1. Definisi :
a. Acute Myocard Infark (AMI) adalah suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi
klinik berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard
(Wikipedia, febuari 5, 2008)
b. Acute Myocard Infark (AMI) adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke
otot jantung ( Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 437)
c. Acute Myocard Infark (AMI) adalah iskemia yang lebih berat, disertai kerusakan sel
(Brunner dan Sudarth)
d. Infark Miokard Akut adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner,
mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis.( Doengoes, Moorhouse, Geissler, 1999 : 83 )
e. Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran
darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh
aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan (Carpenito L.J. ,
2000)
f. Acute Myocard Infark (AMI) adalah kerusakan atau nekrosis sel jantung yang terjadi
mendadak karena terhentinya aliran darah koroner yang sebagaian besar disebabkan oleh
thrombus yang menyumbat arteri koronaria di tempat rupture plak aterosklerosis
g. Acute Myocard Infark (AMI) adalah Nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan arteri koroner
h. Acute Myocard Infark (AMI) adalah Nekrosis miokard yang terjadi obstruksi arteri
koronaria yang ditandai dengan nyeri hebat disertai pucat, sesak nafas, mual, pusing dan
berkeringat.
6. Patofisiologi
Dua jenis komplikasi penyakit IMA terpanting ialah komplikasi hemodinamik dan aritmia.
Segera setelah terjadi IMA, daerah miokard setempat akan memperlihatkan penonjolan sistolik
(diskinesia) dengan akibat penurunan ejection fraction,isi sekuncup (stroke volume) dan peningkatan
volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik
dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25 mmHg yang
lama akan menyebabkan transudasi cairan ke jaringan interstisium paru (gagal jantung). Pemburukan
hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark tetapi juga daerah istemik disekitarnya.
Miokard yang relatif masih baik akan mengadakan kompensasi, khususnya dengan bantuan rangsang
adrenergik, untuk mempertahankan curah jantung, tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen
miokard. Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan juga mengalami
iskemia atau bahkan sudah fibrotik.bila infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih
normal, pemburukan hemodinamik akan minimal. Sebaliknya bila infark luas dan miokard yang harus
berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama, tekanan akhir diatolik ventrikel kiri akan
naik dan gagal jantung terjadi. Sebagai akibat IMA sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran
ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark maupun yang non infark. Perubahan
tersebut menyebabkan remodelling ventrikel yang nantiya akan mempengaruhi fungsi ventrikel,
timbulnya aritmia dan prognosis.
Perubahan-perubahan hemodinamik IMA ini tidak statis. Bila IMA makin tenang, fungsi
jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal ini disebabkan karena daerah-daerah yang tadinya
iskemik mengalami perbaikan. Daerah-daerah diskinetik akibat IMA akan menjadi akinetik, karena
terbentuk jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami hipertropfi. Sebaliknya
perburukan hemodinamik akan terjadi bila iskemia berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya
penyulit mekanis seperti ruptur septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan aneurisma ventrikel akan
memperburuk faal hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada menit-menit atau jam-jam
pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan masa refrakter, daya hantar
rangsang dan kepekaan terhadap rangsang. Sistem saraf autonom juga berperan besar terhadap
terjadinya aritmia. Pasien IMA inferior umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis dengan
akibat kecenderungan bradiaritmia meningkat sedangkan peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior
mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
11. Komplikasi :
a. Oedema paru akut adalah timbunan cairan abnormal dalam paru,baik di rongga interstisial
maupun dalam alveoli. Oedema paru merupakan tanda adanya kongesti paru tingkat lanjut,
dimana cairan mengalami kebocoran melalui dinding kapiler, merembes ke luar dan
menimbulkan dispnu yang sangat berat. Oedema terutama paling sering ditimbulkan oleh
kerusakan otot jantung akibat MI acut. Perkembangan oedema paru menunjukan bahwa
fungsi jantung sudah sangat tidak adekuat.
b. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat.
c. Syok kardiogenik adalah terjadi ketika jantung tidak mampu mempertahankan kadiak
output yang cukup untuk perfusi jaringan. Hal ini biasanya muncul setelah adanya penyakit
infark miokardial.
d. Efusi prekardial adalah mengacu pada masuknya cairan ke dalam kantung pericardium.
e. Rupture miokard adalah sangat jarang terjadi tetapi, dapat terjadi bila terdapat infark
miokardium, proses infeksi, penyakit infeksi, penyakit pericardium atau disfungsi
miokardium lain yang membuat otot jantung menjadi lemah.
f. Henti jantung adalah bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, akibatnya terjadi
penghentian sirkulasi yang efektif.
1. Pengkajian
1. Aktifitas
Gejala :
· Kelemahan
· Kelelahan
Tanda :
· Takikardi
· Dispnea pada istirahat atau aktifitas.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
· Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
· Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat,
tidak teratur (disritmia).
· Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits
atau komplain ventrikel.
· Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
· Friksi ; dicurigai Perikarditis
· Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
· Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal
jantung atau ventrikel.
· Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah
pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus
pada diri sendiri, koma nyeri.
4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar
Tanda : berkeringat, muntah, perubahan berat badan
6. Higiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
· Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral).
· Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak
tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
· Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.
· Intensitas :
Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
· dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
· dispnea nokturnal
· batuk dengan atau tanpa produksi sputum
· riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
· peningkatan frekuensi pernafasan
· nafas sesak / kuat
· pucat, sianosis
· bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
2. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi,irama jantung
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya curah jantung
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal
5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan odema paru
6. Nyeri dada berhubungan dengan peningkatan asam laktat
7. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air
8. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan
10. Sindrome perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
11. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
12. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
m:val="0" m:val="0" m:val="centerGroup" m:val="1440" m:val="subSup" m:val="undOvr"
Kolaborasi :
8. Berikan oksigen 6. Membantu dalam
tambahan dengan penurunan
kanula nasal atau persepsi/respon nyeri.
masker sesuai Memberikan kontrol
indikasi. situasi, meningkatkan
perilaku positif.
8. Meningkatkan
jumlah oksigen yang
ada untuk pemakaian
Penyekat-B,
miokardia dan juga
seperti atenolol
mengurangi
(tenormin);
ketidaknyamanan
pindolol
sehubungan dengan
(visken);
iskemia jaringan.
propanolol
9. Kolaborasi obat
(inderal).
angina/terkontrol pengunjung
menunjukkan tidak
toleran terhadap
aktifitas atau
memerlukan 6. Palpitasi, nadi tak
pelaporan pada beratur, adanya nyeri
perawat/dokter. dada, atau dispnea
Kolaborasi: dapat mengindikasikan
7. Rujuk ke kebutuhan perubahan
program progam olahraga atau
rehabilitasi obat.
jantung.
7. Memberikan
dukungan/pengawasan
tambahan berlanjut dan
partisipasi proses
penyembuhan dan
kesejahteraan.
Cemas Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi dan 1. Koping terhadap
berhubungan keperawatan diharapkan ketahui persepsi nyeri dan trauma emosi
dengan pasien menyatakan pasien terhadap IM sulit. Pasien dapat
penurunan cemas dengan ancaman/situasi. takut mati dan atau
KH: Dorong pasien cemas tentang
mungkin. meningkatkan
13. Meningkatkan
relaksasi/istirahat dan
menurunkan rasa
cemas.
Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Auskultasi TD. 1. Hipotensi dapat
penurunan keperawatan diharapkan Bandingkan kedua terjadi sehubungan
curah jantung resiko tinggi penurunan tangan dan ukur dengan disfungsi
berhubungan curah jantung tidak dengan posisi tidur, ventrikel, hipoperfusi
dengan terjadi dengan KH : duduk, dan berdiri miokardia dan
· bila bisa. rangsang vagal.
hemodinamik, kemungkinan
a disritmia. ortostatik(postural)
Mendemostrasikan menurunnya
peningkatan kelemahan/kekuatan
dada. miokardia.
7. Sumbatan koroner
tiba-tiba, disritmia
letal, perluasan infark,
12. Pantau data
atau nyeri hádala
laboratorium :
situasi yang dapat
contoh enzim
mencetuskan henti
jantung, GDA,
jantung, memerlukan
elektrolit.
terapi penyelamatan
hidup
segera/memindahkan
ke unit perawatan
kritis.
Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Selidiki 1. Perfusi serebral
perubahan keperawatan diharapkan perubahan tiba-tiba secara langsung
perfusi jaringan resiko tinggi perubahan atau gangguan sehubungan dengan
berhubungan perfusi jaringan tidak mental kontinu, curah jantung dan juga
dengan terjadi dengan KH: contoh: cemas, dipengaruhi oleh
9. Indikator
perfusi/fungsi organ.
· Dosis
rendah heparin
Simetidin
diberikan secara
(tagamet);
profilaksis pada
ranitidin
pasien resiko tinggi
(zantac);
(contoh, fibrilasi
antasida.
atrial, kegemukan,
aneurisma ventrikel,
atau riwayat
tromboflebitis) dapat
untuk menurunkan
resiko tromboflebitis
atau pembentukan
trombus mural.
Coumadin obat
pilihan untuk terapi
antikoagulan jangka
panjang/pasca
pulang.
· Menurunkan
atau menetralkan
asam lambung,
mencegah
ketidaknyamanan dan
irigasi gaster,
khususnya adanya
penurunan sirkulasi
mukosa.
Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Auskultasi bunyi 1. Dapat
kelebihan keperawatan diharapkan napas untuk adanya mengindikasikan edema
volume cairan resiko tinggi kelebihan krekels. paru sekunder akibat
berhubungan volume cairan tidak dekompensasi jantung.
dengan terjadi dengan KH : 2. Catat DVJ, 2. Dicurigai adanya
Mengidentifikasi/me mengasimilasi
7. Meningkatkan
pengiriman oksigen ke
paru untuk kebutuhan
sirkulasi, khususnya
pada adanya
penurunan/gangguan
ventilasi.
Sindrom defisit Setelah diberikan asuhan 1. Observasi 1. Membantu dalam
perawatan diri keperawatan diharapkan kemampuan dan mengantisipasi/meren
berhubungan terdapat perilaku tingkat kekurangan canakan pemenuhan
dengan peningkatan dalam (dengan kebutuhan secara
pemenuhan perawatan menggunakan skala individual.
diri dengan kriteria 0-4) untuk
hasil : melakukan
melakukan
perawatan dirinya 6. Untuk membantu
apabila diperlukan. pasien memenuhi
kebutuhan perawatan
dirinya.
Nutrisi kurang Setelah diberikan asuhan 1. Buat tujuan berat 1. Malnutrisi adalah
dari kebutuhan keperawatan diharapkan badan minimum kondisi gangguan
tubuh kebutuhan nutrisi dan kebutuhan minat yang
berhubungan terpenuhi dengan KH : nutrisi harian. menyebabkan depresi,
dengan intake · agitasi dan
yang tidak Menunjukkan mempengaruhi fungsi
adekuat peningkatan berat kognitif/pengambilan
c. Disfungsi
pernafasan adalah
variable yang
tergantungt pada tahap
d. Kaji pasien untuk
proses kronis selain
posisi yang nyaman
proses akut yang
misal peninggian
menimbulkan perawatan
kepala tempat tidur,
dirumah sakit(infeksi
duduk pada
dan reaksi alergi)
sandaran tempat
tidur.
d. Peninggian kepala
e. Dorong/bantu
tempat tidur
latihan nafas
mempermudah fungsi
abdomen atau bibir.
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi .
f. Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000 e. Memberikan pasien
ml/hari sesuai beberapa cara untuk
toleransi jantung. mengatasi dan
Memberikan air mengontrol dispnea.
hangat. Anjurkan f. Hidrasi membantu
masukan cairan menurunkan kekentalan
sebagai pengganti secret, mempermudah
makanan pengeluaran.
Penggunaan cairan
kolaborasi hangat dapat
-
Xantin(aminofilin)
- Merilekskan otot
- Kromolin halus dan menurunkan
kongesti
local,menurunkan
spasme jalan
nafas,mengi dan
- Deksametason
produksi mukosa.
,antihistamin
- Menurunkan edema
mukosa dan spasme
otot polos dengan
peningkatan langsung
meningkat(bronchitis,emf
isema) & PaO2 secara
umum menurun,sehingga
hipoksia terjadi dengan
derajat lebih kecil/lebih
besar.catatan:PaCO2
k. Berikan oksigen
“normal”/meningkat
tambahan yang
menandakan kegagalan
sesuai dengan
pernafasan yang akan
indikasi hasil GDA
datang selama asmatik.
dan toleransi
k. Dapat
pasien.
memperbaiki/mencegah
memburuknya
hipoksia.catatan:emfisem
a kronis,mengatur
l. Berikan
pernafasan pasien
penekanan
ditentukan oleh kadar
SSP(sedative/narko
CO2 dan munkin
tik ,antiansietas)dg
hati-hati. dikeluarkan dengan
peningkat PaO2
berlebihan.
l. Digunakan untuk
4. Evaluasi
1. Dx 1 : Nyeri berkurang / hilang
2. Dx.2 : Pasien dapat melakukan aktivititasnya dengan normal
3. Dx 3 : cemas pasien dapat diatasi.
4. Dx 4 : pasien tidak terjadi penurunan curah jantung
5. Dx 5 : pasien mendapatkan informasi yang tepat mengenai IMA.
DAFTAR PUSTAKA