Disusun Oleh :
Preceptor Klinik
1. Preceptor Klinik ( )
2. Preceptor Institusi ( )
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DAN DISASTER
NURSING
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULATS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA 2023
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Infark Miokard Akut atau yang biasa di kenal dengan IMA adalah suatu
nekrosis miokardium yang diakibatkan oleh ketidakadekuatan pasokan darah
akibat dari sumbatan akut pada arteri koroner. Sumbatan yang terjadi secara
garis besar dikarenakan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang
kemudian disusul dengan terjadinya trombosis, vasokontriksi, reaksi inflamasi,
dan mikroembiolisasi distal. Kadang-kadang sumbatan akut ini terjadi
disebabkan karena adanya spasme arteri koroner, emboli, atau vaskulitis. (Perki
dalam Muttaqin, 2014). Infark miokard mengarah pada proses rusaknya jaringan
jantung akibat suplai darah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehingga
aliran darah koroner berkurang(Budiman et al., 2017)
2. Etiologi
Penyebab IMA (Infark Miokard Akut) paling sering adalah oklusi
lengkapatau hampir lengkap dari arteri coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak
arterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus. Ruptur plak
dapat dipicu oleh faktor-faktor internal maupun eksternal(Simbolon, 2021).
3. Klasifikasi
Infark miokard akut dibagi menjadi NSTEMI (Non-ST Elevation Myocardial
Infarction) dan STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction). Pada NSTEMI
disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen dan/atau oleh peningkatan oksigen
miokard. Sedangkan pada STEMI biasanya terjadi ketika aliran darah koroner
menurun tiba-tiba setelah oklusi trombotik dari arteri koroner akibat dari
arterosklerosis(Kurnia, 2020)
Selain itu, infark miokard diklasifikasi kedalam berbagai jenis,
berdasarkan pada perbedaan patogologis, klinis dan prognostik. Terdapat 5 tipe
infark miokard : 1) MI tipe 1 : infark miokard spontan 2) MI tipe 2 : infark
miokard sekunder ketidakseimbangan iskemik 3) MI tipe 3 : infark miokard
yang mengakibatkan kematian ketika nilainilai biomarker tidak tersedia 4) MI
tipe 4a : infark miokard berkaitan dengan intervensi Percutaneus Coronary
Intervention (PCI) 5) MI tipe 4b : infark miokard berkaitan dengan thrombosis
stent, yang didokumentasikan oleh angiography atau otopsi. 6) MI tipe 5 : infark
miokard yang berkaitan dengan Coronary Artery Bypass Graft (CABG)(Kurnia,
2020).
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA(Infark Miokard Akut)
berasal dari iskemia otot jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang
terjadi. Manifestasi klinis utama dari IMA(Infark Miokard Akut) adalah nyeri
dada yang serupa dengan angina pectoris tetapi lebih parah dan tidak berkurang
dengan nitrogliserin. Nyeri dapat menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung atau
lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di dekat epigastrium, menyerupai nyeri
pencernaan. IMA juga dapat berhubungan dengan manifestasi klinis yang jarang
terjadi berikut ini :
a. Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas.
b. Mual atau pusing.
c. Sesak napas dan kesulitan bernapas.
d. Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
e. Palpitasi, kringat dingin, pucat (Budiman et al., 2017)
5. Patofisiologi
Komplikasi infark miokard akut (IMA) rentan terjadi pada pasien lansia,
memiliki gejala dengan klasifikasi Killip II-IV, memiliki gangguan pada lebih
dari satu arteri koroner, infark di regio anterior, dan iskemik yang
berkepanjangan dan tidak mendapat terapi reperfusi dalam 90 menit. Diperlukan
pemeriksaan secara berkala, minimal 2 kali/hari, untuk memantau dan mencegah
komplikasi yang memburuk. Komplikasi akibat IMA antara lain:
a. Aritmia
b. Syok Kardiogenik
c. Stroke
d. Regurgitasi mitral, ruptur septum ventrikel, ruptur dinding ventrikel
e. Aneurisma ventrikel kiri, infark ventrikel kanan, trombus ventrikel kanan
f. Perikarditis
g. Infark miokard berulang
h. Henti jantung mendadak (Amaliah et al., 2019)
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Awan Hariyanto & Rini Sulistyowati (2015). Pemeriksaan
diagnostic yang diperlukan pada infark miokard akut yaitu:
a. Pemeriksaan dengan EKG 12-lead
b. Terjadi perubahan gelombang T tunggi atau T terbalik dan segmenST
depresi atau ST elevasi.
c. Pemerikasaan enzim jantung, yaitu adanya peningkatan pada enzimCK
(kreatinkinase) utamanya pada CKMB.
d. Pemeriksaan LDH (laktat dehidrogenase).
e. Pemeriksaan SGOT (serum glutamik oksaloasetat transminase).
Menurut Awan Hariyanto & Rini Sulistyowati (2015). Penatalaksanaan
infark miokard akut, antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan oksigen
b. Pengurangan kerja jantung secara farmakologik
c. Nitrogliserin
d. Penghambatan beta adrenergic
e. Digitalis
f. Diuretic
g. Vasolidator
h. Sedatif
i. Antagonis kalsium
j. Pengukuran kerja jantung secara fisik
k. Tirah baring
l. Lingkungan yang tenang
m. Peningkatan suplai oksigen
n. Nitrogliserin
o. Pemberian oksigen
p. Vasopresor
q. Antiaritmia
r. Antikoagulania dan agen fibrinolitik
s. Antagonis kalsium
1. Pengkajian
a. Identitas
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama,
nomor register, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan
dengan stress atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Identitas
tersebut digunakan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang
lain dan untuk mementukanresiko penyakit jantung koroner yaitu laki-laki
umur di atas 35 tahundan wanita lebih dari 50 tahun. (William C
Shoemarker, 2011)
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada substernal, yang
rasanya tajam dan menekan sangat nyeri, terus menerus dan dangkal. Nyeri
dapat menyebar ke belakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, leher,
rahang, atau bahu kiri. Nyeri miokard kadang- kadang sulit dilokalisasi dan
nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin. (NiLuh Gede Y, 2011).
d. Melakukan pengkajian B6
1. Breathing ( jalan nafas ,respiration rate, saturasi O2 )
2. Blood ( tekanan darah , nadi , suhu , canula intra vena )
3. Brain (composmentis ,dilirium , stupor , stautus emosi,gelisah ,penilaian
nyeri,{ akut lokasi derajat lainnya },apatis ,salmnolen, koma tenang
kronis.
4. Bladde ( kateter ,lainnya )
5. Bowel ( BB, TB ) , puasa ,mual muntah, sulit menelan, distensi
6. Bone ( interitas kulit {tidak utuh,patah tulang },)
Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pada bagian dada
yang dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri dapat menyebarsamapi lengan kiri,
rahang dan bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lemah dan pusing.
(Ni Luh Gede Y, 2011).
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda-Tanda Vital
a) Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien kompos mentis, pusing, berdenyut, sakitkepala,
disorientasi, bingung, letargi. (Bararah dan Jauhar, 2013).
b) Sistem Penglihatan
2. Implementasi Keperawatan
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang
diberikan perawat. Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan, rencana
perawatan, pemenuhan kriteria hasil dan tindakan keperawatanmandiri dan
tindakan kolaboratif.Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan
intervensi dari masing-masing diagnosa tersebut diatas.
3. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang
diharapkan:
a. Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
1) Mengidentifikasi rasa takut
2) Mendiskusikan rasa takut dengan keluarga
3) Menggunakan pengalaman dahulu sebagai focus perbandingan
4) Mengekspresikan pandangan positif mengenai hasil pemeriksaan
a) Fase resolusi (beberapa minggu / bulan kemudian),gelombang
Q patologis tetap ada, segmen ST mungkin sudah kembali
iseolektris, gelombang T mungkin sudah menjadi normal, pada
pemeriksaan darah (enzim jantung CK & LDH).
5) Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaannya adalah mengembalikan aliran
darah koroner untuk menyelamatkan jantung dari infark miokard,
membatasi luasnya infark miokard, dan mempertahankan fungsi
jantung. Pada prinsipnya, terapi pada kasus ini di tujukan untuk
mengatasi nyeri angina dengan cepat, intensif dan mencegah
berlanjutnya iskemia serta terjadinya infark miokard akut dan
kematian mendadak. Oleh karena setiap kasus berbedaderajat
keparahan atau rriwayat penyakitnya, maka cara terapi yang baik
adalah individualisasi dan bertahap, dimulai dengan masuk rumah
sakit (ICCU) dan istirahat total (bed rest). (Huda Nurarif dan
Kusuma, 2015).
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri koroner.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis
jaringan miokard.
c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal; penurunan preload
atau peningkatan tahanan vasukeler sistemik, otot infark.
d. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungandengan
penurunan aliran darah sekunder akibat vasokontriksi, pembentukan
tromboembali.
Amaliah, R., Yaswir, R., & Prihandani, T. (2019). Gambaran Homosistein pada Pasien
Infark Miokard Akut di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2),
351. https://doi.org/10.25077/jka.v8i2.1012
Budiman, B., Sihombing, R., & Pradina, P. (2017). Hubungan Dislipidemia, Hipertensi Dan
Diabetes Melitus Dengan Kejadian Infark Miokard Akut. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas, 10(1), 32. https://doi.org/10.24893/jkma.v10i1.160
Fitria. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Gejala Nyeri Dada
Kardiak Iskemik Pada Pasien Infark Miokard Akut Di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Kurnia, A. (2020). Diagnosis dan Tatalaksana Infark Miokard Akut Ventrikel Kanan.
Cermin Dunia Kedokteran, 47(8), 413. https://doi.org/10.55175/cdk.v47i8.772
Sitorus, M.R.P., Ketaren, I., dan Yanti, S. . (2016). Simplified Clinical Electrocardiogram
Score sebagai Faktor Prediktor Mortalitas pada Pasien Infark Miokard Akut di
Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Dr. Soedarso. Jurnal Kedokteran Yarsi,
24(3), 116– 174.
Yanase, T., Sakakura, K., Taniguchi, Y., Yamamoto, K., Tsukui, T., Seguchi, M., Wada, H.,
Momomura, S. I., & Fujita, H. (2021). Comparison of clinical characteristics of acute
myocardial infarction between young (< 55 years) and older (55 to < 70 years) patients.
International Heart Journal, 62(1), 33–41. https://doi.org/10.1536/ihj.20-444
PATWAY
Aterosklerosis
trombosis Kontriksi
arteri koronaria
menit
COP turun
Nyeri Resiko
Intoleransi aktivitas
penurunan curah
Gangguan perfusi jantung
jaringan
Kerusakan
pertukaran
gas
Gambar 2.3 Pathway Akut Miokard
Infak (Sumber : Sieh, S. 2010)
5
6
7
8