PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Prolapsus uteri merupakan suatu keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus
dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. Sehingga dinding vagina depan jadi
tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Sistokel yang besar akan menarik
utero vesical junction dan ujung ureter kebawah dan keluar vagina, sehingga kadang-
tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot yang membentuk dasar panggul.
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama
dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada
kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah. Oleh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi bertingkat-
Menurut penelitian yang dilakukan WHO tentang pola formasi keluarga dan
kesehatan, ditemukan kejadian prolapsus uteri lebih tinggi pada wanita 2 yang
mempunyai anak lebih dari tujuh daripada wanita yang mempunyai satu atau dua anak.
perkawinan dan kelahiran anaknya dimulai pada usia muda dan saat fertilitasnya masih
tinggi. Peneliti WHO menemukan bahwa laporan kasus prolapsus uteri jumlahnya jauh
lebih rendah daripada kasuskasus yang dapat dideteksi dalam pemeriksaan medik
(Koblinsky M, 2001).
kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika dan Indonesia kurang.
Frekuensi prolapsus uteri di Indonesia hanya 1,5% dan lebih sering dijumpai pada
wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita dengan pekerja berat. Dari 5.372
kasus ginekologik di Rumah Sakit Dr. Pirngadi di Medan diperoleh 63 kasus prolapsus
uteri terbanyak pada grande multipara dalam masa menopause dan pada wanita petani,
dari 63 kasus tersebut 69% berumur diatas 40 tahun. Jarang sekali prolapsus uteri dapat
pada pasien dengan Prolaps Uteri, serta dapat meningkatkan mutu atau kualitas
B. Instalasi pendidikan
C. Penulis
tanda dan gejala, serta pertolongan pertama yang dilakukan jika mengalami Prolaps
Uteri.
III. BATASAN MASALAH
dengan masalah Prolaps Uteri di Poli Kandungan RSUD H. Moch Anshari Saleh
IV. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui Asuhan
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah agar penulis mampu :
Prolaps uteri adalah keadaaan yang terjadi ketika ligamen kardinal yang
uterus dari tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau melewati
introitus vagina.
B. Klasifikasi
Turunnya uterus dari tempat yang biasa disebut desensus uteri dan ini dibagi
1. Tingkat I apabila serviks belum keluar dari vulva atau bagian prolapsus
2. Tingkat II apabila serviks sudah keluar dari vulva, akan tetapi korpus uteri
belum
3. Tingkat III apabila korpus uteri atau bagian prolapsus sudah berada diluar
C. Etiologi
1. Dasar panggul yang lemah, karena kerusakan dasar panggul pada persalinan
yang terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum atau karena
usia lanjut.
D. Manifestasi Klinis
Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak
eksterna.
a. Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula –mula pada siang hari, kemudian
b. Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel dan vagina.
penuh di vagina.
E. Patofisiologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat, dari yang paling ringan
ligament yang tergolong dalam fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-fasia
dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intra abdominal yang meningkat
dan kronik akan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus otot-
Serviks uteri terletak diluar vagina, akan tergeser oleh pakaian wanita
dan lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia
depan vagina kebelakang yang dinamakan sistokel. Sistokel yang pada mulanya
hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya yang
kurang lancar, atau yang diselesaikan dalam penurunan dan menyebabkan
dibelakang urethra ada lubang yang membuat kantong antara urethra dan
vagina bagian belakang turun dan menonjol ke depan. Kantong hernia ini dapat
dengan pemeriksaan jari, apakah portio pada normal atau portio sampai
introitus vagina atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina.
serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari biasanya dinamakan
Elongasio kolli.
3. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik lembek dan
tidak nyeri tekan. Benjolan ini bertambah besar jika penderita mengejan.
diarahkan kedalam sitokel, dapat diraba kateter tersebut dekat sekali pada
atas rectum.
G. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi cukup
episiotomi agar dijahit dengan baik, episiotomi jika ada indikasi, bantu
2. Pengobatan
2) Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
3) Histeraktomi vaginal
A. Anamnesa
Data Subyektif
1. Sebelum Operasi
d. Konstipasi
2. Sesudah Operasi
b. Lemas
c. Pusing
d. Mual
Data Obyektif
1. Sebelum Operasi
b. Pucat, gelisah
c. Spasme otot
d. Demam
e. Dehidrasi
2. Sesudah Operasi
b. Puasa
1. Pasien dalam posisi telentang pada meja ginekologi dengan posisi litotomi.
b. Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsi segera, ulkus yang
bukan kanker diobservasi dan dibiopsi bila tidak ada reaksi pada terapi.
4. Manuver Valsava
manuver Valsava.
c. Apabila tidak terlihat, pasien dapat diminta untuk mengejan pada posisi
d. Tes valsava dan cough stress testing (uji stres) dapat dilakukan untuk
yang penuh, kemudian diikuti dengan pengukuran volume residu urin pasca
4. Pemeriksaan Ultrasonografi
time.
D. Diagnosa keperawatan
jam.
Rencana tindakan:
uterus
fungsiolesa)
Rencana tindakan:
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
prolaps uteri
https://www.academia.edu/22085665/LAPORAN_PENDAHULUAN_Prolaps_Uteri