Klasifikasi fungsional secara klinis penderita AMI menurut Killip dan Kimball adalah :
a AMI dengan tak ada gagal jantung
b AMI dengan agal jantung, dimana ditemukan tanda-tanda bendungan vena paru
maupun sistemik, termasuk disini adanya ronki basal, gallop protodiastolik,
peningkatan vena juguralis, dan gambaran bendungan pada foto toraks.
c AMI dengan gagal jantung berat, dimana terdapat edema paru.
d AMI dengan renjatan kardiogenik, dimana tekanan darah menurun lebih rendah
dari pada 90 mmHg disertai tanda-tanda perfusi organ dan perifer yang menurun
seperti kacau mental, sianosis, dan oliguria.
C. Etiologi
a. Coronary Arteri Desease:aterosklerosis, arthritis, trauma pada koroner, penyempitan
arteri koroner karena spasme atau desecting aorta dan arteri koroner.
b. Coronary Arteri Emboli :infective endokarditisc, cardiac myxoma, cardiopulmonal.
c. Kelainan Kongenital: anomaly arteri koronaria.
d. Gangguan Hematologi: anemia, polisitemia vera, hipercoagulabity, thrombosis.
e. Faktor Presdiposisi
1) Faktor resiko biologis yang tidak dapat dirubah: umur lebih dari 40 tahun, jenis
kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
2) Faktor resiko yang dapat dirubah: hipertensi, obesitas, diabetes, merokok, diet:
tinggi lemak jenuh, tinggi kalori
f. Ketidak seimbangan suplai oksigen dan kebutuhan miokard :
AMI terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak tertangani
dengan baik, sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung.
Faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya suplai O2 ke jantung adalah:
1) Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: arterosklerosis, spasme, dan arteritis.
2) Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh
tubuh sampai kembali lagi ke jantung sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor
pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi, stenosis, maupun
isufisiensi ayng terjadi pada katup-katup jantung(aorta, mitralis, maupun
trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardiac output (COP). Penurunan COP
yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menebabkan beberapa bagian tubuh tidak
tersuplai darah dengan adekuat.
a. Faktor Darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh, jika
daya angkut darah berkurang, maka sebagus apa pun jalan (pembuluh darah)
dan pemompa jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. (Udjianti,
2010, 82).
D. Manifestasi klinis
Nekrosis miokard akut, hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri
koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plaque aterosklerosis yang tidak stabil.
Proses terbentuknya plaque ( aterosklerosis ) banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
terutama kebiasaan hidup yang jelek, antara lain : merokok, makan berlebihan ( obesitas
), latihan fisik yang kurang, pengaruh psikososial, pada diit rendah serat, asupan natrium,
alcohol.
Dari hal – hal tersebut di atas akan menimbulkan penumpukan lemak yang
berlebihan, sehingga akan terbentuk kolesterol. Bila aktivitas manusia rendah, kolesterol
ini akan menumpuk di dalam lumen arteri koronaria dan terbentuklah plaque (
aterosklerosis ). Plaque ini semakin lama semakin menebal dan bisa sampai menutupi
pembuluh darah koroner, sehingga jantung tidak mendapatkan suplai O2 dan nutrisi, yang
hasilnya akan terjadi infark miokard akut, bersamaan dengan itu terjadi perubahan
metabolisme yang bersifat aerob menjadi anaerob. Hasil metabolisme anaerob ini berupa
asam laktat. Dan apabila metabolisme tersebut berlangsung lama maka akan terjadi
penumpukan asam laktat yang apabila terjadi di jantung maka mengakibatkan
peningkatan iskemic jantung yang kemudian akan terjadi nekrosis, di otak
mengakibatkan terganggunya keseimbangan natrium-kalium sehingga terjadilah kejang,
dan jika di otot maka terjadi kelelahan.
Gejala yang paling sering muncul adalah adanya nyeri dada yang hebat.Dan dari
nyeri dada yang hebat tersebut bisa terjadi syok kardiogenik.Hemodinamik mengalami
perubahan yangn menyebabkan berkurangnya curah jantung. Meningkatkan tekanan
ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga dapat menimbulkan kelebihan cairan dalam
tubuh. Perrubahan dinamik yang berlangsung lama akan menyebabkan kematian
(nekrosis) pada otot jantung.
Kompikasi
1. Gagal jnatung kongesti
2. Syok kardiogenik
3. Pericarditis
4. Rupture jantung
5. Aneourisme jantung
6. Defek septum ventrikel
7. Disfungsi otot kapiler
8. tromboebolisme
F. Patofisiologi
a. Pathway
koroner
Ketidak efektifan
Iskemia Tidak seimbang
perfusi jaringan
kebutuhan dengan
perifer
suplai oksigen
miokard meningkat
Kelemahan fisik
Suplai darah kejaringan Mk: intoleransi
Suplai darajs
tak adekuat aktivitas
G. Pemeriksaan diagnostic
a. EKG
Pada pemeriksaan EKG harus ditentukan area yang mengalami kelainan.Area
tersebut dikelompokkan dari hasil EKG 12 sadapan, sadapan kanan, dan sadapan
posterior. Area tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
a) Inferior : lead II, III, dan aVF
b) Lateral : lead V5, V6, I, aVL
c) Septal : lead V1, V2
d) Anterior : lead V3, V4
e) Anteroekstensif : lead V1 hingga V6, I, dan aVL
f) Ventrikel kanan : lead V3R, V4R, V5R
g) Posterior : lead V7 sampai V9
4. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan
N Diagnosis Tujuan Kriteria hasil Intervensi
o
1 Nyeri akut Setelah L.08066 Tingkat nyeri I.08238 Manajemen nyeri
. dilakukan 1. Keluhan nyeri membaik 1. Identifikasi lokasi
tindakan 2. Ekpresi wajah tidak 2. Identifikasi skala
keperawatan meringis nyeri
selama 7 jam 3. Ketegangan otot menurun 3. Identifikasi respon
sekali di 4. Frekuensi nadi dalam nyeri non verbal
harapkan nyeri batas normal 4. Jelaskan strategi
pasien 5. Tekanan darah batas meredakan nyeri
berkurang atau normal 5. Kolaborasi pemberian
hilang analgesik jika perlu
L.02011 Perfusi miokard
I.01007
1. Gambaran aritmia
Latihanpernafasan
meningkat
1. Monitor frekuensi
2. nyeri dada menurun
irama dan kedalaman
3. Diaphoresis menurun
4. Tekanan darah membaik nafas sebelum dan
5. Mual cukup menurun sesudah latihan
6. Takikardi menurun 2. Posisikan pasien
L.08063 Kontrol kontrol nyaman dan rileks
nyeri 3. Sediakan tempat yang
1. Melaporkan nyeri
tenang
terkontrol meningkat
2. Kemampuan mengenali 4. Ambil nafas dalam
penyebab nyeri meningkat secara perlahan
3. Kemampuan
melalui hidung dan
menggunakan tehnik non-
farmakologi tahan selam 7
4. Keluhan nyeri menurun hitungan.
I.08242 Pemantauan
nyeri
1. Monitor kualitas nyeri
2. Monitor lokasi dan
penyebaran nyeri
3. Monitor intensitas
nyeri dan menggunkan
skala
4. Monitor frekunsi nyeri
Di susun oleh:
OKTAVIANA HIDAYATIS A
(14401.16.17030)
Disusun Oleh :
OKTAVIANA HIDAYATIS A
14401.16.17030
Kelompok 02
Pembimbing CI PembimbingAkademik
............................................. .............................................
KepalaRuang
.........................................................
LEMBAR KONSULTASI