Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DECOMPENSATIO CORDIS

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :
Eva Herlina, S.Kep
2014901110024

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DECOMPENSATIO CORDIS

Definisi Manifestasi Klinis


Decompensatio cordis disebut dengan istilah Menurut Majid (2017) manifestasi klinis
“gagal jantung”, yaitu ketidakmampuan gagal jantung adalah sebagai berikut:
jantung memompakan darah secukupnya 1. Tanda dominan : Meningkatnya volume
untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk intravaskuler. Kongestif jaringan akibat
keperluan metabolisme tubuh. (Manurung, tekanan arteri dan vena meningkat
karena penurunan curah jantung.
N. 2016).
Manifestasi kongesti dapat berbeda
tergantung pada kegagalan yang terjadi
Etiologi di ventrikel.
Penggolongan penyebab gagal jantung 2. Gagal jantung kiri : Kongesti paru
menurut gagal jantung tersebut menimbulkan menonjol, hal ini disebabkan ketidak
mampuan ventrikel kiri memompa
gagal pada dominan sisi kiri atau gagal
darah yang datang dari paru.
dominan sisi kanan. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu:
- Dominan sisi kiri: penyakit jantung iskemik,
a. Dyspnea
amiloidosis jantung, penyakit jantung
b. Batuk
hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit
c. Mudah lelah
katup mitral, miokarditis, kardiomiopati,
d. Kegelisahan dan kecemasan
keadaan curah tinggi (anemia ,tirotoksikosis,
fistula arteriovenosa).
- Dominan sisi kanan: gagal jantung kiri, Klasifikasi
epenyakit jantung kongenital (VSD, PDA), Klasifikasi Gagal Jantung Berdasarkan Gejala:
penyakit paru kronis, stenosis katup 1. Class I : Tidak ada pembatasan aktivitas
pulmonal, penyakit katup trikuspid, fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
hipertensi pulmonal, emboli pulmonal masif menyebabkan kelelahan yang berarti,
(Majid, 2017). palpitasi, dyspnea (sesak napas).
2. Class II : Sedikit keterbatasan terhadap
aktivitas fisik sehari - hari. Nyaman saat
Komplikasi (Wijaya & Putri, 2013) istirahat. Aktivitas biasa dapat
1. Edema paru akut dapat terjadi akibat gagal menyebabkan kelelahan, palpitasi, dan
jantung kiri dyspnea.
3. Class III : Ditandai dengan pembatasan
2. Syok kardiogenik
aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat.
3. Episode trombolik
Sedikit aktivitas dapat menyebabkan
4. Efusi pericardial dan tamponade jantung kelelahan, palpitasi, dan dyspnea.
4. Class IV : Tidak dapat melakukan aktivitas
fisik tanpa ketidaknyamanan. Gejala gagal
Pemeriksaan penunjang : jantung saat istirahat. Jika aktivitas fisik
1. Pemeriksaan EKG dilakukan, ketidaknyamanan meningkat.
2. Uji stress (NYHA, 2016)
3. Ekokardiografi
4. Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan
5. Radiografi dada
Penatalaksanaaan efusi pleura yaitu : (Nurarif et al
6. Elektrolit
2015) :
7. Oksimetri nadi
1. Terapi non farmakologi : perubahan gaya
8. AGD
hidup, monitoring, dan kontrol factor resiko.
9. BUN & Kreatinin
10. Pemeriksaan tiroid 2. Terapi farmakologi : golongan diuretik,
(Nurarif et al, 2015) glikosida jantung, vasodilator.
Pathway

Aterosklerosis coroner Stenosis Aorta


Kelainan otot jantung
(perikarditis, temponade
jantung, penyakit Aliran ke miokard terganggu Peningkatan after load
miokard degeneratif
Beban kerja jantung
Hipoksia miokard meningkat

Infark miokard Hypertrophy miokard

Miokard tidak berfungsi


normal
Penurunan kontraktilitas
jantung

Decompensasi cordis dextra


Decompensasi cordis
sinistra
Ventrikel kanan tidak
Sistem
mampu mengosongkan Cardiac output menurun
pernapasan
volume darah adekuat
Ventrikel kiri tidak Perfusi jaringan
Preload meningkat mampu menurun
mengosongkan
Ventrikel kanan tidak volume normal darah Sistem Sistem Jaringan
mampu yang datang dari paru- urologi Neurologi kurang O2
mengakomodasi darah paru
yang kembali dari vena Darah menumpuk
Perfusi ginjal Perfusi otak
cava pada vena
menurun menurun Gangguan
pulmonalis
Darah menumpuk perfusi
dalam vena cava Terjadi peningkatan GFR menurun jaringan
Sistem vaskuler Kerusakan
tekanan vena
Hati sel otak
pulmonalis
Urin output
Tekanan vena menurun Gangguan
Tekanan dalam vena Cairan terdorong ke
Pembesaran sistemik meningkat kesadaran
meningkat parenkim paru
vena porta
Frekuensi Resiko
Sistem
Penimbunan BAK menurun cedera
Hepatomeg pencernaan
Cairan terdorong cairan di alveoli
ali
keluar dari vena
Tekanan vena porta Sesak napas Gangguan pola eliminasi
Gangguan
meningkat
Edema perifer pertukaran
Keterbatasa gas
Cairan keluar dari n aktivitas
Kelebihan pembuluh darah ke
volume cairan rongga peritonium
Intoleransi
aktivitas
Asites

Tekanan pada organ


dalam abdomen

Rasa penuh di
abdomen Nutrisi
kurang dari
Anorexia kebutuhan
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan
Noc: keefektifan pompa jantung, status sirkulasi, status TTV.
Nic: perawatan jantung akut, perawatan sirkulasi, pemantauan sirkulasi, penatalaksanaan
syok.
2. Resiko cedera
Noc: kontrol resiko
Nic: indentifikasi kebutuhan keamaan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif,
riwayat penyakit dahulu.
3. Gangguan pola eleminasi
Noc: eliminasi urin, kontinu urin.
Nic: penilaian urin yang komprehensif berfokus pada inkontinensia, memantau penggunaan
obat dengan sifat antikolinergik/property alpha agonis.
4. Gangguan pertukaran gas
Noc:status respirasi (pertukaran gas), status respirasi (ventilasi), status ttv.
Nic: buka jalan napas teknik chin lift/jaw thrust, pemantauan sirkulasi.
5. Intoleransi aktivitas
Noc: toleransi aktivitas, konservasi energi
Nic:sktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial.
6. Kelebihan volume cairan
Noc:elektrolit dan keseimbangan asam basa, keseimbangan cairan, dehidrasi
Nic:perawatan status nutrisi, perawatan indikasi retensi/kelebihan cairan.
7. Nutrisi kurang dari kebutuhan
Noc: status nutrisi, asupan cairan
Nic: perawatan status nutrisi dan kandungan kalori

(Herdman, 2018) (Moorhead dkk, 2013) (Bulechek, 2013)


Daftar Pustaka

Herdman, T. Heather. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and


Classification 2018-2020, 11th Ed. Jakarta: EGC
Majid, A. (2017). Buku Asuhan Keperawatan Perioperatif Edisi Pertama. Yogyakarta:
Gosyen Publising
Manurung, N. (2016) Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. TIM: Jakarta
New York Heart Association (NYHA). (2016). Funtional Class
Nurarif, Amin H dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification (NOC), 5th Ed. Missouri: Mosby Elsevier
Wijaya & Putri. 2013, Komplikasi Dari Gagal Jantung,
https://nurdamailaia.blogspot.co.id/20170301archive.html

Banjarmasin, Maret 2021

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik

(Hj. Norkhalilati, Ns., M.Kep) (Dewi M Juna, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai