Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERBILIRUBINEMIA

DI RUANG BAYI RSD IDAMAN BANJARBARU

Oleh:
EVA HERLINA, S. Kep
NPM. 2014901110024

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS TAHUN, 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERBILIRUBINEMIA

A. Definisi Penyakit
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai
normal bilirubin serum. Untuk bayi yang baru lahir cukup bulan batas aman kadar bilirubinnya
adalah 12,5 mg/dl, sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya
adalah 10 mg/dl.

B. Klasifikasi BBLR : C. Etiologi :


1.Ikterus prehepatik : Produksi bilirubin yang 1.Peningkatan produksi : hemolisis,
berlebihan akibat hemolisis sel darah pendarahan tertutup, kelainan
merah. kongenital.
2.Ikterus hepatik : Adanya kerusakan sel 2.Gangguan transportasi akibat
parenkim hati. penurunan kapasitas pengangkutan.
3.Ikterus kolestatik : Bendungan dalam 3.Gangguan fungsi hati :
saluran empedu sehingga empedu dan mikroorganisme atau toksin, infeksi
bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan 4.Gangguan ekskresi yang terjadi intra
ke dalam usus halus. atau ekstra Hepatik.
4.Ikterus neonatus fisiologi : Organ hati yang 5.Peningkatan sirkulasi Enterohepatik
belum matang dalam memproses bilirubin. misalnya pada Ileus Obstruktif
5.Ikterus neonatus patologis : Faktor penyakit
atau infeksi.

D. Manifestasi Klinik

1. Kulit berwarna kuning sampai jingga


2. Pasien tampak lemah
3. Nafsu makan berkurang
4. Reflek hisap kurang
5. Urine pekat
6. Perut buncit
7. Pembesaran lien dan hati
8. Gangguan neurologic
9. Feses seperti dempul
10. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl
11. Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
12. Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.
13. Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3 -4 dan
menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
E. Pathway

Hemoglobin

Globin Hema

Bilivirdin Feco

Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjugasi bilirubin/gangguan transport


bilirubin/peningkatan siklus entero hepatik), Hb dan eritrosit abnormal

Pemecahan bilirubin berlebih / bilirubin yang tidak berikatan dengan


albumin meningkat

Suplai bilirubin melebihi kemampuan hepar

Hepar tidak mampu melakukan konjugasi

Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik

Peningkatan bilirubin unconjugned dalam darah, pengeluaran meconeum terlambat,


obstruksi usus, tinja berwarna pucat

Gangguan integritas kulit Icterus pada sklera, leher dan badan


peningkatan bilirubin indirek > 12 mg/dl

Indikasi Fototerapi

Sinar dengan intensitas tinggi

Kekurangan volume Gangguan suhu tubuh


cairan tubuh
F. Komplikasi

1. Retardasi mental : kerusakan neurologist


2. Gangguan pendengaran dan penglihatan
3. Kematian.
4. Kernikterus.

G. Pemeriksaan Penunjang

No
Jenis Pemeriksaan Manfaat
.
1. Pemeriksaan laboratorium Untuk mengetahui kadar bilirubin
2. Pemeriksaan radiology Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau
peningkatan diafragma kanan pada pembesaran hati,
seperti abses hati atau hepatoma.

3. Ultrasonografi Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra


hepatic dengan ekstra hepatic.
4. Biopsy hati Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada
kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi
ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk
memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati,
hepatoma.

H. Penatalaksanaan

1. Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil, mencegah truma lahir, pemberian obat
pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
2. Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru
lahir.
3. Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
4. Fototherapi : Dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan Transfusi Pengganti untuk
menurunkan Bilirubin.

I. Diagnosa dan Intervensi


1. Gangguan integritas kulit
NOC : Kulit tidak berwarna kuning/ warna kuning mulai berkurang
NIC : Monitor warna dan keadaan kulit setiap 4-8 jam, Ubah posisi miring atau tengkurap setiap 2 jam,
Jaga kebersihan kulit dan kelembaban kulit/ Memandikan dan pemijatan bayi
2. Kekurangan volume cairan
NOC : Intake dan output seimbang
NIC : Pantau masukan dan haluan cairan, perhatikan tanda- tanda dehidrasi, perhatikan warna dan
frekuensi defekasi dan urine.
3. Gangguan suhu tubuh
NOC : Suhu tubuh dalam rentang normal (36,50C-370C )
NIC : Pantau suhu kulit, atur suhu incubator dengan tepat, cek TTV tiap 2 jam, monitor intake dan
output, kolaborasi pemberian antiperetik
J. Daftar Pustaka

Khosim, M. Sholeh, dkk. 2018. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta : Perpustakaan
Nasional.

Lia Dewi, Vivian Nanny, 2016. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak balita.
Jakarta : Salemba Medika.

Markum, H. (2015). Ilmu Kesehatan Anak. Buku I. FKUI, Jakarta.

Mansyoer, Arid dkk. 2017. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.

Muslihatum, Wafi Nur. 2018. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.

Banjarmasin, April 2021


Preseptor Klinik, Ners Muda,

(Siti Aliah, S.Kep. Ns) (Eva Herlina, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai