Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN IMA (Injury Miocard Akut)

DI RUANG IGD RSUD BUNG KARNO SURAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan Kritis

Disusun Oleh :

GALIH DHIO ARDHIMAS

SN231076

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2024


LAPORAN PENDAHULUAN IMA (Injury Miocard Akut)

I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Infrak miokard akut merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
aterosklerosis atau thrombus arteri yang mengakibatkan terjadinya obstruksi di
daerah pembuluh darah coroner sehingga menyebabkan daerah otot tidak
mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit yang dapat memicu otot tidak
dapat mempertahankan fungsi otot jantung dan sel otot jantung akan mati
(Simanjutak 2020).
Infark miokard akut adalah suatu kondisi pada miokard yang diakibatkan oleh
tidak adanya aliran darah yang cukup dalam waktu yang berkelanjutan sehingga
mengakibatkan jantung kekurangan oksigen dan berakibat pada kematian jaringan
miokard. Hal inilah yang menjadikan sebagai respon letal terakhir terhadap
iskemia miokard yang tidak dapat teratasi. Sel miokard mulai mati (nekrosis
miokard/infark) apabila mengalami terputusnya aliran darah atau berkurangnya
hantaran oksigen setelah sekitar 20 menit. Kemudian akan mengakibatkan
kemampuan sel dalam menghasilkan ATP secara aerob akan hilang sehingga sel
tidak dapat memenuhi kebutuhan system kardiovaskuler (M. Asikin dkk, 2018).

2. Etiologi
Infark Miokard Accute (IMA) disebabkan oleh pembuluh darah yang mengalami
penyempitan atau adanya sumbatan pada sel-sel otot jantung karena iskemia yang
berlangsung lama, sehingga adanya oklusi di arteri koroner dan kematian sel-sel
miokard dikarenakan suplai oksigen ke miokard mengalami kompensasi dari
metabolisme anaerob dan hal tersebut menyebabkan penumpukan asam laktat
yang memicu serangan jantung (Smit & Lochner, 2019).
Kondisi tersebut akan menunjukkan tanda dan gejala nyeri dada seperti tertimpa
benda berat, mual muntah disertai keluar keringat dingin dan sesak napas. Sesak
napas timbul karena adanya sumbatan di pembuluh darah yang mengakibatkan
adanya kerusakan sel sehingga kerja jantung tidak optimal dan tidak mampu
memberikan suplai oksigen yang ditandai dengan napas terasa pendek, detak
jantung meningkat, terdapat tanda gagal jantung, syok kemudian terjadi
penurunan saturasi oksigen.
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Infark Miokard akut adalah
a. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Mayor
Merokok, hipertensi, obesitas, hiperkolesterolimia, hiperlipidemia dan
pola makan (tinggi lemak dan tingi kalori).
2) Minor
Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan
inaktifitas fisik.
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Hereditas/keturunan
2) Usia lebih dari 40 tahun
3) Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering
daripada wanita

3. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala miokard infark menurut Kasron (2015), adalah:
a. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, Nyeri dada yang terjadi secara
mendadak atau spontan dan terus-menerus tidak mereda, biasanya di atas
region sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat
dingin atau perasaan takut. Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri,
bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang
terasa hanya sedikit.
b. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, di samping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hiperventilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan
tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
c. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas yang menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior
juga bisa menyebabkan cegukan.
d. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel dan
gelisah.

4. Komplikasi
a. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran
oksigen ke jaringan yang khas. pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh
infark miokardium akut adalah hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada
ventrikel kiri dan nekrosis vokal di seluruh ventrikel karena
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen miokardium.
b. Edema paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja
didalam tubuh. Faktor apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru
meningkat dari batas negative menjadi batas positif.
Penyebab kelainan paru yang paling umum adalah:
1) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan
tekanan kapiler paru danmembanjiri ruang interstitial dan alveoli.
2) Kerusakan pada membrane kapiler paru yang disebabkan oleh infeksi
seperti pneumonia atau terhirupnya bahan - bahan yang berbahaya
seperti gas klorin atau gas sulfur dioksida. Masing- masing
menyebabkan kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar
dari kapiler.

5. Patofisiologi & Pathway


Infark miokard akut didefinisikan dalam patologi sebagai kematian sel miokard
karena iskemia yang berkepanjangan. Setelah terjadinya iskemia kematian sel
histologis tidak langsung terjadi, tetapi membutuhkan periode waktu yang
terbatas untuk berkembang menjadi plak – sedikitnya 20 menit (Thygesen et al.,
2020).
Plak aterosklerosis dalam pembuluh darah koroner akan terjadinya penyempitan
lumen pembuluh darah, plak aterosklerosis dilapisi oleh fibrosa tipis sehingga
sangat rentan rupture (Kurnia, 2020). Ruptur aterosklerotik menyebabkan
inflamasi monosit dan makrofag, pembentukan trombus, dan agregasi trombosit.
Sehingga dapat menyebabkan penurunan pengiriman oksigen melalui arteri
koroner yang akan mengakibaatkan penurunan oksigenasi ke miokardium
(Mechanic et al., 2020).
6. Penatalaksanaan
a. Terapi Reperfusi
Untuk pasien yang mengalami infark miokard akut dengan waktu onset
gajala kurang dari 12 jam, Percutaneous Coronary Intervention (PCI),
Coronary Artery Bypass Graft (CABG), ataupun reperfusi farmakologis
(fibrinolitik) harus dilakukan sedini mungkin.
b. Bukan Terapi Reperfusi
American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA)
dan European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan dalam tata
laksana pasien dengan infark miokard diberikan terapi dengan menggunakan
anti platelet (aspirin, clopidogrel, thienopyridin), anti koagulan seperti
Unfractionated Heparin (UFH)/Low Molecular Weight Heparin (LMWH),
nitrat, penyekat beta, ACE- inhibitor, dan Angiotensin Receptor Blocker.
Pasien dengan infark miokard yang berkembang sering tidak meminta
bantuan medis sampai gejala-gejalanya telah muncul lebih dari satu jam.
Keterlambatan pasien ini terjadi pada saat yang paling kritis dalam perjalanan
penyakit, saat nyeri parah dan risiko takiaritmia ventrikular dan serangan
jantung tinggi. Oleh karena ini, semua pasien dengan nyeri dada dicurigai
memiliki SKA yang harus segera dipindahkan ke rumah sakit untuk
dilakukan penilaian. Pemindahan idealnya harus dilakukan oleh paramedis
yang terlatih dengan monitoring jantung dan fasilitas resusitasi serta
kemampuan untuk mendapatkan EKG selama perjalanan. Transmisi EKG
diawal akan memungkinkan rumah sakit untuk mendiagnosis dan
memberikan inisiasi awal sampai pada tindakan selanjutnya.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar
tentang informasi status terkini pasien, sehingga setiap perubahan bisa diketahui
sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus sistematis dan ditunjukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan prioritas.
a. Pengkajian Primer.
1) Airway
 Sumbatan atau penumpukan secret.
 Wheezing atau krekles.
 Kepatenan jalan nafas.
2) Breathing
 Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat.
 RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
 Ronchi, krekles.
 Ekspansi dada tidak penuh.
 Penggunaan otot bantu nafas.
3) Circulation
 Nadi lemah, tidak teratur.
 Capillaryrefill.
 Takikardi.
 TD meningkat / menurun.
 Edema.
 Gelisah.
 Akral dingin.
 Kulit pucat, sianosis.
 Output urine menurun.
4) Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow Coma
Scale (GCS) dan secara kwantitatif yaitu :
 Compos mentis : Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
 Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
 Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat
dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi.
 Delirium : keadaan kacaumotorik yang sangat, memberontak,
berteriak-teriak, dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat, dan
waktu.
 Sopor/semi koma : keadaan kesadaran yang menyerupai
koma,reaksihanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri. Koma :
keadaan kesadaran yang hilangsama sekali dan tidak dapat
dibangunkan dengan rangsang apapun.
5) Exposure
Keadaan kulit, seperti turgor/kelainan pada kulit dan keadaan
ketidaknyamanan (nyeri) dengan pengkajian PQRST.
b. Pengkajian Sekunder
1) Pengkajian umum
 Anamnesa
Anamnesa adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
baik langsung pada pasien (auto anamneses) atau pada sumber lain (allo
anamneses). Anamnesis dimulai dengan menanyakan data diri umum
yaitu Nama, Umur, Alamat, Status perkawinan dan Pekerjaan.
 Keluhan utama
Keluhan utama yang bisa muncul pada umumnya klien dengan penurunan
curah jantung cepat lelah dan nyeri dada saat melakukan aktivitas
sehingga sulit atau tidak bisa beraktivitas sehari-hari dengan normal.
 Riwayat kesehatan sekarang
Kelelahan, kelemahan, nyeri dada dan tidak dapat tidur.
 Riwayat kesehatan masa lalu
- Penyakit pembuluh darah arteri
- Riwayat merokok
- Kebiasaan olahraga yang tidak teratur
- Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif.
- Riwayat penyakit pernafasan kronis
 Riwayat kesehatan
Riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung/infrak miokard, DM,
stroke, hipertensi dan penyakit vaskuler perifer.
 Riwayat pekerjaan dan kebiasaan seperti pola hidup misalnya minuman
alcohol atau obat-obatan, merokok dan situasi kerja.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis (D.0077)
b. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan tekanan
Darah (D.0009)
c. Penurunan Curah jantung berhubungan dengan Perubahan Irama jantung
(D.0008)
3. Perencanaan Keperawatan
No Dx Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Nyeri Akut Selama dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan tindakan keperawatan (I.08238) :
dengan Agen diharapkan tingkat nyeri O:
- Identifikasi lokasi
pencedera menurun dengan kriteria
nyeri , karakteristik,
Fisiologis hasil (L.08066) : durasi, frekuensi,
kualitasi, intensitas
(D.0077) - keluhan nyeri nyeri
menurun - Identifikasi skala
- meringis nyeri
menurun - Identifikasi respons
- Gelisan nyeri non verbal
menurun T:
- kesulitan tidur - Berikan teknik
menurun nonfarmakologis
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat
tidur
E:
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
K:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
2 Perfusi Perifer Selama dilakukan Perawatan sirkulasi
Tidak Efektif tindakan keperawatan (I.02079)
berhubungan diharapkan perfusi O:
dengan perifer meningkat - Periksa sirkulasi
Peningkatan dengan kriteria hasil perifer (mis.
tekanan Darah (L.02011) : Nadi, perifer,
(D.0009) - Denyut nadi edema, warna,
perifer meningkat suhu)
- Penyembuhan luka - Identifikasi faktor
meningkat resiko gangguan
- Sensasi sirkulasi (mis.
menikat Diabetes, perokok,
- Warna kulit orang tua,
pucat menurun hipertensi, dan
- Edema perifer kadar kolestrol
menurun tinggi)
- Nyeri - Monitor panas,
ekstremitas kemerahan, nyeri
menurun atau bengkak pada
- Parastesia ekstermitas)
menurun T:
- Kelemahan otot - Hindari
menurun pemasangan infus
- Krem otot atau pengambilan
menurun darah didaerah
- Nekrosis menurun keterbatasan
perfusi
Hindari
pengukuran
tekanan darah
pada ekstermitas
dengan
keterbatasan
perfusi
- Hindari penekanan
dan pemasangan
tourniquet pada area
yang cedera
- Lakukan
pencegahan
infeksi
- Lakukan
perawatan kaki dan
kuku
- Lakukan hidrasi
E:
- Ajarkan berhenti
merokok
- Ajurkan berolahraga
rutin
- Anjurkan
mengecek air
mandi untuk
menghindari
kulit terbakar
- Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun kolestrol
Anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
- Anjurkan
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi
- Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang perlu
dilaporkan
3 Penurunan Setelah dilakukan Perawatan jantung
Curah jantung tindakan keperawatan O :
berhubungan diharapkan curah jantung - Identifikasi
dengan meningkat, dengan tanda/gejala primer
Perubahan kriteria hasil : penurunan curah
Irama jantung - Palpitasi menurun jantung
(D.0008) - Takikardi menurun - Identifikasi
- Gambaran ekg tanda/gejala sekunder
aritmia mneurun penurunan curah
- Nyeri dada menurun jantung
- Diaphoresis - Monitor tekanan darah
menurun - Monitor intake output
- Mual dan muntah cairan
menurun - Monitor keluhan nyeri
- Ttv membaik dada
T:
- Posisikan semi fowler
dengan kaki dibawah
atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung
yang sesuai
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress,
jika perlu
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
E:
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
K:
- Kolaborasi pemberian
aritmia jika perlu

4. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnose, perencanaan, tindakan dan evaluasi Ali, (2016). Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapain atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah, evaluasi dilakukan menggunakan metode SOAP.
III. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai