Disusun Oleh :
Infark Miokard Akut (IMA) oleh orang awam disebut serangan jantung yaitu
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke otot
jantung tidak cukup sehingga menyebabkan jantung mati. (Rendi & Margareth, 2012).
AMI atau Infar Miokard Akut merupakan nekrosis jantung yang disebabkan oleh
terganggunya kebutuhan dan pasokan oksigen ke jantung secara mendadak yang
disebabkan oleh rupturnya atheroma yang berakibat lanjut agregasi trombosit,
terbentuknya thrombus, dan spasme koroner sehingga menyumbat arteri koroner.
(Corwin, 2009).
Infark Miokard Akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang disebabkan
oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner. (Muttaqin,
2009).
1. ETIOLOGI
Penyebab Infark Miokard Akut menurut (Fakih Ruhyanuddin (2007) adalah :
a. Gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan atherosclerosis, kekakuan atau
penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau thrombus.
b. Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan ketidak seimbangan antara
miokardial O₂ suplai dan kebutuhan jaringan terhadap O₂. Penyebab suplai
oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh factor :
1) Faktor pembuluh darah :
a) Ateroskeloris
b) Spasme
c) Arteritis
2) Faktor sirkulasi :
a) Hipotensi
b) Stenosos aorta
c) Insufisiensi
3) Faktor darah :
a) Anemia
b) Hipoksemia
c) Polisitemia
Penyebab lain :
1) Curah jantung yang meningkat :
a) Aktivitas berlebih
b) Emosi
c) Makan terlalu banyak
d) Hypertiroidisme
2) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a) Kerusakan miocard
b) Hypertropi miocard
c) Hipertensi diastolic
3) Faktor predisposisi :
a) Faktor risiko biologis :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
- Hereditas
- Ras: lebih tinggi insiden pada kulit hitam
b) Faktor risiko yang dapat diubah :
- Hiperlipidemia
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes Melitus
- Obesitas
- Diet tinggi lemak
a. STEMI
Infark Miokard Akut (IMA) dengan elevasi segmen ST (ST elevasion
myocardialinfarcion = STEMI) merupakan bagian dari spectrum sindrom Koroner
akut (SKA) yang terdiri dari angina pectoris tak stabil, Infark Miokard akut (IMA)
tanpa elevasi ST, dan Infark Miokard Akut (IMA) dengan elevasi ST.
b. NSTEMI
Angina pectoris tak stabil (unstable angina = UA) dan miokard akut tanpa Elevasi
ST (Non ST elevation myocardial infaction = NSTEMI) diketahui merupakan
suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis
sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosa
NSTEMI ditegakan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti
adanya nekrosis miokard berupa peningkatan biomarker jantung.
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Brunner & Suddart, 2005) tanda atau gejala dari infark miokard akut (AMI)
yaitu :
a. Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas. Rasa nyeri yang tajam dan berat bisa menyebar ke bahu
dan lengan yang biasanya sebelah kiri, menetap selama beberapa jam sampai
beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin.
b. Nyeri sering disertai nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing, mual dan
muntah.
c. Nyeri dapat melebar ke belakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, leher,
rahang, atau bahu kiri.
d. Secara khas nyeri dirasakan didaerah pericardial sering dirasakan sebagai suatu
desakan, diperas, dicekik, dan nyeri terus menerus, dan dangkal.
4. Patofiologi Infark Miokard Akut (IMA)
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan
seluler yang ireversibel dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan
yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang berpotensi dapat
hidup. Ukuran infark akhir bergantung dari nasib daerah iskemik tersebut. Bila pinggir
daerah ini mengalami nekrosis maka besar daerah infark akan bertambah besar,
sedangkan perbaikan iskemia akan memperkecil daerah nekrosis.
Infark miokard biasanya menyerang ventrikel kiri. Infark digambarkan lebih lanjut
sesuai letaknya pada dinding ventrikel. Misalnya, infark miokaardium anterior
mengenai dinding anterior ventrikel kiri. Daerah lain yang biasanya terserang infark
adalah bagian inferior, lateral, posterior, dan septum.
Otot yang mengalami infark akan mengalami serangkaian perubahan selama
berlangsungnya proses penyembuhan. mula-mula otot yang mengalami infark tampak
memar dan sianotik akibat terputusnya aliran darah regional. dalam jangka waktu 24
jam timbul edema pada sel-sel, respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim-
enzim jantung akan terlepas dari sel-sel ini. Menjelang hari kedua atau ketiga mulai
proses degradasi jaringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. selama fase ini
dinding nekrotik relative tipis. Kira-kira pada minggu ketiga mulai terbentuk jaringan
parut. Lambat laun jaringan penyambung fibrosa menggantikan otot yang nekrosis
dan mengalami penebalan yang progresif. Pada minggu keenam parut sudah terbentuk
dengan jelas.
PATHWEY
Hiperkolesterolemia
Punggung Panas
Aterosklerosis
Iskemia
Nyeri Akut
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Pada klien penderita Infark Miokard Akut (IMA) diantaranya terjadi pada usia 35-
55 tahun. Klien yang menderita Infark Miokard Akut (IMA) umumnya adalah
laki-laki.
b. Keluhan utama Infark Miokard Akut (IMA)
Keluhan utama yang timbul pada pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) yaitu
nyeri dada yang khas (seperti tertekan, berat, atau penuh). Infark Miokard Akut
(IMA) banyak ditemukan pada pekerja swasta atau karyawan swasta.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
b) Faktor perangsang nyeri yang spontan
c) Kualitas nyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat atau
mencekik
d) Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang, bahu atau
lengan
e) Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat
f) Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam atau hari, selama serangan pasien
memegang dada atau menggosok lengan kiri.
g) Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam, dyspnea
h) syndrom syock dalam berbagai tingkatan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat pembuluh darah arteri
b) Riwayat merokok
c) Kebiasaan olahraga yang tidak teratur
d) Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi, gagal jantung kongestif
e) Riwayat penyakit pernafasan kronis.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga penyakit jantung atau infark miokard akut (IMA), Diabetes
Melitus, Stroke, Hipertensi, penyakit vaskuler periver.
4) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien Infark Miokard Akut
(IMA) biasanya baik atau kompos mentis (CM) dan akan berubah sesuai
tingkat gangguan yang melibatkan perfusi system saraf pusat.
a) B1 (Breathing)
Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan mengeluh sesak
napas seperti tercekik. Dispnea kardiak biasanya ditemukan. Sesak napas
terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan
akhir diastolic ventrikel kiri yang meningkat tekanan vena pulmonalis. Hal
ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh
ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea kardiak pada
Infark Miokardium yang kronis dapat timbul pada saat istirahat.
b) B2 (Blood)
- Inspeksi
Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. keluhan lokasi nyeri
biasanya didaerah substernal atau nyeri diatas pericardium. Penyebaran
nyeri dapat meluas didada. Dapat terjadi nyeri dan ketidakmampuan
menggerakan bahu dan tangan.
- Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada Infark Miokard Akut (IMA)
tanpa komplikasi biasanya ditemukan.
- Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup
yang disebabkan Infark Miokard Akut (IMA). Bunyi jantung tambahan
akibat kelainan katup biasanya tidak ditemukan pada Infark Miokard
Akut (IMA) tanpa komlikasi.
- Perkusi
Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
c) B3 (Brain)
Kesadaran umum klien biasanya CM. Tidak ditemukan sianosis perifer.
Pengkajian obyektif klien, yaitu wajah meringis, perubahan postur tubuh,
menanagis, merintih, meregang, dan menggeliat yang merupakan respon
daari adanya nyerri dada akibat Infark pada Miokardium.
d) B4 (Bledder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan klien.
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria pada klien
dengan Infark Miokard Akut (IMA) karena merupakan tanda awal syok
kardiogenik.
e) B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi abdomen
ditemukan nyeri tekan pada ke empat kuadran, penurunan peristaltic usus
yang merupakan tanda utama Infar Miokard Akut (IMA)
f) B6 (Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering merasa
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal
olahraga tidak teratur. Tanda klinis lain yang ditemukan adalah takikardi,
dyspnea pada saat istirahat maupun saat beraktivitas.
kaji personale hegiene klien dengan menanyakan apakah klien mengalami
kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
2. Perencanaan
a. Analisa Data
No Data Analisa Data & Patoflow Diagnosa
Keperawatan
1 DS : Hipertensi, Merokok, Nyeri Akut b.d
- Terdapat keluhan nyeri Diabetes Melitus, Obesitas, Agen pencedera
dada Usia, Jenis kelamin fisiologis iskemia
- Nyeri dada sebelah kiri
menyebar ke bahu Hiperkolesterolemia
- Sering merasa gelisah
- Sering merasa cemas Punggung Panas
- Sulit tidur
Aterosklerosis
DO : Iskemia
- Kesadaran menurun
- Tampak meringis Infar Miokard Akut (IMA)
- TD tinggi : 130/80 mmHg
- Nyeri dada skala 6 Berkeringat
Nyeri Akut
DO : Punggung Panas
- Kesadaran menurun
- Denyut nadi meningkat Aterosklerosis
- Tekanan darah meningkat
Iskemia
c. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (Iskemia)
2) Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif d.d Spasme Arteri Koroner
d. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil/Tujuan Intervensi Aktivitas (SIKI)
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
Nyeri akut b.d (L.08066) Setelah Manajemen Observasi
Agen pencedera dilakukan tindakan nyeri - Identifikasi lokasi,
fisiologis keperawatan selama 3 (1.08238) karakteristik durasi,
(iskemia) d.d: x 24 jam tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
DO : dapat teratasi dengan intensitas nyeri kepala.
- Tampak kriteria hasil : - Identifikasi skala nyari
meringis - Keluhan nyeri - Identifikasi faktor yang
- skala nyeri 6 cukup menurun memperberat dan
- Bersikap - Kemampuan memperingan nyeri
protektif menuntaskan kepala
(mis. aktivitas meningkat Terapeutik
waspada, - Gelisah menurun - Berikan teknik
posisi - Pola tidur membaik nonfarmakologis untuk
menghindari - Frekuensi nadi mengurangi rasa nyeri
nyeri membaik (mis. Terapi musik,
- Gelisah - Tekanan darah terapi pijat)
- Frekuensi membaik - Fasilitasi istirahat dan
nadi - pola tidur cukup tidur
meningkat membaik Edukasi
- Tekanan - Jelaskan strategi
darah meredakan nyeri
meningkat - Anjurkan menggunakan
DS : analgetik secara tepat
- Mengeluh Kolaborasi
nyeri dada - Kolaborasi pemberian
menyebar ke analgetik, jika perlu.
bahu
Risiko Perfusi (L.02011) Setelah Manajemen Observasi
Miokard Tidak dilakukan asuhan Syok - Monitor status
Efektif d.d keperawatan selama 3 Kardiogenik kardiopulmonal
Spasme Arteri x 24 jam perfusi (1.02051) (frekuensi dan kekuatan
Koroner miokard dapat teratasi nadi, frekuensi napas,
dengan kriteria hasil : TD, MAP)
- Gambaran EKG - Monitor status
Aritmia meningkat oksigenasi (oksimetri
- Nyeri dada cukup nadi, AGD)
mmenurun - Monitor status cairan
- Tekanan arteri rata- ( masukan dan
rata membaik keluaran, turgor kulit,
- Denyut nadi radial CRT)
membaik - Monitor tingkat
- Tekanan darah kesadaran dan pupil
membaik - Monitor EKG 12 lead
- Monitor rontgen dad
(mis. kongesti paru,
edema paru,
pembesaran jantung)
- Identifikasi penyebab
masalah utama (mis.
volume, pompa atau
irama)
Terapeutik
- Pertahankan jalan napas
paten
- Berikan oksigen untuk
mmepertahankan
saturasi oksigen >94%
- Pasung jalur IV.
e. Implementasi dan Evaluasi