HERNIATOMY
PEMBIMBING
JENNY SAHERNA, Ns., M.Kep
MURJANI, Ns., M.Kep
Di Susun Oleh :
Mira Novita Dewi, S.Kep
1914901210123
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga
dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup.
Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ
internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang
mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut.
B. Pathway
Hernia adalah
tonjolan Peningkatan Kelemahan dinding perut di tri
Kongenital
tekanan intra gonnom prosesus hatack
keluarnya organ
abdomen
atau jaringan
melalui dinding
Prosesus Kerusakan iliorgurnalis &
rongga dimana Relaksasi otot
vaginalis terbuka norvus ilio femoralis
organ tersebut
seharusnya
Timbul cincin Reaksasi otot kanalis
berada yang
hernia femoralis lebih vertical
didalam keadaan
normal tertutup.
Disebelah vase epigastrika
inferior
Penatalaksanaan medis
1. Konservatif (Townsend CM)
2. Operasi.
1. Resiko infeksi b.d luka pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 4. Kebutuhan nutrisi kurang dari
keperawatan selama 2x24 jam, kebutuhan tubuh b.d diit cairan
diharapkan nyeri dapat teratasi. Tujuan : setelah dilakukan tindakan
NOC : keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan masalah kekurangan nutrisi
- Luka bekas balutan insisi bersih
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.
- Luka bebas dari infeksi
NOC :
NIC : - Tidak terjadi penurunan berat badan
- Monitor TTV - Nafsu makan meningkat
- Anjurkan dan gunakan teknik - Terjadi peningkatan berat badan
mencuci tangan dengan cermat NIC :
- Lepaskan balutan sesuai teknik - Timbang berat badan
aseptic - Motivasi keluarga untuk membantu
- Inspeksi insisi terhadap proses klien dalam kebersihan oral
penyembuhan, perhatiakn adanya - Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan
tanda-tanda infeksi diet dari klien
- Kolaborasi pemberian obat - Anjurkan pilihan makanan tinggi
antibiotic protein dan vitamin C
- Dorong klien untuk menyatakan
2. Nyeri b.d insisi pembedahan
perasaan masalah mulai makan diet
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
- Mulai diet sesuai dari indikasi,
keperawatan selama 2x24 jam, misalkan tinggi kalori tinggi protein
diharapkan nyeri dapat teratasi. 5. Ansietas b.d prosedur pra operasi
NOC : Tujuan : setelah dilakukan tindakan
- Klien mengatakan nyeri keperawatan selama 2x24 jam,
hilang/terkontrol diharapkan klien tidak cemas.
- Normal NOC :
NIC : - Klien tampak rileks
- Kaji nyeri, catat lokasi - Melaporkan ansietas berkurang paa
intensitas(skala 0-10) tingkat yang dapat diatasi
- Pantau TTV NIC :
- Anjurkan teknik relaksasi dan - Kaji tingkat ansietas klien
- Berikan informasi yang akurat dan
distraksi
jujur
- Kolaborasi pemberian obat
- Beri kesempatan klien untuk
analgetik mengungkapkan masalahnya
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan - Kaji adanya masalah sekunder yang
fisik mungkin mengurangi klien untuk
Tujuan : klien dapat beraktifitas dengan sembuh
nyaman
NOC :
- Menunjukkan mobilitas yang aman
- Meningkatkan kekuatan dan fungsi
bagian tubuh yang sakit
NIC :
- Berikan aktivitas yang disesuaikan
dengan klien
- Anjurkan klien untuk beraktifitas
sehari-hari dalam keterbatasan
klien
- Anjurkan keluarga dalam
melakukan meningkatkan
kemandirian klien
- Kolaborasi pemberian analgetik
C. Pemeriksaan Penunjang
Jenis
No. Nilai Normal Manfaat
Pemeriksaan
Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
1.
abdomen usus/obstruksi usus
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
Hitung darah
lengkap dan hematocrit) , peningkatan sel darah putih dan
2.
serum ketidakseimbangan elektrolit
elektrolit
D. Penatalaksanaan
Menurut Huda dan Kusuma (2016), penatalaksaan hernia ada dua macam, yaitu:
1. Konservatif (Townsend CM)
Pengobaan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi, bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh
kembali, terdiri atas :
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia kedalam
cavum peritonil atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual.
Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia reponibilis dengan cara
memakai dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis
strangulate kecuali pada anak-anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol didaerah sekitar
hernia yang menyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau
penyempitan sehingga isi hernia keluar dari cavum peritonil
c. Sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan
operasi
2. Operatif
Operasi hernia dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
a. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia
ke cavum abdominalis
b. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint
tendon (penebalan antara tepi bebas m.obliquus intraabdominalis dan
m.transversus abdominalis yang berinsersio di tuberculum pubicum)
c. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot.
E. Daftar Pustaka
Huda, A. dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Volume 1.
Jogjakarta: MediAction