Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Wahyu Prihantoro
Nim: 2108036

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021
1. KONSEP TEORI

A. Definisi

Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses. Seseorwang dikatakan menderita diare jika lebih berair

dari biasanya dan BAB lebih dari 3 kali dalam waktu 1x24 jam

(Dinkes,2016).

Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang

encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Diare akut merupakan

peningkatan defekasi dan kandungan air pada tinja yang berlangsung

selama 5-7 hari (Hasan, 2015).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi

dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna

hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan

berlangsung antara 5-7 hari.

B. Etiologi

Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus.


Jalur masuk utama infeski tesebut melalui fesses manusia atau binatang,
makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi lingkunga ynag
menjadi habitat atau pejamu atau pathogen tersebut atau meningkatkan
kemungkinan kontak dengan penyebab tersebut menjadi risiko utama
penyakit ini. [ CITATION wor10 \l 1033 ].

Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor


1. Faktor Infeksi Faktor infeksi dapat dibagi menjadi :

Infeksi Internal yang merupakan infeksi saluran pencernaan yang

menjadi penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri

(Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella), infeksi virus (Enterrovirus,

Rota virus, Andenovirus, Astrivirus) dan infeksi parasit (cacing

yaitu Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides, Protozoa meliputi

Glarida lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu kandida, 12

albicans. Infeksi Parental infeksi di luar alat pencernaan (OMA,

Faringitis, Brochopneumonia, Ensepalitis).

2. Keracunan makanan

Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang dikeluarkan oleh

makanan itu sendiri.

3. Faktor malabsorbsi

intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida

(intoleransi glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein

pada bayi dan anak yang terserang dalam intoleransi laktosa.

4. Faktor imunologik Difinisi IgA

Menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan parasit

dalam usus (Suharyono, 2019).


C. Patofisiologi

Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat

menyebabkan gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering

patogen adalah virus dan entero patogenik, Ecoli. Pada orang

dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan umur, apakah

infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti pengorbanan

antibiotik yang terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan

kram dan diare. Sedangkan gastro entero kolitis menimbulkan

mual, muntah dan kram. Dua cara utama dimana organisme

patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada mukosa kolon

menyebabkan peradangan ulserasi.

Hal ini 3 menyebabkan diare berdarah dengan pasasi

mucus dan nanah (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin

bakterial menyebabkan sekresi air dan elektrolit dengan diare berair

yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah kolonisasi

bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam).

Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang

terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh pencemaran

makanan stafilokoki (Carpenito, 2018).


D. Pathways

Sumber: Sumber: Huda & Kusuma (2016)


E. Manifestasi

Menurut staf pengajar IKA FKUI (2018), manifestasi klinik diare

adalah sebagai berikut:

1. Anak cengeng dan gelisah

2. Suhu tubuh meningkat

3. Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah

4. Anus dan daerah sekitarnya lecet

5. Muntah

6. Berat badan menurun

7. Dehidrasi

a). Dehidrasi ringan

kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita

belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.

b). Dehidrasi sedang

kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB

cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam

(kusmoul), penderita jatuh pada pre syok/syok.

c). Dehidrasi berat

kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun

(apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas

cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.


F. Penatalaksanaan

Pada anak-anak penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari :


a. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan )
tindakanya :
- Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasanya
- ASI diteruskan. Makanan diberikan seperti biasanya
- Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke puskesmas terdekat
b. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang diberi
tindakn :
- Berikan oralit
- ASI
- Teruskan pemberian makanan
- Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang
- Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke puskesmas terdekat
c. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat diberi tindakan :
- Segera bawa ke rumah sakit/puskesmas dengan fasilitas perawat
- Oralit dan ASI diteruskan selama masih bisa minum

d. Tekanan pemberian oralit


- Di bawah 1 tahun: 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5 setiap mencret
- Di bawah 5 tahun (anak balita): 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1
gelas setiap kali mencret
- Anak diatas 5 tahun: 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap
kali mencret
Anak diatas 12 tahun dan dewasa: 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2

gelas setiap kali mencret (1 gelas:200 cc).


G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut buku dari [ CITATION sri20 \l 1033 ]


ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- PH dan kadar gula dalam tinja
- Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme
penyebabnya, dengan melakukan pembiakan terdapat contoh tinja
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan
jumlah sel darah putih
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faat ginjal
f. Pemeriksaan elektrolis intubasi duodenum untuk mengethaui jasad renik
atau parasite secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita kronik
[ CITATION sri20 \l 1033 ].
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian fokus
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien,
agar dapat mengindentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik secara biologi dan
psikologi maupunspiritual.
a. Indentitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, status perkawinan
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, tanggal MRS,
diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Data yang dikaji adalah keluhan sakit yang dirasakan oleh pasien
c. Riwayat kesehatan
Data yang dikaji adalah riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
sekarang dan riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat perkawinan
Data yang dikaji adalah menikah sejak usia berapa, lama
perkawinan, berapa kali menikah dan status pernikahaan saat ini.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada kepala, mata hidung, mulut,
telinga, leher, thorak, payudarah, jantung, abdoman, dan genetalia.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul (PPNI, 2017)
a. Diare (D.0020)
b. Gangguan Intregitas kulit/jaringan (D.0129)
c. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
3. Rencana Keperawatan
No Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Diare (D.0020) Eliminasi Fekal L.04033 Manajemen diare I.03101

Setelah dilakaukan tindakan 3x24 Tindakan:


jam diharapkan pasien sudah -Identifikasi penyebab diare
merasakan lebih nyaman . - Identifikasi riwayat
Dengan kriteria hasil: pemberian makanan
- Control pengeluaran feses - Monitor tanda-tanda syok
menurun (1) hipovolemi
- Distensi abdomen menurun - Monitor jumlah pengeluaran
(1) diare
- Nyeri abdomen menurun (1) terapeutik:
- Kram abdomen menurun (1) -Berikan asupan cairan oral
- Konsistensi feses membaik -Pasang jalur intravena
(5) -Berikan cairan intravena
- Paristaltik usus membaik (5) edukasi:
- Ajarkan makan sedikit tapi
sering
- Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
kolaborasi:
- Kolaborasi obat untuk
pengeras feses

Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan perawatan integritas kulit


Integritas L.14125 I.11353
Kulit/jaringan Tindakan:
(D.0129) Setelah dilakaukan tindakan 3x24 - Identifikasi penyebab
jam diharapkan integritas kulit gangguan integritas kulit
pasien sudah membaik .Dengan terapeutik:
kriteria hasil: - Ubah posisi tiap 2 jam
- Elastisitas meningkat (5) - Berikan minyak untuk
- Hidrasi meningkat (5) bagian tubuh yang kering
- Perfusi jaringan meningkat (5) edukasi:
- Nyeri menurun (1) - Ajarkan menggunakan
- Suhu kulit membai (5) pelembab
- Tekstur membaik (5) - Ajarkan minum air putih
yang bayak
- Ajarkan makan makanan
yang cukup
-
DAFTAR PUSTAKA

Hasan (2015). Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Pada Anak Yang
Mengalami Diare. kediri : CV Pelita Medika.
orgnization, w. h. (2010). Indikator perbaikan kesehatan lingkungan anak .
jakarta .
soegijanto, s. (2016). kumpulan makalah penyakit kronis dan infeksi di Indonesia.
surabaya: Airlangga University Press.
PPNI, T. p. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat .

PPNI, T. p. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia .


Jakarta: Dewan pengurus pusat peresatuan perawat nasional
Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai