APENDISITIS
RADOVAN HILIKA
14420202153
CI LAHAN CI INSTITUSI
(Ns.Hawiana.S,Kep,,M.Kep) (Ns.Sudarman.S.Kep.,M.Kes)
NIDN : 0917038803
3) Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.
4) Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
5) Sensori
Nyeri dan meringis
B. Diagnosis Keperawatan
a. Ansietas
b. Hipovolemia
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
d. Risiko syok
e. Defisit nutrisi
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
C. Intervensi Keperawatan Dan Rasional
a. Reduksi Ansietas
1) Observasi :
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien
b) Monitor tanda-tanda ansietas
Rasional : Untuk mengetahui penyebab ansietas
2) Teraupetik :
a) Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
Rasional : Agar mudah memberikan tindakan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Rasional : Agar kecemasan berkurang
c) Dengarkan dengan penuh perhatian
Rasional : Untuk menumbuhkan kepercayaan
d) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Rasional : Agar pasien nyaman
3) Edukasi :
a) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Rasional : Agar pasien merasa dilindungi
b. Manajemen hipovelemia
1) Observasi :
a) Periksa tanda dan gejala hipovelemia
Rasional : Untuk mengetahui penyebab hipovelemia
b) Monitor intake dan output cairan
Rasional : Untuk mengetahui kecukupan cairan
2) Teraupetik :
a) Hitung kebutuhan cairan
b) Berikan asupan cairan oral
3) Edukasi :
a) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4) Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberisan cairan IV
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan cairan
c. Manajemen jalan napas
1) Observasi
a) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Rasional : Kecepatan biasanya mencapai kedalam pernapasan
bervariasi tergantung derajat gagal napas. Ekspansi dada
terbatas yang berhubungan dengan atelaksis dan atau nyeri
dada.
b) Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
Rasional : Ronkhi dan wheezing menyertai obstruksi jalan
napas/kegagalan pernapasan.
c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Rasional : Untuk mengetahui apakah terjadi infeksi, terdapat
bakteri dalam sputum
2) Teraupetik
a) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust) jika curiga trauma servikal)
Rasional : Untuk memungkinkan ekspansi paru dan
mempermudah pernapasan.
b) Lakuka penghisapan lender kurang dari 15 detik
Rasional : agar tidak terjadi hipoksia
c) Berikan oksigen
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigen
3) Edukasi
a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontraindikasi
Rasional : ketika batuk tenggorokan terasa sakit, akibat adanya
dahak. Harus diberi pengencer dahak
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.
Rasional : Untuk melebarkan bronkus (saluran pernapasan) dan
merelaksasi otot-otot pada saluran pernapasan
d. Manajemen nutrisi
1) Observasi
a) Identifikais status nutrisi
Rasional : untuk mengetahui asupan nutrisi pada klien
b) Identifikasi kebutuhan nutrisi dan jenis nutrient
Rasional : menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
2) Teraupetik
a) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Rasional : untuk membantu dalam proses penyembuhan
b) Berikan suplemen makanan, jika perlu
Rasionol : untuk menanmbah nafsu makan klien
c) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Rasional : karena klien sudah bias makan melalui mulut
3) Edukasi
a) Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional : untuk menjaga asupan makanan yang dibutuhkan
tubuh
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
Rasional : untuk membantu dalam proses penyembuhan klien
a. Pencegahan Syok
1) Observasi
a) Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi nafas , tekanan darah)
Rasional : untuk mengeahui/memantau kondisi pasien
b) monitor status oksigenasi
Rasional : berujuan unuk memasikan kadar oksigen pasien
masih baik
c) Monitor status cairan masukan dan haluaran
Rasional : untuk menget’ahui pemasukan dan engel’uaran
pasien
d) Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil berikan oksigen
untuk mempertahankan saluran oksigen lebih 94%
Rasional :untuk mengetahui tingkat kesadaran klien
e) Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Rasional: untuk mengetahui obat yang diberikan cocok atau
tidak untuk pasien.
2) Edukasi
a) Jelaskan penyebab atau faktor resiko syok
Rasional: agar pasien dan keluarga pasien mengeahui penyebab
resiko syok
b) Jelaskan tanda dan gejala awal
Rasional : agar pasien memahami t’anda dan gejala syok
c) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Rasional : agar pasien tidak mengalami dehidrasi
3) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian transfusi darah
Rasional : untuk mempertahankan daya tahan tubuh pasien
terhadap infeksi.
b) Kolaborasi pemberian anti inflamasi
rasional : untuk anti peradangan dan meredakan nyeri.
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2019)
D. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi ini dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk
membantu perawat mencapai tujuan yang di harapkan (Irman Ode, 2020).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi tindakan.
(Irman Ode, 2020).
Kriteria hasil yang ingin dicapai:
a. Ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil :
1) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
2) Perilaku gelisah menurun
3) Frekuensi nadi dan pernafasan menurun
4) Pola tidur membaik
b. Hipovelemia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka status cairan
membaik dengan kriteria hasil :
1) Perasaan lemah menurun
2) Frekuwnsi naddi membaik
3) Kadar Hb membaik
4) Intake cairan membaik
5) Suhu tubuh membaik
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, maka
bersihan jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil :
1) Sulit bicara menurun
2) Dyspnea menurun
3) Frekuensi nafs membaik
4) Pola nafas membaik
d. Defisit Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil :
1) Frekuensi makan membaik
2) Nafsu makan membaik
3) Membrane mukosa membaik
e. Resiko syok
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, maka
gangguan integritas kulit meningkat dengan kriteria hasil :
1) Tingkat kesadaran meningkat
2) Akral dingin menurun
3) Pucat menurun
4) Tekanan nadi membaik
5) Frekuensi nafas membaik (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
Pathway
Penyerapan makanan
diusus menurun Malabsorbsi KH, Lemak,
Isi usus
protein
Diare
Defisit nutrisi
Sesak
Dehidrasi
Risiko syok
DAFTAR PUSTAKA