Abstrak
Gangguan mental emosional dapat terjadi pada individu yang mengalami kondisi kesehatan
yang kronis. Pasien yang sedang menjalani pengobatan medis ditemukan 25% diantaranya
mengalami depresi dengan berbagai variasinya. Proses penyakit yang melemahkan juga
merupakan hal yang berperan menyebabkan ketidakberdayaan klien dengan penyakit kronis.
Ketidakberdayaan dan gejala depresi menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif
dengan ide untuk bunuh diri. Hasil pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif,
psikoedukasi keluarga dan terapi suportif dapat menurunkan tanda gejala dan
meningkatkan kemampuan klien penyakit kronis dengan ketidakberdayaan beserta
keluarganya. Perlunya optimalisasi dan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa kepada
klien dengan masalah psikososial terkhusus klien dengan ketidakberdayaan di tatanan
pelayanan puskesmas.
Kata kunci: penyakit kronis; pelaku rawat; dukungan keluarga; dukungan sosial; depresi
yang pada awalnya tidak ada yang stres, memanajemen beban dan
mampu (0%) untuk mengendalikan melakukan pemberdayaan komunitas.
situasi yang masih bisa dilakukan
bertambah menjadi mampu PEMBAHASAN
mengendalikan situasi yang masih bisa Miranda & Roman (2013)
dilakukan yaitu sebanyak 29 klien mengungkapkan jika umur, jenis
(80,6%). Klien yang pada awalnya kelamin, ras/etnis individu dan tempat
tidak mempunyai kemampuan (0%) kelahiran tidak secara signifikan
untuk mengidentifikasi pikiran menjadi penyebab ketidakberdayaan
otomatis negatif dan penggunaan individu. Identitas diri individu
tanggapan rasional terhadap pikiran sebagai bagian dari etnis tertentu tidak
negatif yang muncul dan berhubungan dengan
mengungkapkan manfaat tanggapan ketidakberdayaan, gejala depresi dan
rasional terhadap pikiran otomatis ide untuk bunh diri. Koping yang
negatif menjadi mampu untuk digunakan oleh klien dengan penyakit
melakukan hal tersebut setelah kronis juga tidak selalu bersifat
pemberian terapi kognitif yaitu maladaptif. Penelitian yang dilakukan
sebanyak 31 klien (86,1%). di Pakistan menunjukkan bahwa klien
Kemampuan dalam yang didiagnosis menderit penyakit
menggunakan sistem pendukung juga kronis dan berada dalam situasi yang
meningkat, klien yang pada awalnya penuh dengan tekanan masih mampu
tidak memiliki kemampuan (0%) untu menggunakan koping maladaptif
untuk menggunakan sistem dalam hal keagamaan dan mengubah
pendukung dalam keluarga, sudut pandangnya dalam melihat dan
menggunakan sistem pendukung mengatasi stres yang dialami. Klien
diluar keluarga dan mengevaluasi hasil dengan penyakit kronis di Pakistan
dan hambatan penggunaan sistem memaknai penyakit yang diderita
pendukung. Setelah klien mendapat sebagai suatu hal yang wajib untuk
pemberian terapi suportif, sebanyak 20 dijalani, bisa jadi penyakit tersebut
klien (100%) menjadi mampu untuk sebagai penghapus dosa kepada Tuhan
menggunakan sistem pendukung yang (Bano & Riaz, 2015).
ada. Terapi kognitif telah dibuktikan
Kemampuan keluarga sebagai dengan penelitian bahwa berpengaruh
pelaku rawat klien dengan menurunkan respon ketidakberdayaan
ketidakberdayaan meningkat setelah pada klien stroke (Ramadia, Keliat dan
pemberian tindakan keperawatan Ners Wardhani, 2013). Klien usia dewasa
dan spesialis. Sejumlah 36 keluarga yang mengalami depresi menunjukkan
(100%) setelah pemberian tindakan kemajuan yang lebih baik dalam hal
keperawatan spesialis menjadi mampu penurunan gejala depresi setelah
untuk melatih cara mengontrol rasa dilakukan pemberian terapi kognitif
tidak berdaya dengan melatih klien dibandingkan dengan psikoterapi
berkegiatan sesuai kondisi dan individu lain yang diberikan untuk
menjelaskan waktu untuk kontrol atau klien dewasa yang mengalami depresi
rujukan. Setelah pemberian (Arntz, DeRubeis, Huibers, Lemmens
psikoedukasi keluarga, sejumlah 36 Dan Peeters, 2015).
keluarga (100%) menjadi mempunyai Terapi kognitif yang diberikan
kemampuan untuk memanajemen pada klien dengan gangguan bipolar