PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyumbatan
mempunyai arti yang sama namun istilah yang disukai adalah infark
miokardium, di Amerika serikat terjadi jutaan serangan penyakit ini partahun.
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu.
Gejala yang sering muncul pada penderita infark miokardium biasanya
Nyeri dada yang tiba tiba dan berlangsung terus menerus, nyeri akan terasa
semakin berat sampai tidak tertahankan, rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa
menyebar kebahu dan lengan dan biasanya lengan kiri. Dan menetap selama
berjam - jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat
maupun nitrogliserin, nyeri biasanya sering diserai napas pendek, pucat,
berkeringat dingin, pusing kepala,mual dan muntah - muntah
Banyak penelitian menunjukkan pasien dengan infark miokardium
biasanya pria, diatas 40 tahun dan mengalami aterosklerosis pada pembuluh
koronernya, sering disertai hipertensi aterial, serangan bisa terjadi juga pada
pria atau wanita muda diawali 30 an atau bahkan 20-an, wanita yang memakai
kontrasepsi, pil, dan merokok mempunyai resiko sangat tinggi, namun secara
keseluruhan,angka kejadian infark miokardium pada pria lebih tinggi di
banding dengan wanita pada semua usia. Meskipun pasien biasanya pria dan
berusia 40 tahun, namun semua umur yang mengalami gejala dan tanda-tanda
yang sudah disebutkan diatas perlu segera ditangani.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN TEORI
AKUT MIOCARD INFARK
A.
PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Suyono, 1999)
B.
faktor penyebab :
a.
b.
Aktifitas berlebihan
2.
Emosi
3.
4.
hypertiroidisme
c.
2.
Kerusakan miocard
2.
Hypertropimiocard
3.
Hypertensi diastolic
Faktor predisposisi :
a.
2.
3.
hereditas
4.
b.
Mayor :
a)
hiperlipidemia
b)
hipertensi
c)
Merokok
d)
Diabetes
e)
Obesitas
f)
2.
Minor:
a)
Inaktifitas fisik
b)
c)
C.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2.
Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a.
CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b.
LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c.
AST/SGOT
D.
PATOFISIOLOGI
Umumnya infak miokart akut didasari oleh adanya arterisklerosis
pembuluh darah koroner. Nekrosis miokart akut hampir slalu terjadi akibat
penyumbatan total arteria koronaria oleh thrombus yang bentuk pada plaque
aterosklerosis yang tidak stabil, juga sering ruptur. Kerusakan miokard dari
endokardium sampai epikardium, menjadi komplet dan irefersibel dalam 3- 4
jam. Meskipun nekrosis miokard sudah komplit, proses remodeling miokard
yang mengalami injuri terus berlanjut sampai beberapa minggu karena daerah
infak meluas dan daerah non infak mengalami dilatasi
Setelah terjadi infark miokard akut, daerah miokard setempat akan
memperlihatkan penonjolan sistolik dengan akibat penurunan isi sekuncup
( strok volume ) dan peningkatan mekanisme akhir sistilik dan akhir diastolik
ventikrel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dengan akibat tekanan
atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri yang lama akan
menyebabkan transudasi cairan ke jaringan intersisium paru. Pemburukan
hemodinamik ini tidak saja disebabkan karena daerah infark, tetrapi juga
daerah iskemik disekitarnya. Miokard relatif masih baik akan mengadakan
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
Shock
4.
Ruptur miokard
5.
F.
PATHWAYS
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
Metabolisme an aerob
Kerusakan
pertukaran
gas
Seluler hipoksia
nyeri
Fatique
Cemas
Kontraktilitas
turun
Intoleransi
aktifitas
COP turun
Gangguan perfusi
jaringan
Resiko
penurunan
curah
jantung
Kegagalan pompa
jantung
Gagal jantung
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2.
Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3.
Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
missal hipokalemi, hiperkalemi
4.
5.
Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6.
Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut
atau kronis
7.
GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8.
9.
Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
10.
Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11.
13.
Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya
dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji
fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad
fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14.
15.
16.
H.
PENATALAKSANAAN
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler.
3. Monitor EKG
4. Infus D5% 10 12 tetes/ menit
5. Oksigen 2 4 lt/menit
6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 50 mg
7. Obat sedatif : diazepam 2 5 mg
8. Bowel care : laksadin
9. Antikoagulan : heparin tiap 4 6 jam /infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
12. Pengobatan trombolitik sebagai usaha reperfusi harus sudah dimulai dlam
waktu 30 menit sejak pasien mulai diperiksa. Pengobatan trombolitik
memberi hasil yang baik bila diberikan dalam jangka waktu 6 jam pertama
setelah serangan
13. obat anti platelet adalah aspirin 160 mg 32 mg di mulai hari pertama
sekurang- kurangnya selama 30 hari, untuk mengurangi perluasan infark.
Obat lain untuk mengurangi luas infark adalah nitrat intravena atau per
oral.
I.
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airways
-
2. Breathing
-
Ronchi, krekles
3. Circulation
J.
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
PENGKAJIAN SEKUNDER.
1. Aktifitas
Gejala :
Kelemahan
Kelelahan
Tanda :
-
Takikardi
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
-
Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Lokasi
Kualitas
Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes
mellitus , hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
-
dispnea nocturnal
Tanda :
-
pucat, sianosis
Stress
Tanda :
K.
Menarik diri
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
tidak gelisah
nadi 60-100 x / menit,
TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
tersebut.
Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan
istirahat.
Bantu klien
kardiovaskuler
Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.
5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke
alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran
alveolar- kapiler
tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
frekuensi jantung 60-100 x/ menit
TD 120-80 mmHg
Intervensi :
Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah
aktifitas
Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )
Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak
berat.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun
dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah
mkan.
Kaji ulang tanda
terhadap
kondisi
penyakitnya
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
SISTEM KARDIOVASKULER
PADA TN. M DI RUANG IGD RS Dr. KARIADI SEMARANG
A. Identitas Klien
Nama
: Tn. M
Umur
: 78 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Register
: 226427
Diagnosa Medis
: AMI
Tanggal Masuk
B. Keluhan Utama
D. Pengkajian
1.
Airways
Tidak ada keluhan batuk, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.
2.
Breathing
Tidak ada keluhan sesak, RR = 32 x / menit.
Tidak ada penggunaan alat bantu pernapasan.
3.
Circulation
N = 96 x / menit.
TD = 150 / 90 mmHg.
Ekstremitas dingin, sering mengeluarkan keringat dingin.
Kulit pucat.
4.
Disability
KU : kesakitan, kesadaran compormentis, reaksi terhadap cahaya
positif,
Pengkajian fokus
Nyeri : Pasien mengeluh nyeri dada, seperti diremas-remas, ditusuk-tusuk dan
terasa ditindih benda berat sekali. Skala nyeri 8.
Pemeriksaan fisik secara fokus
KU : kesakitan
Kesadaran : CM
TTV
TD : 150 / 90 mmHg
N : 96 x / menit
RR : 32 x / menit
S : 36 0C
E. Pengkajian Fokus
No. Tanggal Data DS dan DO
TTD
1 24-07-07 DS : Klien mengeluh nyeri dada seperti diremasremas, ditusuk-tusuk
Klien mengeluh dadanya terasa berat seperti
ditindih benda berat.
Klien mengatakan khawatir, merasa takut untuk
beraktivitas sedikitpun.
Klien merasa cemas, takut akan terjadi sesuatu
pada dirinya.
DO : Skala nyeri = 8
Wajah tampak meringis kesakitan.
Klien tampak memegangi dada kirinya.
RR = 32 x / menit
N = 96 x / menit
TD = 150 / 90 mmHg
Ekstremitas dingin, keluar keringat dingin, kulit
pucat.
Klien tampak cemas dan ketakutan.
F. Analisa Data
No. Tanggal
Data
1.
24-07- DS : Klien mengeluh
2007
Problem
Nyeri dada
Etiologi
Iskemik
jaringan
seperti ditusuk-
sekunder
terhadap
remas.
sumbatan
Klien juga
mengeluh dadanya
terasa berat seperti
arteri koroner.
TTD
ditindih benda
berat.
DO : Skala nyeri = 8
Klien tampak
meringis kesakitan.
Klien tampak
memegangi dada
kirinya.
TD = 150/90
2.
mmHg, N =
Intoleransi
Ketidak
96x/mnt, RR =
aktivitas
seimbangan
suplai O2
32x/mnt.
dengan
DS : Klien mengatakan
kuatir, merasa
kebutuhan
takut untuk
tubuh.
beraktivitas
sedikitpun.
Klien mengatakan
merasa lemah, jika
beraktivitas
nafasnya terasa
cepat sekali.
3.
DO : Klien tampak
Kecemasan Ancaman
kematian atau
lemah.
perubahan
Klien tampak
kesehatan.
berbaring di atas
tempat tidur sambil
mengatur
4.
nafasnya.
DS : Klien merasa
Resiko
Peningkatan
penurunan
tahanan
cemas dan
ketakutan akan
COP
vaskuler
sistemik.
penyakitnya.
DO : Klien tampak
cemas.
Klien tampak
bingung dan
ketakutan.
DS : Klien mengeluh
nafasnya cepat,
seperti habis
berlari-lari (ngosngosan).
DO : TD = 150/90 mmHg
N = 96x/mnt, regular,
kuat
Ekstremitas dingin
Kulit pucat.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri dada berhubungan dengan iskemik jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O 2
dengan kebutuhan tubuh.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman kematian / perubahan kesehatan.
4. Resiko penurunan COP berhubungan dengan peningkatan tahanan vaskuler
sistemik.
H. Rencana Keperawatan
No Dx. Keperawatan
1. Nyeri dada
2.
Intervensi
Monitor KU dan TTV.
berhubungan
tindakan keperawatan
Pantau nyeri
dengan iskemik
(karakteristik, lokasi,
jaringan sekunder
intensitas, durasi).
terhadap sumbatan
dengan KH :
arteri koroner.
Skala nyeri 1 5
dan perlahan).
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai O2
dengan kebutuhan
tubuh.
Ajarkan teknik
berkurang
Kolaborasi pemberian
Klien tenang.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Monitor frekuensi
irama jantung.
Meningkatkan istirahat
dan batasi aktivitas,
jelaskan peningkatan
aktivitas bertahap.
Menganjurkan pasien
untuk menghindari
peningkatan tekanan
abdominal (mengejan
dll).
angina / terkontrol
dalam rentang waktu
3.
Kecemasan
selama th/.
berhubungan
Setelah dilakukan
dengan ancaman
tindakan keperawatan
kematian /
terdekat untuk
perubahan
berkurang dengan KH :
memberikan support
pasien
Anjurkan keluarga
TTD
Cemas berkurang.
kesehatan.
Resiko penurunan
COP berhubungan
Setelah dilakukan
dengan
tindakan keperawatan
peningkatan
tahanan vaskuler
sistemik.
terjadi dengan KH :
nadi
Auskultasi adanya
murmur.
Auskultasi bunyi
nafas.
Kolaborasi O2 sesuai
normal.
kebutuhan.
Lakukan ECG.
sesak.
I. Implementasi dan Evaluasi
No
Dx
1.
Tanggal
24-072007
Implementasi
Monitor KU dan
TTV.
Respon
S : Klien mengeluh
S : Klien
kesakitan
mengatakan
terutama dada
masih nyeri
kiri.
tapi sudah
O : KU = kesakitan,
berkurang
CM
dengan
N = 96 x/mnt
adanya O2.
RR = 32 x/mnt
Memantau nyeri.
Evaluasi
O : Klien tampak
TD = 150/90
tenang skala
mmHg
nyeri
S : Klien mengeluh
A : Masalah
belum
seperti ditusuk-
teratasi
TTD
tusuk, diremas-
penuh.
dipindahkan
berat.
ke ruang
O : Skala nyeri 8
Nyeri dada kiri
Mengajarkan
teknik relaksasi
th/ yang
O : Klien tampak
diberikan.
menarik nafas
perlahan).
dalam secara
perlahan.
S:O : O2 3 liter, canul
Melakukan
pemasangan
infuse dan
pemberian obat
anti nyeri.
2.
24-072007
Menjelaskan pada
klien untuk
meningkatkan
istirahat,
membatasi
aktivitas dan
peningkatan
aktivitas secara
bertahap.
Menganjurkan
dilanjutkan
S:-
Memberikan O2.
Hasan untuk
S : Klien
mengatakan
kalau banyak
bergerak
dadanya semakin
terasa nyeri.
O : Klien tampak
berhati-hati
dalam bergerak.
S : Klien
pasien untuk
mengatakan
menghindari
tidak akan
peningkatan
melakukan
tekanan
mengejan dulu.
abdominal
O : Pasien tampak
(mengejan).
sering nafas
dalam secara
perlahan.
3.
24-072007
Mengkaji tingkat
kecemasan.
S : Pasien
mengatakan
takut terjadi
sesuatu yang
tidak diinginkan.
O : Pasien tampak
tegang, cemas
dan bingung.
DAFTAR PUSTAKA