Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS
Tugas Ini Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UAS Pada Mata Kuliah
Keperawatan Anak
Dosen Pengampu:
Ns., Prystia Riana Putri, M.Kep.

Disusun Oleh :

Hikmah Fitria (030420273)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU VOKASI

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN

T.A 2021/2022
Format Laporan Pendahuluan

A. Konsep GASTROENTERITIS
1. Definisi
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah. Diare adalah
buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih dari tiga kali
sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair (kandungan air pada feses
lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam). Gastroenteritis
akut adalah diare dengan onset mendadak dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari
disertai dengan muntah dan berlangsung kurang dari 14 hari menurut (Poltekkes Denpasar,
2017).
Gastroenteritis akut juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala infeksi
saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus,
dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan
manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut
(food borne disease) menurut Mendri, dalam (Poltekkes Denpasar, 2017).
Berdasarkan hal tersebut dapat disumpulkan Gastroenteritis akut (GEA) adalah
inflamasi mukosa dari saluran gastrointestinal akibat infeksi organisme seperti bakteri,
virus, dan parasit ditandai dengan feses yang lebih lembek atau cair dan muntah dengan
onset mendadak yang frekunsinya lebih dari 3 kali sehari dan berlansung kurang dari 14
hari.

2. Etiologi
Menurut (Ayu Listyowati, 2019) Penyebab umum gastroenteritis adalah virus.
Penyebab gastroenteritis adalah berbagai jenis virus. Jenis virus utamanya adalah
Rotavirus dan Norovirus. Ratovirus adalah penyebab diare paling umum di dunia pada
bayi dan anak kecil. Sementara itu, Novovirus adalah penyebab paling umum
gastroenteritis serius dan juga wabah penyakit bawaan makanan di Amerika Serikat.
Meski tidak umum, bakteti seperti E. Coli dan Salmonella juga bisa memicu
gastroenteritis. Bakteri Salmonella biasanya disebarkan melalui konsumsi unggas dan
telur yang dimasak kurang matang. Salmonella juga bisa disebarkan melalui reptil hewan
peliharaan atau unggas hidup.
Beberapa hal berikut juga memungkinkan seseorang terkena gastroenteritis menurut
Ni Ketut Kardiyudiani dan Brigitta Ayu, dalam (Ayu Listyowati, 2019) yaitu:
a. Logam berat (arsenik, kadmium, timbal, atau mercuri) dalam air minum.
b. Makan banyak makanan asam, seperti buah jeruk dan tomat.
c. Racun yang mungkin ditemukan dalam makanan laut tertentu.
d. Obat obatan seperti antibiotik, antasid, obat pencahar, dan obat kemoterapi.

3. Patofisiologi
Patofisiologi gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi Rotavirus.
Zat enterotoksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadinya lisis sel entrosit
traktus gastrointestinal. Tranmisi penyakit ini umumnya melalui rute fekal-oral dari
makanan dan minuman yang terkontaminasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang masuk
ke dalam mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian
virions akan dilepaskan ke dalam lumen usu, dan melanjutkan replikasi ke dalam lumen
usus, dan melanjutkan replikasi pada area lebih distal dari usus kecil menurut Jahja, dalam
(Ayu Listyowati, 2019).

4. Komlikasi
Menurut Ida, dalam (Sagitarisandi, 2021) Bila tidak segera ditangani maka akan terjadi
komplikasi seperti dehidrasi, kejang, malnutrisi, dan hipoglikemi. Komplikasi yang dapat
terjadi dari diare akut maupun kronis, yaitu:
a. Dehidrasi (ringan,sedang,berat,hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik,
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elekto kardiagram).
d. Hipoglikemia.
a) Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan villi mukosa, usus halus.
b) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
c) Malnutrisi energy, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

5. Pencegahan
Menurut Kemenkes RI, dalam (Sagitarisandi, 2021) Berbagai upaya yang terbukti efektif
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.
b. Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai BAB berhenti 18.
c. Segera membawa anak ke sarana kesehatan.
d. Bayi berusia 0 – 6 bulan : Hanya diberi ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8x
sehari (pagi, siang, maupun malam hari). Jangan berikan makanan atau minuman
selain ASI.

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Anwar, dalam (Sagitarisandi, 2021) Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan yaitu:
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest
3) Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakal dan uji resistensi
c. Pemeriksaan Darah
1) pH darah dan elektrolit (Natrium, kalium, dan fosfor) dalam serum untuk
menentukan keseimbangan asam dan basa
2) Kadar ureum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal
3) Intubasi Doudenum ( Doudenal Intubation) Untuk mengetahui jasad atau parasite
secara kuantitatif dan kualitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik
7. Penatalaksanaan
Menurut Anwar, dalam (Sagitarisandi, 2021) pengobatan adalah suatu proses yang
menggambarkan pengetahuan, keahlian, serta pertimbangan professional di setiap
tindakan untuk membuat keputusan. Tujuan penatalaksanaan diare terutama :
a. Mencegah dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi
c. Mencegah gangguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah diare.
d. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.
Cara untuk mengobati diare untuk itu Kementrian Kesehatan telah menyusun yaitu
a. Dehidrasi menggunakan oralit
1) Pemberian Oralit Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium
Klorida (NaCl), Kalium Klorida (KCI), Sitrat dan Glukosa. Oralit osmolaritas
rendah telah di rekomendasikan oleh WHO dan UNICEF (United Nations
International Children’s Emergency Fund).
2) Manfaat Oralit. Berikan oralit segera bila anak diare, untuk mencegah dan
mengobati dehidrasi sebagai pengganti cairan dan elektrolit yang terbuang saat
diare. Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralit osmolaritas
rendah diberikan kepada pederita diare akan :
a) Mengurangi volume tinja hingga 25%
b) Mengurangi mual muntah hingga 30%
c) Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena sampai 33%.
3) Cara membuat Oralit
a) Cuci tangan dengan air dan sabun
b) Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak (200cc)
c) Masukan satu bungkus Oralit 200cc
d) Aduk sampai larut
e) Berikan larutan oralit kepada penderita diare
4) Cara memberikan cairan oralit
a) Berikan dengan sendok atau gelas
b) Berikan dikit demi sedikit sampai habis 17
c) Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan sabar
sesendok setiap 2-3 menit
d) Walau diare berkelanjut, Oralit tetap diteruskan Bila larutan oralit pertama
habis, buatkan satu gelas larutan oralit berikutnya.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Gastroenteritis


Berikut Konsep Asuhuan Keperawatan Pada Pasien Gastroenteritis Akut
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian keperwatan Identitas pasien seperti nama, usia, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, pendidikan, nama orang tua dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.
Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh
orang tua pasien. Pada gangguan cairan keluhan utama yang muncul adalah BAB
lebih dari 3 kali, mual muntah, berat badan menurun, suhu tubuh meningkat.
c. Riwayat penyakit sekarang Kapan mulai sakit, tanggal berapa mulai sakit, faktor
yang menyebabkan sakit.
d. Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit yang pernah diderita merupakan
kesehatan sebelum saat ini, terutama yang berhubungan dengan sakitnya yang
sekarang. Yang perlu dikaji 32 apakah anak dulu pernah menderita suatu penyakit
yang serius sehingga menimbulkan penyakit yang sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga Berguna untuk mengetahui anggota keluarga ada yang
pernah menderita penyakityang sama.
f. Riwayat imunisasi Nama, jumlah dosis, usia berapa diberikan : imunisasi apa yang
sudah diberikan pada anak dan kapan diberikan imunisasi tersebut, kekambuhan
reaksi setalah dilakukan imunisasi.
g. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan
a) Perkembangan
Perkemkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan serta
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, jaringan
tubuh, organ – organ dan system organ yang terorganisasi dan berkembang
sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi fungsinya. Dalam
hal perkembangan juga termasuk perkembangan emosi, intelektual dan perilaku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
b) Pertumbuhan
Pertumbuhn ( growth) perunahan dalam jumlah, ukuran, dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram) ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi klium dan nitrogen tubuh).

2. Diagnose Keperawatan
Masalah keperawatan lain menurut (Axton, 2013) adalah :

a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan infeksi, intoleran


makanan, intoleran obat dan penyakit inflamasi usus.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan diare, muntah, peningkatan mobilitas usus.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kontak perineal yang sering
dengan feses yang asam, superinfeksi kulit yang berhubungan dengan terapi
antibiotik.
d. Nyeri akut yang berhubungan dengan kram abdomen, distensi abdomen,
kerusakan integritas kulit sekunder akibat kontak perineal yang sering dengan
feses yang asam.
1. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah intervensi disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi tindakan keperawatan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu
independen, interdependen dan dependen. Tindakan independen adalah tindakan yang
dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau arahan dari dokter atau tenaga kesehatan
lain. Tindakan dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan
tindakan medis. Tindakan interdependen adalah tindakan yang memerlukan suatu
kerjasama dengan kesehatan lain .
Implementasi yang dapat dilakukan pada klien gastroenteritis dengan masalah
keperawatan diare adalah melakukan bina hubungan saling percaya, memantau tanda-
tanda vital yang meliputi tekanan darah, nadi, RR, suhu pada anak, mengobservasi
tanda-tanda dehidrasi, mengkaji intake output cairan klien, menganjurkan pada
keluarga untuk memberi minum atau memberi ASI sesering mungkin, memantau
kondisi nutrisi, mengobservasi adanya peradangan di daerah sekitar anus merah dan
lecet (Mardiana, 2019).

2. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan Rohma & Saiful, dalam (Mardiana, 2019).
Setelah data tentang status kesehatan klien terkumpul, maka perawat
membandingkan data dengan kriteria hasil. Tahap berikutnya adalah membuat
keputusan tentang pencapaian klien terhadap kriteria hasil. Hal ini dapat dilakukan
dengan melihat respons klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan.
a. Evaluasi Keperawatan Diare
Evaluasi dalam keperawatan menjalaskan tentang hasil dari tindakan yang
dilakukan oleh perawat, meliputi tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah
direncanakan diintervensi keperawatan. Evaluasi keperawatan pada klien
gastroenteritis dengan masalah keperawatan diare menurut (Mardiana, 2019).
Adalah Sebagai berikut:
1) Melaporkan pola defekasi normal
2) Mempertahankan keseimbangan cairan
3) Mengonsumsi cairan per oral dengan adekuat
4) Melaporkan tidak ada keluhan dan kelemahan otot
5) Menunjukkan membran mukosa lembap dan turgor jaringan normal
6) Mengalami keseimbangan intake dan output
7) Mengalami berat jenis urine normal
8) Mengalami penurunan tingkat cemas
9) Mempertahankan integritas kulit
10) Mempertahankan kulit tetap bersih setelah defekasi
11) Menggunakan pelembab atau salep sebagai barier kulit
12) Tidak mengalami komplikasi
13) Elektrolit tetap dalam rentang normal
14) Tanda vital stabil
15) Tidak ada disritmia atau perubahan dalam tingkat kesadaran
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Listyowati, N. (2021). (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK
PENDERITA GASTROENTERITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT
NUTRISI. 1–19.
Mardiana, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis Dengan Masalah
Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Diruang Asoka Rsud Bangil
Pasuruan. Stikes Insan Cendekia Medika Jombang.
Poltekkes Denpasar. (2017). Konsep Dasar Gastroenteritis Akut (GEA). 8–27.
Sagitarisandi, Y. P. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Anak Gastroenteritis Akut Dengan
Masalah Keperawatan Hipovolemia DI Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya. Diploma
Thesis, 6(11), 951–952., 2007, 7–59.

axton. (2013 ). ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA AN.A DAN AN. I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN. ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA AN.A DAN AN. I DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN, 16.

Axton. (2013). ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA AN.A DAN AN. I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN. ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA AN.A DAN AN. I DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN, 26.

Anda mungkin juga menyukai