetik (pemberian makanan)
c. Obat-obatan
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1
kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan
ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitum.
2) Sesuaikan dengan umur anak:a)<2 tahun diberikan ½ gelas, b)2-6
tahun diberikan 1 gelas,c)> 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).
3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan
cairan 25-100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.
4) Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus
dehidrasi ringan sampai berat.
d. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya
tahan tubuh anak.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Susilaningrum, Nursalam, & Utami, (2013) asuhan keperawatan
pada anak diare dengan risiko ketidakseimbangan elektrolit sebagai berikut :
a. Identitas
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, penghasilan.Untuk umur dari pasien diare akut, sebagian besar
adalah anak di bawah 2 tahun.Insiden paling tinggi pada umur 6-11 bulan
karena pada masa ini bayi mulai diberikan makanan pendamping.
Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak
perempuan Depkes RI dalam (Susilaningrum et al., 2013).
b. Keluhan utama
Buang air besar lebih dari 3 kali sehari. BAB kurang dari 4 kali dengan
konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). Buang air besar 4-10 kali dengan
konsistensi encer/cair (dehidrasi ringan/sedang). Buang air besar lebih
dari 10 kali (dehidrasi berat). Bila diare berlangsung < 14 hari adalah
diare akut. Bila berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Mula-mula anak/bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat. Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan
timbul diare.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna
tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
sifatnya makin lama makin asam.
4) Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala
dehidrasi mulai tampak.
5) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
6) Diuresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi. Urinenormal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap
pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urin dalam waktu enam
jam (dehidrasi berat).
d. Riwayat kesehatan meliputi sebagai berukut :
1) Riwayat riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi
campak. Diare ini lebih sering terjadi dan berakibat berat bdan pada
anak-anak dengan campak atau yang menderita campak dalam 4
minggu terakhir, yaitu akibat penurunan kekebalan pada pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik) karena
faktor ini salah satu kemungkinan penyebab diare menurut Axton
dalam (Susilaningrum et al., 2013).
3) Riwayat penyakit yang sering pada anak berumur di bawah 2 tahun
biasanya batuk, panas, pilek, serta kejang yang terjadi sebelum,
selama, atau setelah terjadinya diare. Hal iniuntuk melihat tanda atau
gejala infeksi lain yang menyebabkan diare, seperti OMA, faringitis,
bronko pneumonia, tonsillitis, ensefalitis menurut Suharyono dalam
(Susilaningrum et al., 2013).
4) Riwayat nutrisi menurut Depkes RI dalam (Susilaningrum et al.,
2013).
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2) Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang)
3) Lesu, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat).
4) Berat badan

2. Diagnosa keperawatan
1) Diare b.d inflamasi gastrointestinal
2) Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit

3. Intervensi
No.Dx Tujuan dan kreteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan (manajemen diare, I.03101)
keperawatan selama 1 x 6 Observasi :
jam diharapkan fungsi Monitor warna, volume, frekuensi tinja
gastrointestinal membaik Teraupetik :
dengan kriteria hasil : Berikan asupan cairan oral
1) frekuensi BAB membaik Edukasi :
2) konsistensi feses Ajurkan makanan porsi kecil dan
membaik sering secara bertahap
3) peristaltik usus membaik Kolaborasi :
(fungsi gastrointestinal, Kolaborasi pemberian obat
L.03019)
2. Setelah dilakukan tindakan (edukasi proses penyakit, I.12444)
keperawatan selama 1 x 6 Observasi :
jam diharapkan tingkat Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kenyamanan klien menerima informasi
meningkat dengan kreteria Teraupetik :
hasil : Sediakan materi dan media pendidikan
1) keluhan sulit tidur kesehatan
menurun Edukasi :
2) menangis menurun Berikan informasi terkait penyakit
(status kenyamanan,
L.08064)
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2011, Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada


Balita, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010).Asuhan Neonatus bayi dan Anak


Balita.Jakarta:Salemba Medika

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2014) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita.Jakarta: Salemba Medika.

Farthing, M., M.Salam, G.Lindberg, et al. 2012. "Acute diarrhea : in adults and
children : a global perspective." World Gastroenterology Organisation
practice guideline.

Juffrie, M., et al, 2010. Buku Ajar Gastroenterologi - Hepatologi Jilid 1. Jakarta :
Balai Penerbit IDAI.

Mardalena. 2018. Asuhan keperawatan Sistem Pencernaan.Yogyakarta: Pustaka


baru press.

Muttaqin, Arif, Kumala, Sari. (2011). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Nelwan, Erni, Juita. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (Edisi 4. Jilid ke- 1).
Jakarta: Internal Publishing.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Defisini dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan III. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Defisini dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Defisini dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta.

Rani, A. A., Jacobus, A., 2015. Buku Ajar Gastroenterologi, In: Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing. 55-65.

Sodikin. 2012. Gangguan pencernaan. Jakarta : EGC

Suriadi, & Yuliani, Rita. (2010). Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 2. Jakarta:
CV. Sagung Seto.

Susilaningrum, Nursalam dan Sri Utami.2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan


Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai